Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS

MODUL 3

(LESI JARINGAN LUNAK MULUT)

“GEOGRAPHIC TONGUE”

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam melengkapi

Kepaniteraan Klinik pada Modul 3

Disusun Oleh:

Sonia Yudistira
21100707360804036

Dosen Pembimbing:
drg. Fitria Mailiza, Sp.PM

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PA D A N G

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Case Report
”Geographic Tongue” untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
kepanitraan klinik modul 3 (Lesi Jaringan Lunak Mulut) dapat diselesaikan.

Dalam penulisan Laporan Kasus penulis menyadari, bahwa semua proses


yang telah dilalui tidak lepas dari bimbingan drg. Fitria Mailiza, Sp.PM selaku
dosen pembimbing, bantuan, dan dorongan yang telah diberikan berbagai pihak
lainnya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu.

Penulis juga menyadari bahwa laporan kasus ini belum sempurna


sebagaimana mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya,
karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca.

Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkah-Nya


kepada kita semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat
memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang
memerlukan.

Padang, Februari 2023


LAPORAN KASUS ORAL ME0DICINE

Nama : Velerie

Tempat/tanggal lahir : Padang, 20 Juli 2001

NIK :-

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku/ras : Minang

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa

Status : Belum Menikah

Alamat : Belimbing

No. Telepon : 081372275791

Tindakan yang
Hari/tanggal Kasus Operator
dilakukan

Padang, februari 2023

Pembimbing
(drg. Fitria Mailiza, Sp.PM)
MODUL 3

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PADANG

HALAMAN PENGESAHAN

Telah didiskusikan Case Report“Geographic Tongue”

guna melengkapi persyaratan Kepaniteraan Klinik pada Modul 3.

Padang, Februari 2023

Disejutui oleh

Dosen Pembimbing

(drg. Fitria Mailiza, Sp.PM)


BAB I

PENDAHULUAN

Geographic tongue atau benign migratory Geographic tongue atau benign migratory

glossitis atau erythema migrains adalah suatu lesi inflamasi pada lidah yang bersifat jinak dan

tidak memiliki kecenderungan berubah menjadi ganas. Kelainan ini sesuai dengan namanya,

terjadi pada lidah khususnya pada bagian dorsum atau pada bagian lateral lidah. Lesi pada GT

bersifat asimptomatik karena terdapat atrofi papilla atau depapilasi dari papilla filiformis

yang mampu mengubah sensasi (Musaad et al, 2015)

Etiologi dari lesi ini masih belum diketahui secara pasti, meskipun banyak penelitian

dan studi yang meneliti tentang geographic tongue. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa

faktor genetik atau herediter berperan besar dalam lesi ini (Burket et al, 2008). Faktor

predisposisi juga mendukung terjadinya kelainan ini seperti defisiensi nutrisi, stress, dan lain-

lain.

Prevalensi geographic tongue adalah sekitar 1-2,5% yang mana selain itu prevalensi

lain dari kelainan ini dari beberapa negara antara lain, seperti di Amerika yaitu 1-14%, Afrika

Selatan 0,6%, Brazil 27,7% dan India Selatan 5,71% (Hamissi et al, 2015), di Indonesia

sendiri pernah dilakukan sebuah penelitian tentang prevalensi geographic tongue di Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, pada penelitian tersebut didapatkan prevalensi

geographic tongue sebesar 3,2% dari total 312 pasien (Elisabth, 2008). Lesi ini lebih sering

terjadi pada wanita dibandingkan pria diduga karena adanya pengaruh hormonal pada wanita

dan juga adanya pengaruh dari siklus kontrasepsi yang digunakan oleh wanita, dari beberapa

penelitian didapatkan hasil bahwa prevalensi geographic tongue pada wanita lebih tinggi

dibandingkan pria (Janinkittivong et al, 2005)


Lesi geographic tongue secara klinis tampak berwarna kuning, putih atau abu-abu pada

bagian tepinya dengan bentukan yang ireguler , lesi ini juga tampak seperti lingkaran merah

dengan tepi berwarna putih yang tidak teratur pada bagian samping, maupun tengah lidah.

Bercak merah merupakan suatu keadaan dimana adanya atrofi dari papilla filiformis dan batas

putih dari bercak merah adalah papilla filiformis yang bergenerasi dan bercampur dengan

keratin dan netrofil. Lesi ini biasanya muncul selama satu atau dua minggu lalu menghilang

dan muncul kembali pada tempat yang berbeda dari lidah ( Shahzad et al, 2014).

Geographic tongue merupakan lesi asimptomatik serta lesi ini bukan merupakan suatu

kondisi dimana pasien selalu merasakan sakit akibat munculnya lesi tersebut, melainkan

hanya saat terdapat faktor pencetus rasa sakitnya, seperti makanan yang pedas, panas dan

asam serta minuman yang berkarbonasi atau beralkohol. Lesi geographic tongue juga kadang

muncul saat periode menstruasi atau pada saat kondisi pasien sedang stress, selain itu

kelainan ini dapat sembuh sendiri dan kemudian muncul lagi di tempat yang berbeda (Kelsch,

2014).

Prevalensi rata-rata dari lesi ini sangat kecil, kemungkinan tingkat kesadaran penderita

akan adanya lesi ini pada rongga mulutnya juga sangat rendah, lesi ini juga jarang

menimbulkan rasa sakit sehingga jarang dikeluhkan oleh penderita, oleh sebab itu juga lesi ini

jarang diketahui sebagai suatu abnormalitas pada tubuh penderita itu sendiri, oleh karena

tingkat kesadaran penderita akan adanya lesi ini di dalam rongga mulutnya tergolong rendah,

maka dari itu penulis ingin meneliti untuk menunjukkan keberadaan dari lesi ini.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Definisi Geographic Tongue
                Geographic tongue (eritema migran, benign migratory glossitis, erythema areata
migrans, stomatitis areata migrans merupakan lesi jinak yang sering ditemukan pada
permukaan dorsal lidah.
2. 2 Etiologi
Etiologi dari lesi ini masih belum diketahui secara pasti, meskipun banyak penelitian
dan studi yang meneliti tentang geographic tongue. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa
faktor genetik atau herediter berperan besar dalam lesi ini.
2. 3 Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi juga mendukung terjadinya kelainan ini seperti defisiensi nutrisi
dan stress.
2. 4 Gambaran Klinis
            Daerah eritema, dapat tunggal atau multipel yang dikelilingi tepi putih/ kuning/
keabuan dan sedikit menonjol dengan batas tegas dan jelas. Gambaran klinis geographic
tongue berupa bercak kemerahan (erimatous) yang tidak beraturan dan berbatas jelas, dibatasi
oleh garis keratotik putih atau kuning keabu-abuan yang tampak lebih menonjol daripada
daerah disekitarnya, dan timbul pada beberapa lokasi yang berbeda. Pada bagian erimatous,
permukaan lidah tampak merah, halus, dan mengkilatp karena adanya atrofi atau kehilangan
papilla filiformis. Batas putih yang terdiri dari papilla filiformis yang beregenerasi dan
merupakan campuran keratin dan neutrophil. Terletak di 2/3 anterior dorsum lidah atau batas
lateral lidah
2.5       Histopatologi
Adanya temuan klinis pada depan pillation papilla filiform pada dorsum lidah,
menyebabkan eritematosa dapat bervariasi dalam segi ukuran, bentuk, dan jumlah. Daerah-
daerah ini dibatasi oleh sedikit peningkatan papilla filiform di sekitarnya, membentuk margin
tepi yang tampak putih, sempit. Geographic tongue dapat menjadi kronis atau bermigrasi,
atau dapat hilang secara bertahap (atropi).
Gambar 2. Gambar histologi dari Geographic Tongue
2.6       Penatalaksanaan
Pasien harus diyakinkan bahwa walaupun ini adalah kondisi kronis atau
siklik, Geographic tongue tidak mewakili penyakit neoplastik, infeksi, atau menular. Biopsi
dapat dilakukan jika pasien memiliki keluhan utama, maka pemeriksaan fisik harus dilakukan
yang berkaitan dengan sisteemik. Ketika seorang pasien tidak menunjukkan gejala, tidak
diperlukan perawatan lebih lanjut. Karena beberapa pasien mungkin tidak nyaman atau
mengalami rasa sakit sedang, iritasi yang dapat diidentifikasi (terutama jenis makanan) harus
dihindari. Gejala diobati secara empiris. Uji coba dapat dilakukan dengan pemberian
(vitamin), obat kumur, obat anti anxietas, dan obat antiinflamasi. Yang terakhir dapat
menggunakan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dan kortikosteroid sistemik atau topical
jika dibutuhkan.
LAPORAN KASUS

Kasus

Seorang pasien perempuan berusia 23 tahun datang ke RSGM Baiturrahmah dengan

keluhan adanya bercak bewarna merah tidak teratur seperti pulau pada punggung lidahnya.

Namun tidak terasa sakit. Dari anamnesis didapat pasien dalam waktu dekat ini sering stress

dengan pekerjaannya. Pasien belum pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya dan

pemeriksaan klinis ditentukan diagnosis Geographic Tongue. Pada kasus ini diberikan

perawatan non farmakologis berupa KIE, karena faktor pemicu pada pasien ini adalah stres,

karena stress merupakan salah faktor terjadinya keadaan ini. Dan dijelaskan kepada pasien

bahwasanya keadaan tersebut terjadi secara fisiologis atau normal.

Gambar 1. Gambaran klinis kunjungan pertama pasien


Gambar 2. Gambaran Klinis pasien 1 minggu setelah diberikan KIE

DATA PASIEN

Nama : Velerie

Tempat/tanggal lahir : Padang, 20 Juli 2001

NIK :-

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku/ras : Minang

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa

Status : Belum Menikah

Alamat : Belimbing

No. Telepon : 081372275791

ANAMNESIS

Keluhan Utama Seorang pasien datang dengan keluhan adanya

bercak bewarna merah tidak teratur pada punggung

lidahnya, namun tidak terasa sakit.

Keluhan tambahan bercak ini tidak terdapat pada bagian lain tubuh

pasien.

Riwayat penyakit sistemik Pasien tidak memiliki penyakit dalam

Riwayat penyakit dental Adanya karang dan gigi berlubang

Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada Riwayat penyakit pada keluarga pasien

Riwayat social pakerjaan Pasien mengalami gangguan seperti stress


Pemeriksaan Objektif

1. Pemeriksaan Fisik Umum

a) Kesadaran umum Kesadaran: kompos mentis

b) Tanda-tanda vital Tekanan darah: normal


Nadi : 50 x/ menit

Suhu: normal

Respirasi: 18x / menit

2. pemeriksaan ekstra oral


a) Kelenjer getah bening Sub mandibula: normal
Sub mentale: normal
Sub servik: normal

b) TMJ Tidak ada kelainan


c) bibir Tidak ada kelainan

3. pemeriksaan Intra oral

a) gingiva Tidak ada kelainan

b) Lidah Terdapat bercak merah pada punggung lidah,

seperti pulau dan tidak teratur, dengan jumlah yang

banyak, warna merah dengan tepi bewarna putih,

tidak sakit, erosi superfasial, papila lidah licin

c) Palatum Tidak ada kelainan

d) Frenulum Tidak ada kelainan

e) Dasar mulut Tidak ada kelainan

f) Mukosa Bukal Tidak ada kelainan

g) Mukosa Labial Tidak ada kelainan

h) Gigi sehat

i) Jaringan periodontal Tidak ada kelainan

j) tonsil Tidak ada kelainan


4. diagnosis

a) diagnosis klinis Geographic tongue

b) diagnosis banding reiter’s disease

c) Prognosis baik

5. rencana perawatan

a) Non farmakologis  Menenangkan pasien untuk tidak panik dan

menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit

yang diderita pasien buakan suatu

keganasan

 Menjelaskan kepada pasien bahwa factor

penyebab dari penyakit yang diderita pasien

adalah stress. Pasien diminta untuk

menghilangkan pemicu stress tersebut

 Instruksikan pasien untuk menjaga

kebersihan rongga mulutnya dan rutin

kontrol ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali

PEMBAHASAN

Geographic tongue disebut juga benign migratory glossitis/ erythema migrans linguae

(variasi normal) merupakan suatu lesi jinak yang ditemukan pada lidah. Permukaan lidah

yang eritematous, atropi, papilla filiformis yang dikelilingi oleh bentuk lingkaran putih

ataupun tidak, dengan lokasi dan bentuk yang bervariasi pada dorsum lidah. Kondisi ini dapat

dimulai dengan pembentukan satu bintik merah yang secara bertahap dapat meningkat
ukurannya. Bintik-bintik merah ini selanjutnya secara perlahan-lahan akan meluas dan

menyebar.

Lesi ini biasanya terdiri dari beberapa daerah yang mengalami deskuamasi papilla

filiformis dan berbentuk lingkaran tak beraturan. Bagian tengah lesi tersebut kadang-kadang

terlihat mengalami inflamasi dan dibatasi oleh suatu garis tipis berwarna putih kekuning-

kuningan yang sedikit menonjol. Etiologi dari geographic tongue belum diketahui secara

pasti, tetapi faktor predisposisinya bisa karena stres,faktor hormonal, herediter serta oral

hygine yang kurang baik. Setiap anomali lidah mempunyai ciri, gambaran klinis dan etiologi

masing-masing yang membedakan satu dengan lainnya. Diagnosis banding adalah reiter’s

disease.

Geographic tongue merupakan keadaan yang jinak sehingga tidak diperlukan

pengobatan khusus untuk geographic tongue. Perawatan dari geographic tongue  pada kasus

berupa KIE dan instruksi pada pasien agar menambal gigi yang sudah berlubang, dan

mengintruksi pasien untuk membersihkan karang gigi, menghilangkan stres serta menjaga

kebersihan rongga mulut dengan menggosok gigi 2 kali sehari .Pemberian obat anestesi

topikal atau steroid topikal tidak diperlukan karena tidak ditemukan adanya nyeri pada

pasien.
BAB IV

KESIMPULAN

Geographic tongue adalah lesi jinak yang terjadi pada lidah. Gambaran klinis lesi

terlihat gambaran bercak-bercak merah tidak teratur menyerupai pulau-pulau seperti peta,

gambaran ini dapat berubah-ubah polanya dari waktu kewaktu. Etiologi dari geographic

tongue belum diketahui secara pasti, tetapi faktor predisposisinya bisa karena stres,faktor

hormonal, herediter serta oral hygine pasien yang kurang baik juga dapat mempengaruhi

terjadinya kelainan ini dan Perawatan yang diberikan kepada pasien berupa KIE dan

instruksi pada pasien agar menambal gigi yang sudah berlubang, dan mengintruksi pasien

untuk membersihkan karang gigi , menghilangkan stres serta menjaga kebersihan rongga

mulut dengan menggosok gigi 2 kali sehari .


REFERENSI

1. Musaad, A. H, Abuaffan, A. H, dan Khier E. 2015. Prevalence of Fissured and Geographic


Tongue Abnormalities among University Students in Khartoum State, Sudan. Enz Eng, 5:1.
2. Burket, Greenberg, Glick, dan Ship. 2008. Burket’s Oral Medicine Elevent Edition. Canada:
BC Decker Inc.
3. Hamissi, J. H., Feahin, M. E., dan Hamissi Z., 2015. Treatment of Geographic tongue
Superimposing Fissured Tongue: A literature review with case report. Sch. J. Dent. Sci. 2 (7):
409-413.
4. Elisabeth, M., 2008. Prevalensi dan distribusi fissure tongue, geographic tongue, median
rhomboid gossitis dan hairy tongue pada pasien Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia berdasarkan
5. Byahatti dan Ingafou. 2010. The Prevalence of Tongue Lesions in Libyan Adult
Patients. J Clin Exp Dent. 2(4): e163-8.
6. Toit dan Fisher. 2006. Tongue Variants Which Have An Atopic Association. Current
Allergy & Clinical Immunology. 19(1): 30-31.
7. Soeprapto, A. 2016. Pedoman Dan Tatalaksana Praktik Kedokteran Gigi. STPI Bina
Insan Mulia. Yogyakarta. Hal. 287.
8. Arma, U. 2009. Ilmu Penyakit Mulut. Universitas Baiturrahmah. Padang. Hal. 144.
9. Laskaris, Geoge. 2013. Atlas Saku Penyakit Mulut (Pocket Atlas Of Oral Diseases).
EGC. Edisi 2. Hal 22
10. Langlais, Robert P. 2009. Atlas Berwarna Lesi Mulut Yang Sering Ditemukan.
EGC.Jakarta. Edisi 4. Hal 106
11. Casu, C, dkk. 2019. Hairy Tongue. Geograpic Tongue, Scrotal Tongue, and Systemic
Connections; Clincal Inages and an Overview. Dentist Case Rep.vol.3 1 january

Anda mungkin juga menyukai