Anda di halaman 1dari 35

Journal Reading

Biological responses to
pediatric stainless steel
crowns
Dosen Pembimbing: drg. Prastiwi Setianingtyas, Sp.KGA
Shela Kusuma Al Azhar
1112017051
Stainless Steel Crown (SSC)
Chrome Steel Crowns
Preformed Metal Crowns

Rocky Mountain Company (1947)


Dipopulerkan Engel dan Humphrey (1950)

Salah satu bahan restorasi yang paling tahan lama, retentif, dan relatif
murah yang digunakan dalam kedokteran gigi anak untuk upaya
mempertahankan gigi sulung pada lengkung sebelum erupsi permanen
SSC modalitas restorasi gigi sulung jangka panjang

Tingkat kegagalan yang lebih rendah dibandingkan amalgam, GIC,


komposit, dan restorasi kompomer.

SSC secara kimiawi


Besi (Fe), kromium (Cr), nikel (Ni), magnesium (Mg), silikon (Si),
aluminium (Al), molibdenum (Mo), dan elemen lainnya.

Nikel (Ni)
Mikronutrien yang berperan dalam kesehatan, dalam dosis kecil
membantu penyerapan Fe serta metabolisme glukosa. Namun, pada
dosis tinggi berbahaya (dermatitis kontak alergi-mengancam jiwa).
Beberapa artikel melaporkan reaksi hipersensitivitas dari Ni yang
berasal dari peralatan ortodontik. Namun, penelitian yang
mempertimbangkan biologis dan hipersensitivitas dari SSC masih
kurang, meskipun SSC banyak digunakan pada populasi anak,
menahan kekuatan oklusi yang tinggi dalam waktu yang lama
Tujuan tinjauan sistematis ini adalah untuk menganalisis studi
yang difokuskan pada kinetika biologis, respons
hipersensitivitas, reaksi alergi/toksik, dan pelepasan ion
terutama Ni yang terkait dengan SSC.
BAHAN DAN METODE
Pedoman dari Preferred Reporting Items for Systematic Review and
Meta-analysis (PRISMA).
Database seperti MEDLINE (via EBSCOhost), CINAHL (via
EbscoHost), EMBASE (via ScienceDirect), dan SCOPUS.
Kata kunci: (hall crown, hall technique, metal crown, stainless steel
crown, nickel chrome crown, chrome steel crown, preformed crowns,
prefabricated crowns, primary molar, primary teeth, primary
dentition, permanent molar, child, pediatric, paediatric, in vitro).
Tahun refrensi – 20 Maret 2019.
Inklusi Eksklusi
P: Participants: semua jenis kelamin, maksimal 20 Review, surat kepada editor, editorial
tahun
Participants: dewasa (lebih dari 20 tahun); pasien
I: Interventions: Penempatan SSC pada gigi sulung dengan penyakit sistematis apa pun atau yang
atau permanen, in vivo dan in vitro paparan SSC sedang mengonsumsi obat yang memengaruhi
kesehatan kulit/mukosa
C: Comparison: Alergi Ni/SSC/kromium atau reaksi
biologis atau hipersensitivitas sehubungan dengan Interventions: cast metal crowns, mahkota zirkonia,
SSC; Ni dari SSC peralatan ortodontik ditempatkan di mulut tanpa
perbandingan dengan SSC, pasien dengan tindikan
O: Outcomes: efek merugikan pada oral/mukosa; oral (atau paparan Ni lainny
kegagalan SSC; jenis reaksi alergi; Ni atau kadar ion
lainnya dalam cairan tubuh; efek seluler, genotoksik,
Outcume: diketahui alergi Ni
sitotoksik, mutagenik, atau karsinogenik apa pun

Tahun publikasi: tidak ada batasan

Bahasa: tidak ada batasan

Desain studi: randomized and nonrandomized control


trials, cohort studies, surveys, case reports, case-
control studies, in vivo and in vitro studies
 Studi dimasukan ke perangkat lunak EndNote (Clarivate Analytics, Philadelphia, PA,
USA).
 Dua asesor (S.Z. dan A.S.) melakukan seleksi tingkat pertama dan kedua.
 Setiap perbedaan antara penilai diselesaikan dengan diskusi.
 Inter-rater Reliability Agreement (Perjanjian keandalan antar-penilai), dievaluasi
menggunakan kappa Cohen dalam program statitical package for the social sciences
versi 24.0 (IBM Corp., Armonk, NY, USA).
 Kualitas Studi, menggunakan Mixed Methods Appraisal Tool (MMAT).
Studi in vivo
Studi in vitro
DISKUSI
 Allergic Contact Dermatitis (ACD),  Reaksi intra-oral termasuk stomatitis,
ditandai dengan gatal, pompholyx, ruam papula, hilangnya sensasi rasa
eksantema makulopapular, eksim atau rasa logam, mati rasa, sensasi
fleksural, urtikaria, dan lesi seperti terbakar, nyeri lidah, angular cheilitis,
vaskulitis. gingivitis parah (tanpa adanya plak),
 Ni Allergy Syndrome (SNAS), ditandai lichen planus, ulkus mukosa,
dengan dermatitis kontak yang toksisitas pada tingkat sel, dan
berhubungan dengan gejala sistemik, perubahan fungsi sel.
termasuk diare, muntah, demam,  Ekstraoral termasuk edema kelopak
artralgia, asthenia, sakit kepala, dan mata, bibir bengkak dan pecah-pecah,
malaise. dan eksim kronis pada pipi dan
telapak tangan.
Ni memicu respons alergi melalui reaksi imun
hipersensitivitas tipe IV.

Asupan harian normal 300-500 g per hari [Underwood E


(1977) Trace element in human and animal nutrition. 4th
Ed, Elsevier Academic Press, 159-169]
Reaksi hipersensitivitas tipe IV, alergi Ni
Antigen kemudian diproses oleh sel
biasanya membutuhkan waktu berhari-hari
dendritik, yang kemudian bermigrasi ke kelenjar
.untuk berkembang
getah bening untuk mempresentasikan antigen ke
Fase sensitisasi, yang kompleks dan tidak
.sel T
sepenuhnya terlihat, dimulai setelah pasien
Selanjutnya, sel T efektor akan bermigrasi
.terpapar Ini
keluar dari kelenjar getah bening dan selama fase
Ketika ion logam menembus ke dalam
elisitasi, penerapan hapten yang sama akan
kulit dan mengikat protein jaringan untuk
meningkatkan produksi sitokin dan kemokin di
menjadi antigen lengkap, kemokin dan sitokin
lokasi paparan spesifik, menciptakan peradangan
proinflamasi, seperti pelepasan tumor nekrosis
.pada kulit
.factor-alpha dan interleukin-1β
Tinjauan sistematis ini mengungkapkan beberapa efek samping dari komposisi
ionik SSC pada anak-anak, mulai dari induksi peradangan lokal/reaksi alergi
hingga distribusi ion secara sistematis, dan juga efek sitotoksik atau genotoksik.
Namun, bukti ilmiah mengenai penggunaan SSC pada populasi anak-anak belum
ditetapkan karena penelitian yang tidak memadai, sehingga mencegah kesimpulan
apakah SSC berpotensi bertanggung jawab atas reaksi seluler dan alergi yang
merugikan pada populasi anak.
Sebagian besar bukti berasal dari studi in vitro dan in vivo yang biasanya
menyelidiki efek jangka pendek SSC.
KESIMPULAN

Disamping SSC ekonomis dan tahan lama, masih ada beberapa


kekhawatiran tentang ion logam seperti Ni dalam rongga mulut yang
dapat menyebabkan konsekuensi serius pada pasien anak. Belum ada
ulasan sebelumnya yang diterbitkan menyelidiki efek samping dari SSC,
mempertimbangkan kemungkinan efek kumulatif dari konsentrasi ionik
SSC selama periode waktu tertentu, disarankan agar dokter gigi anak
menginformasikan kepada orang tua tentang potensi efek samping
tersebut saat merestorasi beberapa gigi karies pada anak.
PEMBAHASAN
Stainless Steel Crown

Merupakan campuran/paduan logam (alloy) nikarat yang dapat


digunakan sebagai bahan tambal sementara ataupun tetap
dengan bentuk menyerupai anatomi gigi, mudah dibentuk dan
diadaptasikan pada gigi yang mengalami kerusakan yang luas.
Dua indikasi utama:
 Gigi molar sulung dengan kerusakan mahkota yang
ekstensif multi-permukaan yang luas.
 Kasus gigi molar pertama permanen dengan gangguan
perkembangan yang parah
SSC berdasarkan bentuk
Instrumen yang dibutuhkan yaitu bebagai macam bur (round bur,
Flame shaped diamond bur, dan lain-lain), pliers (gordon,
contouring, crimping), crown scissor, dan lainnya.
Prosedur/Penatalaksanaan SSC

1. Anestesi lokal. 7. Penghapusan kontak aproksimal


2. Ekskavasi karies. dengan tapered diamont bur
3. Linning atau melapisi daerah dentin 8. Mahkota dipilih berdasarkan ruang
yang dalam jika diperlukan untuk mesiodistal yang tersedia.
perlindungan pulpa. 9. Panjang mahkota dikurangi dengan
4. Restorasi kavitas dengan GIC crown scissor atau rotating stone
5. Reduksi oklusal dengan ball shaped 10. Contouring mahkota,
diamond bur 11. Pemolesan margin gingiva.
6. Reduksi permukaan bukal dan lingual 12. Menyemen mahkota dengan GIC
dengan tapered diamont bur. luting cement.
Nikel (Ni)

Logam berwarna putih keperakan, termasuk unsur kimia metalik


kelompok VIIIB dalam tabel periodik.
Ditemukan pada perhiasan, peralatan makan, peralatan medis,
transportasi, bagunan atau konstruksi, hingga mata uang.
Ketika dosis dan penanganan nikel tidak dilakukan dengan baik,
dapat mengganggu kesehatan berupa gangguan sistemik,
gangguan imunologi, hingga kematian.
Menurut Agency for Toxic Subtances
& Disease Registry, absorpsi nikel
dapat melalui tiga jalan yaitu:

1. Inhalasi

2. Oral

3. Dermal Nikel memiliki sifat asam, korosif


pada kulit serta membran mukasoid
(selaput lendir).
Paparan langsung dan terus-
menerus dapat menyebabkan ulkus.
Wanita > Pria
Reaksi Hipersensitivitas

Reaksi abnormal atau sistem imun berlebih yang terjadi sebagai respon
akibat terpapar substansi yang membahayakan sehingga respon reaksinya
bervariasi mulai dari ringan hingga kerusakan jaringan.

Gangguan autoimun, dan alergi.


Menurut Coombs dan Gell

Tipe I
Dimediasi IgE (reaksi anafilaktik) bersifat
cepat dan akut, merupakan hasil ikatan
silang antara antigen dan antibodi IgE yang
.berasal dari sel mast atau basofil Tipe II
Mediator yang berpotensi merusak jaringan
pada saat reaksi anafilaktik antara lain IgG dan IgM termasuk suatu reaksi
.histamin, serotonin, bradikinin, dan lipid sitotoksik. Antibodi bereaksi langsung
.Contohnya alergi lateks, kacang terhadap antigen yang melekat pada
membran sel sehingga menginduksi lisis
pada sel, antigen dapat berasal dari
instrinsik maupun ekstrinsik.
Contohnya reaksi transfusi.
Tipe III
Reaksi kompleks imun IgG dan IgM
berikatan dengan antigen dan
membentuk kompleks antigen-
antobodi sehingga menghasilkan
polymorphonuclear neutrophilic
Tipe IV
leukocyte (PMN) yang akan
mengeluarkan enzim perusak Dimediasi oleh sel T dan diinisiasi oleh
jaringan. sel T-limfosit.
Contohnya lupus Reaksi terjadi 48-72 jam setelah
paparan antigen, reaksi ini akan
membentuk interaksi antigen pada
permukaan limfosit yang akan
memproduksi sitokin dan
mempengaruhi fungsi dari sel lainnya.
Contohnya dermatitis kontak
TERIMAKASIH
Pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai