Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI SCALLOPED TONGUE


Kondisi fisiologi menghasilkan bentuk crenated tongue, biasa disebut juga dengan
lingua indentata, pie crust tongue, scalloped atau crenulated tongue dimana hal ini
menggambarkan adanya indentasi pada lateral lidah yang terjadi karena kompresi dari gigi
yang berlawanan (Matto, 2017).
Scalloped tongue atau crenated tongue merupakan suatu keadaan yang umum, ditandai
oleh lekukan – lekukan pada tepi lateral lidah. Keadaan tersebut biasanya bilateral, tetapi
dapat unilateral atau terisolasi pada daerah dimana lidah berkontak erat dengan gigi – gigi.
Tekanan abnormal dari gigi – gigi pada lidah mencetak pola tertentu yang tampak sebagai
oval – oval cekung yang dibatasi tepi seperti kerang yang putih dan menimbul. Penyebabnya
meliputi keadaan – keadaan yang menyebabkan tekanan abnormal pada lidah seperti
gerakan gesek lidah terhadap gigi dan diastema, kebiasaan menjulurkan lidah, menghisap
lidah dan lidah yang membesar. Scalloped tongue dapat dijumpai dalam kaitan dengan
kelainan sendi temporomandibular, keadaan – keadaan sistemik seperti akromegali dan
amilodosis serta kelainan – kelianan genetic seperti sindrom down dan juga pada pasien
yang normal. Keadaan tersebut sama sekali tidak berbahaya dan tanpa gejala. Perawatan
seringkali diarahkan untuk menghilangkan kebiasaan (Nurmadhini dkk, 2019).

B. PREVALENSI SCALLOPED TONGUE


Beberapa studi epidemiological melaporkan bahwa proporsi individual dengan scalloped
tongue memiliki rata-rata 44,3% - 56,3% dan individual dengan scalloped tongue lebih
muda. Menurut studi Tomooka et al., proporsi scalloped ringan hingga lebih individual
mencapai 56,1%. Didapatkan juga rata-rata ditemukan scalloped tongue ringan hingga berat
pada umur muda daripada grup non-scalloped tongue. Scalloped tongue memiliki prevalensi
tinggi terkait nocturnal intermitten hypoxia antara populasi umum Jepang dan dikaitkan
dengan adanya overweight pada individu (Tomooka et al., 2017).
C. ETIOLOGI SCALLOPED TONGUE
Scalloped tongue adalah kelainan yang sering ditemukan yang ditandai oleh identasi
pada tepi lateral lidah. Kondisi ini disebabkan oleh tekanan abnormal (misalnya yaitu
penyedot) dalam mulut pasien yang mempunyai kebiasaan mengerenyot atau bruksisme.
Tekanan abnormal pada lidah menimbulkan cetakan dengan pola yang khas yang tampak
berupa bentuk oval yang terdepresi, yang kadang – kadang dikelilingi oleh tepi menonol,
berkelok – kelok dan berwarna putih. Penyebab scalloped tongue mencakup situasi yang
menimbulkan tekanan lidah abnormal, seperti gerakan lidah terhadap gigi – geligi,
menjulurkan lidah, menghisap lidah, clenching,bruksisme atau lidah yang membesar. Pola
ini akan semakin nyata jika tekanan diaplikasikan pada daerah – daerah diastema (celah
diantara gigi – geligi)(Langlais et al., 2009).
Scalloped tongue merupakan kondisi fisiologi normal lidah yang terbentuk dari
beberapa kombinasi beberapa faktor seperti ukuran lidah, status gigi yang ada dan tekanan
lidah terhadap gigi sekitar. Pelebaran lidah atau makroglosia dapat terjadi pada beberapa
kondisi sistemik seperti hipotiroid, sarcoidosis dan amyloidosis. Pada kasus ini, diagnosis
didapatkan dari riwayat dan berbagai gambaran klinis lidah. Obstructive sleep apnea juga
menjadi penyebab dimana terjadinya scalloped tongue ketika tidak ada dugaan makroglosia.
Gigi yang ada menjadi hal yang penting menjadi penyebab scalloped tongue (Matto, 2017).
Scalloped tongue mungkin muncul pada pasien dengan makroglosia, malposisi gigi
dengan linguoversi yang berlebihan, kebiasaan tongue-sucking atau gigi tiruan penuh. Faktor
sistemik lain yang mempengaruhi adalah amyloidosis, nervous disorder, atau impraired
lingual lymphatic drainage secondary to maglinancy (Farah et al., 2019).

D. GAMBARAN KLINIS SCALLOPED TONGUE


Gambaran klinis yang tercipta pada kasus ini yaitu terdapat cetakan dengan bentuk
oval yang terdepresi. Terkadang dikelilingi oleh tepi yang menonjol, berkelok – kelok dan
berwarna putih. Lesi ini biasanya bersifat bilateral, namun bias juga unilateral atau terisolasi
pada lidah yang berkontak erat dengan gigi geligi. Linea alba yang mencolok pada mukosa
bukal, suatu temuan yang sering menyertai scalloped tongue, disebabkan oleh tekanan
intraoral negative yang berhubungan dengan menghisap lidah pada orang yang mempunyai
kebiasaan clenching atau bruksisme (Langlais et al., 2009).
Gambar 1. Scalloped tongue pada lateral lidah sebagai hasil stress-related karena kontak pada gigi yang
berlawanan
(Sumber : Farah, Camile S. Ramesh Balasubramaniam. Michael McCullough. 2019. Contemporary Oral
Medicine. SpringerNature : Switzerland)

E. DIAGNOSIS BANDING SCALLOPED TONGUE


Geographic tongue atau dikenal juga erythema migrans, benign migratory glossitis
biasanya muncul secara asimptomatis dan kebanyakan teridentifikasi pada saat pemeriksaan
rongga mulut rutin. Geographic tongue ditemukan pada 1% - 3% populasi, dimana wanita
lebih sering terlibat daripada pria dengan rasio 2 : 1. Etiologi lesi ini tidak diketahui, namun
faktor herediter dan lingkungan mungkin mempengaruhi. Beberapa studi menunjukan
adanya kaitan geographic tongue dan psoriasis, namun tidak umum diterima. Geographic
tongue dan fissure tongue umumnya terjadi secara bersamaan. Geographic tongue muncul
sebagai zona kemerahan dengan batas jelas sehingga atrofi papilla filiform sebagian atau
keseluruhan dengan scalloped putih elevated. Lesi ini mungkin muncul pada permukaan
dorsal, lateral atau ventral lidah dan mukosa lain seperti mukosa labial dan bukal. Perawatan
pada geographic tongue dengan gejala berupa burning sensation atau sensitifitas pada
makanan pedas dan hangat adalah menggunakan obat kumur mengandung steroid dan agen
anestetik mungkin membantu gejalanya (Farah et al., 2019).
Gambar 2.Geographic Tongue
(Sumber : FarahCamile S. Ramesh Balasubramaniam. Michael McCullough. 2019. Contemporary
Oral Medicine. SpringerNature : Switzerland)

F. PENATALAKSANAAN SCALLOPED TONGUE


Scalloped merupakan kelainan yang sering ditemukan di tepi lateral lidah. Kasus ini
biasanya berupa asimptomatik dan tidak berbahaya, sehingga penderita dapat melakukan
aktivitas tanpa terganggu dengan kelainan yang dideritanya tersebut. Selama tidak ada
keluhan yang sampai mengganggu aktivitas penderita, biasanya tidak ada yang di
khawatirkan oleh penderita tersebut.Perawatan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara
mengubah kebiasaan penderita. Kebiasaan yang dapat menimbulkan keadaan tersebut yaitu
gerakan lidah yang menekan gigi geligi, menjulurkan lidah, menghisap lidah, clenching, dan
bruksisme. Kebiasaan – kebiasaan tersebut dapat dihilangkan untuk mengurangi gambaran
klinis yang mungkin terjadi akibat kebiasaan tersebut.Jika ditemukan penyebab scalloped
tongue berupa faktor lokal, tidak perlu dilakukan perawatan. Namun jika penyebabnya tidak
dari faktor lokal, diperlukan penyelidikan lebih lanjut (Farah et al., 2019)
BAB III
PEMBAHASAN

Pasien datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Semarang pada
hari Senin, 21 Oktober 2019 dengan pasien datang mengeluhkan terdapat gambaran
bergelombang pada tepi lidahnya. Keluhan tersebut dirasakan pasien sejak 6 tahun yang lalu.
Pasien tidak mempunyai keluhan rasa sakit baik ketika lidah tidak digerakan, lidah digerakan
atau ketika makan dan minum. Kondisi ini disebabkan oleh tekanan abnormal (misalnya yaitu
penyedot) dalam mulut pasien yang mempunyai kebiasaan mengerenyot atau bruksisme.
Tekanan abnormal pada lidah menimbulkan cetakan dengan pola yang khas yang tampak berupa
bentuk oval yang terdepresi, yang kadang – kadang dikelilingi oleh tepi menonjol, berkelok –
kelok dan berwarna putih.
Berdasarkan hasil pemeriksaan subyektif dan obyektif pada lidah pasien didapatkan
cetakan dengan pola oval pada tepian lidah yang terdepresi dan dikelilingi oleh tepian yang
menonjol dan berwarna putih. Faktor lokal yang menyebabkan kejadian tersebut adalah terdapat
gigi yang malposisi sehingga menyebabkan lidah tersebut menekan dinding – dinding gigi dan
tercipta pola oval pada sekeliling tepian lidah pasien. Selain itu, karena faktor makroglosia yang
menyebabkan keadaan tersebut. Berdasarkan pemaparan tersebut maka dapat disimpulkan
diagnosis pasien yaitu scalloped tongue.
Penatalaksanaan terhadap pasien ini hanya dilakukan KIE (komunikasi, informasi dan
edukasi) karena pasien tidak mengalami rasa sakit, tidak mengganggu fungsi lidah dan aktivitas
lainnya. Hal pertama yang perlu dilakukan yaitu mengkomunikasikan kepada pasien bahwa
gambaran bergelombang pada tepian lidahnya yang dirasakan pasien sejak 6 tahun lalu dengan
kondisi tidak ada rasa sakit, baik ketika lidah tidak digerakan, lidah digerakan atau ketika makan
dan minum disebut scalloped tongue. Kemudian memberikan informasi kepada pasien bahwa
scalloped tongue disebabkan oleh tekanan abnormal dalam rongga mulut pasien seperti
kebiasaan mengerenyot atau bruksisme, menjulurkan lidah, menghisap lidah, clenching dan lidah
yang membesar. Tekanan abnormal tersebut menyebabkan cetakan pada lidah dengan pola yang
khas yang tampak berupa bentuk oval yang terdepresi, yang kadang – kadang dikelilingi oleh
tepi menonjol, berkelok – kelok dan berwarna putih. Keadaan tersebut dapat dicegah dengan cara
menghilangkan kebiasaan – kebiasaan yang memberikan tekanan abnormal pada lidah.
Memberikan edukasi kepada pasien bahwa hal tersebut adalah hal yang wajar dan tidak perlu
untuk dikhawatirkan sehingga kondisi yang dialami pasien tidak memerlukan perawatan. Selain
itu edukasi untuk selalu menjaga kebersihan rongga mulut seperti menyikat gigi secara teratur,
membersihkan bagian lidah yang terdapat gelombang tersebut dan selalu makan – makanan
bergizi. Selain itu juga diharapkan pasien untuk menghilangkan kebiasaan seperti gerakan gesek
lidah terhadap gigi yang diastema atau malposisi, kebiasaan menjulurkan lidah dan menghisap
lidah. Tidak lupa untuk selalu kontrol ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.
BAB IV
PENUTUP

Scalloped tongue atau crenated tongue merupakan suatu keadaan yang umum, ditandai
oleh lekukan – lekukan pada tepi lateral lidah. Keadaan tersebut biasanya bilateral, tetapi dapat
unilateral atau terisolasi pada daerah dimana lidah berkontak erat dengan gigi – gigi. Tekanan
abnormal dari gigi – gigi pada lidah mencetak pola tertentu yang tampak sebagai oval – oval
cekung yang dibatasi tepi seperti kerang yang putih dan menimbul. Penyebabnya meliputi
keadaan – keadaan yang menyebabkan tekanan abnormal pada lidah seperti gerakan gesek lidah
terhadap gigi dan diastema, kebiasaan menjulurkan lidah, menghisap lidah dan lidah yang
membesar.
Penyebab scalloped tongue mencakup situasi yang menimbulkan tekanan lidah abnormal,
seperti gerakan lidah terhadap gigi – geligi, menjulurkan lidah, menghisap lidah,
clenching,bruksisme atau lidah yang membesar. Pola ini akan semakin nyata jika tekanan
diaplikasikan pada daerah – daerah diastema (celah diantara gigi – geligi).
DAFTAR PUSTAKA

Farah Camile S. Ramesh Balasubramaniam. Michael McCullough. 2019. Contemporary Oral


Medicine. Springer :

Langlais R P, Miller C S, Nield Gehrig J S. 2013, Atlas Berwarna Lesi Mulut yang Sering
Ditemukan Edisi 4. Jakarta: EGC.

Mattoo, Khurshid A. 2017. Tongue Crenation (Scalloped Tongue) Case Report. Department of
Prosthetic Dental Sciences, College of Dentistry, Jazan University (KSA).

Neville, Brad W. Doughlas Damm. Carl Allen. Jerry Bouquot. 2018. Oral and Maxillofacial
Pathology. 3rd Edition. Elsevier Saunders : Missouri.

Nurmadhini D A, Yohana W, Maryam M S. 2019. Variasi Normal Lidah Manusia pada Subras
Deutro Melayu. Departemen Oral Biologi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Padjajaran, Indonesia.

Tomooka, Kiyohide. Takeshi Tanigawa. Susumu Sakurai. Koutatsu Maruyama. Eri Eguchi. Sinji
Nishioka. Noriko Miyoshi. Hiroshi Kakuto. Genki Shimizu. Denichiro Yamaoka. Isao
Saito. Scalloped Togue is Associated with Nocturnal Intermitten Hypoxia Among
Community-Dwelling Japanese : The Toon Health Study. Journal of Oral Rehabilitation

Anda mungkin juga menyukai