GINGIVEKTOMI
ANGGOTA KELOMPOK
Yunny Mahriani
Fitri Shoufia
Retno Andriani
Reni Rahmawati
PENDAHULUAN
Latar belakang
dan berfungsi sebagai jaringan penyangga gigi. Gingiva sehat mempunyai ciri
berwarna coral pink, tekstur stipling, berbentuk tajam seperti kerah baju dan
konsistensi kenyal. Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang paling
karena gingiva merupakan bagian terluar dari jaringan periodonsium yang dapat
terlihat secara langsung sehingga mempengaruhi faktor estetik. Penyakit ini terjadi
karena infeksi jaringan pendukug gigi. Ketika plak muncul, bakteri akan mengiritasi
gingiva dan menyebabkan gingiva menjadi bengkak. Pada awalnya penyakit ini
mengalami penambahan jumlah sel yang nantinya terlihat membesar atau yang sering
perubahan bentuk gingiva yang secara klinis terlihat lebih besar dari normal.
merupakan istilah umum untuk setiap tindakan bedah periodontal termasuk gigi,
untuk memperbaiki segala kelainan maupun kerusakan jaringan sebagai akibat dari
penyakit periodontal dan untuk mengembalikan bentuk serta fungsi dari jaringan
Perawatan periodontal menjadi salah satu solusi untuk problem estetik yang
banyak dikeluhkan oleh masyarakat, dan ternyata penampakan klinis gingiva sangat
dikeluhkan pasien antara lain pembesaran gingiva, kontur gingiva yang tidak bagus,
papila yang hilang, dan terbukanya permukaan akar. Pembesaran gingiva dapat
dikoreksi dengan gingivektomi, yaitu eksisi jaringan gingiva yang berlebih untuk
gingiva tidak berhasil dirawat dengan perawatan biasa dan prosedur oral hygiene,
gusi) yang ditandai dengan gusi yang membesar, terinflamasi, dan mengalami
perdarahan. Gusi akan tampak berlobulasi akibat pembesaran papil, dan mahkota gigi
ditutupi sebagian oleh jaringan hiperplasia gingiva. Pasien mengalami kesulitan atau
terganggu dalam berinteraksi dengan orang lain, karena penampilan gusi dapat
menyebabkan pasien merasa tidak percaya diri. Selain itu, pembentukkan kantung-
dengan baik, sehingga gusi rentan terhadap infeksi oleh bakteri di dalam mulut.
seperti berikut:
akut atau kronis. Biasanya inflamasi ini dimulai pada daerah dengan kebersihan
mulut yang buruk, dimana terdapat pengumpulan sisa-sisa makanan atau karena
adanya iritasi yang lain. Hiperplasi gingival ini dapat disebabkan oleh faktor lokal
dan faktor sistemik. Faktor lokal primer adalah plak, sedangkan faktor lokal sekunder
adalah karang gigi, letak gigi yang tidak beraturan, kebiasaan sikat gigi yang tidak
bersih, anatomi gigi yang tidak baik, cengkeraman gigi palsu yang tidak baik,
bernafas melalui mulut. Faktor sistemiknya yaitu karena kondisi sistemik (kehamilan,
cepat dan meluas secara cepat, terdapat pada marginal/papila interdental, berwarna
merah, permukaan halus dan mengkilap, dalam waktu 24 s/d 48 jam terlihat eksudat
purulen, gigi didekatnya peka terhadap perkusi, lesi bisa pecah secara spontan
Etiologi pembesaran gingival inflamasi akut karena bakteri yang ikut masuk
bersama substansi asing ke dalam gingival, substansi asing: bulu sikat gigi, potongan
b. Kronis
sendiri (discrete) dan bertangkai, berkembang secara lambat, tidak sakit (kecuali
menandakan adanya inflamasi kronis, lesi lunak, berwarna merah tua/merah kebiruan,
permukaan halus dan mengkilap, mudah berdarah, terdapat sejumlah sel dan cairan
Tanda-Tanda Klinis
Pembesarannya dimulai pada papila interdental, tidak terasa sakit, kemudian
meluas ke gingiva margin fasial dan lingual. Jika terus berlanjut, pembesaran pada
papila dan marginal bisa bergabung, dan berkembang sampai menutupi mahkota gigi
dan mengganggu oklusi. Bila tidak disertai inflamasi, lesi berbentuk mulberry,
dan pembesaran oleh karena bakteri atau plak. Bila disertai inflamasi, ukuran lesi
bertambah, warna merah atau merah kebiruan, mudah berdarah. Hiperplasi menyebar
pada rongga mulut, paling sering pada rahang atas dan anterior rahang bawah.
Hiperplasi terjadi pada rahang yang bergigi, tidak terjadi pada edentulous ridge.
karena obat-obatan tidak dipengaruhi oleh ada atau tidaknya plak, namun
kontrol dan OH yang baik. Hiperplasi oleh karena obat-obatan bersifat rekuren
secara spontan dapat terjadi dalam beberapa bulan setelah menghentikan pemakaian
Antikonvulsant
Immunosuppressant
Bloker channel kalsium
Antikonvulsant
Gingiva enlargement oleh karena antikonvulsant pertamakali ditemukan pada
Kasus ini lebih sering terjadi pada pasien yang usianya lebih muda. Beberapa
gingiva yang berlebih tersebut. Walaupun phenytoin terdapat pada saliva dan plasma,
namun tidak ada laporan yg mengatakan adanya hubungan tingkat keparahan gingiva
enlargement dipengaruhi oleh faktor genetis host dalam memberikan respon terhadap
Immunosuppressant
banyak dari pada gingiva enlargement oleh karena phenytoin. Kasus in lebih sering
lainnya yang menyebabkan gingiva enlargement: tacrolimus (namun lebih sedikit dari
pada cyclosporine).
pektoris, spasmus arteri koroner, dan aritmia cardiak. Cara kerja obat ini dengan:
- Menghambat influx ion kalsium melewati membran sel hati dan sel otot halus
- Mencegah mobilisasi kalsium intra seluler
- Menyebabkan dilatasi arteri koroner dan arteriol meningkatkan suplay oksigen
menurunkan hipertensi.
4. Pembesaran neoplastik
5. Pembesaran semu
besar yaitu:
1) Hipertrofi Gingiva
2) Hiperplasia Gingiva
Pada hiperplasia gingiva terjadi pertambahan ukuran gingiva oleh karena adanya
sebagai suatu pembesaran gingival yang biasanya dimulai dari papila interdental
menyebar ke daerah sekitarnya. Kelainan ini tidak menimbulkan rasa sakit, dapat
mengganggu oklusi dan estetik serta dapat mempersulit pasien dalam melakukan
kontrol plak.
a) Pencegahan
periodontal dan kehilangan gigi dapat dicegah karena penyakit ini disebabkan faktor-
faktor lokal yang dapat ditemukan, dikoreksi dan dikontrol. Sasaran yang ingin
dicapai adalah mengontrol penyakit gigi untuk mencegah perawatan yang lebih parah.
1. Kontrol Plak
tanpa kontrol plak kesehatan mulut tidak dapat dicapai atau dipelihara. Setiap pasien
Bagi pasien dengan jaringan periodonsium yang sehat, kontrol plak berarti
pemeliharaan kesehatan.
Bagi penderita penyakit periodontal, kontrol plak berarti penyembuhan.
Bagi pasien pasca perawatan penyakit periodontal, kontrol plak berarti mencegah
penyingkiran materi alba, kalkulus, stain dan pemolisan gigi. Untuk memberikan
manfaat yang maksimum bagi pasien, profilaksis mulut harus lebih luas dan meliputi
hal-hal berikut:
Memakai larutan pewarna (disclosing solution) untuk mendeteksi plak.
Penyingkiran plak, kalkulus (supra dan sub gingiva) pada seluruh permukaan.
Membersihkan dan memoles gigi, menggunakan pasta pemoles/pasta gigi
Memakai zat pencegah yang ada dalam pasta pemoles/pasta gigi.
Memeriksa tambalan gigi, memperbaiki tepi tambalan yang menggantung .
Memeriksa tanda dan gejala impaksi makanan.
3. Pencegahan dengan tindakan sistemik
sistemik sehingga daya tahan tubuh meningkat yang juga mempengaruhi kesehatan
jaringan periodontal. Agen pencedera seperti plak bakteri dapat dinetralkan aksinya
antara dokter gigi dan pasien (untuk pasien anak peran orang tua juga dibutuhkan).
Pasien harus mentaati pengaturan untuk menjaga kebersihan mulut dan kunjungan
berkala, dokter gigi harus membuat kunjungan berkala sebagai pelayanan pencegahan
yang bermanfaat.
b) Perawatan
sistemik bila mungkin serta perawatan di rumah oleh penderita dengan sebaik-
baiknya dan benar. Pada kasus ini terapi estetis dengan tindakan bedah menjadi
kambuhnya penyakit.
2.4 Gingivektomi
suatu gingiva normal baik fungsi, kesehatan, dan estetika. Gingivektomi adalah eksisi
jaringan gingiva yang berlebih untuk menciptakan gingiva margin yang baru.
akses untuk menghilangkan kalkulus dan menghasilkan saluran akar yang halus.
biasa dan prosedur oral hygiene, atau pada kasus hiperplasi gingiva. Prinsip dan
teknik gingivektomi yaitu setelah ditandai dengan poket marker, jaringan gingiva
kemudian dieksisi dengan sudut 45 kemudian gingival dibentuk sesuai kontur gingiva
normal.
mengontrol perdarahan.
Kerugian: tidak dapat digunakan pada penderita yang menggunakan alat pacu
jaringan.
dalam red infrared sehingga perlu dikombinasikan dengan sinar lain agar dapat
yaitu kedalaman masuknya bahan kimia tidak dapat dikontrol sehingga jaringan
ikat yang sehat di bawah poket dapat rusak, remodeling gingival tidak dapat
ephitelium serta pembentukan kembali system serat pada alveolar crest terjadi
lebih lambat dibandingkan gingivektomi menggunakan scalpel. Oleh karenanya
1. Melakukan anestesi lokal yang memadai dengan teknik blok atau infiltrasi.
2. Mengukur kedalaman poket di daerah operasi menggunakan probeterkalibrasi.
operasi telah diukur dan ditandai dengan lengkap, titik-titik perdarahan tersebut
pada ujung atau lebih ke bawah dari ujung apikal perlekatan epitel. Apabila
atau plato. Kadang-kadang, akses sangat terbatas atau sulit dicapai sehingga bevel
yang cukup tidak dapat dibuat pada insisi awal. Pada keadaan ini, bevel dapat
diperbaiki nantinya, menggunakan pisau bermata lebar untuk mengerok atau bur
intan kasar.
4. Jaringan gingiva yang telah dieksisi dibuang.
5. Membersihkan deposit yang menempel pada permukaan akar dengan skaling dan
permukaan akar pada tahap ini menentukan keberhasilan seluruh prosedur bedah.
6. Menyempurnakan kontur gingiva seperti yang diinginkan dengan bur intan atau
gulungan-gulungan yang lebih panjang di bagian fasial, lingual, dan palatal serta
daerah luka ditutup dengan dresing tanpa mengganggu oklusi atau daerah
perlekatan otot. Kesalahan yang sering terjadi adalah dressing yang dipasang
jaringan sembuh sempurna dan dengan mudah dibersihkan oleh pasien. Epitel
akan menutupi luka dengan kecepatan 0,5 mm per hari setelah hilangnya aktivitas
pasien untuk melakukan pengendalian plak dengan baik. Setelah seluruh prosedur
hubungan anatomi dan fisiologis yang baru di antara elemen-elemen tubuh yang
setelah 2-3 minggu. Pembentukan perlekatan epitel yang baru berlangsung selama 4
minggu. Kebersihan mulut yang baik sangat diperlukan selama periode pemulihan
ini.
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Umur : 12 tahun
Pekerjaan : Pelajar
B. Pemeriksaan Subyektif
C. Pemeriksaan Obyektif
a. Wajah : Simetris
b. Pipi kanan : T.A.K
Kiri : T.A.K
c. Bibir atas : T.A.K
bawah : T.A.K
d. Sudut mulut : T.A.K
e. Kelenjar submandibularis kanan : T.A.K
kiri : T.A.K
f. Kelenjar submentalis : T.A.K
g. Kelenjar leher : T.A.K
h. Kelenjar sublingualis : T.A.K
i. Kelenjar parotis kanan : T.A.K
kiri : T.A.K
,22,23,24,25,26,27 Resesi: -
Resesi: - Pendarahan:
22,23,24,25,26,27 Keradangan:
22,23,24,25,26,27 Kalkulus:
22,23,24,25,26,27 Kegoyangan: -
22,23,24,25,26,27 37,36,35,34,33,32,31,41.42,43,44,45,46,47
Migrasi: -
Malposisi: 13, 23
: 2,3 + 1,67
: 3,96 (buruk)
Indeks plak: 80,35%
Resesi: - Resesi: -
Kalkulus: - Keradangan: -
Kegoyangan: - 43,44,45,46,47
Migrasi: - 43,44,45,46,47
Malposisi: - Migrasi: -
Malposisi: -
: 2+0
: 2 (sedang)
Enlargement gingiva
E. Prognosis
Baik, karena usia pasien masih muda, kesehatan yang baik, sikap pasien yang
F. Rencana Perawatan
1. Initial therapy yaitu DHE, scaling root planing. Bertujuan untuk meredakan
gingival enlargement yang terjadi, terutama yang disebabkan karena faktor lokal
yaitu deposit keras maupun lunak yang melekat pada permukaan gigi.
2. Corrective therapy, pada tahap ini dilakukan gingivektomi diikuti dengan
PROSEDUR PERAWATAN
A. Alat
1. Cytoject
2. Pinset
3. Kaca Mulut
4. Plat Kaca
5. Wing scaler
6. Spatula semen
7. Probe
8. Poket marker
9. Blade dan Scalpel
10. Water syringe
11. Saliva ejector
B. Bahan
1. Larutan anestesi
2. Kapas
3. Kasa steril
4. Iodine
5. Larutan irigasi steril
6. Periodontal dressing
7. Cotton roll dan cotton pellet
C. Tahapan operasi
1. Area operasi diolesi dengan larutan iod kemudian dilakukan anestesi lokal
3. Membuat eksisi (insisi miring ke luar) awal sedikit lebih ke apikal dari titik-
titik tersebut dengan pisau bermata lebar (pisau Kirkland). Insisi dibevel pada
sudut kurang lebih 45 terhadap akar gigi dan berakhir pada ujung atau lebih ke
kecil (pisau Orban). Sudut mata pisau tersebut kira-kira sama dengan sudut
mata pisau Kirkland ketika melakukan insisi awal. Kemudian jaringan gingiva
danroot planning.
6. Daerah operasi diirigasi dengan larutan irigasi steril untuk membersihkan
daerah luka dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan adrenalin untuk
menghentikan perdarahan.
7. Luka ditutup dengan periodontal pack agar penyembuhan jaringan gingiva
optimal
8. Pemberian resep
S.3.d.d I cap
S.p.r.n. tab 1
9. Pasien diberikan beberapa instruksi:
Pasien diinstruksikan untuk tidak makan dan minum 1 jam setelah tindakan
bedah.
Menyikat gigi secara perlahan dengan menggunakan sikat gigi yang lembut.
Jangan makan makanan yang kerasdan lengket selama seminggu.
Meminum obat secara teratur.
10. Kontrol 1 minggu setelah operasi untuk melepas periodontal pack dan melihat
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
gusi) yang ditandai dengan gusi yang membesar, terinflamasi, dan mengalami
perdarahan. Gusi akan tampak berlobulasi akibat pembesaran papil, dan mahkota gigi
ditutupi sebagian oleh jaringan hiperplasia gingiva. Hiperplasi gingival ini dapat
suatu gingiva normal baik fungsi, kesehatan, dan estetika. Gingivektomi adalah suatu
1. Carranza, F.A., dan Takei, H.H., 2006, Gingival Surgical Techniques, dalam M..
304.
3. Harty, F.J., Ogston, R., 1995, Kamus Kedokteran Gigi (terj.), Penerbit Buku
2012.
9. Fedi, P.F., Vernino, A.R., dan Gray, J.L., 2004, Silabus Periodonti, EGC, Jakarta