Anda di halaman 1dari 4

Penilaian Risiko Karies untuk Anak-anak: Informasi untuk Praktisi

Kesehatan Gigi dan Mulut

Selama setengah abad terakhir, tampak adanya penurunan kejadian karies gigi di
Australia. Jumlah Anak-anak yang mengalami karies gigi makin jarang. Penggunaan fluoride
dalam air, pasta gigi, peningkatan praktik kebersihan mulut telah menjadi peran utama
dalam peningkatan pencegahan karies. Namun, karies gigi masih tetap menjadi salah satu
penyakit kronis yang paling banyak menyerang anak-anak.

Hasil penelitian terkait karies gigi menegaskan pentingnya penilaian risiko karies baik
untuk diterapkan pada individu maupun kelompok. Perlu adanya identifikasi awal terhadap
kelompok subyek dengan tingkat risiko karies yang berbeda sehingga dapat disusun
perencanaan tindakan pencegahan (preventif) yang sesuai dengan kebutuhan masing-
masing individu. Di sisi lain, program perawatan gigi berbasis penilaian risiko karies, yang
dilakukan pada tingkat populasi, mungkin lebih efisien dan hemat biaya.

Salah satu tujuan penilaian risiko karies pada anak-anak adalah untuk menjaga
kesehatan mulut, yang ditujukan bagi individu yang berisiko rendah, serta meningkatkan
kesehatan mulut yang ditujukan bagi anak-anak yang berisiko tinggi dengan memberikan
perawatan gigi dan mulut sesuai target, yang biasanya dilaksanakan melalui kunjungan yang
lebih sering.

Mengapa penilaian risiko karies harus digunakan? 


Pembagian kategori pasien berdasarkan risiko karies adalah langkah awal yang harus
dilakukan sehingga dapat menentukan intervensi pencegahan dan pengobatan yang tepat.
Identifikasi dan penentuan risiko adalah komponen penting dalam proses pengambilan
keputusan klinis. Alasannya karena: 

> Penilaian risiko karies dan pemeriksaan klinis memberikan gambaran umum tentang
paparan potensi risiko karies / faktor pelindung seperti plak, frekuensi asupan gula, dan
paparan fluoride. Selain itu, penilaian risiko karies juga mendorong manajemen strategi
yang dikembangkan secara khusus untuk pasien.

> Penilaian risiko karies berguna untuk mengevaluasi tingkat risiko perkembangan karies
pada pasien untuk menentukan intensitas pengobatan dan frekuensi tindak lanjut atau
perawatan ulang.

> Penilaian risiko karies dapat membantu dalam mengidentifikasi penyebab utama yang
berkontribusi terhadap penyakit dalam menentukan jenis perawatan dan dalam membuat
keputusan perawatan restoratif termasuk apakah akan melakukan intervensi atau tidak,
menyiapkan desain kavitas dan memilih bahan gigi. 
> Penilaian risiko karies dapat meningkatkan keandalan prognosis pengobatan yang
direncanakan dan menilai kemanjuran tindakan yang disusun dan rencana pengobatan
pencegahan pada kunjungan ulang.

Macam macam penilaian risiko karies melibatkan kombinasi indikator risiko dan faktor
pelindung yang saling mempengaruhi dan terkait dengan berbagai faktor sosial, budaya, dan
perilaku.

Indikator Risiko: 
> Riwayat karies: Ini adalah faktor prediktif paling konsisten yang diamati dalam studi
penilaian risiko karies. Namun, hal ini tidak terlalu berguna jika diterapkan pada anak kecil
karena menentukan risiko karies sebelum munculnya penyakit jauh lebih penting bagi
mereka. Lesi bercak putih pada anak kecil dianggap sebagai indikator yang baik untuk
memprediksi perkembangan karies di masa depan.

> Status Sosial Ekonomi: Sebagian besar studi kedokteran gigi menggunakan kategori sosial
ekonomi rendah, menengah atau tinggi sebagai ukuran Status Sosial Ekonomi. Penelitian
sebelumnya menunjukkan hubungan terbalik antara kejadian karies dan tingkat Satus Sosial
Ekonomi yang menunjukkan bahwa anak-anak dari kelompok sosial ekonomi rendah
cenderung lebih banyak memiliki riwayat karies pada gigi sulung dan tetap.

> Konsumsi gula: Jumlah konsumsi gula serta frekuensi asupan gula berkontribusi pada
karies gigi. Hubungan antara konsumsi gula dan karies di negara maju telah lama
disimpulkan sebagai hubungan linier yang positif - semakin banyak konsumsi maka semakin
tinggi frekuensi dan semakin besar tingkat keparahan karies. Sejak dekade terakhir,
hubungan linier ini terbukti dipengaruhi oleh paparan fluoride di mana sebagian besar
penelitian melaporkan hubungan sedang atau lemah antara konsumsi gula dan karies.
Namun, konsumsi minuman dengan kandungan gula tinggi seperti minuman bersoda atau
minuman bubuk konsentrat yang mengandung gula juga berhubungan dengan munculnya
karies gigi. Baru-baru ini, pedoman WHO tentang asupan gula untuk orang dewasa dan
anak-anak menyebutkan bahwa konsumsi gula yang lebih sedikit di masa kanak-kanak
sangat penting dalam mengurangi risiko karies gigi di kemudian hari.

> Kebiasaan kebersihan mulut: Bukti dari penelitian sebelumnya tidak menunjukkan secara
jelas hubungan yang konsisten antara kebersihan mulut dan prevalensi karies gigi. Yang
lebih banyak dilaporkan adalah hubungan karies dengan frekuensi menyikat gigi yang
mungkin disebabkan karena penggunaan pasta gigi yang meengandung fluoride.

> Bakteri: Streptococcus Mutans dan Lactobacilli, bakteri utama yang terlibat dalam proses
terjadinya karies, merupakan penyusun flora normal. Oleh karena itu, karies dianggap
sebagai ketidakseimbangan ekologis bakteri daripada sebagai infeksi eksogen. Pada tingkat
populasi (kelompok), jumlah bakteri menunjukkan hubungan dengan dengan pengalaman
karies. Pada tingkat individu, jumlah bakteri adalah prediktor yang buruk untuk karies di
masa depan. Kadar Streptokokus Mutans dan usia kolonisasi dengan flora kariogenik sangat
penting untuk menilai risiko karies, terutama pada anak-anak kecil
> Saliva: Tidak adanya variasi dalam satu komponen saliva pada populasi sehat terbukti
menjadi faktor prediktif yang signifikan. Namun demikian, penurunan fungsi saliva, seperti
yang ditunjukkan oleh xerostomia ekstrim, merupakan prediktor yang konsisten dari risiko
tinggi karies. Terlepas dari kenyataan bahwa aliran saliva normal merupakan faktor intrinsik
yang sangat penting yang memberikan perlindungan terhadap karies, informasi tentang
prevalensi aliran saliva yang rendah pada anak-anak maish kurang.

Faktor pelindung: 
> Fluoride: Efek perlindungan dari fluoridasi air telah didokumentasikan dengan baik dalam
tinjauan sistematis utama dan pasta gigi berfluoride telah diterima sebagai intervensi
rujukan untuk pencegahan karies gigi. Penggunaan fluoride topikal profesional dan varnish
gigi (fluoride varnish) juga efektif dalam mengurangi kejadian karies.

> Fissure sealant: Sealant diakui secara universal sebagai metode berbasis bukti untuk
meningkatkan ketahanan gigi terhadap lesi karies di dalam lubang (pit) dan parit kecil
(fissure) gigi. Penelitian secara luas menunjukkan manfaat perlindungan karies dari
penggunaan fissure sealant.

Penilaian risiko karies apa yang tersedia? 


Saat ini ada empat alat penilaian risiko karies yang umu digunakan. 

> Caries Risk Assessment Tool (CAT): Alat ini dikembangkan oleh American Academy of
Pediatric Dentistry (AAPD). Bergantung pada usia anak-anak, CAT menggabungkan tiga
faktor dalam menilai risiko karies, yaitu faktor biologis serta faktor pelindung dan temuan
klinis. 

> Caries Management by Risk Assessment (CAMBRA): Alat ini dirancang untuk digunakan
pada bayi baru lahir hingga anak berusia lima tahun. Alat ini pada dasarnya didasarkan pada
faktor yang sama dengan Caries Risk Assesment untuk menilai risiko karies. 

> Cariogram: Merupakan sebuah grafik yang menggambarkan risiko pasien terhadap
berkembangnya karies baru sekaligus mengungkapkan kontribusi berbagai faktor terhadap
risiko karies untuk pasien tersebut dalam bentuk diagram lingkaran. Kariogram dibagi
menjadi lima sektor dengan kode warna - hijau, biru tua, merah, biru muda dan kuning -
mewakili faktor-faktor yang relevan untuk karies. Faktor-faktor ini diberi skor berdasarkan
skala yang ditetapkan dan dimasukkan ke dalam program komputer interaktif, yang
menghasilkan diagram lingkaran.
> Traffic Light Matrix (TLM): Ini adalah alat penilaian risiko karies yang umum digunakan di
Australia. TLM didasarkan pada 19 kriteria dalam 5 kategori berbeda termasuk Saliva (6
kriteria), Plak (3 kriteria), Diet (2 kriteria), Fluoride (3 kriteria) dan Faktor modifikasi (5
kriteria) di mana warna traffic light matrix menunjukkan berbagai tingkat risiko (merah =
tinggi, kuning = sedang dan hijau = rendah). 

> Saliva: a) Resting: hidrasi, viskositas dan pH b) Stimulasi: kuantitas / laju, pH dan
kapasitas buffer 

> Plak: pH, bakteri - Jumlah mutans 

> Diet: jumlah paparan gula dan asam di antara waktu makan/hari

> Fluoride: paparan fluoride melalui air / pasta gigi / perawatan profesional 

> Faktor modifikasi: obat-obatan yang mengurangi aliran saliva, penyakit yang
menyebabkan mulut kering, peralatan cekat / lepasan, karies aktif.

Rekomendasi 
> Penilaian risiko karies gigi yang berdasarkan usia anak, faktor biologis, faktor pelindung,
dan temuan klinis, harus menjadi komponen rutin pada pemeriksaan awal dan berkala oleh
dokter gigi. 

> Dokter gigi harus menentukan jenis dan frekuensi perawatan diagnostik, preventif, dan
restoratif untuk pasien. Penatalaksanaan klinis karies harus mengacu pada usia anak dan
tingkat risiko karies. 

> Karena tidak satu pun dari alat penilaian risiko karies yang diterima secara tegas, dokter
gigi disarankan untuk menggunakan pengalaman dan penilaian klinis mereka sendiri ketika
memilih alat, menilai risiko karies dan membuat keputusan klinis.

Anda mungkin juga menyukai