BAGIAN PERIODONTI
Gingival Enlargement
Oleh:
19100707360804072
Pembimbing :
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
Dalam penulisan laporan kasus ini penulis menyadari, bahwa semua proses
yang telah dilalui tidak lepas dari bimbingan drg. Netta Anggraini, MDSc. SP.Perio
selaku dosen pembimbing, bantuan, dan dorongan yang telah diberikan berbagai
pihak lainnya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu.
sebagaimana mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya, karena
kepada kita semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat
memerlukan.
Penulis
MODUL PERIODONTI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
HALAMAN PENGESAHAN
PENDAHULUAN
Gingiva adalah jaringan lunak yang menutupi gigi. Gingiva yang sehat
berwarna merah muda dengan tepi yang tajam menyerupai krah baju, konsistensi
kenyal dengan adanya stipling. Pertambahan ukuran gingiva adalah hal yang umum
warna merah, konsistensi lunak, tepi tumpul dan tidak adanya stipling (Andriani,
2009).
Gingiva yang sehat berwarna merah muda pucat terkadang bervariasi menjadi
warna lainnya dengan kepekatan pigmen yang terlihat. Kondisi yang sering menyertai
penyakit -penyakit gingiva yaitu perubahan ukuran yang bertambah yang disebut
biasanya lebih atau kurang eritem, dan berdarah pada saat dilakukan probing.
Pembesaran gusi yang edematous dapat benar-benar reversibel pada orang sehat, jika
plak mikroba penyebab lokal, secara teratur dan efektif dihapus oleh prosedur
oleh banyak faktor baik faktor lokal maupun sistemik, yang paling utama adalah
faktor lokal yaitu plak bakteri. Tanda klinis yang muncul yaitu gingiva membesar,
membulat. Hal ini menimbulkan estetik yang kurang baik, sehingga memerlukan
kronis. Perubahan kronis lebih umum terjadi. Gambaran klinis inflamasi kronis
pembesaran gingiva adalah pada tahap awal merupakan tonjolan sekitar gigi pada
papila dan marginal gingival. Tonjolan tersebut dapat bertambah ukurannya sampai
menutup mahkota. Bisa secara lokal ataupun general dan progresnya lambat dan tidak
TINJAUAN PUSTAKA
prosesus alveolaris dan gigi (Santoso,2013). Fungsi gingiva adalah melindungi akar
gigi, selaput periodontal dan tulang alveolar terhadap rangsangan dari luar, khususnya
dari bakteri-bakteri dalam mulut (Itjiningsih, 1995). Dalam istilah awam disebut gusi
Tanda-tanda gingiva yang normal yaitu berwarna merah muda atau merah
salmon , warna ini tergantung dari derajat vaskularisasi, ketebalan epitel, derajat
seperti kulit jeruk dan licin, konsistensinya kuat dan kenyal, melekat pada struktur
dibawahnya, melekat dengan gigi dan tulang alveolar, ketebalan free gingiva 0,5-1,0
mm, menutupi leher gigi dan meluas menjadi papilla interdental, sulkus gingiva tidak
≥2 mm, tidak mudah berdarah,tidak oedem, tidak ada eksudat, ukuran tergantung
enlargement adalah jaringan gusi membesar secara berlebihan di antara gigi dan atau
pada daerah leher gigi (Coletta, 2006). Dahulu pembesaran gingiva disebut sebagai
jumlah sel dan hipertropi adalah peningkatan ukuran sel. Karena hiperplasi dan
mikroskopis jaringan, maka istilah pembesaran gingiva lebih tepat digunakan untuk
Diffus : meliputi bagian tepi gingiva, gingiva cekat dan papilla interdental
Diskret : seperti tumor, bisa bertangkai atau tidak bertangkai (Carranza, 2012)
Penyebab gingival enlargement terdiri dari faktor lokal dan faktor sistemik,
faktor lokalnya adalah: kesehatan mulut yang buruk, malposisi gigi, cara menyikat
gigi yang salah, trauma oklusi, tambalan kurang baik, iritasi, cangkolan protesa, alat
kelainan hormonal, malnutrisi, kelainan darah, obat- obatan dan sebab- sebab lain
yang lama oleh plak gigi. Faktor-faktor yang memudahkan penumpukan plak dan
retensi termasuk diantaranya kebersihan rongga mulut yang jelek seperti iritasi yang
disebabkan oleh abnormal anatomis dan penambalan yang tidak tepat serta alat-alat
dalam jaringan sewaktu adanya benda – benda asing yang masuk (misalnya bulu sikat
gigi, pecahan biji apel, bagian cangkang lobster atau kepiting) yang tertanam kuat
Peningkatan dari ukuran gingiva merupakan ciri utama dari penyakit gingiva.
.Abses gingiva
adanya eksudat yang purulen pada tepi gingiva atau papilla interdental. Dalam
24-48 jam abses menjadi fluktuasi dan dapat ruptur secara spontan sehingga
Abses periodontal
Periodontal pocked diawali dari penyakit periodontal karena infeksi gusi yang
sistem imun tubuh. Abses periodontal bersifat sangat destruktif dan jika tidak
irreversible pada ligamen dan tulang sehingga gigi dapat tanggal dengan
2. Inflamasi kronik
atau trauma. Pada tahap awal, pembesaran gingiva terjadi pada papilla
interdental dan atau tepi gingiva, kemudian akan semakin bertambah besar
tanpa rasa sakit, kecuali jika ada komplikasi akut atau adanya trauma
(Carranza, 2012)
antara lain adalah bakteri dalam plak, kalkulus, material alba dan food debris.
kebersihan gigi dan mulut. Kalkulus disebut juga tarta, yaitu suatu lapisan
deposit (bahan keras yang melekat pada permukaan gigi) mineral yang
berwana kuning atau coklat pada gigi karena dental plak yang keras. Kalkulus
Apabila plak sudah mengendap menjadi karang gigi, maka penyikatan sekeras
apapun dengan sikat gigi biasa tidak akan menghilangkannya. Satu-satunya cara
untuk mengatasi karang gigi adalah dengan pergi ke dokter gigi untuk dibersihkan
Malposisi gigi dapat terjadi bila gigi-gigi tidak terletak baik didalam lengkung
gigi yang bersangkutan, seperti berputar (rotasi) pada porosnya, miring ke arah dalam
2005).
Susunan gigi yang tidak teratur akan memudahkan terjadinya retensi makanan
serta pembersihan gigi menjadi sangat sulit. Hal ini memicu terakumulasinya plak
dalam mulut. Adanya kegagalan dalam menjaga kebersihan rongga mulut ini dapat
meningkatkan terjadinya akumulasi plak dan sejumlah lesi karies (Santoso, 2013).
ortodonti disebabkan oleh akumulasi plak. Penggunaan alat ortodonti cekat di dalam
mulut semakin meningkatkan retensi plak, yang bila tidak ditanggulangi akan
menimbulkan reaksi yang berkelanjutan seperti gingivitis dan yang lebih parah lagi
adalah periodontitis.
terjadinya iritasi pada gingiva karena penggunaannya yang tidak sesuai, misalnya
pada kasus pemasangan gigi palsu yang dipasang terlalu dalam atau ukurannya yang
karies harus didasari oleh kontrol plak yang baik. Bakteri pada plak dapat memicu
(A.) Kimia
Disebabkan karena berbagai macam zat seperti fenol, asam asetat, tar, nikotin,
Rokok
Merokok tidak hanya menimbulkan efek secara sistemik, tetapi juga dapat
menyebabkan timbulnya kondisi patologis pada rongga mulut. Gigi dan jaringan
lunak rongga mulut, merupakan bagian yang dapat mengalami kerusakan akibat
rokok. Penyakit periodontal, karies, kehilangan gigi, resesi gingiva, lesi prakanker,
kanker mulut, serta kegagalan implant adalah kasus-kasus yang dapat timbul akibat
memiliki efek pada organ target, namun memiliki efek samping ke jaringan tubuh
yang lain seperti gingiva, yang dapat menyebabkan perubahan gingiva secara
Gambaran klinisnya jaringan ginigiva tidak lunak, warnanya pink pucat dan
tidak mudah berdarah. Dalam kasus yang parah, gingiva menutup mahkota gigi dan
penghentian pemakaian obat. Namun, apabila penghentian konsumsi obat tidak dapat
Kondisi ini bergantung pada tingkat akumulasi plak pada gigi, keparahannya dapat
terjadi setelah 2 sampai 3 bulan penggunaan obat dan mencapai kondisi yang terparah
nefrotik)
Biasanya pembesaran gingiva terjadi setelah 1-3 bulan pemberian terapi. Anak-anak
dan remaja lebih rentan terkena pembesaran gingiva pada pemakaian siklosporin
mengontrol kondisi hipertensi,nyeri dada dan detak jantung yang tidak beraturan,
gingiva, berupa pembesaran pada gingiva bebas saja, atau berupa massa seperti tumor
1) Leukemia
umum dari leukemia (Carranza, 2012). Jaringan gingiva pada penderita leukemia
menjadi lebih rentan terhadap infiltrasi sel leukemia yang menyebabkan pengeluaran
(http://asnuldentist.blogspot.com/2011/02/22/pembekakangusi leukemia/,
Diakses 12 Mei 2015)
a. Keadaan sistemik tubuh
1) Kehamilan
trimester ke-3 kehamilan, peningkatan kedua hormon bisa mencapai 10-30 kali. Hal
gingiva dan berpotensi menginduki terjadinya iritasi lokal pada jaringan gingiva
(Carranza, 2012). Gingiva tampak merah, mengkilat, lunak dan sering terjadi
perdarahan spontan. Reduksi spontan terjadi setelah selesai masa kehamilan dan
Terjadi pada laki-laki atau perempuan remaja pada saat masa pubertas.
Pembesaran gingiva sering terjadi pada tempat akumulasi plak gigi. Manifestasi
kliniknya berupa penonjolan bulbous pada tepi dan interdental gingiva, berwarna
kolangen dan edema dijaringan ikat gingiva. Perubahan ini mengubah respon dari
tidak menyebabkan hemoragik, degenerasi kolagen dan edema pada jaringan ikat
Terjadi pembesaran pada tepi gingiva dan jarang terjadi pada gingiva cekat.
Gingiva tampak merah dan kasar, sangat rapuh dan bertendensi untuk berdarah.
d. Enlargement Neoplasma
Epulis adalah keadaan umum yang secara klinis digunakan untuk menandai
suatu tumor gusi. Banyak kasus yang diduga suatu epulis namun ternyata hanya suatu
inflamasi biasa. Dalam suatu survei, dari 257 kejadian tumor rongga mulut, sekitar
c. False enlargement
ukuran dari tulang atau jaringan gigi. Biasaya terjadi tanpa disertai adanya keadaan
Terjadi selama tahapan pertumbuhan gigi, akan nampak pada sisi labial gigi
membesar.
lingual.
mudah berdarah.
c. Bila lesi bertambah besar, pembesaran margin gingiva dan interdental gingiva
yang berkilat.
ringan.
jauh melebihi pembesaran biasa yang diakibatkan oleh faktor lokal yang
setara.
tidak terlibat.
a. Lesi muncul seperti jamur, massa bulat pipih yang menonjol dari margin
permukaan yang licin dan berkilat. Pendarahan gingiva bisa terjadi secara spontan
atau dengan iritasi ringan. Pada permukaan gingiva sering terjadi nekrose disertai
2.3.1 Gingivektomi
aksesbilitas ke permukaan akar gigi sehingga penyingkiran iritan lokal berupa deposit
dapat dilakukan secara tuntas. Tersingkirkannya jaringan yang terinflamasi dan iritan
1. Indikasi gingivektomi
diinduksi obat-obatan.
3. Prosedur gingivektomi
macam alat yaitu pisau gingivektomi, pisau bedah (skalpel), gunting, alat
permukaan gigi, lalu dengan sapuan kearah koronal jaringan yang telah
direseksi disingkirkan.
e. Penyingkiran jaringan granulasi dan kalkulus, setelah gingiva bebas dan
inisial.
LAPORAN KASUS
3.1 Kasus
keluhan adanya pembengkakan pada gusi digigi geraham kecil atas yang
saat berkaca. Pasien tidak merasa nyaman dengan adanya pembengkakan di gusi
(+).
o Nama : Udin
o Umur : 27 tahun
o Jenis kelamin : Laki-laki
o Pekerjaan : Mahasiswi
A. Pemeriksaan subyektif
Keluhan utama
Keluhan tambahan
o Pasien tidak nyaman dan tidak percaya diri dengan keadaan gusi yang
membesar pada gigi geraham kecil atas kanan, dan merasa terganggu saat
B. Pemeriksaan obyektif
Ekstra Oral
TMJ : norma
Limpnode : Normal
Bibir : Normal
Intra Oral
Mukosa Lidah : normal
o Gigi
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
Debris Calculus
Kir
V/O Kanan Ant. Total V/O Kanan Ant. Kiri Total
i
Atas 1/- 1/- 0/- 2/- Atas 0/- 0/- 0/- 0/-
Bawah -/1 -/0 -/0 -\1 Bawah -/0 -/1 -/0 -/1
3
DI = x 100% = 0,5
6
1
CI = x 100% = 0,16
6
OHI = DI + CI
= 0,5+ 0 ,16
D. Pemeriksaan Oklusi
Statis : Normal
Berfungsi : Normal
Protesa : (-)
hormonal
Prognosis : Baik
1. Pasien kooperatif
Skor OHI
0 – 1,2 = Baik
3,1 – 6 ,0 = Buruk
BAB IV
dan berfungsi sebagai jaringan penyangga gigi. Salah satu penyakit gingiva yang
gingiva yang secara klinis terlihat lebih besar dari normal.Secara histologis
pembesaran gingiva dapat dibedakan menjadi dua bagian besar yaitu hipertrofi
gingiva dan hiperplasia gingiva. Pada hipertrofi gingiva terjadi pembesaran yang
disebabkan oleh bertambah besarnya ukuran sel-sel akibat bertambahnya fungsi kerja
tubuh sedangkan pada hiperplasia gingiva terjadi pertambahan ukuran gingiva oleh
4.2 Saran
a. Disarankan kepada tenaga kesehatan gigi terutama dokter gigi agar melakukan
enlargement dan mau memeriksakan kesehatan gigi dan mulut secara teratur
sekali.
DAFTAR PUSTAKA
Choi DS, Cha BK, Brinkman PJ, et al. Microbiologic changes in subgingival plaque
after removal of fixed orthodontic appliances. Angel Orthod. 2009;79:1149-55.
D’Angio GJ, Vietti TJ. Hematol Oncol Clin North Am. Old Man River: The Flow
Peridatric Oncology. 2001;5:599-607.
Santoso Oedijani. Oral Medicine. Semarang: IP Gigi dan Mulut. 2013. (unpublished)