“ FISSURE TONGUE”
Oleh :
DEA AVRILIA
19100707360804065
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Case Report ”Fissure
Tongue” untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan kepanitraan
klinik modul 3 (Lesi Jaringan Lunak Mulut) dapat diselesaikan.
PENULIS
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing
3. Umur : 22 Tahun
6. Pekerjaan : Mahasiswa
7. Agama : Islam
Tindakan yang
Hari/tanggal Kasus Operator
dilakukan
PENDAHULUAN
Lidah adalah bagian rongga mulut yang tersusun atas otot, membran
infeksi, serta neoplasma dapat mengakibatkan abnormalitas pada lidah berupa lesi
Lidah adalah organ yang paling mudah diakses dari rongga mulut.
Gangguan maupun lesi pada lidah mulai menjadi perhatian utama dalam
kesehatan umum pasien. Lidah adalah organ yang kompleks pada dasarnya otot
tertutup oleh epitel dan melakukan banyak fungsi seperti menelan, fonasi dan
persepsi sensasi termasuk karakteristik rasa, perubahan termal, rangsang nyeri dan
sensasi umum dan membantu dalam perkembangan rahang. Fungsi tersebut dapat
penyakit sistemik, kebersihan mulut, kebiasaan buruk, usia, dan jenis kelamin
dan enviromant. Banyak penyakit pada lidah yang sering ditemukan, beberapa
adanya satu atau lebih celah-celah yang dalam dengan berbagai macam ukuran
Brazil dan 5,71% di India Selatan. Prevalensi fissure tongue di seluruh dunia
menurut Rathee, mencapai 21% dimana tidak dipengaruhi oleh perbedaan ras.
hingga dilakukan pemeriksaan intra oral pada dokter gigi yang memeriksanya,
fissure tongue sering kali tidak menimbulkan gejala, kecuali jika ada debris yang
LAPORAN KASUS
A. DATA PASIEN
Umur : 22 Tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
2. Anamnesa
Iya
Tidak
4. Apakah pernah mengalami kehilangan rasa sakit atau kehilangan
sensasi lainnya ?
Tidak pernah.
Tidak diketahui
Tidak ada.
Tidak.
C. PEMERIKSAAN KLINIS
1. Ekstra Oral
b. Sikap : Kooperatif
a. Bibir : Normal
b. Gingiva : Normal
kedalam sekitar 2 mm
d. Palatum : Normal
e. Frenulum : Normal
i. Gigi :
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
Keterangan :
26 : Karies Superfisialis
46 : Karies Superfisialis
D. CIRI KLINIS
Fissure Tongue
F. ETIOLOGI
G. DIAGNOSA BANDING
Granulomatosis orofasial
H. PERAWATAN
2. Pasien harus menyikat lidah dengan menggunakan bulu sikat yang halus
3. Pasien harus selalu menjaga kebersihan rongga mulut karena bakteri dan
4. Jika terasa sakit pasien harus menghindari makanan yang pedas dan
I. GAMBAR
Gambar Fissure tongue pada lidah pasie
BAB 3
PEMBAHASAN
Fissure tongue sering kali juga dikenal dengan “scrotal tongue atau
plicated tongue” adalah sebuah kondisi varian normal yang di tandai dengan
terdapatnya celah dalam pada dorsum lidah dan umumnya tidak ada gejala sakit.
Namun apabila ada sisa makanan yang terjebak pada celah-celah tersebut, pasien
dapat mengeluhkan sakit atau rasa terbakar pada lidahnya (Scully, 2008).
dengan kedalaman 2-6 mm pada permukaan dorsal lidah akan tetapi keadaan ini
biasanya ditemukan pada orang yang sehat (Fissured tongue congenital) dan lebih
sering ditemukan pada orang yang berusia lebih tua. Fissured tongue juga
3.2 ETIOLOGI
Etiologi dari varian ini tidak diketahui, tetapi herediter memegang peranan
penting. Kondisi ini merupakan herediter, terlihat saat lahir, atau mungkin
menjadi lebih jelas ketika usia lanjut. Umur dan faktor lokal lingkungan dapat
(Rathee, 2009).
dan panjang serta pola dari celah tersebut. Biasanya celah fissure tongue terdapat
lebih dari 1 yang dalamnya 2-6 mm. pola yang biasa terlihat yakni terdapat celah
central yang paling besar ditengah lidah dengan celah-celah kecil bercabang
disekitarnya. Berdasarkan polanya celah pada lidah tersebut dibagi menjadi 3 arah
yaitu arah vertical, transversal dan oblique. Fissure tongue biasanya asimptomatik
dan ditemukan secara kebetulan, akan tetapi akumulasi makanan yang terjebak
dalam celah tersebut dapat menimbulkan halitosis dan glossitis (Scully dkk,
2010).
Gambar
klinis
perawatan yang spesifik (Scully, 2008). Kondisi ini jinak dan tidak membutuhkan
guna meminimalkan akumulasi sisa makanan dan bakteri (Langlais, 2013). Oral
hygiene yang baik dalam kasus ini sangat penting karena bakteri dan plak dapat
pada pasien juga diperlukan dengan menjelaskan bahwa fissure tongue merupakan
KESIMPULAN
dengan terdapatnya celah yang dalam di dorsum lidah dan umumnya tidak ada
gejala sakit. Fissure tongue biasanya kedalamanya 2-6 mm pada permukaan dorsal
lidah akan tetapi keadaan ini menjadi semakin nyata seiring dengan bertambahnya
umur. Kondisi ini herediter/gen, terlihat saat lahir/ mungkin lebih jelas ketika
bertambahnya usia. Celah dapat lebih jelas saat bertambahnyaa usia dan dapat
syndrome dan psoriasis Edukasi pasien bahwa fissure tongue adalah variasi
Burket, dkk. 2003. Oral medicine : Diagnosis and treatment (4 th). London : BC
Decker.
Byahatti dan Ingafou. 2010. The Prevalence of Tongue Lesions in Libyan Adult
Patients. J Clin Exp Dent. 2(4).
Gaphor, S.M., and Abdullah, M.J., 2011, Prevalence, Sex Distribution of Oral
Lesions in Patients Attending an Oral Diagnosis Clinic in Sulaimani
University, J Begh College Dentistry, 23 (3).
Langlais, RP. 2013. Atlas berwarna lesi mulut yang sering ditemukan. Alih
bahasa. Suta T. -Ed.4-. Jakarta: EGC.
Lewis, M.A.O., dan Lamey, P.J., 1997, Tinjauan Klinis Penyakit Mulut (terj.),
Widya Medika, Jakarta.
M Rathee, A Hooda, A Kumar. 2009. Fissure tongue : A case report and review of
literature. The internet journal of nutrition an d wellness. Vol.10.
Neville, B.W., Damm, D.D., Allen, C.M., and Bouquot, J.E., 2002, Oral &
Maxillofacial Pathology, 2 nd ed., W.B. Saunders, USA.
Scully, Crispian. 2008. Oral and maxillofacial medicine : the basis of diagnosis
and treatment (2nd). Edinburgh: Churchill Livingstone.
Spiegel, J. H. and Deschler, D. G., 2006, Anatomy of the Oral Cavity and Related
Structure, in Day and Girod (eds): Oral Cavity Reconstruction, Taylor &
Francis group, London.
Watson, R., 2002, Anatomi & Fisiologi untuk Perawat (terj.), edisi ke-10, EGC,
Jakarta.