Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Iptek dan seni merupakan unsur yang tidak bisa lepas dari kehidupan
masyarakat., karena setiap harinya iptek dan seni selalu menghiasi berbagai
kegiatan kita sehari-hari. Iptek memang sangat diperlukan di zaman modern
sekarang ini, apalagi untuk membangun ketahanan Negara dengan stabilitas yang
kuat maka diperlukan warga Negara yang memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi
dengan kekuatan teknologi yang mendukung.
Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin
oleh peradaban Barat satu abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang di
berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang
dihasilkan oleh perkembangan Iptek modern tersebut membuat banyak orang
mengagumi dan meniru-niru gaya hidup peradaban Barat tanpa dibarengi sikap
kritis terhadap segala dampak negatif dan krisis multidimensional yang
diakibatkannya.
Hampir menjadi pengetahuan umum (common sense) bahwa dasar
dari peradaban modern adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Iptek
merupakan dasar dan pondasi yang menjadi penyangga bangunan peradaban
modern barat sekarang ini. Masa depan suatu bangsa akan banyak ditentukan oleh
tingkat penguasaan bangsa itu terhadap Iptek. Suatu masyarakat atau bangsa tidak
akan memiliki keunggulan dan kemampuan daya saing yang tinggi, bila ia tidak
mengambil dan mengembangkan Iptek. Bisa dimengerti bila setiap bangsa di
muka bumi sekarang ini, berlomba-lomba serta bersaing secara ketat dalam
penguasaan dan pengembangan iptek
Sedangkan untuk seni, dalam islam seni tidaklah bermatlamatkan
hiburan, tujuan keduaniaan ataupun keseronokan. Islam telah menggariskan
kesenian sesuai mengikut naluri dan fitrah semulajadi manusia. Sewajarnyalah

1
juga manusia mengemudi seni mengikut fitrah manusia yang sedia ada
berbekalkan sepadan syariah demi kesejahteraan jiwa dan dunia manusia. Bahkan
sekiranya betul pembawaan seni itu, ia dikira ibadah pula. Alangkah ruginya
manusia Muslim yang tidak tahu bagaimana untuk membawa kecenderungan
makhluk sejenisnya ke arah ketaqwaan kepada Allah swt. Seni Islam dibentuk
untuk melahirkan seseorang yang benar-benar baik dan beradab.
Konsep seni Islam dan pembawaannya haruslah menjurus ke arah
konsep tauhid dan pengabdian kepada Allah swt. Motif berseni haruslah
bermatlamatkan perkara-perkara ma'ruf (kebaikan), halal dan berakhlak. Jiwa seni
mestilah ditundukkan kepada fitrah asal kejadian manusia kerana kebebasan jiwa
dalam membentuk seni adalah menurut kesucian fitrahnya yang dikaruniakan
Allah SWT. Fungsi seni tidak kurang sama dengan akal supaya manusia
menyadari kaitan antara alam, ketuhanan dan rohani atau dengan alam fisikal.
Lantas menyadari keagungan Tuhan dan keunikan penciptaanNya.
Seni dalam Islam menanam rasa khusyu' kepada Allah SWT di
samping memberi ketenangan di jiwa manusia sebagai makhluk Allah yang
diciptakan dengan fitrah yang gemar kepada kesenian dan keindahan. Oleh sebab
itu seni dalam Islam tidak berslogan 'seni untuk seni' tetapi 'seni kerana Allah
untuk manusia, makhluk dan alam sekitar'. Kesenian Islam terpancar daripada
tauhid yang merupakan satu penerimaan dan penyaksian terhadap keesaan Allah
SWT maka seni yang bernapaskan tauhid dapat menanamkan sifat bertaqwa dan
beriman. Seni juga dapat meningkatkan daya intelek dan bukan sahaja emosi.

1.2 TUJUAN PENULISAN

Tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas


seminar Agama.
Adapun tujuan lain dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk memahami bagaimana iptek menurut pandangan dunia islam.
2. Untuk mengetahui penerapan iptek dalam islam.
3. Untuk mengetahui keutamaan orang yang berilmu.
4. Untuk mengetahui bagaimana penyikapan terhadap perkembangan iptek.
5. Untuk mengetahui bagaimana konsep seni dalam islam.

2
6. Untuk mengetahui ciri-ciri kesenian islam.
7. Untuk mengetahui bagaimana keindahan seni dalam islam.

1.3 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang dan tujuan penulisan yang penulis
kemukakan, maka perumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana iptek menurut pandangan dunia islam ?
2. Bagaimana penerapan iptek dalam islam ?
3. Apa saja keutamaan orang yang berilmu ?
4. Bagaimana penyikapan terhadap perkembangan iptek ?
5. Bagaimana konsep seni dalam islam ?
6. Apa saja ciri-ciri kesenian islam ?
7. Bagaimana keindahan seni dalam islam ?

1.4 BATASAN MASALAH


Penulis membatasi pembahasan dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Iptek menurut pandangan dunia islam.
2. Penerapan iptek dalam islam.
3. Keutamaan orang yang berilmu.
4. Penyikapan terhadap perkembangan iptek.
5. Konsep seni dalam islam.
6. Ciri-ciri kesenian islam.
7. Keindahan seni dalam islam.

1.5 METODE PENULISAN


Metode penulisan yang digunakan penulis dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
 Metode kepustakaan, penulis menggunakan beberapa buku dan artikel dari
internet yang ada kaitannya dengan masalah yang disajikan sebagai acuan dan
penunjang serta bahan dalam pembuatan makalah ini.

3
BAB II
ISI MAKALAH

2.1 IPTEK DALAM ISLAM


2.1.1 IPTEK DARI SUDUT PANDANGAN DUNIA ISLAM

Peradaban Barat moderen dan post modern saat ini memang


memperlihatkan kemajuan dan kebaikan kesejahteraan material yang seolah
menjanjikan kebahagian hidup bagi umat manusia. Namun karena kemajuan
tersebut tidak seimbang, pincang, lebih mementingkan kesejahteraan material bagi
sebagian individu dan sekelompok tertentu negara-negara maju (kelompok G-8)
saja dengan mengabaikan, bahkan menindas hak-hak dan merampas kekayaan
alam negara lain dan orang lain yang lebih lemah kekuatan iptek, ekonomi dan
militernya, maka kemajuan di Barat melahirkan penderitaan kolonialisme-
imperialisme (penjajahan) di Dunia Timur & Selatan.
Kemajuan Iptek di Barat, yang didominasi oleh pandangan dunia dan
paradigma sains (Iptek) yang positivistik-empirik sebagai anak kandung filsafat-
ideologi materialisme-sekuler, pada akhirnya juga telah melahirkan penderitaan
dan ketidakbahagiaan psikologis/rohaniah pada banyak manusia baik di Barat
maupun di Timur. Krisis multidimensional terjadi akibat perkembangan Iptek
yang lepas dari kendali nilai-nilai moral Ketuhanan dan agama. Krisis ekologis,
misalnya: berbagai bencana alam: Tsunami, gempa dan kacaunya iklim dan cuaca
dunia akibat pemanasan global yang disebabkan tingginya polusi industri di
negara-negara maju; Kehancuran ekosistem laut dan keracunan pada penduduk
pantai akibat polusi yang diihasilkan oleh pertambangan mineral emas, perak dan
tembaga, seperti yang terjadi di Buyat, Sulawesi Utara dan di Freeport Papua,
Minamata Jepang. Kebocoran reaktor Nuklir di Chernobil, Rusia, dan di India, dll.
Krisis Ekonomi dan politik yang terjadi di banyak negara berkembang dan negara
miskin, terjadi akibat ketidakadilan dan ’penjajahan’ (neo-imperialisme) oleh

4
negara-negara maju yang menguasai perekonomian dunia dan ilmu pengetahuan
dan teknologi modern.
Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, saat ini pada
umumnya adalah negara-negara berkembang atau negara terkebelakang, yang
lemah secara ekonomi dan juga lemah atau tidak menguasai perkembangan ilmu
pengetahuan dan sains-teknologi. Karena nyatanya saudara-saudara Muslim kita
itu banyak yang masih bodoh dan lemah, maka mereka kehilangan harga diri dan
kepercayaan dirinya. Beberapa di antara mereka kemudian menjadi hamba budaya
dan pengikut buta kepentingan negara-negara Barat. Mereka menyerap begitu saja
nilai-nilai, ideologi dan budaya materialis (’matre’) dan sekular (anti Tuhan) yang
dicekokkan melalui kemajuan teknologi informasi dan media komunikasi Barat.
Akibatnya krisis-krisis sosial-moral dan kejiwaan pun menular kepada sebagian
besar bangsa-bangsa Muslim.
Kenyataan memprihatikan ini sangat ironis. Umat Islam yang
mewarisi ajaran suci Ilahiah dan peradaban dan Iptek Islam yang jaya di masa
lalu, justru kini terpuruk di negerinya sendiri, yang sebenarnya kaya sumber daya
alamnya, namun miskin kualitas sumberdaya manusianya (pendidikan dan
Ipteknya). Ketidakadilan global ini terlihat dari fakta bahwa 80% kekayaan dunia
hanya dikuasai oleh 20 % penduduk kaya di negara-negara maju. Sementara 80%
penduduk dunia di negara-negara miskin hanya memperebutkan remah-remah sisa
makanan pesta pora bangsa-bangsa negara maju.
Ironis bahwa Indonesia yang sangat kaya dengan sumber daya alam
minyak dan gas bumi, justru mengalami krisis dan kelangkaan BBM. Ironis
bahwa ditengah keberlimpahan hasil produksi gunung emas-perak dan tembaga
serta kayu hasil hutan yang ada di Indonesia, kita justru mengalami kesulitan dan
krisis ekonomi, kelaparan, busung lapar, dan berbagai penyakit akibat kemiskinan
rakyat. Kemana harta kekayaan kita yang Allah berikan kepada tanah air dan
bangsa Indonesia ini? Mengapa kita menjadi negara penghutang terbesar dan
terkorup di dunia?
Kenyataan menyedihkan tersebut sudah selayaknya menjadi cambuk
bagi kita bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim untuk gigih memperjuangkan
kemandirian politik, ekonomi dan moral bangsa dan umat. Kemandirian itu tidak

5
bisa lain kecuali dengan pembinaan mental-karakter dan moral (akhlak) bangsa-
bangsa Islam sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi
keimanan-taqwa kepada Allah SWT. Serta melawan pengaruh buruk budaya
sampah dari Barat yang Sekular, Matre dan hedonis (mempertuhankan
kenikmatan hawa nafsu).
Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
SWT Sumber segala Kebaikan, Keindahan dan Kemuliaan. Keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT hanya akan muncul bila diawali dengan
pemahaman ilmu pengetahuan dan pengenalan terhadap Tuhan Allah SWT dan
terhadap alam semesta sebagai tajaliyat (manifestasi) sifat-sifat KeMahaMuliaan,
Kekuasaan dan Keagungan-Nya. Islam, sebagai agama penyempurna dan
paripurna bagi kemanusiaan, sangat mendorong dan mementingkan umatnya
untuk mempelajari, mengamati, memahami dan merenungkan segala kejadian di
alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi
pengembangan Ipteknya hanya untuk kepentingan duniawi yang ’matre’ dan
sekular, maka Islam mementingkan pengembangan dan penguasaan Iptek untuk
menjadi sarana ibadah-pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan mengembang
amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat
kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil
’Alamin).

QS. Mujaadilah [58] : 11

‫ﻴرﻓﻊ اﷲ اﻠذﻴﻦ اﻣنوا ﻣنكم واﻠذﻴن اوﺘو ااﻠﻌلم درجت‬


‫واﷲ ﺑﻣا تﻌماﻠون خبﻴر‬
Artinya : “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS Mujaadilah [58] :11)

6
Bagi umat Islam, kedua-duanya adalah merupakan ayat-ayat (atau
tanda-tanda/sinyal) KeMahaKuasaan dan Keagungan Allah SWT. Ayat
tanziliyah/naqliyah (yang diturunkan atau transmited knowledge), seperti kitab-
kitab suci dan ajaran para Rasulullah (Taurat, Zabur, Injil dan Al Qur’an), maupun
ayat-ayat kauniyah (fenomena, prinsip-prinsip dan hukum alam), keduanya bila
dibaca, dipelajari, diamati dan direnungkan, melalui mata, telinga dan hati (qalbu
+ akal) akan semakin mempertebal pengetahuan, pengenalan, keyakinan dan
keimanan kita kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, Wujud yang wajib,
Sumber segala sesuatu dan segala eksistensi). Jadi agama dan ilmu pengetahuan,
dalam Islam tidak terlepas satu sama lain. Agama dan ilmu pengetahuan adalah
dua sisi koin dari satu mata uang koin yang sama. Keduanya saling membutuhkan,
saling menjelaskan dan saling memperkuat secara sinergis, holistik dan integratif.
Bila ada pemahaman atau tafsiran ajaran agama Islam yang
menentang fakta-fakta ilmiah, maka kemungkinan yang salah adalah pemahaman
dan tafsiran terhadap ajaran agama tersebut. Bila ada ’ilmu pengetahuan’ yang
menentang prinsip-prinsip pokok ajaran agama Islam maka yang salah adalah
tafsiran filosofis atau paradigma materialisme-sekular yang berada di balik wajah
ilmu pengetahuan modern tersebut.
Karena alam semesta yang dipelajari melalui ilmu pengetahuan, dan
ayat-ayat suci Tuhan (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasulullah SAAW yang dipelajari
melalui agama, keduanya merupakan ayat-ayat (tanda-tanda dan
perwujudan/tajaliyat) Allah SWT, maka tidak mungkin satu sama lain saling
bertentangan dan bertolak belakang, karena keduanya berasal dari satu Sumber
yang Sama, Allah Yang Maha Pencipta dan Pemelihara seluruh Alam Semesta.

2.1.2 PENERAPAN IPTEK DALAM ISLAM

Oleh : H. Mas’oed Abidin

Firman Allah dalam QS. 3, Ali Imran : 110

7
‫ڪنﺘم خيراﻣة اخرجععت ﻠنععاس تععأﻣرون باﻠﻣﻌععروف‬
‫وتنهون عﻦ اﻠﻣنكروﺘﺅﻣنون ﺑاﷲ ولو اﻣﻦ اهل الكﺘب‬
‫لكان خﻴرالهم ﻣنهم الؤﻣنون واكثرهم الفسقون‬

Artinya :
“Kamu adalah umat yang paling baik (khaira ummah, umat pilihan), yang
dilahirkan untuk kepentingan manusia, menyuruh mengerjakan yang benar dan
melarang membuat salah, serta beriman kepada Allah. Sekiranya orang-orang
keturunan Kitab itu beriman, sesungguhnya itu baik untuk mereka. Sebahagian
mereka beriman, tetapi kebanyakannya orang-orang yang jahat”.
Dijelaskan bahwa Umat Islam adalah umat pilihan, terbaik. Bila
keturunan Kitab sebelumnya mau menerima dinul Islam , mereka akan lebih baik
dari umat ini. Tetapi mereka kufur, dan sebahagian lagi jahat, menolak ajaran
Allah SWT.
Di sinilah terdapat tantangan di samping peluang terhadap umat
pilihan (umat Islam) sepanjang masa dalam meniti setiap perubahan zaman.
Khaira ummah yang menjadi identitas umat Islam itu selalu istiqamah (Konsisten)
dengan perangai utama. Tetap membawa, menyeru, mengajak umat kepada yang
baik, amar makruf. Melarang membuat salah, nahyun ‘anil munkar. Tetap beriman
dengan Allah. Amar makruf, hanya bisa dilaksanakan dengan ilmu pengatahuan.
Karena itulah tatkala pertama kali manusia diciptakan kepadanya beberapa
perangkat ilmu (QS.2:30-35).
Dalam mengemban misi mulia, khalifah di permukaan bumi. Nahyun
‘anil munkar, melarang dari yang salah wajib dijalankan. Perlu ilmu pengetahuan
tentang makruf dan munkar artinya mengerti tentang suruhan berbuat baik dan
larangan berbuat salah (QS.3:104,114; QS.5:78-79; QS.9:71,112; QS.22:41;
QS.31:17).

8
Amar Makruf Nahi Munkar sangat sesuai dengan martabat manusia.
Patokan makruf (baik, disuruh) dan munkar (salah, terlarang) dipagari oleh halal
(right, benar) dan haram (wrong, salah). Bukan like or dislike (suka atau tidak).
Kerancuan menerapkan benar dan salah dikehidupan sehari-hari disebab
kurangnya ilmu pengetahuan tentang right dan wrong. Selain dari kebiasaan
meninggalkan ajaran agama, tidak teguh (tidak istiqamah) menjalankan right dan
wrong tersebut.
Bila diteliti bahwa ayat pertama turun adalah (Iqra’, artinya baca) QS.
96, Al ‘Alaq 1-5. Membaca dan menulis, adalah “jendela ilmu pengetahuan”.
Dijelaskan, dengan membaca dan menulis akan mendapatkan ilmu pengetahuan
yang sebelumnya tidak diketahui (‘allamal-insana maa lam ya’lam).
Ilham dan ilmu belum berakhir. Wahyu Allah berfungsi sebagai sinyal
dan dorongan kepada manusia untuk mendalami pemahaman sehingga mampu
membaca setiap perubahan zaman dan pergantian masa.
Keistimewaan ilmu, menurut wahyu Allah,antara lain ;
Yang mengetahui pengertian ayat-ayat mutasyabihat hanyalah Allah dan orang-
orang yang dalam ilmunya (QS.2:7).
Orang berilmu mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah (QS.3:18).
Di atas orang berilmu, masih ada lagi yang Maha Tahu, (QS.12:76).
Bertanyalah kepada ahli ilmu kalau kamu tidak tahu, (QS.16:43, dan 21:7).
Jangan engkau turut apa-apa yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu
(QS.17:36).
Kamu hanya mempunyai ilmu tentang ruh sedikit sekali (QS.17:85).
Memohonlah kepada Allah supaya ilmu bertambah (QS.20:114).
Ilmu mereka (orang yang menolak ajaran agama) tidak sampai tentang akhirat
(QS.27:66).
Hanyalah orang-orang berilmu yang bisa mengerti (QS.29:43).
Yang takut kepada Tuhan hanyalah orang-orang berilmu (QS.35:28).
Tuhan meninggikan orang-orang beriman dan orang-orang berilmu beberapa
tingkatan (QS.58:11).
Tuhan mengajarkan dengan pena (tulis baca) dan mengajarkan kepada manusia
ilmu yang belum diketahuinya (QS.96:4-5).

9
Sebenarnya umat yang menjadi pengamal wahyu Allah (Islam)
memiliki identitas (ciri, sibghah) yang jelas di antaranya menguasai ilmu
pengetahuan. Dalam mewujudkan keberadaannya ditengah masyarakat mereka
menjadi innovator dan memiliki daya saing serta memiliki imajinasi yang kuat
disamping kreatif dan memiliki pula inisiatif serta teguh dalam prinsip (istiqamah,
consern), bahkan senantiasa berfikir objektif dan mempunyai akal budi.
Teknologi hanyalah suatu keterampilan, hasil dari ilmu pengetahuan
berkenaan dengan teknik, serba mesin itu. Teknologi tidak berarti bila manusia
dibelakang teknologi itu tidak berfungsi, tidak berperan dan mati. Sebelum
teknologi dihidupkan, wajib lebih dahulu menghidupkan dhamir manusia yang
akan mempergunakan perangkat teknologi, agar hasil yang diperoleh bermanfaat
untuk kehidupan manusia. Jangan sebaliknya merusak kehidupan itu sendiri.
Pemilik ilmu pengetahuan dan pengguna teknologi mestinya mampu mencipta
dan menampilkan produk teknologi ditengah kehidupan dunia menyeluruh
(global) tanpa merusak harkat manusia melalui produk hasil ciptaan teknologi
tersebut. Di sini sebenarnya arti penerapan Iptek dari sudut pandang agama Islam.
Iptek akan menjadi musuh kemanusian bila hasilnya menghancurkan harkat
(derajat) manusia. Iptek sesungguhnya sangat sangat penting dan teramat berguna
dalam meningkatkan taraf hidup manusia. Karena itu perlu ada saringan pengguna
iptek itu. Saringannya adalah agama, akal budi. Di Minangkabau adalah adat
basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.

2.1.3 KEUTAMAAN ORANG YANG BERILMU

Keutamaan orang-orang yang berilmu dan beriman sekaligus,


diungkapkan Allah dalam ayat-ayat berikut:
QS. Az-Zumar [39] : 9

‫قل هل يسﺘوى الذيﻦ يﻌمﻠون والذيﻦ ﻻ يﻌﻠمون انما‬


‫يﺘذكر اولوااﻻ لباب‬
Artinya :

10
“Katakanlah : ‘Adakah sama orang-orang yang berilmu dengan orang yang tidak
berilmu?’Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran.” (QS. Az-Zumar [39] : 9).

QS. Al-Baqoroh [2] : 269)

‫يؤتى الحكمة ﻣﻦ يشاء وﻣﻦ يؤت الحكمة ﻓقد اوتي‬


‫خﻴرا كثﻴرا وﻣا يذكراﻻ اولوااﻻ لباب‬
Artinya :
“Allah berikan al-Hikmah (Ilmu pengetahuan, hukum, filsafat dan kearifan)
kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi al-
Hikmah itu, benar-benar ia telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya
orang-orang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (berdzikir) dari firman-
firman Allah.” (QS. Al-Baqoroh [2] : 269).

QS Mujaadilah [58] :11

‫ﻴرﻓﻊ اﷲ اﻠذﻴﻦ اﻣنوا ﻣنكم واﻠذﻴن اوﺘو ااﻠﻌلم درجت‬


‫واﷲ ﺑﻣا تﻌماﻠون خبﻴر‬
Artinya :
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS Mujaadilah [58] :11)
Rasulullah saw pun memerintahkan para orang tua agar mendidik
anak-anaknya dengan sebaik mungkin. “Didiklah anak-anakmu, karena mereka itu
diciptakan buat menghadapi zaman yang sama sekali lain dari zamanmu kini.”
(Al-Hadits Nabi saw). “Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap Muslimin,
Sesungguhnya Allah mencintai para penuntut ilmu.” (Hadis Nabi saw).

11
Mengapa kita harus menguasai IPTEK? Terdapat tiga alasan pokok,
yakni:
1. Ilmu pengetahuan yg berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh negara-
negara barat. Ini fakta, tdk bisa dipungkiri.
2. Negara-negara barat berupaya mencegah terjadinya pengembangan IPTEK di
negara-negara Islam. Ini fakta yang tak dapat dipungkiri.
3. Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan
kemajuan IPTEK-nya, misalnya umat Islam disodori persoalan-persoalan
klasik agar umat Islam sibuk sendiri, ramai sendiri dan akhirnya bertengkar
sendiri.
Selama 20 tahun terakhir, jumlah kaum Muslim di dunia telah
meningkat secara perlahan. Angka statistik tahun 1973 menunjukkan bahwa
jumlah penduduk Muslim dunia adalah 500 juta; sekarang, angka ini telah
mencapai 1,5 miliar. Kini, setiap empat orang salah satunya adalah Muslim.
Bukanlah mustahil bahwa jumlah penduduk Muslim akan terus bertambah dan
Islam akan menjadi agama terbesar di dunia. Peningkatan yang terus-menerus ini
bukan hanya dikarenakan jumlah penduduk yang terus bertambah di negara-
negara Muslim, tapi juga jumlah orang-orang mualaf yang baru memeluk Islam
yang terus meningkat, suatu fenomena yang menonjol, terutama setelah serangan
terhadap World Trade Center pada tanggal 11 September 2001. Serangan ini, yang
dikutuk oleh setiap orang, terutama umat Muslim, tiba-tiba saja telah
mengarahkan perhatian orang (khususnya warga Amerika) kepada Islam. Orang di
Barat berbicara banyak tentang agama macam apakah Islam itu, apa yang
dikatakan Al Quran, kewajiban apakah yang harus dilaksanakan sebagai seorang
Muslim, dan bagaimana kaum Muslim dituntut melaksanakan urusan dalam
kehidupannya. Ketertarikan ini secara alamiah telah mendorong peningkatan
jumlah warga dunia yang berpaling kepada Islam. Demikianlah, perkiraan yang
umum terdengar pasca peristiwa 11 September 2001 bahwa “serangan ini akan
mengubah alur sejarah dunia”, dalam beberapa hal, telah mulai nampak
kebenarannya. Proses kembali kepada nilai-nilai agama dan spiritual, yang
dialami dunia sejak lama, telah menjadi keberpalingan kepada Islam.

12
Hal luar biasa yang sesungguhnya sedang terjadi dapat diamati ketika
kita mempelajari perkembangan tentang kecenderungan ini, yang mulai kita
ketahui melalui surat-surat kabar maupun berita-berita di televisi. Perkembangan
ini, yang umumnya dilaporkan sekedar sebagai sebuah bagian dari pokok bahasan
hari itu, sebenarnya adalah petunjuk sangat penting bahwa nilai-nilai ajaran Islam
telah mulai tersebar sangat pesat di seantero dunia. Di belahan dunia Islam
lainnya, Islam berada pada titik perkembangan pesat di Eropa. Perkembangan ini
telah menarik perhatian yang lebih besar di tahun-tahun belakangan, sebagaimana
ditunjukkan oleh banyak tesis, laporan, dan tulisan seputar “kedudukan kaum
Muslim di Eropa” dan “dialog antara masyarakat Eropa dan umat Muslim.”
Beriringan dengan berbagai laporan akademis ini, media massa telah
sering menyiarkan berita tentang Islam dan Muslim. Penyebab ketertarikan ini
adalah perkembangan yang terus-menerus mengenai angka populasi Muslim di
Eropa, dan peningkatan ini tidak dapat dianggap hanya disebabkan oleh imigrasi.
Meskipun imigrasi dipastikan memberi pengaruh nyata pada pertumbuhan
populasi umat Islam, namun banyak peneliti mengungkapkan bahwa
permasalahan ini dikarenakan sebab lain: angka perpindahan agama yang tinggi.
Suatu kisah yang ditayangkan NTV News pada tanggal 20 Juni 2004 dengan judul
“Islam adalah agama yang berkembang paling pesat di Eropa” membahas laporan
yang dikeluarkan oleh badan intelejen domestik Prancis. Laporan tersebut
menyatakan bahwa jumlah orang mualaf yang memeluk Islam di negara-negara
Barat semakin terus bertambah, terutama pasca peristiwa serangan 11 September.
Misalnya, jumlah orang mualaf yang memeluk Islam di Prancis meningkat
sebanyak 30 hingga 40 ribu di tahun lalu saja.

2.1.4 PENYIKAPAN TERHADAP PERKEMBANGAN IPTEK

Setiap manusia diberikan hidayah dari Allah swt berupa “alat” untuk
mencapai dan membuka kebenaran. Hidayah tersebut adalah (1) indera, untuk
menangkap kebenaran fisik, (2) naluri, untuk mempertahankan hidup dan
kelangsungan hidup manusia secara probadi maupun sosial, (3) pikiran dan atau
kemampuan rasional yang mampu mengembangkan kemampuan tiga jenis
pengetahuan akali (pengetahuan biasa, ilmiah dan filsafi). Akal juga merupakan

13
penghantar untuk menuju kebenaran tertinggi, (4) imajinasi, daya khayal yang
mampu menghasilkan kreativitas dan menyempurnakan pengetahuannya, (5) hati
nurani, suatu kemampuan manusia untuk dapat menangkap kebenaran tingkah
laku manusia sebagai makhluk yang harus bermoral.
Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan
perkembangan IPTEK yang sangat pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan
antara sistem nilai dan norma-norma Islam dengan perkembangan tersebut.
Menurut Mehdi Ghulsyani (1995), dalam menghadapi perkembangan IPTEK
ilmuwan muslim dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok; (1) Kelompok yang
menganggap IPTEK moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil
IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Quran yang sesuai; (2) Kelompok
yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah
dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami, (3)
Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangunnya.
Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi yang mengintrodusir
istilah “islamisasi ilmu pengetahuan”. Dalam konsep Islam pada dasarnya tidak
ada pemisahan yang tegas antara ilmu agama dan ilmu non-agama. Sebab pada
dasarnya ilmu pengetahuan yang dikembangkan manusia merupakan “jalan”
untuk menemukan kebenaran Allah itu sendiri. Sehingga IPTEK menurut Islam
haruslah bermakna ibadah. Yang dikembangkan dalam budaya Islam adalah
bentuk-bentuk IPTEK yang mampu mengantarkan manusia meningkatkan derajat
spiritialitas, martabat manusia secara alamiah. Bukan IPTEK yang merusak alam
semesta, bahkan membawa manusia ketingkat yang lebih rendah martabatnya.
Dari uraian di atas “hakekat” penyikapan IPTEK dalam kehidupan
sehari-hari yang islami adalah memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk
meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah
swt. Kebenaran IPTEK menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya
IPTEK itu sendiri. IPTEK akan bermanfaat apabila (1) mendekatkan pada
kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya, (2) dapat membantu umat
merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik), (3) dapat memberikan pedoman bagi
sesama, (4) dapat menyelesaikan persoalan umat. Dalam konsep Islam sesuatu hal

14
dapat dikatakan mengandung kebenaran apabila ia mengandung manfaat dalam
arti luas.

2.2 SENI DALAM ISLAM

2.2.1 KONSEP SENI DALAM ISLAM

Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah swt kepada seluruh
manusia tanpa mengenal bangsa yang bersumberkan al-Quran, Sunnah dan Ijma'
Ulama. Islam adalah agama yang nyata (waqi'e) dan sesuai dengan fitrah manusia,
pada semua tempat, zaman dan situasi menepati citarasa, kehendak, sifat,
keinginan, nafsu, perasaan dan akal fikiran manusia. Dalam jiwa, perasaan, nurani
dan keinginan manusia terbenamnya rasa sukakan keindahan dan keindahan itu
adalah seni. Seni adalah sesuatu yang bersifat abstrak, dapat dipandang, didengar
dan disentuh oleh jiwa tetapi tidak dapat dinyatakan melalui kata-kata dan bahasa.
Sukar untuk mentakrifkan seni secara tepat sesukar untuk menerangkan konsep
keindahan dan kesenangan itu sendiri. Al-Farabi menjelaskan seni sebagai ciptaan
yang berbentuk keindahan, Al-Ghazali pula menjelaskan seni dengan maksud
kerja yang berkaitan dengan rasa jiwa manusia yang sesuai dengan fitrahnya.
Mengikut kebudayaan Barat, seni sebenarnya tiada hubungan dengan
agama. Ini adalah disebabkan oleh dasar sekularisme yang mengasingkan hal
keduniaan dengan agama. Walau bagaimanapun seni masih dianggap sebagai
sesuatu yang ideal dan berkaitan dengan moral. Seni juga boleh dibahagi dengan
dua tujuan iaitu seni untuk seni dan seni untuk masyarakat, di mana seni untuk
seni adalah bertujuan untuk seni sahaja dan orang mencipta seni ini dibebaskan
untuk apa-apa tujuan sama ada mengandungi unsur baik atau jahat. Manakala seni
untuk masyarakat pula menyatakan bahawa seni dicipta untuk sesuatu tujuan
maka mestilah difahami oleh masyarakat yang digunakan untuk kemasyarakatan,
politik dan akhlak.
Eugene Johnson dalam 'The Encyclopedia Americana' menjelaskan
seni (art) sebagai kemahiran, misalnya seni pertukangan yang membawa erti
kemahiran pertukangan. Dari segi istilah ilmu berkebudayaan, ia membawa erti

15
sebagai segala sesuatu yang indah. Keindahan yang dapat menggerakkan jiwa,
kemesraan, menimbulkan keharuan, ketakjuban, kesenangan atau sebaliknya iaitu
dendam, benci, cemas dan sebagainya. Drs. Sidi Gazalba dalam bukunya
'Pandangan Islam Tentang Kesenian' menjelaskan bahawa kesenian adalah
sebahagian daripada kebudayaan yang dicetuskan oleh sesuatu kelompok manusia
kerana setiap kelompok masyarakat mempunyai fitrah semulajadi yang cinta
kepada seni yang menyenangkan hati melalui pancaindera yang lima. Justru itu,
manusia dikatakan sebagai makhluk seni yang cinta kepada sesuatu yang selamat,
memuaskan dan memberi kepuasan melalui pancaindera. Seni secara ringkasnya
dapat dibahagikan kepada empat bagian utama :
* Seni melaui pendengaran seperti muzik, deklamasi puisi, prosa, senia suara dan
sebagainya.
* Seni yang diperolehi melalui penglihatan mata seperti seni lukis, seni hias, seni
bina, seni pakaian dan sebagainya.
* Seni yang dapat diperolehi melalui pendengaran dan penglihatan seperti drama,
tablo, teater, filem dan sebagainya.
* Seni yang dinikmati melalui pembacaan seperti hasil karya sastera yang
berbentuk puisi dan prosa.
Seni Islam merupakan sebagian daripada kebudayaan Islam dan
perbedaan antara seni Islam dengan bukan Islam ialah dari segi niat atau tujuan
dan nilai akhlak yang terkandung dalam hasil seni Islam. Pencapaian yang dibuat
oleh seni Islam itu juga merupakan sumbangan daripada tamadun Islam di mana
tujuan seni Islam ini adalah kerana Allah swt. Walaupun seni merupakan salah
satu unsur yang disumbangkan tetapi Allah melarang penciptaan seni yang
melampaui batas. Firman Allah swt yang bermaksud : "Sesungguhnya Allah tidak
suka kepada orang yang melampaui batas."
Keindahan merupakan salah satu ciri keesaan, kebesaran dan
kesempurnaan Allah swt lantas segala yang diciptakanNya juga merupakan
pancaran keindahanNya. Manusia dijadikan sebagai makhluk yang paling indah
dan paling sempurna. Bumi yang merupakan tempat manusia itu ditempatkan juga
dihiasi dengan segala keindahan. Allah swt bukan sekadar menjadikan manusia
sebagai makhluk yang terindah tetapi juga mempunyai naluri yang cintakan

16
keindahan. Di sinilah letaknya keistimewaan manusia yang tidak dimiliki oleh
makhluk lain sama ada malaikat, jin dan haiwan. Konsep kesenian dan
kebudayaan dalam Islam berbeza dengan peradaban Islam yang lain.
Dalam pembangunan seni, kerangka dasarnya mestilah menyeluruh
dan meliputi aspek-aspek akhlak, iman, matlamat keagamaan dan falsafah
kehidupan manusia. Seni mestilah merupakan satu proses pendidikan yang
bersifat positif mengikut kaca mata Islam, menggerakkan semangat, memimpin
batin dan membangunkan akhlak. Artinya seni mestilah bersifat "Al-Amar bil
Ma'ruf dan An Nahy’an Munkar" (menyuruh berbuat baik dan mencegah
kemungkaran) serta membangunkan akhlak masyarakat, bukan membawa
kemungkaran dan juga bukan sebagai perosak akhlak ummah. Semua aktivitas
kesenian manusia mesti ditundukkan kepada tujuan terakhir (keridhaan Allah dan
ketaqwaan). Semua nilai mestilah ditundukkan dalam hubungan-Nya serta
kesanggupan berserah diri. Seni juga seharusnya menjadi alat untuk meningkatkan
ketaqwaan.

2.2.2 CIRI-CIRI KESENIAN ISLAM

CIRI-CIRI KESENIAN ISLAM :


1. Mengangkat martabat insan dengan tidak meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan
dan nilai-nilai persekitaran dan sejagat. Alam sekitar galerinya, manakala
manusia menjadi seniman yang menggarap segala unsur kesenian untuk tunduk
serta patuh kepada keredhaan Allah swt.
2. Mementingkan persoalan akhlak dan kebenaran yang menyentuh aspek-aspek
estetika, kemanusiaan, moral dan lain-lain lagi.
3. Kesenian Islam menghubungkan keindahan sebagai nilai yang tergantung
kepada keseluruhan kesahihan Islam itu sendiri. Menurut Islam, kesenian yang
mempunyai nilai tertinggi ialah yang mendorong ke arah ketaqwaan,
kema'rufan, kesahihan dan budi yang mantap.
4. Kesenian Islam terpancar daripada wahyu Allah, sama seperti undang-undang
Allah dan SyariatNya. Maknanya ia harus berada di bawah lingkungan dan

17
peraturan wahyu. Ini yang membezakan kesenian Islam dengan kesenian bukan
Islam.
5. Kesenian Islam menghubungkan manusia dengan tuhan, alam sekitar dan
sesama manusia dan juga makhluk.
Islam tidak pernah menolak kesenian selagi dan selama mana
kesenian itu bersifat seni untuk masyarakat dan bukannya seni untuk seni.
Terdapat lima hukum dalam seni jika diperincikan. Antaranya:
(a) Wajib : Jika kesenian itu amat diperlukan oleh muslim yang mana
tanpanya individu tersebut boleh jatuh mudarat seperti keperluan
manusia untuk membina dan mencantikkan reka bentuk binaan
masjid serta seni taman (landskap) bagi maksud menarik orang
ramai untuk mengunjungi rumah Allah swt tersebut.
(b) Sunat : Jika kesenian itu diperlukan untuk membantu atau menaikkan
semangat penyatuan umat Islam seperti dalam nasyid, qasidah
dan selawat kepada Rasulullah saw yang diucapkan beramai-
ramai dalam sambutan Maulidur Rasul atau seni lagu (tarannum)
al-Quran.
(c) Makruh : Jika kesenian itu membawa unsur yang sia-sia (lagha) seperti
karya seni yang tidak diperlukan oleh manusia.
(d) Haram : Jika kesenian itu berbentuk hiburan yang :
*Melekakan manusia sehingga mengabaikan kewajipan-kewajipan yang
berupa tanggungjawab asas terhadap Allah swt khasnya seperti ibadah
dalam fardhu ain dan kifayah.
*Memberi khayalan kepada manusia sehingga tidak dapat membezakan
antara yang hak (betul) dan yang batil (salah).
*Dicampuri dengan benda-benda haram seperti arak, judi, dadah dan pelbagai
kemaksiatan yang lain.
*Ada percampuran antara lelaki dan perempuan yang bukan mahram seperti
pergaulan bebas tanpa batas dalam bentuk bersuka-suka yang melampau.
*Objek atau arca dalam bentuk ukiran yang menyerupai patung sama ada
dibuat daripada kayu, batu dan lain-lain.

18
*Disertai dengan peralatan muzik yang diharamkan oleh Islam seperti alat-
alat tiupan, bertali, tabuhan yang bertutup di bahagian atas dan bawah serta
alat-alat muzik dari tekanan jari. Sesetengah ulama mengatakan harus
hukumnya jika digunakan untuk pendidikan dan tidak menarik kepada
konsep al-Malahi (hiburan yang keterlaluan) juga alat-alat muzik di atas
boleh digunakan untuk tujuan dakwah Islamiyyah, seperti yang pernah
dibuat oleh Rabiatul Adawiyyah.
*Seni yang merusakkan akhlak dan memudaratkan individu atau yang
berbentuk tidak bermoral seperti tarian terkini (kontemporari).
*Jenis-jenis seni yang dipertontonkan bagi maksud atau niat yang menunjuk-
nunjuk dan kesombongan.
(e) Harus : Apa saja bentuk seni yang tidak ada nas yang mengharamkannya.

2.2.3 KEINDAHAN SENI DALAM ISLAM

Anda pernah berwisata ke Istana Topkapi? Tak apa, jika belum. Andai
sudah, coba perhatikan ornamen yang sangat indah pada dindingdinding bangunan
bersejarah di Turki itu. Keindahan yang sama bisa dilihat di Darb-i Imam shrine di
Isfahan, Iran, juga di Seljuk Mama Hatum Mausoleum di Tercan, Turki.
Bangunan-bangunan abad pertengahan Islam tersebut membuktikan
perkembangan Islam tak terlepas dari jiwa dan nafas seni.

Bahkan, pola yang terlukis di bangunan-bangunan tadi, diakui


memiliki tingkat dan nilai seni yang tinggi, melebihi pengetahuan seni dunia barat
pada masa itu. Peter J Lu, peneliti dari Harvard University, Amerika Serikat,
membuktikannya. Pada kesimpulan penelitian yang dilakukannya, ia mengatakan,
ornamen-ornamen itu nyaris membentuk pola quasi-crystalline yang sempurna.

19
Padahal dunia Barat baru mengenal pola yang indah itu setelah 500 tahun
kemudian [www.sciencemag.org]. Dunia Barat mengenal pola quasicrystalline
setelah Roger Penrose, seorang ahli matematika dan kosmologi berkebangsaan
Inggris memperkenalkannya pada tahun 1970. Dan pola semacam itu kemudian
disebut dengan quasicrystalline Penrose.
Pola quasi-crystalline adalah pola bergaris yang saling bertautan satu
sama lain yang membentuk pola yang tidak berulang, bahkan jika diteruskan ke
semua arah sekalipun. Pola quasi-crystalline memiliki bentuk yang simetris
khusus. Pola semacam itu sudah banyak digunakan arsitek-arsitek muslim abad
pertengahan Islam. Lu menyebut sebagai karya yang menakjubkan. “Mereka
membuat ubin yang memperlihatkan penguasan matematika yang begitu canggih
sehingga kita tak dapat membayangkan sampai 20 atau 30 tahun belakangan ini,”
katanya.
Dunia juga mengakui, salah satu corak keramik yang paling indah
adalah karya tangan-tangan terampil pembuat keramik muslim. Memang pada
awalnya mereka meniru corak keramik dari Cina dan Yunani. Namun, dalam
perkembangan waktu, mereka menghasilkan corak yang berbeda. Keramik-
keramik yang mereka ciptakan membentuk karakter keindahan tersendiri, berbeda
dengan karakter keramik dari Cina atau Yunani. Teknik-teknik baru pembuatan
keramik pun lahir.
Tetapi, bukti-bukti di atas tak mengubah pandangan sebagian orang
yang menganggap bahwa Islam menghambat seni dan memusuhinya. Seolah,
setiap perkembangan seni berlawanan dengan nilai-nilai Islam. Seperti saat
dimuatnya karikatur Nabi Muhammad Saw di beberapa media Barat. Saat
masyarakat muslim bereaksi keras menentang pemuatan karikatur itu, dikatakan
bahwa Islam tidak menghargai kebebasan seseorang untuk menunjukkan ekspresi
seninya.
Pandangan Islam Tentang Seni
Sebenarnya, bagaimana pandangan Islam tentang seni? Seni
merupakan ekspresi keindahan. Dan keindahan menjadi salah satu sifat yang
dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya ini. Allah melalui kalamnya di Al-
Qur’an mengajak manusia memandang seluruh jagat raya dengan segala

20
keserasian dan keindahannya. Allah berfirman: “Maka apakah mereka tidak
melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan
menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun retak-retak?” [QS 50: 6].

Allah juga mengajak manusia untuk melihat dari perspektif


keindahan, bagaimana buah-buahan yang menggantung di pohon dan bagaimana
pula buah-buahan itu dimatangkan. Jika manusia memerhatikan dan menikmati
dengan pandangan yang indah, saat arak-arakan binatang ternak saat masuk ke
kandang, juga saat dilepaskan ke tempat penggembalaan, sesungguhnya pada
peristiwa itu ada unsur keindahannya.
Ajakan-ajakan kepada manusia tersebut menunjukkan, pada dasarnya
manusia dianugerahi Allah potensi untuk menikmati dan mengekspresikan
keindahan. Seni merupakan fitrah dan naluri alami manusia. Kemampuan ini yang
membedakan manusia dengan makhluk yang lain. Karena itu, mustahil bila Allah
melarang manusia untuk melakukan kegiatan berkesenian.
Nabi Muhammad Saw sangat menghargai keindahan. Suatu ketika
dikisahkan, Nabi menerima hadiah berupa pakaian yang bersulam benang emas,
lalu beliau mengenakannya dan kemudian naik ke mimbar. Namun tanpa
menyampaikan sesuatu apapun, Beliau turun kembali. Para sahabat sedemikian
kagum dengan baju itu, sampai mereka memegang dan merabanya. Nabi Saw
bersabda: “Apakah kalian mengagumi baju ini?” Mereka berkata, “Kami sama

21
sekali belum pernah melihat pakaian yang lebih indah dari ini.” Nabi bersabda:
“Sesungguhnya saputangan Sa’ad bin Mu’adz di surga jauh lebih indah daripada
yang kalian lihat.” [M Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an].
Imam Al Ghazali dalam Ihya Ulumuddin juga menuliskan bahwa:
“Siapa yang tidak berkesan hatinya di musim bunga dengan kembang-
kembangnya, atau oleh alat musik dan getaran nadanya, maka fitrahnya telah
mengidap penyakit parah yang sulit diobati.”
Kehati-hatian dalam Seni
Kalau memang demikian pandangan Islam tentang seni, mengapa
pada masa awal perkembangan Islam [zaman Nabi Saw dan para sahabatnya],
belum tampak jelas ekspresi kaum muslim terhadap kesenian. Bahkan, terasa
adanya banyak pembatasan-pembatasan yang menghambat perkembangan seni?
Menurut Sayyid Quthb, pada masa itu, kaum muslim masih dalam tahap
penghayatan nilai-nilai Islam dan memfokuskan pada pembersihan gagasan-
gagasan jahiliyah yang sudah meresap dalam jiwa masyarakat sejak lama.
Sedangkan sebuah karya seni lahir dari interaksi seseorang atau masyarakat
dengan suatu gagasan, menghayati dengan sempurna sampai menyatu dengan
jiwanya. Karena itu, belum banyak karya seni yang tercipta pada masa awal
perkembangan Islam itu.
Pembatasan-pembatasan terhadap kesenian karena adanya sikap
kehati-hatian dari kaum Muslim. Kehatihatian itu dimaksudkan agar mereka tidak
terjerumus kepada hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang
menjadi titik perhatian pada waktu itu. M Quraish Shihab menjelaskan bahwa
Umar Ibnul Khaththab, khalifah kedua, pernah berkata, “Umat Islam
meninggalkan dua pertiga dari transaksi ekonomi karena khawatir terjerumus ke
dalam haram [riba].” Ucapan ini benar adanya, dan agaknya ia juga dapat menjadi
benar jika kalimat transaksi ekonomi diganti dengan kesenian [Wawasan Al-
Qur’an].
Atas dasar kehati-hatian ini pulalah hendaknya dipahami hadits-hadits
yang melarang menggambar atau melukis dan memahat makhluk-makhluk hidup.
Apabila seni membawa manfaat bagi manusia, memperindah hidup dan hiasannya
yang dibenarkan agama, mengabadikan nilai-nilai luhur dan menyucikannya, serta

22
mengembangkan serta memperhalus rasa keindahan dalam jiwa manusia, maka
sunnah Nabi mendukung, tidak menentangnya.
Karena ketika itu ia telah menjadi salah satu nikmat Allah yang
dilimpahkan kepada manusia. Demikian Muhammad Imarah dalam bukunya
Ma’âlim Al-Manhaj Al-Islâmi yang penerbitannya disponsori Dewan Tertinggi
Dakwah Islam, Al-Azhar bekerjasama dengan Al-Ma’had Al-’Âlami lil Fikr Al-
Islâmi [International Institute for Islamic Thought].
Kesenian Islam baru berkembang dan mencapai puncak kejayaan pada
saat Islam sampai di daerah-daerah Afrika Utara, Asia Kecil, dan Eropa. Daerah-
daerah tersebut didefinisikan sebagai Persia, Mesir, Moor, Spanyol, Bizantium,
India, Mongolia, dan Seljuk. Di daerah-daerah tersebut, Islam membaur dengan
kebudayaan setempat. Terjadilah pertukaran nilai-nilai Islam dengan budaya dan
seni yang menghasilkan ragam seni yang baru, berbeda dengan karakter seni
tempat asalnya.
Dasar Seni Islam
Seni yang didasarkan pada nilai-nilai Islam [agama/ketuhanan] inilah
yang menjadi pembeda antara seni Islam dengan ragam seni yang lain. Titus
Burckhardt, seorang peneliti berkebangsaan Swiss-Jerman mengatakan, “Seni
Islam sepanjang ruang dan waktu, memiliki identitas dan esensi yang satu.
Kesatuan ini bisa jelas disaksikan. Seni Islam memperoleh hakekat dan
estetikanya dari suatu filosofi yang transendental.” Ia menambahkan, para
seniman muslim meyakini bahwa hakekat keindahan bukan bersumber dari sang
pencipta seni. Namun, keindahan karya seni diukur dari sejauh mana karya seni
tersebut bisa harmonis dan serasi dengan alam semesta. Dengan begitu, para
seniman muslim memunyai makna dan tujuan seni yang luhur dan sakral.
Apakah seni Islam harus berbicara tentang Islam? Sayyid Quthb
dengan tegas menjawab tidak. Kesenian Islam tak harus berbicara tentang Islam.
Ia tak harus berupa nasehat langsung atau anjuran berbuat kebajikan, bukan juga
penampilan abstrak tentang aqidah. Tetapi seni yang Islami adalah seni yang
menggambarkan wujud dengan ‘bahasa’ yang indah serta sesuai dengan fitrah
manusia. Kesenian Islam membawa manusia kepada pertemuan yang sempurna
antara keindahan dan kebenaran.

23
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan berbagai hal yang telah penulis uraikan di atas dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Iptek dan seni merupakan unsur yang tidak bisa lepas dari kehidupan
masyarakat.
2. Islam mementingkan pengembangan dan penguasaan Iptek untuk menjadi
sarana ibadah pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan mengembang
amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka bumi.
3. Pemilik ilmu pengetahuan dan pengguna teknologi mestinya mampu mencipta
dan menampilkan produk teknologi ditengah kehidupan dunia menyeluruh
(global) tanpa merusak harkat manusia melalui produk hasil ciptaan teknologi
tersebut.
4. Iptek sesungguhnya sangat penting dan teramat berguna dalam meningkatkan
taraf hidup manusia. Karena itu perlu ada saringan pengguna iptek itu,
saringannya adalah agama, akal budi.
5. Seni Islam merupakan sebagian daripada kebudayaan Islam dan perbedaan
antara seni Islam dengan bukan Islam ialah dari segi niat atau tujuan dan nilai
akhlak yang terkandung dalam hasil seni Islam.
6. Seni yang Islami adalah seni yang menggambarkan wujud dengan ‘bahasa’
yang indah serta sesuai dengan fitrah manusia. Kesenian Islam membawa
manusia kepada pertemuan yang sempurna antara keindahan dan kebenaran.

3.2 SARAN
Dari pembahasan makalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis
memberi saran :

24
1. Hendaknya iptek dapat digunakan oleh manusia dengan sebaik-baiknya untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup.
2. Seharusnya iptek dan seni diseimbangkan penggunaannya dalam kehidupan
dunia dan akhirat untuk memperoleh hidup yang diberkahi oleh Sang
Pencipta.
3. Manusia hendaknya mempergunakan saringan akal dan budi dalam
mengontrol penggunaan iptek dan kesenian dalam hidup.

25
DAFTAR PUSTAKA

- Anonim. 2009. Agar Umat Islam Mandiri,


(online), (http://hidayatulloh.com, diakses tanggal 7 Oktober 2009 jam 16.00
WITA).

- Anonim. 2009. Dinamika Madinatus Salam,


(online), (www.republika.co.id, diakses tanggal 7 Oktober 2009 jam 16.15
WITA).
- Anonim. 2009. Hafidz Kegemilangan IPTEK di Masa Khilafah Abbasiyah,
(online), (http://sobatmuda.multiply.com, diakses tanggal 7 Oktober 2009 jam
16.35 WITA).

- Mustafaw. 2009. Peran Perguruan Tinggi Dalam Meningkatkan Keberadaan


Islam, (online), (www.umj.ac.id, diakses tanggal 7 Oktober 16.55 WITA).

- Samantho,Y.Ahmad. 2009. IPTEK dari Sudut Pandang Islam,


(online), (http://ahmadsamantho.wordpress.com, diakses tanggal 7 Oktober
jam 17.10 WITA).

- Taher, Tarmizi. 2009. Umatan Wasathan,


(online), (www.republika.co.id, diakses tanggal 7 Oktober jam 17.30 WITA)

- Uli dan Rio L. 2009. Dulu Islam Pernah Berjaya,


(online), (www.swaramuslim.net, diakses tanggal 7 Oktober jam 17.45
WITA).

- http://ahmadsamantho.wordpress.com/2009/02/19/islam-dan-barat-benturan-
budaya-yang-tak-kunjung-usai/#more-1856

- http://khazalii.googlepages.com/8udi3052keseniandalamislam%28bab8%29

26
LAMPIRAN

BIODATA PENULIS

Nama: Norlaila Syarifah


Panggilan : Aya atau laila
Alamat : Jalan Penghulu no. 3 Rt. 3 Kel. Rangda Malingkung
TTL : Banjarmasin, 29 September 1991
Hobby : Membaca, jalan-jalan, nonton TV, dengerin musik, dll.
Cita-cita : Pengen jadi seorang Dokter yang murah hati
Pesan : Berharap tanpa berusaha adalah sia-sia , ,
Kesan : Hati manusia bagaikan lautan Atlantik , , penuh dengan sejuta
rahasia yang tak akan bisa diketahui !
Motto : Say yes to science and knowledge , , , Maju terus pantang
Mundur !

Nama: Lina Lestia


Panggilan : Lina
Alamat : Jl. H. Ali RT. 02 Sungai Karias, Amuntai 71416
TTL : Amuntai, 14 April 1991
Hobby : Membaca, nonton film
Cita-cita : Dokter Gigi yang baik hati
Pesan : Do the best !
Kesan : Jagalah hatimu untuk orang-orang yang kau sayang , ,
Motto : Hidup jangan dibuat susah . . .

27
Nama: Noor Aina
Panggilan : Aina
Alamat : Jalan Karang Anyar 1 Balitan 3 Banjarmasin
TTL : Banjarmasin, 18 Juli 1990
Hobby : Makan, tidur, nonton TV, dengerin musik, dll.
Cita-cita : Dokter
Pesan : Always be a great and kind person , ,
Kesan : Persahabatan akan kekal selamanya , ,
Motto : Must be better time by time . .

Nama: Priyandi Wirawan


Panggilan : Ryan
Alamat : Jalan Keraton Raya, Rantau
TTL : Martapura, 22 Maret 1991
Hobby : Ngusilin teman, karate, jalan-jalan, dll.
Cita-cita : Dokter
Pesan : Berusaha sampai tetes darah penghabisan , ,
Kesan : Wanita adalah makhluk terindah , ,
Motto : Tidak ada kata menyerah dalam hidupku , ,

28

Anda mungkin juga menyukai

  • Ghgujh
    Ghgujh
    Dokumen10 halaman
    Ghgujh
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen3 halaman
    Latar Belakang
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Makalah Skenario 4-Cover
    Makalah Skenario 4-Cover
    Dokumen4 halaman
    Makalah Skenario 4-Cover
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • LAMPIRAN
    LAMPIRAN
    Dokumen11 halaman
    LAMPIRAN
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Prak 1
    Prak 1
    Dokumen17 halaman
    Prak 1
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Universal Precaution
    Universal Precaution
    Dokumen5 halaman
    Universal Precaution
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • HJHJK
    HJHJK
    Dokumen3 halaman
    HJHJK
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Swrfsjhs
    Swrfsjhs
    Dokumen6 halaman
    Swrfsjhs
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Prak 1
    Prak 1
    Dokumen17 halaman
    Prak 1
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Rekap
    Rekap
    Dokumen3 halaman
    Rekap
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • KWN
    KWN
    Dokumen1 halaman
    KWN
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Jawaban UTS
    Jawaban UTS
    Dokumen2 halaman
    Jawaban UTS
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Materi KWN
    Materi KWN
    Dokumen8 halaman
    Materi KWN
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Makala H
    Makala H
    Dokumen7 halaman
    Makala H
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Format Kosong
    Format Kosong
    Dokumen2 halaman
    Format Kosong
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • KEWARGANEGARAAN
    KEWARGANEGARAAN
    Dokumen3 halaman
    KEWARGANEGARAAN
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Rekap
    Rekap
    Dokumen3 halaman
    Rekap
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Laporan Agama
    Laporan Agama
    Dokumen5 halaman
    Laporan Agama
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Bahan Perkuliahan Isbd
    Bahan Perkuliahan Isbd
    Dokumen6 halaman
    Bahan Perkuliahan Isbd
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • HGJHSJKD
    HGJHSJKD
    Dokumen9 halaman
    HGJHSJKD
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • JUDUL
    JUDUL
    Dokumen1 halaman
    JUDUL
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Kebudayaan Islam
    Kebudayaan Islam
    Dokumen12 halaman
    Kebudayaan Islam
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Bab I Temulawak
    Bab I Temulawak
    Dokumen2 halaman
    Bab I Temulawak
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 1
    Kelompok 1
    Dokumen16 halaman
    Kelompok 1
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Teknologi Pengolahan Air Gambut Tepat Guna
    Teknologi Pengolahan Air Gambut Tepat Guna
    Dokumen3 halaman
    Teknologi Pengolahan Air Gambut Tepat Guna
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Teknologi Pengolahan Air Gambut Tepat Guna
    Teknologi Pengolahan Air Gambut Tepat Guna
    Dokumen3 halaman
    Teknologi Pengolahan Air Gambut Tepat Guna
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Stres
    Stres
    Dokumen4 halaman
    Stres
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Cover Makalah Skenario 6
    Cover Makalah Skenario 6
    Dokumen1 halaman
    Cover Makalah Skenario 6
    Soraya Fatimah
    Belum ada peringkat
  • Format Laporan Kimia Analisis11
    Format Laporan Kimia Analisis11
    Dokumen17 halaman
    Format Laporan Kimia Analisis11
    Soraya Fatimah
    100% (1)