Anda di halaman 1dari 9

Nama Mahasiswa :

NIM
KBK

LAPORAN KASUS

LAPORAN KASUS VARIAN NORMAL -


GEOGRAPHIC TONGUE, FISSURE TONGUE,
DAN LINEA ALBA BUKALIS
1 2
,
1
Program Studi Profesi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia.
Jl. Kyai Tapa 260, Grogol, Jakarta Barat, Indonesia
2
Bagian Ilmu Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti, Jakarta,
Indonesia. Jl. Kyai Tapa 260, Grogol, Jakarta Barat, Indonesia

ABSTRAK
Pendahuluan: Geographic Tongue, Fissure Tongue, Linea Alba Bukalis merupakan contoh
beberapa varian normal dalam rongga mulut. Penyebab dari adanya varian normal dalam
rongga mulut dapat terjadi karena adanya banyak faktor yang mempengaruhi. Geographic
Tongue dan Fissure Tongue tidak memiliki etiologi yang pasti namun ada nya beberapa
penelitian yang menyatakan bahwa Geographic Tongue dan Fissure Tongue dapat terjadi
karena faktor alergi terhadap obat – obatan tertentu. Linea Alba Bukalis dapat disebabkan
oleh hyperkeratosis trauma jaringan dari hasil gesekan gigi yang berdekatan dan sesuai
dengan konfigurasi gigi.

Kasus: Seorang pasien laki-laki berusia 23 tahun, seorang wiraswasta datang dengan keluhan
terdapat terdapat bercak putih merah di lidah bagian belakang kadang berubah-ubah bentuk
dan letaknya berpindah-pindah lalu terdapat celah yang tampak pecah di lidah bagian depan,
dan ada garis putih di pipi kanan dan kiri pasien tidak merasa sakit hanya sedikit khawatir.
Kesimpulan: Geographic tongue dan fissure tongue dapat terjadi akibat alergi,
genetic/herediter,, defisiensi nutrisi, dan stress. Varian normal lain seperti Linea alba bukalis
disebabkan oleh hyperkeratosis trauma jaringan dari hasil gesekan gigi yang berdekatan dan
sesuai dengan konfigurasi gigi.

Kata Kunci : geographic tongue, fissure tongue, linea alba bukalis, alergi obat.
PENDAHULUAN

Rongga mulut merupakan sistem pencernaan yang terdiri dari bibir, pipi, lidah, langit-
langit, dan gigi yang masing- masing memiliki anatomi dan fungsi berbeda yang bekerja
bersama secara efektif dan efisien untuk melakukan berbagai fungsi.1 Salah satu bagian dari
rongga mulut yaitu lidah merupakan bagian yang secara filosofis medis berperan sebagai
cermin bagi kesehatan rongga mulut dan tubuh secara keseluruhan, serta dianggap sebagai
salah satu organ vital tubuh yang mempunyai berbagai fungsi penting termasuk pengecapan,
berbicara, pengunyahan dan pernapasan.2 Bagian rongga mulut lain seperti pipi terdiri dari
lapisan mukosa dimana lapisan mukosa adalah lapisan basah yang berkontak dengan
lingkungan eksternal dan berfungsi untuk proteksi dan pertahanan terhadap antigen. Berbagai
lokasi dalam rongga mulutpun dapat memiliki kelainan dan dapat juga memiliki beberapa
kondisi yang dapat dikategorikan sebagai variasi normal dalam rongga mulut.3
Banyaknya variasi normal dalam rongga mulut membuat dokter gigi kadang sulit
untuk mendiagnosis suatu penyakit, beberapa contoh dari varian normal dalam rongga mulut
adalah geographic tongue, fissure tongue dan linea alba bukalis. Geographic tongue atau
benign migratory glossitis atau erythema migran merupakan suatu lesi inflamasi pada lidah
yang bersifat jinak dan tidak memiliki kecenderungan berubah menjadi ganas.4 Etiologi dari
lesi ini masih belum diketahui secara pasti, namun beberapa penelitian dan studi yang meneliti
tentang geographic tongue menyebutkan bahwa salah satu faktor predisposisinya ialah alergi
terhadap obat – obatan tertentu. Faktor predisposisi lain yang mendukung terjadinya kelainan
ini seperti defisiensi nutrisi, stress, dan herediter. Predileksi dari geographic tongue biasanya
terdapat di punggung (dorsum) lidah dan kadang- kadang dapat terlihat di bagian ventral dan
lateral lidah, geographic tongue merupakan sebuah kelainan yang mampu sembuh tanpa
pengobatan, tetapi adanya lesi ini dapat mengganggu aktifitas penderita apabila terlalu sering
timbul. Untuk gambaran klinis geographic tongue lesi terlihat seperti bercak depapilasi
eritematosa, dikelilingi tepi lesi berwarna putih dan lebih tinggi dibanding sekitarnya,
multipel, asimptomatik, berbatas jelas dan memiliki ciri khas hilang timbul dan berubah
bentuk.5
Berdasarkan suatu penelitian yang dilakukan ternyata pada pasien yang terdapat
geographic tongue pada lidahnya dapat disertai juga oleh varian normal fissured tongue.
Fissured tongue merupakan lekukan memanjang pada dorsum lidah dengan arah dan
kedalaman yang bervariasi dapat dangkal atau dalam. Keadaan ini diduga karena adanya
hubungan diantara dua kondisi tersebut dan memiliki etiologi genetik yang sama.4,6
Salah satu variasi normal lainnya dalam mulut ialah linea alba bukalis yang terlihat
seperti alur horizontal pada mukosa pipi setinggi bidang oklusal,meluas dari lip commissure
sampai gigi posterior, dan biasanya berhubungan dengan tekanan, iritasi friksional atau
sucking trauma yang menyebabkan perubahan epitel yang menebal dan terdiri dari jaringan
hiperkeratotik.7 Berdasarkan beberapa varian normal yang terdapat dalam rongga mulut,
tujuan darilaporan kasus ini adalah untuk mempelajari lebih dalam mengenai beberapa varian
normal yang berada dalam rongga mulut seperti geographic tongue, fissure tongue dan linea
alba bukalis.

LAPORAN KASUS
Seorang pasien laki-laki berusia 23 tahun datang dengan keluhan terdapat terdapat
bercak putih merah di lidah bagian belakang kadang berubah-ubah bentuk dan berpindah-
pindah lalu terdapat celah yang tampak pecah di lidah bagian depan, dan ada garis putih di
pipi kanan dan kiri hilang timbul namun pasien tidak merasa sakit hanya sedikit khawatir.
Menurut keterangan pasien, keluhan rasa perih di lidah dapat terjadi ketika memakan
makanan panas namun tidak pernah diobati dan dapat sembuh dengan sendirinya. Pasien
memiliki riwayat alergi terhadap obat hisap (Degirol) dan alergi terhadap debu dan dingin.
Pasien tidak sedang dalam perawatan dokter dan pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap
makanan. Pasien rutin mengunjungi dokter gigi tiap 6 bulan sekali, dan rutin menyikat gigi 2x
sehari yaitu saat mandi pagi dan malam hari sebelum tidur. Ibu pasien tidak memiliki riwayat
sistemik apapun namun ayah pasien memiliki riwayat diabetes dan pasien tidak sedang dalam
keadaan stress dan pola makan seimbang.
Dilakukan pemeriksaan umum pada pasien dengan kesadaran pasien compos mentis,
tekanan nadi 104x/menit, sklera mata putih,suhu badan 37°C, berat badan pasien 103 kg,
pernafasan 20x/menit, tekanan darah 133/89 mmHg, konjungtiva normal, tinggi badan 185
cm dan skor rasa nyeri 0 yang berarti pasien tidak merasa nyeri. Pada pemeriksaan ekstra oral
tidak ditemukan adanya kelainan. Pada pemeriksaan intra oral ditemukan adanya kelainan
atrofi papilla filiformis multipel di 1/2 dorsum lidah bagian posterior, berbatas tidak jelas,
berwarna putih kemerahan, berukuran ± 1 cm dan tidak sakit, ditemukan pula 3 fissura
multipel di 1/3 anterior dorsum lidah, berwarna sama dengan sekitar, kedalaman fissura 1
dan 3 ± 0,2 mm, fissura 2 ± 0,1 mm, tepi jelas dan tidak sakit serta adanya papula multipel,
berbatas tegas, berwarna putih berukuran ± 1-2 mm berbentuk garis yang berjalan dari
posterior ke anterior pipi kiri dan kanan dan tidak sakit.
Gambar 1. Lesi atrofi papilla filiformis multipel di

½ dorsum lidah dan fissure multipel di 1/3 anterior dorsum lidah.

Gambar 2. Lesi papula multipel di mukosa bukal.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis yang telah dilakukan, diagnosis pada
kasus ini adalah geographic tongue, fissure tongue dan linea alba bukalis. Pada kasus ini tidak
dilakukan perawatan apapun baik itu kausatif, simptomatis maupun suportif namun pasien
diberikan komunikasi, instruksi dan juga edukasi (KIE). Perawatan simptomatis tidak
dilakukan karena keluhan yang dialami tidak menimbulkan rasa sakit atau rasa nyeri begitu
juga dengan perawatan suportif tidak diberikan kepada pasien karena pola makan pasien
seimbang. Pada tahap KIE, dilakukan komunikasi kepada pasien bahwa diagnosis dari
keluhan pasien adalah geographic tongue, fissure tongue dan linea alba bukalis dan
menjelaskan bahwa geographic tongue, fissure tongue dan linea alba bukalis ini tidak
berbahaya, tidak ganas dan tidak menular, sehingga pasien tidak perlu khawatir.
Kemudian menginstruksikan kepada pasien untuk menyikat gigi dilakukan sebanyak
2 kali dalam sehari yaitu pada pagi harisetelah sarapan dan pada malam hari sebelum tidur.
Hal ini dilakukan terkaitdengan kebiasaan pasien menyikat gigi saat mandi pagi dan sebelum
tidur. Selanjutnya, memberikan edukasi kepada pasien mengenai geographic tongue, fissure
tongue yang dikeluhkan pasien terjadi akibat defisiensi nutrisi, stress, dan alergi dan adanya
faktor genetic serta menjelaskan bahwa linea alba bukalis yang dikeluhkan pasien terjadi
akibat gesekan gigi terhadap pipi.
PEMBAHASAN

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis yang telah dilakukan, maka diagnosis
dari keluhan pasien adalah geographic tongue, fissure tongue dan linea alba bukalis.
Geographic tongue pertama kali dijelaskan oleh Reiter pada tahun 1831 disebut juga sebagai
benign migratory glossitis, annulus migran, wandering rash, dan erythema migran.8
Gambaran klinis dari geographic tongue sendiri adalah terdapat daerah eritromatous yang
menggambarkan atropi papila atau depapilasi filiformis lidah dengan batas irregular dan
berwarna keputihan yang terjadi karena regenerasi papila dan hiperkeratosis memberikan
gambaran seperti pola peta terkadang hanya terdapat area kemerahan tanpa adanya batas
keputih-putihan. Geographic tongue bersifat asimptomatik, terdapat masa aktif, remisi dan
reaktif yang muncul kembali dengan lokasi, bentuk dan ukuran yang berbeda. Migrasi ini
dibuktikan dengan adanya deskuamasi epitel di satu lokasi dan proliferasi di tempat yang
lainnya. Tepi lateral dan ujung lidah adalah lokasi yang paling umum, kemudian diikuti oleh
permukaan dorsal dan ventral. Terapi dari Geographic tongue sendiri tidak perlu dilakukan
namun apabila ada keluhan hindari makanan atau minuman yang dapat mengiritasi, serta
prognosis dari Geographic tongue sendiri baik.9 Keadaan ini merupakan kondisi yang sama
pada pasien laporan kasus ini dimana terdapat gambaran klinis geographic tongue yang
asimptomatik dan muncul dengan lokasi dan ukuran yang berbeda tiap waktu.
Selain geographic tongue, pada pasien ini juga ditemukan adanya fissured tongue,
yaitu suatu kondisi berupa celah atau lekukan pada permukaan dorsal lidah dengan ukuran
dan kedalaman yang bervariasi. Fissured tongue sama halnya dengan geographic tongue
termasuk kedalam variasi normal. Klasifikasi dari fissured tongue berdasarkan pola fisuranya
terbagi menjadi 5 tipe yaitu tipe central longitudinal, tipe central transverse, tipe lateral
longitudinal, tipe branching, tipe diffuse. Etiologi dari fissured tongue sampai saat ini belum
diketahui tetapi diketahui faktor keturunan memiliki peranan penting dan prevalensi tinggi
terjadi pada penderita Down’s syndrome dan Melkerson-Rosenthal syndrome. Beberapa
penelitian telah melaporkan kondisi ini terjadi pada anak-anak dengan riwayat alergi. Pasien
dengan geographic tongue juga dapat mengalami fissured tongue pada waktu yang
bersamaan.2,8 Kondisi fissure tongue juga terlihat pada pasien laporan kasus ini dengan tipe
pola fissure diffuse.
Dilaporkan varian normal pada kasus inipun terlihat adanya linea alba bukalis yang
terlihat berupa garis putih yang merupakan hyperkeratosis akibat trauma pada jaringan akibat
gesekan gigi yang berdekatan dan sesuai dengan konfigurasi gigi. Gesekan gigi-gigi dapat
menyebabkan perubahan-perubahan epitel yang menebal dan terdiri dari jaringan
hiperkeratotik. Lesi ini memiliki demarkasi yang baik terhadap mukosa bukal yang berwarna
kemerahan yang ada di sekitarnya, lunak dan lembut dengan batas yang relatif sulit
dibedakan, dan biasanya Linea alba bukalis terjadi secara bilateral. Secara umum lesi ini
asimtomatik dengan lebar 1-2 mm dan meluas dari molar 2 sampai regio kaninus pada
mukosa bukal. Lesi ini terjadi akibat gesekan atau friksi kronik pada mukosa oral.7,11
Pada pasien ini didapatkan alergi terhadap obat hisap (degirol), debu dan dingin.
Dimana riwayat alergi merupakan salah satu faktor predisposi dari geographic tounge.
Geographic tongue dalam beberapa penelitian ditemukan pada pasien alergi. Menurut salah
satu penelitian, geographic tongue adalah pola reaksi lidah terhadap kondisi yang
mendasarinya yaitu alergi. Pasien dengan geographic tongue menunjukkan peningkatan kadar
IgE dalam serum yang merupakan tanda atopi atau alergi. Kondisi ini dapat disertai dengan
sensitivitas pada lidah yang secara klinis tampak sebagai glositis papiler fungiformis.
Geographic tongue dimediasi secara imunologi dan inflamasi kronis, namun patogenesis
secara pasti belum diketahui 10.
Geographic tongue juga umum terjadi pada kondisi inflamasi akut yang berulang
pada permukaan yang bersentuhan dengan lingkungan luar. Kondisi tersebut sama seperti
kasus yang ditemukan yaitu adanya peningkatan IgE total. Prevalensi terjadinya geographic
tongue pada pasien yang memiliki alergi sekitar 35,7% hingga 40,5%.(16) Alergi sangat
umum terjadi pada berbagai populasi. Alergi berhubungan dengan kepekaan terhadap alergen
yang ada dilingkungan seperti serbuk sari, makanan, jamur, serangga dan juga obat-obatan.
Alergi terutama alergi makanan dihubungkan dengan defisiensi nutrisi. Dalam penelitian lain,
disebutkan bahwa adanya peningkatan yang signifikan antara frekuensi atopi terhadap pasien
geographic tongue. Dalam penelitian tersebut prevalensi geographic tongue sebanyak 50%
pada pasien atopi dengan riwayat asma atau rhinitis. Diamati pula frekuensi geographic
tongue meningkat secara signifikan dalam kelompok kontrol yang tidak memiliki riwayat
klinis atopi, tetapi memiliki hasil tes skin prick positif untuk alergen inhalan yang umum.
Terdapat hubungan positif yang signifikan antara geographic tongue dengan alergi dimana
geographic tongue dapat bertindak sebagai indikator untuk kecenderungan tubuh dalam
memberikan respon alergi terhadap paparan iritan lingkungan10.
Dari sini dapat disimpulkan ada keterkaitan antara geographic tongue dengan atopi.
Atopi merupakan salah satu kelainan respon imun yang diperantarai oleh IgE. Kelainan
respon imun ini berupa aktivasi yang berlebihan dari IgE sehingga terjadi suatu reaksi
hipersensitivitas tipe anafilaksis12. Penelitian lain telah mengaitkan adanya kondisi alergi
dengan geographic tounge. Telah dilaporkan bahwa pasien dengan pribadi atau riwayat
keluarga asma, eksim, rinitis alergi dan tingkat imunoglobulin E yang lebih tinggi lebih
rentan untuk dimiliki bahasa geografis jika dibandingkan dengan orang tanpa bahasa
geografis penyakit yang disebutkan 24,1% pasien dengan geographic tounge secara
bersamaan memiliki penyakit atopik atau alergi. Dalam hal riwayat pribadi atau keluarga dari
penyakit ini terdapat sebesar 86% dari pasien yang diteliti, sedangkan pada kelompok kontrol
saja hingga 37%13.
Alergi telah diusulkan sebagai faktor etiologi utama dalam geographic tounge.
Hubungan juga dilaporkan antara geographic tounge dan asma, eksim, Hay fever,
peningkatan serum imunoglobulin E (IgE), dan pasien atopic. Beberapa penelitian lain juga
telah menunjukkan hubungan antara geographic tounge dan fissured tounge. Fissured tounge
adalah kondisi asimtomatik yang muncul sebagai beberapa alur di permukaan dorsal lidah.
Perawatan simtomatik melibatkan penggunaan obat kumur yang mengandung anestesi,
kortikosteroid topikal seperti gel betametason, antihistamin, dan suplemen zinc. Lesi ini dapat
pulih dengan menggunakan obat-obatan tersebut, tetapi sulit untuk memprediksi waktu pulih
yang tepat. 11,9% pasien dengan geographic tounge memiliki riwayat penyakit alergi dan
atopik, serta hubungan signifikan antara geographic tounge dan riwayat alergi mereka,
sementara tidak ada hubungan signifikan antara geographic tounge dan penyakit sistematis
lainnya. Alergi lebih umum pada pasien dengan geographic tounge dibandingkan dengan
kelompok kontrol14
Geographic tounge lebih umum terjadi pada perokok muda dan pada subjek atopik
atau alergi, dan tidak memiliki korelasi signifikan dengan jenis kelamin, kondisi
dermatologis, atau penyakit sistemik. Geographic tounge merupakan salah satu tanda atopi.
Pasien dengan atopi lebih mungkin mengalami peradangan pada papila fungiform lidah
dibandingkan dengan populasi umum. Dalam 102 pasien atopik, prevalensi geographic
tounge yang lebih tinggi yang terkait dengan asma ekstrinsik dan/atau rinitis dibandingkan
dengan kontrol sehat dan didapatkan korelasi antara geographic tounge dan alergi dengan
menggunakan uji patch dan tusukan. Geographic tounge adalah salah satu lesi oral yang
paling umum pada pasien asma.15

KESIMPULAN
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis, diagnosis dari lesi ini adalah
geographic tongue, fissure tongue, dan linea alba bukalis. Geographic tongue dan fissure
tongue dapat terjadi akibat alergi, genetic/herediter dan defisiensi nutrisi dan stress dan alergi
sehingga perlu dilakukan anamnesis dan pemeriksaan secara lengkap untuk membedakannya.
Temuan lain pada laporan kasus ini adalah linea alba bukalis disebabkan oleh
hyperkeratosis trauma jaringan dari hasil gesekan gigi yang berdekatan dan sesuai dengan
konfigurasi gigi yang ditandai dengan adanya garis putih bilateral pada mukosa bukal kiri dan
kanan gigi hingga sudut mulut pada area oklusal gigi. Temuan serta penegakan diagnosis dari
laporan kasus ini ditegakan sesuai dengan anamnesis dan gambaran klinis.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan Puji Syukur dan terima kasih kepada Tuhan YME atas berkat
dan kasih karuniaNya sehingga laporan kasus ini dapat diselesaikan dengan baik. Mohon maaf
jika ada salah kata atau pun perbuatan yang kurang berkenan,serta ingin mengucapkan terima
kasih kepada drg. Enny Marwati Rasyad, M.Kes selaku dosen pembimbing yang sudah
meluangkan waktunya dan telah memberikan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kasus ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mushatat SF, Khalaf AA. A clinical study about Oral lesions and normal variants of the Oral
Mucosa. J Pharm Sci Res. 2018;10(7):1755–7.
2. Sudarshan R, Vijayabala GS, Samata Y, Ravikiran A. Newer Classification System for
Fissured Tongue: An Epidemiological Approach. J Trop Med. 2015 June; 1–5. DOI:
10.1155/2015/262079.
3. Faride M. Madani, Arthur S, Kupersten. 2014. Normal Variations of Oral Anatomyand
Comon Oral Soft Tissue Lesions. Departement of oral medicine, University ofPennsylvania
school of Dental Medicine. Philadephia USA.
4. Musaad, A. H, Abuaffan, A. H, dan Khier
E. 2015. Prevalence of Fissured and Geographic Tongue Abnormalities among University
Students in Khartoum State, Sudan. Enz Eng, 5:1.
5. Burket, Greenberg, Glick, dan Ship. 2008. Burket’s Oral Medicine Elevent Edition. Canada:
BC Decker Inc.
6. Nandini DB, Bhavana SB, Deepak BS, Ashwini R. Paediatric Geographic Tongue: A Case
Report, Review and Recent Updates. J Clin Diagn Res. 2016; 10(2): ZE05-9. DOI:
10.7860/ JCDR/2016/16452.7191.
7. Faride M. Madani, Arthur S, Kupersten. 2014. Normal Variations of Oral Anatomyand
Comon Oral Soft Tissue Lesions. Departement of oral medicine, University ofPennsylvania
school of Dental Medicine. Philadephia USA.
8. Esfehani M, Zarabadipour M. The Frequency of Normal Variations of Oral Mucosa in
Patients Referred to The Frequency of Normal Variations of Oral Mucosa in Patients Referred to
Qazvin School of Dentistry , Spring , 2015. Int J Ayurvedic Med. 2018;9(1):34–8.
9. Sanja P, Mihajlo D. Geographic Tongue - Does Candida Play a Role in its Pathogenesis.
Ablkan J Dent Med. 2019; 23(3): 156–7. DOI: 10.2478/bjdm-2019- 0027.
10. Sari, NDAM. & Mujayanto, R. 2021. GEOGRAPHIC TONGUE WITH BURNING
MOUTH SYNDROME (CASE REPORT). ODONTO Dental Journal. Volume 8. Nomor 2.
Desember
11. ChyntiaMichelleAnggraini.2008.Perevale nsi dan distribusi Variasi Anatomis Normal pada
pasien Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Indonesia berdasarkan lokasi, usia dan Jenis Kelamin. Jakarta.
12. Fahmi, SA. 2015. TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA PENDERITA
GEOGRAPHIC TONGUE (STUDI EPIDEMIOLOGI PADA MAHASISWA FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER). Repository Universitas Jember
13. Ogueta C I, Ramírez P M, Jiménez O C, Cifuentes M M. Geographic Tongue: What a
Dermatologist Should Know. Actas Dermosifiliogr (Engl Ed). 2019 Jun;110(5):341-346.
English, Spanish
14. Honarmand M, Farhad Mollashahi L, Shirzaiy M, Sehhatpour M. Geographic Tongue and
Associated Risk Factors among Iranian Dental Patients. Iran J Public Health.
2013;42(2):215-9. Epub 2013 Feb 1
15. Lesan S, Goudarzi N, Heidarnezhad H, Hassan Galyaie M. Comparison of the Prevalence of
Geographic Tongue in Asthmatic Patients and Healthy Subjects in Masih Daneshvari
Hospital in 2014. J Res Dent Maxillofac Sci 2017; 2 (1) :1-5

Anda mungkin juga menyukai