Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS

RANULA

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam melengkapi


Program Internsip Dokter Gigi

Disusun oleh
drg. Putri Widya Utami

Dokter Pendamping
drg. Fadhilla Putri Afiandi

Program Internsip Dokter Gigi Indonesia


RS Universitas Andalas
Kota Padang
Periode: Agustus 2024 – februari 2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan
judul ” RANULA” untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program
internsip dokter gigi.
Dalam penulisan laporan kasus ini penulis menyadari, bahwa semua proses
yang telah dilalui tidak lepas dari arahan, bantuan dan bimbingan serta saran dari drg.
Fadhilla Putri Afiandi selaku dokter gigi pendamping, serta bantuan, dan dorongan
yang telah diberikan berbagai pihak lainnya.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu.
Penulis juga menyadari bahwa laporan kasus ini belum sempurna sebagaimana
mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya, karena itu kritik dan
saran sangat penulis harapkan dari pembaca.
Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkah-Nya
kepada kita semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat
memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang
memerlukan.

Penulis
PROGRAM INTERNSIP DOKTER GIGI

HALAMAN PENGESAHAN

Telah didiskusikan laporan yang berjudul “Tumor Dasar Mulut” guna melengkapi
persyaratan Program Internsip Dokter Gigi

Padang, 12 Agustus 2023

Menyetujui,

Dokter Gigi Pendamping

(drg. Fadhilla Putri Afiandi)


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

a.1 LATAR BELAKANG


Di zaman globalisasi ini, sangat banyak penyakit mulut yang terjadi melibatkan
glandula saliva. Umumnya, penyakit mulut tersebut menyebabkan terbentuknya
massa atau pembengkakan yang dapat mengganggu aktivitas pengunyahan,
pengucapan, dan penelanan. Untuk mengatasinya, dokter gigi harus mampu
mengenali jenis-jenis penyakit mulut yang berbentuk pembengkakan yang melibatkan
glandula saliva dan mengetahui perawatannya. Contoh penyakit mulut yang
melibatkan glandula saliva adalah ranula.asmawati
Istilah ranula berasal dari bahasa latin “Rana” yang berarti katak, “Ranula”
menggambarkan katak kecil, menunjukkan kemiripannya dengan perut katak yang
menonjol. Ranula merupakan lesi kistik yang berkembang dari ekstravasasi liur yang
disebabkan oleh trauma pada kelenjar sublingual atau terjadinya sumbatan saluranya
(Kamalakaran et al., 2018; Kokong et al., 2017). Ranula dapat disebabkan oleh
penumpukan musin yang terjadi akibat pecahnya kelenjar asini pada kelenjar
sublingual atau pecahnya saluran Rivinus (Choi, 2019).rizki s
Ranula merupakan lesi kelenjar saliva yang jarang terjadi dan prevalensinya
tidak diketahui pasti. Jumlah lesi yang dijumpai hanya sekitar 1-10%. Perbandingan
laki dan perempuan sebesar 1:1,3. Diagnosis dari Ranula ditegakkan dari Tampilan
klinis, pemerikaan penunjang seperti pencitraan yang secara umum tidak di
indikasikan untuk penegakan diagnosis namun modalitas ini dapat digunakan untuk
melihat perluasan massa dan Pertimbangan krusial sebelum dilakukan tindakan
opeasi. Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan seperti MRI, pemeriksaan
tomografi dan ultrasonografisariniya
BAB II
LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien


a. Nama : Sakaruxxx
b. No RM : 00087xxx
c. TTL/ Umur : 12 September 1960/ 63 Tahun
d. Jenis Kelamin : Laki - Laki
e. Agama : Islam
f. Suku : Minang
g. Pekerjaan : Wiraswasta
h. Status : Sudah menikah
i. Alamat Rumah :

2.2 Anamesis

2.2.1 Keluhan Utama


Seorang laki-laki berusia 63 tahun datang Poli bedan mulut RS Universitas
Andalas dengan keluhan terdapat benjolan pada bawah lidah sebelah kiri. Pasien
mengatakan benjolan tersebut muncul satu bulan yang lalu.

2.2.2 Riwayat Penyakit Saat Ini


Pasien tidak dalam perawatan dokter, tidak sedang mengkonsumsi obat-
obatan dan tidak memiliki riwayat alergi.

2.2.3 Riwayat Kesehatan Gigi dan Mulut


Pasien menyikat giginya 2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Pasien belum
pernah ke dokter gigi sebelumnya.
2.2.4 Riwayat Penyakit Sistemik
a. Golongan Darah : Tidak diketahui
b. Penyakit Jantung : Tidak Ada
c. Diabetes : Tidak Ada
d. Kelainan Darah : Tidak Ada
e. Hepatitis : Tidak Ada
f. Penyakit Gastointestinal : Tidak Ada
g. Alergi Obat-obatan : Tidak Ada
h. Alergi Makanan : Tidak Ada

2.2.5 Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada

2.3 Pemeriksaan Objektif

2.3.1 Kesadaran Umum dan Tanda Vital


a. Kesadaran Umum : Kompos Mentis
b. Tekanan Darah : 121/80 mmHg
c. Nadi : 72x/menit
d. Suhu : 36,5oC
e. Respirasi : 19x/menit

2.3.2 Pemeriksaan EkstraOral


a. Kelenjar Getah Bening : Normal
b. TMJ : Normal
c. Wajah : Normal
d. Mata : Normal
e. Sirkum Oral : Normal
f. Bibir : Normal

2.3.3 Pemeriksaan IntraOral

a. Mukosa labial : Normal


b. Frenulum : Normal
c. Lidah : Normal
d. Mukosa bukal : Normal
e. Dasar mulut : Terdapat pembengkakan pada dasar lidah
f. Palatum : Normal
g. Gingiva : Normal
h. Jaringan periodontal : Normal
i. Kelenjar saliva : Normal
j. Uvula : Normal
k. Tonsil : Normal
l. Tulang Alveolar : Normal
m. Gigi :
2.4 Pemeriksaan Penunjang

2.5 Diagnosis
a. Diagnosa Klinis : Ranula as sublingual sinistra
b. Diagnosa Banding : Kista dermoid, sialolithiasis, thyroglossa duct cyst,
cystic hygroma, neoplastic thyroid disease
2.6 Rencana Perawatan
Pada pasien akan dilakukan operasi yaitu marsupialisasi dan eksisi pada
tanggal 26 september 2023
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Defenisi Ranula


Ranula adalah istilah yang digunakan untuk menyebut mukokel yang letaknya
di dasar mulut. Kata ranula yang digunakan berasal dari bahasa latin “RANA” yang
berarti katak, karena pembengkakannya menyerupai bentuk tenggorokan bagian
bawah dari katak. Ranula merupakan pembengkakan dasar mulut yang berhubungan
dan melibatkan glandula sublingualis, dapat juga melibatkan glandula salivari minor.
Ukuran ranula dapat membesar, dan apabila tidak segera diatasi akan memberikan
dampak yang buruk, karena pembengkakannya dapat mengganggu fungsi bicara,
mengunyah, menelan, dan bernafas.

3.2 Etiologi
Etiologinya tidak diketahui namun diduga ranula terjadi akibat trauma,
obstruksi kelenjar saliva, dan aneurisma duktus glandula saliva.6,24 Post traumatic
ranula terjadi akibat trauma pada glandula sublingual atau submandibula yang
menyebabkan ekstravasasi mukus, sehingga terbentuk pseudokista. Ranula juga
dikatakan berkaitan dengan penyakit kelenjar saliva dan anomali kongenital dimana
duktus saliva tidak terbuka

3.3 Insidensi
Ranula merupakan lesi kelenjar saliva yang jarang terjadi dan prevalensinya
tidak diketahui pasti. Jumlah lesi yang dijumpai hanya sekitar 1-10%. Perbandingan
laki dan perempuan sebesar 1:1,3 dan muncul pada usia 2-3 dekade sekitar usia 8-
21,5 tahun. Adanya ranula yang berukuran besar dapat menyebabkan terjadinya
gangguan menelan, bicara, pengunyahan, jalan napas dan kadang-kadang mengalami
infeksi sekunder.
3.4 Patogenesis
Ada dua konsep patogenesis ranula superfisial. Pertama pembentukan kista
akibat obstruksi duktus saliva dan kedua pembentukan pseudokista yang diakibatkan
oleh injuri duktus dan ekstravasasi mukus. Obstruksi duktus saliva dapat disebabkan
oleh sialolith, malformasi kongenital, stenosis, pembentukan parut pada periduktus
akibat trauma, agenesis duktus atau tumor. Ekstravasasi mukus pada glandula
sublingual menjadi penyebab ranula servikal. Kista ini berpenetrasi ke otot
milohioideus. Sekresi mukus mengalir ke arah leher melalui otot milohioideus dan
menetap di dalam jaringan fasial sehingga terjadi pembengkakan yang difus pada
bagian lateral atau submental leher.
Sekresi saliva yang berlangsung lama pada glandula sublingual akan
menyebabkan akumulasi mukus sehingga terjadi pembesaran massa servikal secara
konstan. Trauma dari tindakan bedah yang dilakukan untuk mengeksisi ranula
menimbulkan jaringan parut atau disebut juga jaringan fibrosa pada permukaan
superior ranula, sehingga apabila kambuh kembali ranula akan tumbuh dan
berpenetrasi ke otot milohioideus dan membentuk ranula servikal. Sekurang-
kurangnya 45% dari ranula servikal terjadi setelah eksisi ranula superfisial.

3.5 Gambaran Klinis dan Histopatologi


Gambaran klinis ranula merupakan massa lunak yang berfluktusi dan
berwarna translusen kebiruan, yang membedakannya dengan mukokel adalah
letaknya di dasar mulut atau bagian bawah lidah. Apabila dipalpasi, massa ini tidak
akan berubah warna menjadi pucat. Jika massa ini terletak agak jauh ke dasar mulut,
maka massa ini tidak lagi berwarna kebiruan melainkan berwarna normal seperti
mukosa mulut yang sehat. Diameternya mulai dari 1 sampai dengan beberapa
sentimeter.
Ranula tidak diikuti rasa sakit. Keluhan yang paling sering diungkapkan
pasien adalah mulutnya terasa penuh dan lidah terangkat ke atas. Apabila tidak segera
diatasi akan terus mengganggu fungsi bicara, mengunyah, menelan, dan bernafas.
Ranula yang berukuran besar akan menekan duktus glandula saliva dan menyebabkan
aliran saliva menjadi terganggu.Akibatnya muncul gejala obstruksi glandula saliva
seperti sakit saat makan atau sakit pada saat glandula saliva terangsang untuk
mengeluarkan saliva dan akhirnya kelenjar saliva membengkak
Secara histopatologi, kebanyakan ranula tidak mempunyai lapisan epitel dan
dinding dari ranula terdiri dari jaringan ikat fibrous yang menyerupai jaringan
granulasi. Penemuan histopatologi menunjukkan ruang dalam kista dan dindingnya
didominasi oleh histiosit, dan juga dijumpai mucin

3.6 Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosa ranula dilakukan prosedur-prosedur yang
meliputi beberapa tahap. Pertama melakukan anamnese dan mencatat riwayat pasien.
Pada pasien anak dilakukan aloanamnese yaitu anamnese yang diperoleh dari orang
terdekat pasien. Pada pasien dewasa dengan autoanamnese yaitu yang diperoleh dari
pasien itu sendiri. Kedua melakukan pemeriksaan terhadap pasien dan pemeriksaan
pendukung. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik dengan tujuan
melihat tanda-tanda yang terdapat pada pasien, yaitu pemeriksaan keadaan umum
mencakup pengukuran temperatur dan pengukuran tekanan darah, pemeriksaan ekstra
oral mencakup pemeriksaan kelenjar limfe, pemeriksaan keadaan abnormal dengan
memperhatikan konsistensi, warna, dan jenis keadaan abnormal, kemudian
pemeriksaan intra oral yaitu secara visual melihat pembengkakan pada rongga mulut
yang dikeluhkan pasien dan melakukan palpasi pada massa tersebut. Diperhatikan
apakah ada perubahan warna pada saat dilakukan palpasi pada massa. Ditanyakan
kepada pasien apakah ada rasa sakit pada saat dilakukan palpasi.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pendukung meliputi pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan radiografi. Pemeriksaan laboratorium sangat
membantu dalam menegakkan diagnosa. Pada kasus mukokel, cairan diambil secara
aspirasi dan jaringan diambil secara biopsi, kemudian dievaluasi secara mikroskopis
untuk mengetahui kelainan-kelainan jaringan yang terlibat. Kemudian dapat
dilakukan pemeriksaan radiografi, meliputi pemeriksaan secara MRI (Magnetic
Resonance Imaging), CT Scan (Computed Tomography Scan), ultrasonografi,
sialografi, dan juga radiografi konfensional

3.7 Diagnosis Banding


Ada beberapa penyakit mulut yang memiliki kemiripan gambaran klinis
dengan ranula, diantaranya kista dermoid, sialolithiasis, thyroglossal duct cyst, cystic
hygroma, neoplastic thyroid disease, dan lain-lain. Untuk dapat membedakan ranula
dengan penyakit-penyakit tersebut maka dibutuhkan riwayat timbulnya massa atau
pembengkakan yang jelas, gambaran klinis yang jelas yang menggambarkan ciri khas
ranula yang tidak dimiliki oleh penyakit mulut lain, dan dibutuhkan hasil
pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan pendukung lain yang akurat seperti
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiografi.

2.8 Penatalaksanaan Kasus


Umumnya pasien yang berkunjung ke dokter gigi dan meminta perawatan,
memiliki ukuran ranula yang relatif besar. Perawatan ranula umumnya dilakukan
untuk mengurangi dan menghilangkan gangguan fungsi mulut yang dirasakan pasien
akibat ukuran dan keberadaan massa.
Perawatan yang dilakukan meliputi penanggulangan faktor penyebab dan
pembedahan massa. Penanggulangan faktor penyebab dimaksudkan untuk
menghindarkan terjadinya rekurensi. Biasanya ranula yang etiologinya trauma akibat
kebiasaan buruk atau trauma lokal atau mekanik yang terjadi terus menerus dapat
menyebabkan terjadinya rekurensi ranula. Karena apabila kebiasaan buruk atau hal
yang menyebabkan terjadinya trauma tidak segera dihilangkan, maka ranula akan
dengan mudah muncul kembali walaupun sebelumnya sudah dilakukan perawatan
pembedahan.
Pembedahan massa dibagi atas tiga jenis, yaitu eksisi, marsupialisasi, dan
dissecting. Pemilihan teknik pembedahan tergantung kepada ukuran dari massa.
3.9 Komplikasi
Komplikasi ranula berhubungan dengan pembesaran ukuran ranula yang
disertai dengan ruptur/kerusakan pada kista ranula. Ranula juga dapat menyebabkan
seseorang untuk sulit menelan makanan dan berbicara. Kondisi tersebut dapat
membaik jika ranula sudah sembuh.
Jika dilakukan tindakan operasi untuk mengobati ranula, maka komplikasi
yang berkaitan dengan operasi dapat terjadi, termasuk mati rasa sementara pada
lidah, hematoma pasca operasi, dan infeksi. Gejala dari infeksi adalah demam,
menggigil, dan rasa sakit. Segeralah pergi ke dokter jika anda mengalami gejala
infeksi

3.10 Edukasi dan Intruksi Pasca Perawatan


Edukasi dan intruksi pasca perawatan ranula yaitu
 Pasien mungkin akan mengalami ketidaknyamanan minimal setelah operasi
dan area operasi akan terasa normal sekitar 3 hari setelah operasi.
 Pasien mungkin akan mengalami pembengkakan ringan pada 24 jam pertama
dan keterbatasan pembukaan mulut yang akan mereda selama 5 hari.
 Pasien dapat menggunakan kompres es pada area pembengkakan. Pasien
disarankan untuk menghindari aktivitas berat terlebih dahulu
 Tetap menjaga kebersihan rongga mulut dengan menyikat gigi minimal 2x
sehari,
 Mengkonsumsi obat sesuai yang telah diresepkan sesuai anjuran: obat
antibiotik yang diminum 2x sehari selama 5 hari, analgesik 3x sehari setiap 8
jam selama 3 hari, serta obat kumur betadine dua kali sehari selama seminggu.
 Kontrol 1 minggu kemudian untuk melakukan pengecekan area pasca bedah
dan pembukaan jahitan.
 Kontrol secara berkala selama 1 bulan, 3 bulan dan 6 bulan setelahnya untuk
melihat kondisi penyembuhan dan memastikan tidak ada komplikasi atau
rekurensi.
3.12 Prognosis
Keberhasilan penatalaksanaan ranula tergantung pada eksisi bedah secara
keseluruhan terhadap lesi dan sekaligus kelenjar ludah yang terlibat, yaitu kelenjar
ludah sublingual atau jarang pada kelenjar submandibula, sehingga mempunyai risiko
rekurensi rendah.
BAB IV
PEMANTAUAN PASIEN

Tabel Kunjungan I
20 Juli 2023
S: Pasien datangg dengan keluhan adanya P : Pro FNAB
benjolan pada dasar lidah selama 1 bulan
O: Terdapat massa pada dasar mulut
dengan konsistensi lunak
A: Tumor dasar mulut sinistra

Tabel Kunjungan II
26 September 2023
S: Pasien datangg dengan keluhan adanya P : Marsupliasasi dan eksisi dengan
benjolan pada dasar lidah selama 1 bulan general anestesi
O: Terdapat massa pada dasar mulut
dengan konsistensi lunak
A: Ranula as sublingual sinistra

Tabel Kunjungan III


3Oktober 2023
S : Pasien datang ingin melakukan control P : AFF hecting
pasca operasi
O: Pembengkakan (-), Pendarahan(-)
A : Post marsupliasasi dan eksisi

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai