Anda di halaman 1dari 9

Esthetic Crown Lengthening pada Kasus Excessive Gingival Display

(Gummy Smile) Gigi Anterior Rahang Atas


Ni Putu Fitri Agustiari

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Abstrak

Excessive gingival display adalah suatu kondisi yang ditandai dengan paparan
berlebihan dari gingiva rahang atas yang terlihat ketika tersenyum, dan biasa dikenal sebagai
gummy smile. Excessive gingival display atau gummy smile mempunyai dampak terhadap
estetik dan disebabkan terutama oleh altered passive eruption. Prosedur yang dapat
memberikan solusi untuk masalah estetik, periodontal dan restoratif ini adalah crown
lengthening. Pada kasus ini, perempuan berusia 21 tahun mengeluhkan keadaan gusi pada
gigi depan rahang atas kiri tampak berlebihan sehingga gigi terlihat pendek dibandingkan
dengan gigi sebelahnya. Keluhan tersebut dirasakan kurang lebih sejak 4 tahun yang lalu.
Pemeriksaan intraoral menunjukkan adanya excessive gingiva atau gummy smile pada gigi
21. Tidak terdapat inflamasi, perdarahan, resesi serta poket pada gigi tersebut. Tindakan
perawatan yang dilakukan adalah crown lengthening dengan teknik gingivektomi dan insisi
bevel eksternal. Setelah dilakukan crown lengthening, gingiva pasien secara klinis
menunjukan hasil yang baik

Kata kunci : Excessive gingival display, gummy smile, altered passive eruption, crown
lengthening

Pendahuluan
terlihat ketika seorang individu memiliki
Konsep estetis gigi telah garis bibir yang tinggi. Gummy smile
berkembang baik pada praktisi maupun mempunyai dampak terhadap estetik dan
masyarakat. Pada umumnya pasien yang disebabkan terutama oleh altered passive
berkunjung ke dokter gigi saat ini pun eruption. 2
telah menyadari dan menginginkan Altered passvie eruption (APE)
penampilan gigi-geligi yang lebih adalah kondisi selama periode erupsi
menarik dan senyum yang lebih estetis gigi, margin gingiva gagal bermigrasi ke
yang menunjang penampilan dan arah apikal hingga mencapai level pada
kepercayaan diri. 1, Senyuman terbentuk atau dekat cementoenamel junction (CEJ),
dari harmonisasi yang baik antara gigi sehingga margin gingiva lebih ke arah
dalam relasi dengan tulang alveolar dan insisal/koronal pada mahkota gigi.
gingiva sebagai bagian dari rongga Klinisnya, altered passive eruption
mulut. 2 ditandai dengan gummy smile dan
Excessive gingival display adalah mahkota klinis yang terlihat pendek.
suatu kondisi yang ditandai dengan Altered passive eruption dapat
paparan berlebihan dari gingiva rahang menimbulkan gangguan terhadap
atas yang terlihat ketika tersenyum, dan kesehatan jaringan periodontal, mulai
biasa dikenal sebagai gummy smile.2 dari gingivitis hingga periodontitis,
Gummy smile merupakan suatu kondisi karena gingiva yang berlebih
klinis ketika tampilan gingiva saat pasien mengganggu dan menghalangi proses
tersenyum melebihi 3 mm.3 Paparan pembersihan mulut dan berkontribusi
berlebihan dari gingiva akan semakin
untuk akumulasi plak, sehingga 48. Tidak terdapat inflamasi, perdarahan,
2
memerlukan perawatan. resesi serta poket pada gigi 21. Terdapat
Penatalaksanaan altered passive restorasi sementara GIC pada gigi 11 dan
eruption dilakukan dengan berbagai 21 pasca pulp capping indirect (Gambar
macam pendekatan, salah satunya adalah 1).
bedah periodontal berupa crown Pemeriksaan klinis menunjukkan
lengthening yang dilakukan untuk mahkota klinis yang terlihat pendek pada
mengurangi jaringan excessive gingiva,
gigi 21. Dengan menggunakan probe
mengekspos seluruh anatomi dari
UNC 15 didapatkan lebar mahkota klinis
mahkota klinis, dan membentuk kembali
pada gigi 21 yaitu 7 mm dan tinggi
biologic width yang tepat.2
Crown lengthening atau mahkota klinisnya 8 mm. Bone sounding
pemanjangan mahkota adalah prosedur pada gigi 21 yaitu 4 mm. Pemeriksaan
yang dilakukan untuk meningkatkan radiografis memperlihatkan tulang
panjang mahkota klinis. Prosedur ini alveolar anterior rahang atas terlihat baik
melibatkan pengambilan gingiva dengan (Gambar 2).
atau tanpa tulang alveolar untuk lebih
mengekspos struktur gigi, sehingga
diperoleh rasio mahkota gigi dan gingiva
yang lebih baik. 1
Laporan kasus ini bertujuan untuk
memaparkan kasus excessive gingival
display atau gummy smile yang
disebabkan terutama oleh altered passive
eruption dengan bedah crown
lengthening untuk meningkatkan estetik.
Gambar 1. Foto klinis sebelum crown
lengthening pada gigi 21
Laporan Kasus

Seorang pasien perempuan berusia 21


tahun datang ke Poli Spesialis Gigi
Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri
PSPDG UNUD dengan keluhan gusi pada
gigi depan rahang atas kiri yang tampak
berlebihan sehingga gigi terlihat pendek
dibandingkan dengan gigi sebelahnya
serta menggangu penampilan saat
tersenyum. Keluhan tersebut dirasakan
kurang lebih sejak 4 tahun yang lalu.
Pasien menyangkal memiliki riwayat
penyakit sistemik. Pemeriksaan ekstraoral Gambar 2. Foto rontgen periapikal
menunjukkan tidak ada kelainan.
Sedangkan pemeriksaan intraoral
menunjukkan adanya excessive gingiva
atau gummy smile pada gigi 21. Terdapat
kalkulus pada gigi 18, 28, 37-45, 47 dan
Perawatan gingiva dengan blade no.15
(Gambar 4D)
1. Kunjungan Pertama  Irigasi gingiva dengan larutan saline
 Dilakukan scalling dan root (Gambar 4E)
planning untuk menghilangkan  Lakukan dap dengan kasa yang
kalkulus pada gigi 18, 28, 37-45, 47 sudah diberi larutan saline,
dan 48. kemudian keringkan area kerja
2. Kunjungan Kedua dengan three ways syringe (Gambar
 Dilakukan kontrol scalling 4F)
3. Kunjungan Ketiga  Lakukan penutupan area kerja
 Dilakukan cek tensi, nadi, serta dengan periodontal pack (Gambar
respirasi, serta pengisian inform 4G)
consent.  Rapikan periodontal pack agar tidak
 Melakukan tindakan asepsis daerah menggangu retensi.
kerja dengan providon iodine  Pasien kemudian diberi medikasi
(Gambar 3A) antibioik (amoksisilin 500 mg, 3x
 Melakukan tindakan anastesi yaitu sehari selama 5 hari dan analgesik
anastesi infiltrasi labial dan palatal (asam mefenamat 500 mg jika
pada batas mukosa bergerak tak diperlukan atau diminum apabila
bergerak gigi 21 dengan citojet, rasa nyeri timbul pasca bedah),
deponir sebanyak 0,5 cc (Gambar serta obat kumur Minosep Gargle
3B). (chlorexidin gluconate 0.2%, 2x
 Pemasangan check retractor sehari selama satu minggu).
 Membuat bleeding point dengan  Instruksikan kepada pasien untuk
probe dan sonde, telusuri soket minum obat secara teratur, selalu
dengan probe hingga hingga menjaga OH, menghindari
menyentuh dasar soket kemudian makanan yang panas, pedas dan
tandai dengan sonde. (Gambar 4A) keras, tidak menyikat gigi pada
daerah operasi serta jangan
 Insisi eksternal bevel pada posisi 1
berkumur terlalu keras. Dan
mm apikal dari bleeding point instruksikan pasien datang untuk
membentuk sudut 45 derajat ke kontrol 1 minggu kemudian.
arah koronal dengan menggunakan
blade no.15 untuk labial secara
continue (tidak putus-putus)
dengan mengikuti pola normal
gingiva (scallop gingiva) dan no.11
untuk daerah interdental (Gambar
4B)
 Melepaskan jaringan gingiva yang
telah dipotong Gambar 3A. Asepsis daerah kerja
 Membersihkan daerah operasi dari
jaringan granulasi, sementum
nekrotik dan sisa kalkulus serta
penghalusan akar sampai
permukaan halus dan bersih
menggunakan kuret gracey
(Gambar 4C)
 Lakukan gingivoplasti untuk
menghaluskan, menipiskan, dan Gambar 3B. Tindakan anestesi
infiltrasi pada bagian bukal
mendapatkan kontur fisiologis dari
Gambar 3B. Tindakan anestesi infiltrasi pada bagian palatal

Gambar 4A. Bleeding Point

Gambar 4B. Insisi ekternal bevel

Gambar 4C. Pembersihan daerah operasi dari jaringan granulasi, sementum


nekrotik dan sisa kalkulus serta penghalusan akar dengan kuret gracey
Gambar 4D. Gingivoplasti Gambar 4E. Irigasi dengan saline

Gambar 4F. Dap tampan

Gambar 4G. Aplikasi periodontal pack

4. Kunjungan Keempat
Pasien datang untuk kontrol setelah 1
minggu pasca gingivektomi, sudah tidak
ada keluhan pada daerah operasi.
Periodontal pack sudah terlepas dan
sudah tidak terdapat pendarahan pada
gusi. Pemeriksaan klinis menunjukkan
warna gingiva normal, kondisi interdental
papilla gingiva normal, warna gingiva
normal serta tidak terdapat inflamasi pada Gambar 5. Kontrol Pertama
daerah sekitar (Gambar 5).
Pembahasan
perawatan yang baik. Desain gingiva
Pada kasus ini ditemukan kondisi yang ideal harus memiliki bentuk tepi
excessive gingival display atau gummy smile gingiva seperti pisau (knife edge),
yang menjadi keluhan pasien. Diagnosa cekungan pada interdental (interdental
kasus ditegakkan dengan melakukan grooves) dan papilla interdental dengan
pemeriksaan ekstra oral, intra oral, bentuk konus (cone-shaped). Ketiadaan
pemeriksaan klinis serta radiografi dan salah satu faktor tersebut dapat
meminta pasien tersenyum, sehingga akan memberikan gambaran gingiva black
terlihat excessive gingival pada gigi anterior triangle dan asimetris puncak tepi gingiva
rahang atas kiri (gigi 21). yang menggangu estetika senyum.5
Excessive gingival display atau gummy Adapun parameter klinis untuk pedoman
smile pada kasus ini disebabkan oleh altered zenith berdasarkan garis tengah atau
passive eruption (APE) yaitu kondisi selama biseksi dari bagian mesio distal mahkota
periode erupsi gigi, margin gingiva gagal klinis yaitu posisi zenith pada insisif
bermigrasi ke arah apikal hingga mencapai sentral terletak 1 mm ke arah distal dari
level pada atau dekat cementoenamel garis biseksi, sementara posisi zenith gigi
junction (CEJ), sehingga margin gingiva lebih insisif lateral dan kaninus terletak tepat
ke arah insisal/koronal pada mahkota. pada garis biseksi. Level dari zenith gigi
Klinisnya, altered passive eruption ditandai insisif lateral terletak 1 mm lebih koronal
dengan gummy smile dan mahkota klinis daripada gigi insisif sentral dan kaninus.5
yang terlihat pendek. Altered passive eruption Pada kasus ini, puncak zenith dari gigi 11
dapat menimbulkan gangguan terhadap menjadi acuan untuk penentuan puncak
kesehatan jaringan periodontal, mulai dari zenith dari gigi 21 yang mengalami
gingivitis hingga periodontitis, karena gingiva excessive gingiva.
yang berlebih mengganggu dan Tujuan bedah crown lengthening
menghalangi proses pembersihan mulut dan adalah mengurangi excessive gingiva
berkontribusi untuk akumulasi plak, sehingga yang ada, mengekspos mahkota klinis
memerlukan perawatan. Tindakan perawatan gigi yang sesuai anatomi, serta
yang dilakukan adalah crown lengthening membentuk kembali biologic width yang
dengan teknik gingivektomi dan insisi bevel cukup.6 Biologic width merupakan suatu
eksternal.2 dimensi jaringan gingiva yang melekat
Crown lengthening adalah prosedur pada bagian gigi dan bagian koronal
bedah yang bertujuan dalam pengambilan dari tulang alveolar. Biologic width
dari jaringan periodontal untuk peningkatan meliputi junctional epitel dan perlekatan
panjang klinis mahkota gigi. Crown jaringan ikat. Rata-rata dimensi dari
lengthening memilki dua tipe yaitu esthetic junctional epitel adalah 0,97 mm dan
crown lengthening dan functional crown jaringan ikat 1,07 mm yang
lengthening.4 Pada kasus ini dilakukan menghasilkan dimensi biologic width
esthetic crown lengthening yaitu membentuk sebesar 2,04 mm. Biologic width
gingival margin yang ideal dan simetris serta menjaga jaringan periodontal tetap
membuat dimensi dari mahkota klinis gigi sehat dan bebas dari iritasi. Evaluasi
yang tepat. biological width dapat dilakukan dengan
Crown lengthening dengan teknik pemeriksaan klinis dan radiograf.
gingivektomi membutuhkan pertimbangan Pemeriksaan klinis menggunakan
estetik khusus dibandingkan dengan metode bone sounding dengan anestesi
gingivektomi biasa. Pertimbangan estetika dan pengukuran kedalaman struktur
gingiva sangat penting untuk mendapatkan dentogingiva dengan probe.
hasil Pemeriksaan radiografi dapat
memberikan gambaran anatomis pengambilan jaringan excessive gingival
7
dentogingiva. Pada kasus didapatkan bone dengan kuret gingiva, sehingga
sounding sebesar 4 mm makaketika insisi didapatkan mahkota klinis gigi yang
harus diperhatikan agar tidak melewati sesuai anatomi. Gingivektomi dengan
biologic width. insisi eksternal bevel dilakukan karena
Untuk menentukan seberapa banyak diharapkan terdapat sisa jaringan
gingiva yang harus diinsisi agar keratinized gingiva yang adekuat.8
mendapatkan bentuk mahkota klinis yang Setelah didapatkan bentuk
sesuai dilakukan perhitungan dengan golden mahkota klinis yang sesuai anatomi
ratio tinggi mahkota ideal berbanding lebar kemudian dilakukan gingivoplasti untuk
mahkota ideal yaitu 10 : 8. Lebar mahkota mengkontur kembali gingiva menjadi
gigi 21 sebesar 7 mm dan tinggi mahkota bentuk anatomis yang normal. .
sebesar 8 mm. Maka 10 : 8 = tinggi mahkota Gingivektomi dan gingivoplasti
ideal : 7 didapatkan tinggi mahkota ideal merupakan prosedur bedah yang
sebesar 9 mm. Tinggi mahkota ideal 9 mm seringkali dilakukan bersamaan.
dikurangi dengan tinggi mahkota 8 mm Gingivoplasti dilakukan dengan
hasilnya sebesar 1 mm gingiva yang harus di menggunakan scalpel yaitu
insisi untuk mendapatkan tinggi mahkota menghilangkan bagian tajam bekas insisi
klinis yang ideal dan bentuk mahkota klinis dan menghaluskan permukaan gingiva
yang sesuai anatomi. dengan teknik scraping.9
Kemudian titik-titik perdarahan dibuat Hasil akhir yang terlihat cukup
(bleeding point) pada puncak mahkota klinis baik dan pasien sudah merasa kondisi
dari gigi yang sebenarnya. Titik-titik dari gusi nya membaik. Pemeriksaan
perdarahan ini kemudian dihubungkan satu klinis menunjukkan warna gingiva
sama lain hingga membentuk suatu garis. normal, kondisi interdental papilla
Kemudian dilakukan gingivektomi dengan gingiva normal, warna gingiva normal
insisi bevel eksternal, jaringan excessive serta tidak terdapat inflamasi pada
gingival dipotong dengan scalpel serta daerah sekitar.

Kesimpulan And Restorative Dentistry.


KPPIKG.2009;352-362
Dari penatalaksanaan kasus ini, 2. Wendy S. Irawati A. Perio-aesthetic
disimpulkan bahwa crown lengthening treatment with crown lengthening
dengan teknik gingivektomi dan insisi ekternal and gingival depigmentation (case
bevel membutuhkan pertimbangan estetik report). Makassar Dent J 2017; 6(2):
khusus dibandingkan dengan gingivektomi 59-65
biasa. Pertimbangan estetika gingiva sangat 3. Yuanitha R, Soeroso Y, dkk.
penting untuk mendapatkan hasil perawatan Management of gummy smile with
yang baik. Setelah dilakukan crown biometric approach and smile
lengthening, gingiva pasien secara klinis design. Perios 3 The 3rd Periodontic
menunjukan hasil yang baik. Seminar 2017; 49-54
4. Murali KV. Shahabe SA. Patil SG.
Daftar Pustaka Ahmed BMN. Bhandi S. Esthetic
Crown Lengthening: Theorical
1. Dewi MH. Lessang R. Crown Consepts and Clinical
Lengthening As An Alternative Prosedurs.IJCD.2012;3(3):33-7
Supporting Theraphy In Orthodontics 5. Chu S, Tarnow D, Stappert C.
Gingival Zenith Positions and Levels
of the Maxillary Anterior Dentition
Gingival Zenith Positions and Levels of in Periodontal and Restorative
the Maxillary Anterior Dentition. J Dentirtry. J Conserv Dent 2012; 15:
Esthet Restor Dent 2009; 21: 113-22 2-7
6. Assaf M. Esthetic crown lengthening for 8. Yadav SR, Madaan V, Kini VV,
upper anterior teeth: indications and Padhye AM. Altered passive
surgical techniques. Int J Dent Med Res eruption: report on management of
2014; 1(3): 86-91 two cases. J Contemp Dent 2015;
7. Nugala B, Santosh Kumar BB, Sahitya S, 5(3): 173-7
dkk. Biological Width and its importance 9. Alibasyah, ZM., 2009, Gingivektomi
dan Gingivoplasti, Cakradonya
Dental Jurnal, vol 1, hal 78-89.

Anda mungkin juga menyukai