MODUL 3
“GEOGRAPHIC TONGUE”
Disusun Oleh:
Sonia Yudistira
21100707360804036
Dosen Pembimbing:
drg. Fitria Mailiza, Sp.PM
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PA D A N G
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Case Report
”Geographic Tongue” untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
kepanitraan klinik modul 3 (Lesi Jaringan Lunak Mulut) dapat diselesaikan.
Nama : Velerie
NIK :-
Suku/ras : Minang
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Belimbing
Tindakan yang
Hari/tanggal Kasus Operator
dilakukan
Pembimbing
(drg. Fitria Mailiza, Sp.PM)
MODUL 3
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
HALAMAN PENGESAHAN
Disejutui oleh
Dosen Pembimbing
PENDAHULUAN
Geographic tongue atau benign migratory Geographic tongue atau benign migratory
glossitis atau erythema migrains adalah suatu lesi inflamasi pada lidah yang bersifat jinak dan
tidak memiliki kecenderungan berubah menjadi ganas. Kelainan ini sesuai dengan namanya,
terjadi pada lidah khususnya pada bagian dorsum atau pada bagian lateral lidah. Lesi pada GT
bersifat asimptomatik karena terdapat atrofi papilla atau depapilasi dari papilla filiformis
Etiologi dari lesi ini masih belum diketahui secara pasti, meskipun banyak penelitian
dan studi yang meneliti tentang geographic tongue. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa
faktor genetik atau herediter berperan besar dalam lesi ini (Burket et al, 2008). Faktor
predisposisi juga mendukung terjadinya kelainan ini seperti defisiensi nutrisi, stress, dan lain-
lain.
Prevalensi geographic tongue adalah sekitar 1-2,5% yang mana selain itu prevalensi
lain dari kelainan ini dari beberapa negara antara lain, seperti di Amerika yaitu 1-14%, Afrika
Selatan 0,6%, Brazil 27,7% dan India Selatan 5,71% (Hamissi et al, 2015), di Indonesia
sendiri pernah dilakukan sebuah penelitian tentang prevalensi geographic tongue di Fakultas
geographic tongue sebesar 3,2% dari total 312 pasien (Elisabth, 2008). Lesi ini lebih sering
terjadi pada wanita dibandingkan pria diduga karena adanya pengaruh hormonal pada wanita
dan juga adanya pengaruh dari siklus kontrasepsi yang digunakan oleh wanita, dari beberapa
penelitian didapatkan hasil bahwa prevalensi geographic tongue pada wanita lebih tinggi
bagian tepinya dengan bentukan yang ireguler , lesi ini juga tampak seperti lingkaran merah
dengan tepi berwarna putih yang tidak teratur pada bagian samping, maupun tengah lidah.
Bercak merah merupakan suatu keadaan dimana adanya atrofi dari papilla filiformis dan batas
putih dari bercak merah adalah papilla filiformis yang bergenerasi dan bercampur dengan
keratin dan netrofil. Lesi ini biasanya muncul selama satu atau dua minggu lalu menghilang
dan muncul kembali pada tempat yang berbeda dari lidah ( Shahzad et al, 2014).
Geographic tongue merupakan lesi asimptomatik serta lesi ini bukan merupakan suatu
kondisi dimana pasien selalu merasakan sakit akibat munculnya lesi tersebut, melainkan
hanya saat terdapat faktor pencetus rasa sakitnya, seperti makanan yang pedas, panas dan
asam serta minuman yang berkarbonasi atau beralkohol. Lesi geographic tongue juga kadang
muncul saat periode menstruasi atau pada saat kondisi pasien sedang stress, selain itu
kelainan ini dapat sembuh sendiri dan kemudian muncul lagi di tempat yang berbeda (Kelsch,
2014).
Prevalensi rata-rata dari lesi ini sangat kecil, kemungkinan tingkat kesadaran penderita
akan adanya lesi ini pada rongga mulutnya juga sangat rendah, lesi ini juga jarang
menimbulkan rasa sakit sehingga jarang dikeluhkan oleh penderita, oleh sebab itu juga lesi ini
jarang diketahui sebagai suatu abnormalitas pada tubuh penderita itu sendiri, oleh karena
tingkat kesadaran penderita akan adanya lesi ini di dalam rongga mulutnya tergolong rendah,
maka dari itu penulis ingin meneliti untuk menunjukkan keberadaan dari lesi ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Definisi Geographic Tongue
Geographic tongue (eritema migran, benign migratory glossitis, erythema areata
migrans, stomatitis areata migrans merupakan lesi jinak yang sering ditemukan pada
permukaan dorsal lidah.
2. 2 Etiologi
Etiologi dari lesi ini masih belum diketahui secara pasti, meskipun banyak penelitian
dan studi yang meneliti tentang geographic tongue. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa
faktor genetik atau herediter berperan besar dalam lesi ini.
2. 3 Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi juga mendukung terjadinya kelainan ini seperti defisiensi nutrisi
dan stress.
2. 4 Gambaran Klinis
Daerah eritema, dapat tunggal atau multipel yang dikelilingi tepi putih/ kuning/
keabuan dan sedikit menonjol dengan batas tegas dan jelas. Gambaran klinis geographic
tongue berupa bercak kemerahan (erimatous) yang tidak beraturan dan berbatas jelas, dibatasi
oleh garis keratotik putih atau kuning keabu-abuan yang tampak lebih menonjol daripada
daerah disekitarnya, dan timbul pada beberapa lokasi yang berbeda. Pada bagian erimatous,
permukaan lidah tampak merah, halus, dan mengkilatp karena adanya atrofi atau kehilangan
papilla filiformis. Batas putih yang terdiri dari papilla filiformis yang beregenerasi dan
merupakan campuran keratin dan neutrophil. Terletak di 2/3 anterior dorsum lidah atau batas
lateral lidah
2.5 Histopatologi
Adanya temuan klinis pada depan pillation papilla filiform pada dorsum lidah,
menyebabkan eritematosa dapat bervariasi dalam segi ukuran, bentuk, dan jumlah. Daerah-
daerah ini dibatasi oleh sedikit peningkatan papilla filiform di sekitarnya, membentuk margin
tepi yang tampak putih, sempit. Geographic tongue dapat menjadi kronis atau bermigrasi,
atau dapat hilang secara bertahap (atropi).
Gambar 2. Gambar histologi dari Geographic Tongue
2.6 Penatalaksanaan
Pasien harus diyakinkan bahwa walaupun ini adalah kondisi kronis atau
siklik, Geographic tongue tidak mewakili penyakit neoplastik, infeksi, atau menular. Biopsi
dapat dilakukan jika pasien memiliki keluhan utama, maka pemeriksaan fisik harus dilakukan
yang berkaitan dengan sisteemik. Ketika seorang pasien tidak menunjukkan gejala, tidak
diperlukan perawatan lebih lanjut. Karena beberapa pasien mungkin tidak nyaman atau
mengalami rasa sakit sedang, iritasi yang dapat diidentifikasi (terutama jenis makanan) harus
dihindari. Gejala diobati secara empiris. Uji coba dapat dilakukan dengan pemberian
(vitamin), obat kumur, obat anti anxietas, dan obat antiinflamasi. Yang terakhir dapat
menggunakan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dan kortikosteroid sistemik atau topical
jika dibutuhkan.
LAPORAN KASUS
Kasus
keluhan adanya bercak bewarna merah tidak teratur seperti pulau pada punggung lidahnya.
Namun tidak terasa sakit. Dari anamnesis didapat pasien dalam waktu dekat ini sering stress
dengan pekerjaannya. Pasien belum pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya dan
pemeriksaan klinis ditentukan diagnosis Geographic Tongue. Pada kasus ini diberikan
perawatan non farmakologis berupa KIE, karena faktor pemicu pada pasien ini adalah stres,
karena stress merupakan salah faktor terjadinya keadaan ini. Dan dijelaskan kepada pasien
DATA PASIEN
Nama : Velerie
NIK :-
Suku/ras : Minang
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Belimbing
ANAMNESIS
Keluhan tambahan bercak ini tidak terdapat pada bagian lain tubuh
pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada Riwayat penyakit pada keluarga pasien
Suhu: normal
h) Gigi sehat
c) Prognosis baik
5. rencana perawatan
keganasan
PEMBAHASAN
Geographic tongue disebut juga benign migratory glossitis/ erythema migrans linguae
(variasi normal) merupakan suatu lesi jinak yang ditemukan pada lidah. Permukaan lidah
yang eritematous, atropi, papilla filiformis yang dikelilingi oleh bentuk lingkaran putih
ataupun tidak, dengan lokasi dan bentuk yang bervariasi pada dorsum lidah. Kondisi ini dapat
dimulai dengan pembentukan satu bintik merah yang secara bertahap dapat meningkat
ukurannya. Bintik-bintik merah ini selanjutnya secara perlahan-lahan akan meluas dan
menyebar.
Lesi ini biasanya terdiri dari beberapa daerah yang mengalami deskuamasi papilla
filiformis dan berbentuk lingkaran tak beraturan. Bagian tengah lesi tersebut kadang-kadang
terlihat mengalami inflamasi dan dibatasi oleh suatu garis tipis berwarna putih kekuning-
kuningan yang sedikit menonjol. Etiologi dari geographic tongue belum diketahui secara
pasti, tetapi faktor predisposisinya bisa karena stres,faktor hormonal, herediter serta oral
hygine yang kurang baik. Setiap anomali lidah mempunyai ciri, gambaran klinis dan etiologi
masing-masing yang membedakan satu dengan lainnya. Diagnosis banding adalah reiter’s
disease.
pengobatan khusus untuk geographic tongue. Perawatan dari geographic tongue pada kasus
berupa KIE dan instruksi pada pasien agar menambal gigi yang sudah berlubang, dan
mengintruksi pasien untuk membersihkan karang gigi, menghilangkan stres serta menjaga
kebersihan rongga mulut dengan menggosok gigi 2 kali sehari .Pemberian obat anestesi
topikal atau steroid topikal tidak diperlukan karena tidak ditemukan adanya nyeri pada
pasien.
BAB IV
KESIMPULAN
Geographic tongue adalah lesi jinak yang terjadi pada lidah. Gambaran klinis lesi
terlihat gambaran bercak-bercak merah tidak teratur menyerupai pulau-pulau seperti peta,
gambaran ini dapat berubah-ubah polanya dari waktu kewaktu. Etiologi dari geographic
tongue belum diketahui secara pasti, tetapi faktor predisposisinya bisa karena stres,faktor
hormonal, herediter serta oral hygine pasien yang kurang baik juga dapat mempengaruhi
terjadinya kelainan ini dan Perawatan yang diberikan kepada pasien berupa KIE dan
instruksi pada pasien agar menambal gigi yang sudah berlubang, dan mengintruksi pasien
untuk membersihkan karang gigi , menghilangkan stres serta menjaga kebersihan rongga