Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT

“SCALLOPED TONGUE”

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam melengkapi


Kepaniteraan Klinik pada Modul 3

Oleh:
INTAN SYAFUTRI 19100707360804095

Dosen Pembimbing
Dr. drg. Dhona Afriza, M. Biomed

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PA D A N G
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ”Scalloped Tongue” untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan kepanitraan klinik modul 3 Lesi Jaringan
Lunak Mulut (Variasi Normal) dapat diselesaikan.
Dalam penulisan Laporan Kasus penulis menyadari, bahwa semua proses yang telah
dilalui tidak lepas dari bimbingan. Selaku dosen pembimbing, bantuan, dan dorongan yang
telah diberikan berbagai Dr. drg. Dhona Afriza, M. Biomed pihak lainnya. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Penulis juga menyadari bahwa laporan kasus ini belum sempurna sebagaimana
mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya, karena itu kritik dan saran
sangat penulis harapkan dari pembaca.
Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkah-Nya kepada kita
semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat memberikan sumbangan
pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang memerlukan.

Padang, 24 Oktober 2019

Penulis
HALAMAN PENGESAHAN

Telah didiskusikan laporan kasus “Scallope Tongue” guna melengkapi persyaratan


Kepaniteraan Klinik pada Modul 3.

Padang, 24 Oktober 2019

Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing

(Dr. drg. Dhona Afriza, M. Biomed)


LAPORAN KASUS ORAL MEDICINE

1. Nama : Al Akbar Tor-Tor Nasution

2. No. Rekam Medis : 053952

3. Umur : 24 Tahun

4. Jenis Kelamin : Laki-laki

5. Alamat : Komplek pemda RT.3 RW.8, Padang Sarai

6. Pekerjaan : Mahasiswa

7. Agama : Islam

Tindakan yang
Hari/tanggal Kasus Operator
dilakukan
1. Anamnesa

Jum’at, 04 Scallope 2. Pemeriksaan Intan Syafutri (19-95)

Oktober 2019 Tongue klinis

3. Diagnosa

Padang, 24 Oktober 2019


Pembimbing

(Dr. drg. Dhona Afriza, M. Biomed)

BAB I
PENDAHULUAN
Lidah merupakan organ yang paling mudah diakses dari rongga mulut. Gangguan

maupun lesi pada lidah mulai menjadi perhatian utama dalam kesehatan umum pasien. Lidah

adalah organ yang kompleks pada dasarnya otot tertutup oleh epitel dan melakukan banyak

fungsi seperti menelan, bicara dan persepsi sensasi termasuk karakteristik rasa, perubahan

termal, rangsang nyeri dan sensasi umum dan membantu dalam perkembangan rahang.

Fungsi tersebut dapat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan mulut dan perubahan ekstrim

faktor termal, mekanik maupun mikroba(laskaris, 2014).

Banyak kondisi yang dijumpai pada lidah termasuk kedalam istilah “anomali lidah”.

Beberapa kelainan tersebut tidak menunjukkan gambaran yang berarti yang cukup sering

terjadi sehingga dapat dianggap sebagai suatu variasi normal. Beberapa kelainan

menunjukkan kondisi klinis kelainan mayor atau berat pada lidah, dan terdapat

beberapa kasus dapat membantu untuk menentukan sejumlah kelainan akibat faktor

genetic dan membuktikan bahwa kelainan pada lidah dapat disebabkan oleh kelainan

perkembangan (Khozeimeh & Rasti, 2006).

Terdapat beberapa studi yang menyangkut lesi di lidah, salah satu kondisi yang

penting untuk diselidiki adalah scalloped tongue (Puspita dkk., 2010). Penelitian Dewi (2018)

di yogyakarta menunjukkan prevalensi scalloped tongue adalah 20,30%. Berdasarkan jenis

kelamin, jumlah scalloped tongue lebih banyak pada perempuan (69,04%) dibandingkan laki-

laki (30,96%). Berdasarkan usia, jumlah scalloped tongue terbanyak pada rentang usia 20-24

tahun (71,13%). Berdasarkan letak lesi, jumlah scalloped tongue ditemukan terbanyak pada

bilateral lidah (88,98%) dan paling sedikit pada ujung lidah (0,29%).

Scalloped tongue atau sering dikenal denan crenated tongue, lingua indentata, pie

crust tongue, crenulated tonguea dalah suatu keadaan yang ditandai oleh lekukan-lekukan

pada tepi lateral lidah (Matto, 2017). Tekanan abnormal dari gigi-gigi pada lidah mencetak

pola tertentu, yang tampak sebagai oval-oval cekung yang dibatasi tepi seperti kerang yang
putih dan menimbul. Keadaan tersebut biasanya bilateral, tetapi dapat unilateral atau

terisolasi pada daerah dimana lidah berkontak erat dengan gigi-gigi. Penyebabnya meliputi

keadaan-keadaan yang dapat menyebabkan tekanan abnormal pada lidah seperti gesekan dari

lidah terhadap gigi dan diastema, kebiasaan menjulurkan lidah, mengisap lidah, clenching

atau lidah yang membesar dan sering terjadi pada pasien yang bruxism (Aizpurua dkk., 2011;

Yanagisawa dkk., 2007).

Scalloped tongue adalah suatu keadaan yang ditandai oleh lekukan-lekukan pada tepi

lateral lidah. Tekanan abnormal dari gigi-gigi pada lidah mencetak pola tertentu, yang tampak

sebagai oval-oval cekung yang dibatasi tepi seperti kerang yang putih dan menimbul.

Keadaan tersebut biasanya bilateral, tetapi dapat unilateral atau terisolasi pada daerah dimana

lidah berkontak erat dengan gigi-gigi. Penyebabnya meliputi keadaan-keadaan yang dapat

menyebabkan tekanan abnormal pada lidah seperti gesekan dari lidah terhadap gigi dan

diastema, kebiasaan menjulurkan lidah, mengisap lidah, clenching atau lidah yang membesar

(laskaris, 2014).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Scalloped tongue adalah kelainan yang sering ditemukan yang ditandai oleh indentasi

pada tepi lateral lidah. Kondisi ini disebabkan oleh tekanan abnormal (misalnya, dari

penyedot) dalam mulut pasien yang mempunyai kebiasaan menggerenyot atau bruksisme.

Biasanya lesi bersifat bilateral,tetapi dapat juga unilateral atau terisolasi pada region, yaitu

lidah berkontak erat dengan gigi-geligi. Tekanan abnormal pada lidah menimbulkan cetakan
dengan pola yang khas yang tampak berupa bentuk oval yang terdepresi, yang kadang-

kadang dikelilingi oleh tepi menonjol, berkelok-kelok dan berwarna putih (laskaris, 2014).

2.2 Etiologi

Scalloped tongue dapat terbentuk dikarenakan oleh satu atau lebih penyebab sebagai berikut:

1. Makroglossia

Adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan lidah yang membesar secara

abnormal.Makroglossia dapat disebabkan oleh hipertrofi otot-otot lidah seperti pada kasus

sindrom Bechwit-Wiedemann, kista, dan tumor jinak pada lidah. Scalloped tongue dapat

terjadi karena lidah yg mengalami makroglossia berdesakan dengan gigi geligi di lateral

maupun anteriornya. Tekanan lidah terhadap gigi dalam waktu lama akan membuat teraan

gigi pada lidah sebagaimana gambaran scalloped tongue.

2. Kebiasaan menjulurkan atau menghisap lidah

Kebiasaan menjulurkan atau menghisap lidah akan membuat lidah

penderitanya sangat sering berkontak rapat dan saling menekan dengan gigi-

geligi. Dalam jangka waktu lama, tekanan tersebut data menyebabkan

terbentuknya lekukan-lekukan scalloped tongue.

3. Kelainan sistemik seperti akromegali

Akromegali adalah suatu kelainan pertumbuhan yang dikarenakan

berlebihnya produksi growth hormone, sehingga menyebabkan pertumbuhan

tulang dan badan menjadi lebih besar dari normal.4 Pasien dengan akromegali

biasanya mengalami pembesaran lidah sehingga menyebabkan lidah terus

menerus berkontak dengan gigi. Kondisi ini menjadi sebab terbentuknya scalloped

tongue.
2.3 Perawatan

Scalloped tongue bukanlah suatu kelainan yang dianggap berbahaya dan

membutuhkan perawatan khusus. Bila scalloped tongue terjadi karena faktor kebiasaan

menjulurkan atau menghisap lidah, maka menghilangkan kebiasaan tersebut dapat menjadi

pilihan perawatan.Lina alba yang mencolok pada mukosa bukal, suatu temuan yang sering

menyertai scallop tongue, disebabkan oleh tekanan intraoral negative yang berhubungan

dengan mengisap lidah pada orang yang mempunyai kebiasaan clenching atau bruksisme

(laskaris, 2014).

BAB III
LAPORAN KASUS

Seorang pasien laki-laki berusia 24 tahun datang ke bagian Oral Medicine Rumah Sakit Gigi
dan Mulut Baiturrahmah dengan keluhan bagian kiri dan kanan lidahnya berlekuk lekuk
sehingga tidak nyaman dilihat. Pasien mengalami ini sejak 5 tahun, kondisi ini terlihat sekali
pada bagian samping lidah.
Gambar 1. Gambaran klinis Lidah Pasien tampak samping sisi kanan
Gambar 1. Gambaran klinis Lidah Pasien tampak samping sisi kir

Gambar 2. Gambaran klinis Lidah Pasien tampak depan

A. Anamnesis

 Keluhan Utama

Pasien datang dengan keluhan terdapat lekukan-lekukan pada lidah. Pasien tidak merasa

sakit.

 Keluhan Tambahan

Pasien mengeluh terdapat lekukan-lekukan di sisi kanan dan kiri lidahnya, pasien

menyadarinya sejak 5 tahun yang lalu saat berkaca melihat kondisi mulutnya, pasien tidak

mengeluh sakit, tetapi khawatir terhadap hal tersebut dan pasien belum pernah memberi

pengobatan pada kondisi yang sekarang dialami.

 Riwayat perawatan gigi

Pasien pernah melakukan perawatan gigi yaitu perawatan penambalan pada gigi regio 37

dan scalling 1 minggu yang lalu.


 Riwayat penyakit terdahulu

Pasien tidak mengalami penyakit sistemik, namun pasien pernah dirawat dirumah sakit

karena mengalami kondisi usus buntu dan dilakukan pengobatan dengan operasi sekitar 1

tahun yang lalu.

 Riwayat penyakit dalam keluarga

Ibu pasien mengalami hipertensi.

 Riwayat Sosial-Pekerjaan

Pasien seorang mahasiswa kedokteran gigi universitas Baiturrahmah.

 Riwayat Kebiasaan buruk

Pasien memiliki kebiasaan menekan lidah ke gigi, menghisap lidah, merokok selama 8

tahun dan sekarang sudah berhenti sejak 1 tahun yang lalu serta pasien mengalami gangguan

pada sendi temporomandibular (sendi rahang) sehingga membuat pasien sulit untuk

membuka mulut lebar.

B. Pemeriksaan Ekstra Oral

Wajah : Simetri

Bibir : Normal

Sirkum oral : Normal

Mata : Normal

Hidung : Normal

KGB : Kanan tidak teraba, tidak sakit

Kiri tidak teraba, tidak sakit

TMJ : Ada bunyi clicking disisi kiri dan kadang sakit.

Membuat pasien sulit untuk membuka mulut lebar.

Etiologinya : Deep pain input


Aktivitas parafungsional adalah semua aktivitas di luar fungsi normal (seperti

mengunyah, bicara, dan menelan), dan tidak mempunyai tujuan fungsional. Contohnya

adalah bruxism, dan kebiasaan-kebiasaan lain seperti menggigit-gigit kuku, pensil, bibir,

mengunyah satu sisi, tongue thrust, dan bertopang dagu. Aktivitas yang paling berat dan

sering menimbulkan masalah adalah bruxism, termasuk clenching dan grinding. Bruxism

adalah mengerat gigi atau grinding terutama pada malam hari, sedangkan clenching adalah

mempertemukan gigi atas dan bawah dengan keras yang dapat dilakukan pada siang ataupun

malam hari. Pasien yang melakukan clenching atau grinding pada saat tidur sering

melaporkan adanya rasa nyeri pada sendi rahang dan kelelahan pada otot-otot wajah saat

bangun tidur.

C. Pemeriksaan Intra Oral

Mukosa labial : Normal

Frenulum : Normal

Mukosa bukal : Normal

Gingiva : Sedikit berwarna kecoklatan

Palatum : Normal

Lidah : Terdapat lekukan-lekukan di sepanjang lateral lidah kanan dan kiri,

lekukan berbentuk kulit kerang, lebarnya kurang lebih mengikuti lebar kontur gigi

konsistensinya kenyal sama seperti jaringan lidah sekelilingnya. warnanya sama dengan

warna lidah di sekelilingnya, pasien tidak merasakan sakit saat dipalpasi dan adanya ulser

pada lateral lidah.

Dasar Mulut : Normal

Jaringan periodontal : Normal

Uvula : Normal

Tonsil : Normal
Kebersihan mulut :Sedang

Kelainan gigi geligi : Tidak ada

D. Pemeriksaan Gigi Geligi dan Jaringan Penyangga

car

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

Car car car car cof car

Keterangan :

 16: Karies Media

 36 : Karies Superfisialis

 38 : Karies Superfisialis

 46 : Karies Superfisialis

 47 : Karies Superfisialis

 48 : Karies Superfisialis

 37 : Tumpatan resin komposit

E. Pemeriksaan Penunjang

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

F. Diagnosa

Diagnosa sementara : Scalloped Tongue/Crenated Tongue

G. CIRI KLINIS

 Bentuk : Lekukan berbentuk kulit kerang.

 Ukuran : Lebarnya kurang lebih mengikuti lebar kontur gigi.

 Warna :warnanya sama dengan warna lidah di sekelilingnya.


H. ETIOLOGI

Karena pasien memiliki kebiasaan menekan lidah ke gigi, menghisap lidah, merokok

selama 8 tahun dan sekarang sudah berhenti sejak 1 tahun yang lalu serta pasien mengalami

gangguan pada sendi temporomandibular (sendi rahang) sehingga membuat pasien sulit untuk

membuka mulut lebar.

I. DIAGNOSA BANDING

Frictional keratosis

J. GAMBAR
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada kasus ini, penegakan diagnosa dilakukan dengan pemeriksaan subjektif dan

objektif. Pada pemeriksaan subjektif, pasien menyadari bahwa terdapat lekukan-lekukan

seperti bentuk kerang pada sisi kanan dan kiri lidahnya. Pasien menyadarinya sejak 8 tahun

lalu . Pasien sebelumnya pernah kedokter gigi.

Pada pemeriksaan objektif, ditemukan lekukan-lekukan di sepanjang lateral lidah

kanan dan kiri, lekukan tersebut berbentuk seperti kulit kerang, lebarnya mengikuti kontur

gigi, konsistensinya kenyal sama seperti konsistensi jaringan lidah sekelilingnya. warnanya

sama dengan warna lidah di sekelilingnya, pasien tidak merasakan sakit saat dipalpasi.

Dari pemeriksaan subjektif dan objektif, dapat ditegakkan diagnosa kasus ini adalah

Crenated/Scalloped tongue . Scalloped tongue pada pasien disebabkan oleh kebiasaan pasien

menjulurkan atau menghisap lidah dan ada gangguan pada sendi temporomandibular.

Rencana perawatan pasien ini meliputi kontrol plak (edukasi, motivasi, instruksi) serta

memberi penjelasan kepada pasien bahwa keadaan ini tiaklah berbahaya, tidak memerlukan

perawatan khusus, hanya dipastikan saat kontrol, apakah terdapat perubahan bentuk, ukuran,

warna, dan konsistensi dari lekukan-lekukan di sisi lidah tersebut ataukah tetap seperti

semula.

 Gangguan TMJ

Etiologi dari trauma itu sendiri terbagi atas 2 yaitu makro trauma dan mikro

trauma.tekanan yang berlebihan akan menyebaban gangguan fungsional pada bagian tersebut

dan dapat berdampak kerusakan pada jaringan tersebut juga.

 Makro trauma
Tekanan yang terjadi secara langsung pada bagian yang mengalami kerusakan yang

menyebabkan perubahan pada bagian diskus dan kondilaris secara langsung.makro trauma

dapat juga terjadi ketika gigi bersamaan atau dapat juga menyebabkan perubahan pada

kondilus dengan fossa ketika mulut di buka. Trauma besar yang tiba-tiba dan mengakibatkan

perubahan struktural, seperti pukulan pada wajah atau kecelakaan.

 Mikro trauma

Dimana trauma ini merubah posisi diskus dan kondilus secara perlahan-lahan.Trauma

ringan tapi berulang dalam jangka waktu yang lama, seperti bruxism dan clenching. Kedua

hal tersebut dapat menyebabkan microtrauma pada jaringan yang terlibat seperti gigi, sendi

rahang, atau otot.

Kondisi oklusi

Dulu oklusi selalu dianggap sebagai penyebab utama terjadinya TMD, namun akhir-

akhir ini banyak diperdebatkan

 Stress emosional

Keadaan sistemik yang dapat mempengaruhi fungsi pengunyahan adalah peningkatan

stres emosional. Pusat emosi dari otak mempengaruhi fungsi otot. Hipotalamus, sistem

retikula, dan sistem limbik adalah yang paling bertanggung jawab terhadap tingkat emosional

individu. Stres sering memiliki peran yang sangat penting pada TMD. Stres adalah suatu tipe

energi. Bila terjadi stres, energi yang timbul akan disalurkan ke seluruh tubuh. Pelepasan

secara internal dapat mengakibatkan terjadinya gangguan psikotropik seperti hipertensi,

asma, sakit jantung dan atau peningkatan tonus otot kepala dan leher. Dapat juga terjadi

peningkatan aktivitas otot non fungsional seperti bruxism atau clenching yang merupakan

salah satu etiologi TMJ.

Deep pain input


Aktivitas parafungsional adalah semua aktivitas di luar fungsi normal (seperti mengunyah,

bicara, dan menelan), dan tidak mempunyai tujuan fungsional. Contohnya adalah bruxism,

dan kebiasaan-kebiasaan lain seperti menggigit-gigit kuku, pensil, bibir, mengunyah satu

sisi, tongue thrust, dan bertopang dagu. Aktivitas yang paling berat dan sering menimbulkan

masalah adalah bruxism, termasuk clenching dan grinding. Bruxism adalah mengerat gigi

atau grinding terutama pada malam hari, sedangkan clenching adalah mempertemukan gigi

atas dan bawah dengan keras yang dapat dilakukan pada siang ataupun malam hari. Pasien

yang melakukan clenching atau grinding pada saat tidur sering melaporkan adanya rasa

nyeri pada sendi rahang dan kelelahan pada otot-otot wajah saat bangun tidur.

 Rencana Perawatan

Fase I (Etiotropi)
Kontrol plak, DHE

Fase II (Bedah)
Tidak dilakukan

Fase III (Konservatif)


Tidak dilakukan

Fase IV (Maintenance & Rehabilitatif)


DHE, Kontrol

 Diagnosa banding

Frictional keratosis

Definisi

Lesi putih yang disebabkan karena adanya tekanan dalam mulut dan

menyebabkanpembentukan keratin yang berlebihan. Contoh : kebiasaan menggigit

pipi dan lidah.Friksional keratosis biasanya tidak menyebabkan adanya gejala,lesi putih
tersebut biasanyatidak ganas. Secara umum, dua kali lebih banyak penderita friksional

keratosis adalah wanitadi banding dengan laki-laki.

Etiologi

- Kebiasaan menggigit pipi, mengunyah pipi, thrusting lidah, atau menghisap mukosa.

- Prothesa lepasan yang kasar, atau patah dan peralatan orthodontik .

- Permukana gigi yang fraktur atau tidak rata yang mempengaruhi jaringan

lunakdisekitarnya.

- Terkadang, lesi keratosis friksional mungkin terjadi sebagai akibat dari gesekan

konstanbenda eksternal, seperti pipa tembakau; instrumen musik, didalam mulut

untuk jangka waktuyang lama.

- Penyikatan gigi yang tidak benar dan alat bantu kebersihan mulut yang lain

mempengaruhijaringan attached gingival.

- Kebiasaan pengunyahan pipi, juga dikenal sebagai morsicatio buccarum sehingga lesi

putih menyebar. Bercak putih ini berhubungan dengan kebiasaan oral kronis yang

sadar ataupun tidak sadar.

Gambaran klinis

- Lesi terlihat sebagai bercak asimtomatil putih yang yeng jelas.

- Berwarna translusen hingga opaque dengan tepi berbatas tegas.

- Permukaan lesi mungkin terlihat tidak teratur dan terasa kasar pada lidah

- Paling sering mengenai bibir, lateral lidah, bukal mukosa dari garis oklusal dan daerah

edentulous

- Biasanya permukaan tampak berwarna putih homogen.


BAB V
KESIMPULAN
Scalloped tongue adalah keadaan yang umum, ditandai oleh lekukan-lekukan pada

tepi lateral lidah. Keadaan tersebut biasanya bilateral tetapi dapat unilateral atau terisolasi

pada daerah dimana lidah berkontak erat dengan gigi-geligi.penampakan umum scalloped

tongue adalah berupa lekukan pada lateral atau anterior lidah yang bersesuaian dengan

lekukan-lekukan gigi. Pada kasus ini, diagnosa scalloped tongue akibat kebiasaan pasien

menjulurkan dan menghisap lidah serta ada gangguan pada sendi temporomandibular.

Rencana perawatan pasien ini meliputi kontrol plak (edukasi, motivasi, instruksi) serta

memberi penjelasan kepada pasien bahwa lekukan tersebut bukan suatu kelainan sehingga

pasien tidak perlu melakukan perawatan khusus, hanya dilakukan pengamatan untuk

meyakinkan bahwa diagnosa tersebut adalah benar.


REFERENSI

Langlais, Robert P., dkk, 2013. Atlas Berwarna: Kelainan Rongga Mulut yang Lazim.
Jakarta: Hipokrates. Pages 44-45

Prada, Carlos E., dkk, 2012. Genetic Causes of Macroglossia: Diagnostic Approach.
Pediatrics Journal 2012;129;e431.

US Department of Health and Human Services, 2008. Acromegaly: National Endocrine and
Metabolic Disease Information Service. NIH Publication no. 08-3924

Aizpurua, J.L.D.L.H., Esperanza, D.a., Roy, L.A., Juan, M.J. 2011. Sleep bruxism.
conceptual review and update. Med Oral Patol Oral Cir Bucal.Vol. 16, no. 2.

Dewi, R. T. 2018. Prevalensi crenated tongue dan keterlibatan malposisi gigi pada pasien di
departemen ilmu penyakit mulut Rsgm Ugm Prof. Soedomo Tahun 2011-2015. Skripsi.
Universitas Gadjah Mada.

Khozeimeh, F dan Rasti, G. 2006. The prevalence of tongue abnormalities among the school
children in Borazjan, Iran. Dental Research Journal. Vol. 3, No.1.

Matto, K. A. 2017. Tongue crenation (scalloped tongue)-case report. Journal o medical


science and clinical research. Vol. 5, no. 9

Puspita, P., Goeno, S., Dewi, A. 2010. Sebaran geographic tongue pada mahasiswa fakultas
kedokteran gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Mutiara Medika. Vol. 10, no. 2, hal:
116-122.

Anda mungkin juga menyukai