Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENYAKIT MULUT

VARIASI NORMAL
GEOGRAPHIC TONGUE

Disusun Oleh :
Haritsa Budiman
04074881820012

Dosen Pembimbing :
drg. Siti Rusdiana Puspadewi, M.Kes

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1. Pendahuluan

Geographic tongue (benign migratory glossitis, erythema migran) adalah

suatu kondisi peradangan jinak yang ditandai oleh bercak-bercak tidak teratur

akibat adanya atropi pada papilla filiformis, terlihat sebagai daerah eritema, dan

umumnya terletak pada 2/3 dorsum lidah dan batas lateral pada lidah.1,3-6,7

Geographic tongue biasanya bersifat asimptomatik serta bukan merupakan

kondisi yang berbahaya. Hingga saat ini belum diketahui etiologi geographic

tongue secara pasti.1,3,6,7

Keadaan ini terjadi pada sekitar 1% dari populasi manusia dengan wanita dan

dewasa muda paling sering mengalaminya.1 Prevalensi dari geographic tongue

bervariasi, ditemukan pada beberapa penelitian sebelumnya di berbagai negara,

seperti di Amerika 1-14%, Afrika Selatan 0,6%, Brazil 27,7% dan India Selatan

5,71% [3]. Di Indonesia sendiri belum ada penelitian nasional mengenai prevalensi

geographic tongue, namun salah satu penelitian yang dilakukan di Universitas

Indonesia memperlihatkan prevalensi geographic tongue di FKG Universitas

Indonesia sebesar 3,2% dari total 312 pasien.2

Lesi ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria diduga akibat

pengaruh hormonal pada wanita dan siklus kontrasepsi yang digunakan oleh

Wanita. Selain faktor hormonal, juga terdapat faktor-faktor lain yang dicurigai
sebagai penyebab munculnya geographic tongue seperti: stress dan defisiensi

nutrisi.1,3,4,7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Geographic Tongue

Geographic tongue yang juga disebut juga dengan banyak istilah lain,

seperti: benign migratory glossitis, wandering rash of the tongue, annulus migrans,

stomatitis areata migrans, dan erythema areata migrans merupakan kondisi

peradangan jinak yang ditandai oleh bercak-bercak tidak teratur akibat adanya

atropi pada papilla filiformis, terlihat sebagai daerah eritema, dan umumnya terletak

pada 2/3 dorsum lidah dan batas lateral pada lidah.1-7

2.2 Prevalensi

Umumnya yang terlihat di hampir 1-3% dari populasi. Geographic tongue

dapat terjadi pada Wanita maupun pria. Namun, beberapa sumber menjelaskan

predileksi wanita sedikit lebih tinggi (3:1). Serta, Perubahan lidah lebih menonjol

pada orang dewasa dibandingkan dengan anak-anak.1,2,7

Prevalensi dari geographic tongue bervariasi, ditemukan pada beberapa

penelitian sebelumnya di berbagai negara, seperti di Amerika 1-14%, Afrika

Selatan 0,6%, Brazil 27,7% dan India Selatan 5,71%. Di Indonesia sendiri belum

ada penelitian nasional mengenai prevalensi geographic tongue, namun salah satu

penelitian yang dilakukan di Universitas Indonesia memperlihatkan prevalensi

geographic tongue di FKG Universitas Indonesia sebesar 3,2% dari total 312

pasien.2
2.3 Etiologi

Etiologi dari lesi ini belum diketahui.1-7 Namun, secara histologis dikatakan

sebagai kondisi inflamasi terkait dengan antigen leukosit manusia (HLA)-DR5,

HLA-DRW6, dan HLA-Cw6.4 Eidelman et al (1976) melaporkan bahwa banyak

orang tua dan saudara kandung dari individu dengan geographic tongue juga

disajikan dengan kondisi tersebut. Ini memperkuat kemungkinan hereditas menjadi

etiologi faktor.1,4

2.4 Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi juga mendukung terjadinya kelainan antara lain: stress,

defisiensi nutrisi, dan faktor hormonal serta herediter dapat ikut berperan disini.1,5,7

2.5 Gambaran dan Gejala Klinis

Secara umum geographic tongue melibatkan ujung lidah, tepi lateral dan

dorsum lidah, namun cenderung meluas ke permukaan ventral.4 Tampilan lesi

berupa bercak/patch baik tunggal atau multipel yang biasanya berbentuk gambaran

geografik seperti peta, oleh karena itu dengan lidah georafik.1

Lesi tampak sebagai jaringan eritematosa tidak beraturan seperti bercak

melingkat yang terbentuk dari papila filiformis yang mengalami atrofi, pada tepinya

terdapat batas yang jelas dan tegas berwarna putih keratotik atau garis yang

mewakili papila filiform yang beregenerasi. Bercak eritematosa ini terjadi di

banyak tempat di lidah.1 Dalam kondisi ini papila filiformis yang beregenerasi

dapat mengalami atrofi dalam beberapa hari dan membuat gambaran geopraphic

tongue dapat berpindah-pindah atau bermigrasi sekitar setelah 3-7 hari.1,6 Pada
bagian erimatous, permukaan lidah tampak merah, halus, dan mengkilat karena

adanya atrofi atau kehilangan papilla filiformis.1

Terdapat tiga pola geographic tongue:1

1. Daerah bercak karena papilla filiformis mengalami deskuamasi

2. Daerah bercak deskuamasi yang dikelilingi oleh tepi berwarna putih,

menonjol dan berbentuk seperti cincin

3. Daerah bercak filiformis yang mengalami deskuamasi, dibatasi oleh pita

eritema akibat peradangan.

Dapat juga dijumpai gabungan dari pola-pola diatas dan pola pada permukaan

lidah dapat berubah ukuran beserta lokasinya dari hari ke hari.1,2

Gambar 1. Gambaran klinis Geographic Tongue4

Pada tahap awal lesi geographic tongue bersifat asimtomatik atau tidak ada

gejala dan lesi mungkin tidak diperhatikan oleh pasien.4,6 Tapi terkadang sensasi

terbakar mungkin terjadi hadir dan pasien menjadi sadar keadaan ini,6 didukung

oleh beberapa sumber yang mengatakan bahwa individu dengan geographic tongue

kadang ketidakmampuan untuk mengkonsumsi makanan pedas karena memiliki

sensasi terbakar.4,7
2.6 Histopatologi

Spesimen biopsi idealnya diperoleh dari lokasi yang meliputi margin

serpiginosa keratotik dan daerah atrofi. Pada pemeriksaan histopatologi

hiperkeratosis, akantosis dan rete pegs yang terlihat ramping dan memanjang.4

Gambar 2. Gambar histologi dari Geographic Tongue4

2.7 Diagnosis Banding

Diagnosis banding geographic tongue antara lain: psoriasis intraoral dan

median rhomboid glossitis. Ketiga lesi ini sama-sama bermanifestasi di lidah

dengan corak dan gambaran lesih yang hampir mirip, namun dapat dibedakan

berdasarkan beberapa faktor seperti etiologic, gejala, histopatologi, lokasi,

penatalaksanaan, dll.1,3-6,8

Gambar 3. Geographic Gambar 4. Proriasis in Gambar 5. Median


tongue tongue Rhomboid Glossitis
Tabel 1. Persamaan dan perbedaan geographic tongue dan psoriasis1,3-8
2.8 Penatalaksanaan

Pasien harus diyakinkan bahwa walaupun ini adalah kondisi kronis atau

siklik, geographic tongue tidak mewakili penyakit berbahaya seperti: neoplastik,

infeksi, atau dapat menular. Biopsi dapat dilakukan lesi ini merupakan keluhan

utama pasien, serta harus dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti Riwayat

kesehatan sistemik. Apabila kasus ini asimptomatik, maka diperlukan perawatan

lebih lanjut, kita hanya perlu memberikan edukasi kepada pasien untuk selalu

menjaga kesehatan rongga mulutnya, misalnya dengan cara menyikat gigi dan

membersihkan lidah dua kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur,

serta mengingatkan untuk mengkonsumsi makanan dengan kualitas gizi yang

baik.1,4,6

Namun, apabila lesi telah menimbulkan gejala seperti sensasi terbakar,

nyeri, dan ketidaknyamanan pada pasien. Dapat diberikan obat kumur xylocaine,

atau topikal kortikosteroid seperti: salicylic acid dan tretinoin, triamnicolone

acetonide, serta tambahan asupan zinc.5-7


BAB III

KESIMPULAN

Geographic tongue (benign migratory glossitis, wandering rash of the

tongue, annulus migrans, stomatitis areata migrans, dan erythema areata

migrans) merupakan suatu kondisi atropi papilla filiformis lidah yang terlihat

seperti bercak/patch sebagai daerah eritema pada 2/3 dorsum lidah dan batas lateral

pada lidah dengan etiologi yang belum diketahui secara pasti1,2,3,4,5, namun kondisi

ini merumakan variasi normal yang tidak berbahaya yang seringkali bersifat

asimtomatik.1,2,3,4,5 Oleh karena itu perlu dilakukan edukasi terkait pengetahuan

pasien terhadap lesi geographic tongue ini beserta faktor-faktor kemungkinan

menjadi penyebabnya, bertujuan agar pasien tidak khawatir berlebihan dengan

kondisi yang dialaminya.


DAFTAR PUSTAKA

1. Langlais RP, Miller CS, Gehrig JS. Color Atlas of Common Oral Disease.4th
Edition. EGC: Jakarta. 2009
2. Elisabeth, M., 2008. Prevalensi dan distribusi fissure tongue, geographic tongue,
median rhomboid gossitis dan hairy tongue pada pasien Rumah Sakit Gigi dan
Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia berdasarkan
usia dan jenis kelamin. Jakarta: Skripsi Sarjana pada FKG UI.
3. Gupta PV. Dental Disease Differential Diagnosis.1st Edition. Jaypee Brothers
Medical Publishers: New Delhi. 2008
4. Ongole R, Praveen BN. Textbook of Oral Medicine, Oral Diagnosis and Oral
Radiology. 2nd edition. Elsavier: Philadelpia. 2013
5. Damm N, Chi A. Color Atlas of Oral and Maxillofacial Diseases. Elsavier:
Philadelpia. 2018
6. Umarji HR. Concise Oral Medicine. 1st Edition. CBS Publishers & Distributors
Pvt. Ltd.: New Delhi. 2018
7. Ghom AG, Ghom SA. Text Book of Oral Medicine. 3th Editon. Jaypee: New
Delhi. 2014
8. Hidayatullah G, Prihanti AM. Laporan Kasus: Tatalaksana Median Rhomboid
Glossitis Pada Pasien Usia Lanjut. Stomatognatic (J.K.G Unej) Vol. 15 No. 1
2018: 13-16

Anda mungkin juga menyukai