Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS ORAL MEDICINE

“Epulis Granulomatosa”

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Kepaniteraan Klinik


pada Bagian Oral Medicine

Oleh:

Futri Marisya
NPM : 21100707360804052

Pembimbing : drg. Fitria Mailiza, Sp. PM

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : Futri Marisya


NPM : 21100707360804052

Telah disetujui laporan kasus yang berjudul


“Epulis Granulomatosa”
Untuk Memenuhi Syarat dalam Melengkapi Kepanitraan Klinik di Bagian Oral
Medicine

Padang, 18 Mei 2022


Disetujui oleh
Dosen pembimbing

(drg. Fitria Mailiza, Sp. PM)


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul

“Epulis Granulomatosa” sebagai salah satu syarat tugas menyelesaikan

kapanitraan klinik modul lesi jaringan lunak di RSGM Universitas Baiturrahmah.

Dalam kesempatan ini dengan tulus dan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya khususnya kepada yang

terhormat drg. Fitria Mailiza, Sp. PM selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing serta memberikan bantuan dalam menyelesaikan tugas ini. Terima

kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas

ini.

Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkah-Nya

kepada kita semua dan semoga tugas ini dapat bermanfaat serta dapat

memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang

memerlukan.

Padang, 18 Mei 2022

Futri Marisya
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ada beberapa lesi jaringan lunak rongga mulut dengan presentasi

klinis yang berbeda - beda. Pembesaran gingiva merupakan temuan paling

umum saat melakukan pemeriksaan klinis (Ghadimi et al., 2015). Etiologi

dan patogenesis pembesaran gingiva masih belum diketahui dengan pasti.

Sebagian besar pembesaran gingiva berasal dari inflamasi dan oleh karena

itu dapat diobati sepenuhnya dengan perawatan periodontal konvensional

seperti gingivektomi bevel internal (Manovijay et al., 2015). Karena fitur

klinisnya yang tidak biasa, diagnosis dan rencana perawatan dapat menjadi

rumit dalam beberapa kasus. Pemeriksaan histopatologi adalah standar

emas untuk diagnosis yang paling dapat diandalkan dari lesi ini.

Epulis granulomatosa disebut juga epulis hemangiomatosa, berasal

dari banyak pembuluh darah pada gambaran histopatologi (Mansimranjit

Kaur Uppal et al., 2018). Epulis granulomatosa mengacu pada

pertumbuhan jaringan ke dalam rongga mulut yang merupakan lesi pasca

operasi yang berasal dari soket ekstraksi. Manifestasi klinis epulis

granulomatosa berupa ginggiva kemerahan, batas tidak jelas, mudah

berdarah pada waktu dipalpasi oleh karena kaya pembuluh darah. Pada

pemeriksaan histopatologi tampak gambaran proses inflamasi (Witjaksono

and Al Ani, 2005).

Epulis granulamtosa dapat salah didiagnosis dengan lesi yang

memiliki gambaran klinis yang sama, misalnya benda asing atau


granuloma piogenik, atau sebagai herniasi sinus maksilaris (Ghadimi et

al., 2015). Presentasi klinis adalah tumor jaringan lunak. Hal ini sering

disalahartikan sebagai lesi jaringan lunak lainnya seperti granuloma,

fibroma, dll. Diagnosis dan perencanaan perawatan yang tepat penting

untuk lesi tersebut untuk menghindari keterlambatan dalam pengelolaan

pasien (Mansimranjit Kaur Uppal et al., 2018). Ada beberapa teknik untuk

menghilangkan lesi rongga mulut, antara lain: scalpel, electro surgery dan

teknik laser. Perawatan yang paling umum adalah eksisi bedah (Ghadimi

et al., 2015).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dan etiologi Epulis Granulomatosa?

2. Bagaimana gambaran klinis Epulis Granulomatosa?

3. Apa diagnosis banding dari Epulis Granulomatosa?

4. Bagaimana penatalaksanaan Epulis Granulomatosa?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui definisi dan menganalisis etiologi Epulis Granulomatosa?

2. Mengetahui dan menganalisis gambaran klinis Epulis Granulomatosa?

3. Mengetahui dan menganalisis diagnosis banding Epulis

Granulomatosa?

4. Mengetahui dan menganalisis penatalaksanaan Epulis

Granulomatosa?
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Etiologi Epulis Granulomatosa

Epulis berasal dari bahasa Yunani yang berarti 'pembesaran'. Ini dapat

ditemukan di rongga mulut di tempat yang berbeda seperti gingiva, mukosa

alveolar dll. Pembesaran ini adalah proliferasi jinak dari jaringan lunak yang

ada di tempat itu. Epulis granulomatosa adalah tumor jaringan lunak yang

dapat disebut sebagai reaksi proliferasi dari soket ekstraksi. pasien

(Mansimranjit Kaur Uppal et al., 2018). Nama lain epulis granulomatosa

yaitu epulis hemangiomatosa, granuloma piogenik gingiva, dan

hemangioma kapiler lobular pada gingiva (Cai et al., 2017).

Etiologi sebagian besar dapat dikaitkan sebagai sekuel dari ekstraksi

yang sulit. Etiologi lainnya termasuk iritasi lokal, seperti kalkulus, faktor

hormonal, obat-obatan tertentu, dan kebersihan mulut yang buruk, dapat

berkontribusi pada perkembangan epulis granulomatosa (Liu et al., 2012).

Ada sedikit keterkaitan dengan jenis kelamin yaitu kecenderungan pada

perempuan dan usia muda (Cai et al., 2017)

2.2 Gambaran Klinis Epulis Granulomatosa

Gambaran klinis termasuk permukaan halus, berlobus (berbossel)

dengan warna merah tua atau keunguan pada gingiva atau mukosa alveolar,

batas tidak jelas, mudah berdarah pada waktu dipalpasi oleh karena kaya
pembuluh darah. Pada pemeriksaan histopatologi tampak gambaran proses

inflamasi (Mansimranjit Kaur Uppal et al., 2018).

2.3 Diagnosis Banding dan Penatalaksanaan Epulis Granulomatosa

Diagnosis banding meliputi granuloma sel raksasa, granuloma nadi,

karsinoma antrum rahang atas (Mansimranjit Kaur Uppal et al., 2018).

Penatalaksanaan granulomatosa epulis tergantung pada manifestasi

klinisnya. Menghilangkan penyebab iritasi, pengamatan klinis dan tindak

lanjut ketika lesi masi kecil, tidak nyeri, dan bebas perdarahan (Stuart et al.,

2015). Ada beberapa teknik untuk menghilangkan lesi rongga mulut, antara

lain: Scalpel, Electro surgery dan teknik Laser. Perawatan yang paling

umum adalah eksisi bedah. Skleroterapi PYM dapat menjadi metode

pengobatan tambahan untuk epulis granulomatosa rekuren (Cai et al., 2017).


BAB 3

LAPORAN KASUS

Seorang wanita berusia 55 tahun datang ke RSGM dengan keluhan adanya

pertumbuhan atau pembesaran pada gusi gigi belakang kanan atas yang dirasakan

sejak 2-3 hari yang lalu. Pasien sudah pernah datang kedokter gigi dan melakukan

pencabutan pada gigi molar satu dan dua rahang kanan atas 10 hari yang lalu.

Pemeriksaan ekstra oral pada kelenjer getah bening tidak teraba, pada

pemeriksaan intra oral terlihat pertumbuhan merah muda kemerahan berukuran

0,5 cm x 0,5 cm pada soket bekas pencabutan gigi 17 memanjang di atas tulang

alveolar.

REKAM MEDIK KEDOKTERAN GIGI


A. DATA MAHASISWA
Tanggal : 13 April 2022
Nama Operator : Futri Marisya
NPM : 21100707360804052
No. Rekam Medik :-
B. DATA PASIEN
Nama : Pagu
Tempat/tgl lahir : India, 10 Februari 1965
NIK : -
Jenis kelamin : Perempuan
Suku/ras : India
Agama : Hindu
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Sudah Menikah
Alamat rumah : Barwala
Telepon rumah : 082326736888
Alamat kantor : -
Telepon seluler : -

ANAMNESIS
1. Keluhan Utama Seorang pasien wanita berusia 55 tahun
datang ke RSGM dengan keluhan utama
pertumbuhan nodula (benjolan) pada daerah
gigi belakang kanan atas.
2. Riwayat Pernyakit Saat Tidak Ada
Ini
3. Riwayat Perawatan Gigi Sudah pernah ke dokter gigi sebelumnya
dan Mulut untuk melakukan pencabutan gigi
4. Riwayat Penyakit a. Golongan darah : A
Sistemik b. Tekanan darah : 120/80mmHg;
Normal
c. Penyakit jantung : -
d. Diabetes : -
e. Kelainan darah : -
f. Hepatitis : -
g. Penyakit gastroinstestinal : -
h. Penyakit lainnya : -
i. Alergi obat-obatan : -
j. Alergi makanan : -
k. Kehamilan/menyusui : -
l. Kontrasepsi : -
5. Riwayat Penyakit Tidak Ada
Terdahulu
6. Riwayat Penyakit dalam Tidak Ada
Keluarga
7. Riwayat Sosial Tidak Ada

PEMERIKSAAN UMUM DAN STOMATOGNATIK


1. Pemeriksaan Objektif a. Kesadaran umum Kesadaran : baik
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : Normal
Nadi : 60x/menit
Suhu : normal
Respirasi : 20x/menit
2. Pemeriksaan Extra a. Kelenjar getah bening
Oral Submandibula : TAK
Submentale : TAK
Servikal : TAK
b. TMJ : TAK
c. Wajah : Simetris
d. Mata : TAK
e. Sirkum oral : TAK
f. Bibir : Terdapat garis-garis fisur
disertai eritema pada sudut bibir bagian kiri
dan kanan.
g. Lain-lain : TAK
3. Pemeriksaan Intra a. Mukosa labial : Normal
Oral b. Frenulum : Normal
c. Lidah : Normal
d. Mukosa bukal : Normal
e. Dasar mulut : Normal
f. Palatum : Normal
g. Gingiva : Normal
h. Jaringan periodontal : Normal
i. Kelenjar saliva : Normal
j. Uvula: Normal
k. Tonsil : Normal
l. Kebersihan mulut : Baik
m. Gigi : 17 missing dengan tonjolan
4. Pemeriksaan a. Radiologi : TDL
Penunjang b. Patologi klinik : TDL
c. Patologi anatomi : TDL
d. Mikrobiologi : TDL
e. Imunologi : TDL

DIAGNOSIS
DIAGNOSIS Epulis granulomatosa ditandai dengan
pertumbuhan nodula berwarna merah muda
kemerahan, lunak, mudah berdarah, dan
bertangkai
DIAGNOSIS Giant cell granuloma, karsinoma sel antrum
BANDING maksila, dan granuloma nadi.
PROGNOSIS Baik

RENCANA PERAWATAN DAN PERAWATAN


NON - Memberikan KIE pada pasien:
FARMAKOLOGIS 1. Menjelaskan kepada pasien bahwa
benjolan tersebut tidak berbahaya.
2. Menjelaskan kepada pasien bahwa
kelainan yang di derita pasien di
akibatkan oleh adanya plak dan
kalkulus serta OH yang buruk.
3. Mengkomunikasikan kepada pasien
bahwa nodula (benjolan) tersebut
akan dilakukan pro biopsi eksisi
epulis dengan anestesi lokal.
4. Meminta persetujuan pasien untuk
melakukan perawatan tersebut.
5. Di lanjutkan dengan pembersihan
karang gigi.
6. Mengintruksikan kepada pasien untuk
kontrol kembali setelah 1 minggu
agar dapat dilakukan observasi.
7. Menginformasikan kepada pasien
mengenai cara pemakaian obat
8. Mengedukasi pasien agar selalu
menjaga kebersihan rongga mulutnya
dengan menggsosok gigi setiap
sebelum dan setelah bangun tidur
9. Mengedukasi pasien untuk
melakukan cek kontrol rutin minimal
6 bulan sekali ke dokter gigi.
FARMAKOLOGIS Pemberian obat:
R/ Amoxicillin tab. 500mg/ 8 jam No. XV
R/ Paracetamol tab 500mg/ 8 jam No. X
R/ Minosep gargle fl. No. I

BAB 4
KESIMPULAN

Inspeksi pasca operasi dari yang diekstraksi harus dilakukan dengan

sangat hati-hati untuk mencegah reaksi inflamasi yang tidak diinginkan.

Pemeriksaan soket ekstraksi yang cermat untuk mencari sisa-sisa tulang atau

struktur gigi, bahkan fragmen sementum dapat mencegah reaksi inflamasi.

Dinding soket ekstraksi juga harus diperiksa untuk setiap margin tajam atau

spikula tulang yang harus dihilangkan. Lantai soket harus dikuret bila dicurigai

adanya granuloma.

DAFTAR PUSTAKA

Cai, Y. et al. (2017) ‘Sclerotherapy for the recurrent granulomatous


epulis with pingyangmycin’, Medicina Oral, Patologia Oral y Cirugia Bucal,
22(2), pp. e214–e218. doi: 10.4317/medoral.21422.

Ghadimi, S. et al. (2015) ‘Excision of epulis granulomatosa with diode


laser in 8 years old boy’, Journal of Lasers in Medical Sciences, 6(2), pp. 92–95.

Liu, C. et al. (2012) ‘New treatment strategy for granulomatous epulis:


Intralesional injection of propranolol’, Medical Hypotheses, 78(2), pp. 327–329.
doi: 10.1016/j.mehy.2011.11.013.

Manovijay, B. et al. (2015) ‘Recurrent epulis granulomatosa: A second


look’, Journal of Advanced Clinical & Research Insights, 2(January), pp. 140–
142. doi: 10.15713/ins.jcri.63.

Mansimranjit Kaur Uppal et al. (2018) ‘A Case Report of a 55 Year Old


Female with Epulis Granulomatosa’, International Healthcare Research Journal,
2(4), pp. 86–88. doi: 10.26440/ihrj/02_04/181.

Stuart, S. et al. (2015) ‘Neuropathy after sodium tetradecyl sulfate


sclerotherapy of venous malformations in children’, Radiology, 274(3), pp. 897–
905. doi: 10.1148/radiol.14132271.

Witjaksono, W. and Al Ani, B. T. S. (2005) ‘Epulis and pyogenic


granuloma with occlusal interference’, Dental Journal (Majalah Kedokteran
Gigi), 38(2), p. 52. doi: 10.20473/j.djmkg.v38.i2.p52-55.

Anda mungkin juga menyukai