Anda di halaman 1dari 42

Presentasi: 03 April 2023

Variasi Normal Fissure


Tongue sebagai Faktor
Predisposisi
Halitosis: Laporan
Subsitusi Kasus Berseri
Pembimbing: drg. Nurfianti, Sp.PM

Shela Kusuma Al Azhar


1112017051
Lidah merupakan organ dominan yang ada dalam rongga mulut.
Lidah dikenal sebagai cermin kesehatan umum dan kesehatan mulut,
dimana Hippocrates, Galen, dan lain-lain menganggap lidah sebagai
barometer kesehatan yang mencerminkan kesehatan umum dan
kesehatan mulut. Namun pada lidah sering ditemukan variasi-variasi
normal salah satunya yaitu fissure tongue.
Prevalensi fissure tongue sekitar 0,5%
hingga 6%, dimana lebih sedikit
ditemukan pada kelompok usia 0-20
tahun, dan lebih banyak pada
Fissure tongue merupakan kondisi lidah kelompok usia 21-40 tahun.
yang memiliki fisura atau alur berupa
garis memanjang atau cekungan yang
sempit pada permukaan dorsum lidah,

Ditemuan secara insidental


Kasus 1

Seorang pria berusia 43 tahun datang dengan keluhan bau mulut dan
penampilan lidah yang tidak teratur, yang sudah pasien rasakan sejak 3
tahun terakhir. Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan gigi tiruan,
kelainan kulit, ataupun riwayat penyakit lainnya. Pada pemeriksaan
ekstraoral tidak diinformasikan dalam jurnal.
Pada intraoral terdapat lesi tipe fissure
dengan alur atau cekungan, berbatas dan
tepi yang jelas. Ukurannya bervariasi
mulai dari 1-30 mm, berwarna merah
muda, dengan jumlah yang banyak,
menyebar pada bagian tengah dan
samping lidahn (gambar 1).
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis
ditegakkan diagnosis fissure tongue dengan
diagnosis banding melkerson rosenthal syndrome,
dan fissure tongue terkait sjogren syndrome.
KIE:

 Memberi informasi mengenai fissure tongue yang merupakan variasi normal pada lidah,

 Menjelaskan faktor yang dapat menjadi penyebab bau mulut,

 Edukasi preventif DHE,

 Menginstruksikan untuk menghindari makanan yang panas dan pedas,

 Memberitahu pemakaian obat yang diresepkan (obat kumur


klorheksidin 3 kali sehari selama 1 minggu),

 Instruksi datang kembali 1 minggu selanjutnya.


Kasus 2

Seorang pria berusia 25 tahun datang dengan keluhan bau mulut dan rasa terbakar
pada lidahnya sejak lebih dari satu tahun yang lalu. Terdapat noda pada gigi, dan pada
lidah tampak seperti ada lapisan, serta terdapat alur pada permukaan dorsal dan lateral
lidah dengan ukuran yang bervariasi. Pasien memiliki riwayat mengunyah tembakau
dan merokok sejak 2-3 tahun yang lalu. Tidak ada riwayat medis dan perawatan gigi
dimasa lalu. Pada pemeriksaan ekstraoral tidak diinformasikan dalam jurnal.
Pada intraoral terdapat lesi tipe fissure
berbentuk alur atau cekungan dengan batas dan
tepi yang jelas. Ukurannya bervariasi mulai dari
2-25 mm, pada bagian tengah dorsum lidah
terdapat warna putih dengan batas yang tidak
jelas, sedangkan lateral lidah menunjukkan
warna merah muda (gambar 2).
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis
ditegakkan diagnosis fissure tongue dengan diagnosis
banding melkerson rosenthal syndrome, dan fissure
tongue terkait sjogren syndrome.
KIE:

 Memberi informasi mengenai fissure tongue yang merupakan variasi normal pada lidah,

 Menjelaskan faktor yang dapat menjadi penyebab bau mulut,

 Edukasi preventif DHE

 Menginstruksikan untuk menghindari makanan yang panas dan pedas,

 Memberitahu pemakaian obat yang diresepkan


Kasus 3

Seorang wanita berusia 49 tahun datang dengan keluhan perubahan penampilan lidahnya
sejak 2-3 minggu terakhir. 5 tahun yang lalu pasien didiagnosis penyakit celiac, dan pada
saat itu terdapat bercak halus pada permukaan lidah dengan papila yang hilang dan batas
yang sedikit terangkat. Keluhan tersebut membaik ketika pasien melakukan diet gluten.
Dalam setahun terakhir pasien melaporkan ketidakpatuhan diet gluten, dan pada lidahnya
menunjukkan warna merah mengkilap alur tengah yang dalam dengan alur-alur kecil yang
memberikan tampilan keriput. Pasien mengkonsumsi vitamin D, magnesium, dan probiotik.
Pada pemeriksaan ekstraoral tidak
diinformasikan dalam jurnal. Pada
intraoral terdapat lesi dengan tipe
fissure berbentuk alur atau cekungan,
dengan batas dan tepi yang jelas.
Ukurannya bervariasi mulai dari 1-15
mm, dan berwarna merah muda. Lesi
banyak dan menyebar pada bagian
dorsal dan lateral lidah (gambar 3).
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis
ditegakkan diagnosis fissure tongue dengan diagnosis
banding melkerson rosenthal syndrome, dan fissure
tongue terkait sjogren syndrome.
KIE:

 Memberi informasi mengenai fissure tongue yang merupakan variasi normal pada
lidah,

 Edukasi preventif DHE,

 Pasien dirujuk ke gastroenterologi untuk membantu kepatuhan pasien dalam diet


bebas gluten,

 Diinstruksi kembali 3 bulan kemudian untuk melihat keadaan lidahnya.


PEMBAHASAN
Fissure Tongue
Scrotal Tongue, lingua plicata, plicated tongue,
furrowed tongue, grooved tongue,

Variasi normal berupa alur dengan ukuran dan kedalaman


celah yang bervariasi, berkisar antara 2-6 mm.

Etiologi belum diketahui pasti, namun sebagian kasus dapat


bersifat idiopatik, sporadis, hingga herediter.
Pada histologis
Fissured tongue merupakan gangguan
 Infiltrat intraepitel,
perkembangan lidah atau developmental
 Subepitel leukosit polimorfonuklear,
anomaly, yang diduga berhubungan dengan
 Limfosit,
polimorfisme gen atau autosomal dominan
 Peningkatan ketebalan jaringan ikat
herediter, dimana seiring bertambahnya
subepitel,
usia, lesi dapat berkembang dengan
 Hiperplasia rete pegs,
bertambah banyak atau dalam.
 Pembesaran papila lingual.
Berdasarkan Pola Fissure
 Central longitudinal type, celah vertikal di
sepanjang garis tengah permukaan dorsal lidah.
 Central transverse type, celah horizontal
 Lateral longitudinal type, celah vertikal secara
lateral ke garis tengah.
 Branching type, celah transversal dari central
longitudinal type (seperti pohon bercabang).
 Diffuse type, celah tersebar di seluruh permukaan
dorsal lidah
Berdasarkan Jumlah
Fissure Berdasarkan Gejala

Ringan Parah
Dengan sensasi terbakar
1-3 > sepuluh Tanpa rasa terbakar
Sedang
>3
Klasifikasi AG Farman pada tahun 1976

Tipe I, plication.
Tipe II, central longitudinal fissure.
Tipe III, double fissure.
Tipe IV, transverse fissure from a central fissure.
Tipe V, transverse fissure without a central fissure.
Tipe VI, lateral longitudinal fissure.
Gambaran Klinis

Umumnya ditemukan secara  Sakit hingga sensasi terbakar,


insidental berupa fisura atau  Iritasi lokal,
celah pada dorsum lidah. ada sisa makanan
 Halitosis,
Tidak menunjukkan gejala dan
tidak sakit  Infeksi atau peradangan,
Dari gambaran klinis, umumnya diagnosis fissure tongue sudah dapat
ditegakkan, tidak perlu dilakukan pemeriksaan penunjang, kecuali
terdapat riwayat atau temuan fisik lainnya.
Fissure tongue tidak memerlukan terapi khusus, namun jika terdapat
keluhan rasa sakit maka dapat diberikan anti inflamasi non steroid
sediaan gel atau obat kumur.
KIE:
 Menyampaikan kepada pasien bahwa fissure tongue merupakan variasi
normal lidah, tidak ganas, tidak berbahaya, dan tidak menular.
 Menjaga kebersihan rongga mulut dengan menyikat gigi dan lidah,
 Menjaga pola hidup sehat,
 Mengurangi atau menghindari makanan terlalu panas, pedas, dan
merokok
  Fissure tongue Sindrom Sjogren Melkersson-Rosenthal
Syndrome (MRS)
 
Etiologi Variasi normal yang Penyakit autoimun Kelainan neurologis
etiolginya belum sistemik mengenai langka yang ditandai
diketahui secara pasti, kelenjar eksokrin dan dengan pembengkakan
namun sebagian kasus biasanya terjadi wajah, kelemahan otot
dapat bersifat idiopatik, kekeringan persisten wajah, dan fissure yang
sporadis, hingga pada mulut dan mata dalam pada lidah.
herediter akibat gangguan
 
fungsional kelenjar
 
saliva dan lakrimalis.
Gambaran Klinis Berupa fisura atau celah Karakteristiknya Dapat diikuti dengan
pada dorsum lidah seperti xerostomia dan hipertrofi lidah, sensasi
terbelah, tidak menunjukkan xerophtalmia, pada gatal, terbakar, sekresi
gejal dan tidak sakit, penderita sindrom sjogren kelenjar ludah juga dapat
rongga mulut terlihat licin berkurang

Penatalaksanaan Tidak memerlukan terapi Menyediakan air minum Tidak ada metode
khusus, jika terdapat rasa sepanjang hari, atau pengobatan standar untuk
sakit dapat diberikan anti mengunyah permen karet MRS. Sebagian besar
inflamasi non steroid bebas gula, dan jaga gejala MRS sembuh
sediaan gel atau obat kebersihan mulut untuk tanpa pengobatan.
kumur. mencegah infeksi.
 
fissure tongue pada
penderita sindrom sjogren

fissure tongue fissure tongue pada


pasien MRS
Halitosis
fetor oris, fetor ex ore, bau mulut, nafas tak sedap, oral
malodor, bad breath, dragon breath, dan jungle mouth

Menggambarkan nafas tidak sedap yang dikeluarkan saat bernafas.

Digunakan pada tahun 1870-an, namaun catatan menunjukan


istilah nafas bau sudah ada sejak tahun 1550 SM.
Sumber halitosis intraoral:
Sumber halitosis ekstraoral:
 Berasal dari gigi, lidah dan sulkus gingiva,
 Berbagai infeksi atau lesi traktus
 Necrotizing Ulcerative Gingivitis (NUG),
 keadaan dehidrasi, respiratorius

 Gigi tiruan,  Bau yang diekskresikan melalui

 Merokok, paru-paru dari substansi aromatik


 Penyembuhan luka bedah atau ekstraksi. dalam aliran darah
Mekanisme Halitosis

Disebabkan oleh gas yang dikenal sebagai


volatile sulfur compound, yang mengandung
hidrogen sulfida (H2S), metil merkaptan
(CH3SH) dan dimetil sulfida ((CH3)2S)

Bereaksi dengan protein-protein yang ada,


Produk selalu dihasilkan dalam seperti dari sisa-sisa makanan, sel-sel darah
proses metabolisme dari bakteri yang telah mati, bakteri yang mati, sel-sel
atau flora normal rongga mulut. epitel yang terkelupas dari mukosa mulut,
hingga substrat dari saliva itu sendiri.
HALITOSIS

Genuine Halitosis Delutional Halitosis


 Halitosis Fisiologis/ Transien/ Sementara  Pseudo Halitosis/ Palsu
Terkait dengan hiposalivasi nokturnal setelah tidur Seseorang merasa mulutnya bau namun bau
 Halitosi Patologis tersebut tidak dirasakan orang lain
Tidak bisa dihilangkan kecuali sumber bau  Halito Phobia
dihilangkan Ketakutan seseorang akan bau mulut
Kaitan halitosis dengan fissure tongue?

Sisa makanan yang terjebak di lidah, akan


membentuk lapisan yang menutupi permukaan lidah,
sehingga bakteri hidup dan melakukan penguraian
pada lapisan tersebut.
Pemeriksaan Halitosis

Pemeriksaan Objektif Pengujian Organoleptik


 Menjilat pergelangan tangan >  Evaluasi nafas dengan penciuman
tunggu 5 detik > cium baunya hidung
 Gunakan sendok untuk mengeruk  Murah, mudah, tidak memerlukan
lidah > material bahan putih tebal alat khusus
Pemeriksaan Halitosis

Halimeter Gas Kromatograf


Monitor senyawa sulfida Memanfaatkan gas untuk
Relatif lebih murah, cepat, tidak identifikasi senyawa
memerlukan pelatihan Relatif mahal, lama, dan perlu
pelatihan
Pemeriksaan Halitosis

Pengujian BANA Chemiluminescence


Menguji karakteristik bakteri Melihat reaksi fluoresensi
yang menghasilkan enzim
benzoil senyawa-D, L-arginin-
naphthylamida
Penatalaksanaan Halitosis

1. Menjaga kebersihan mulut


2. Pengguna gigi tiruan perlu untuk memperhatikan kebersihan GT
3. Melakukan pemeriksaan rongga mulut secara rutin ke drg
4. Minum banyak air putih
5. Lakukan perawatan pada penyakit primer
Penatalaksanaan Fissure Tongue

Fissure tongue tidak memerlukan terapi khusus, namun jika


terdapat keluhan rasa sakit maka dapat diberikan anti
inflamasi non steroid sediaan gel atau obat kumur.

Menjaga kebersihan mulut dapat diberikan obat kumur


khlorheksidin glukonat 0,2%, 2x10 ml/hari untuk penggunaan
maksimal sampai 14 hari.
Kesimpulan

Fissure tongue merupakan variasi normal pada rongga mulut yang tidak
menimbulkan gejala. Namun celah pada lidah dapat membuat makanan
terjebak sehingga bakteri mudah untuk berkembang yang memicu terjadinya
berbagai masalah seperti bau mulut (halitosis). Fissure tongue tidak
memerlukan penanganan khusus, cukup dengan menjaga kebersihan rongga
mulut dan pola hidup sehat.
TERIMAKSIH
Egie : apakah yang dimasuk
bersifat ediopatik, sporadis dan
herediter pada fissure tongue?

Anda mungkin juga menyukai