“Gingival Enlargement”
Oleh:
INTAN SEPTIANI
19100707360804022
Dosen Pembimbing
drg. Fauzia Nilam Orienty, MDSc
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
Dalam penulisan laporan kasus ini penulis menyadari, bahwa semua proses
yang telah dilalui tidak lepas dari bimbingan ibu drg. Fauzia Nilam Orienty,
MDSc selaku dosen pembimbing, bantuan dan dorongan yang telah diberikan
berbagai pihak lainnya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
kepada kita semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat
memerlukan.
Padang, Oktober 20
Penulis
HALAMAN PERSETUJUAN
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing
PENDAHULUAN
dunia dan mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa. Menurut hasil survey
kesehatan gigi dan mulut di Jawa Timur tahun 1995, penyakit periodontal terjadi
pada 459 diantara 1000 penduduk. Negara Asia dan Afrika prevalensi dan
intensitas penyakit periodontal terlihat lebih tinggi dari pada di Eropa, Amerika
terjadi adalah kelainan gingiva (gusi), karena merupakan bagian dari jaringan
penyangga yang terletak di permukaan. Salah satu kelainan itu adalah pembesaran
dan mengelilingi gigi.Salah satu fungsi dari gingiva adalah melindungi jaringan
yang dibalutnya. Gingiva yang sehat berwarna merah muda pucat terkadang
bervariasi menjadi warna lainnya dengan kepekatan pigmen yang terlihat. Kondisi
yang sering menyertai penyakit - penyakit gingiva yaitu perubahan ukuran yang
tidak nyaman, penampakan morfologi mahkota gigi yang terkesan tidak baik
dan berfungsi sebagai jaringan penyangga gigi. Penyakit periodontal yang paling
sering terjadi adalah penyakit gingiva, karena gingiva merupakan bagian terluar
mempengaruhi faktor estetik. Salah satu penyakit gingiva yang sangat menggangu
estetik dan fungsional gigi adalah terjadinya pembesaran gingiva. Kelainan ini
menyebabkan perubahan bentuk gingiva yang secara klinis terlihat lebih besar
TINJAUAN PUSTAKA
dan berfungsi sebagai jaringan penyangga gigi. Penyakit periodontal yang paling
sering terjadi adalah penyakit gingiva, karena gingiva merupakan bagian terluar
mempengaruhi faktor estetik. Salah satu penyakit gingiva yang sangat menggangu
estetik dan fungsional gigi adalah terjadinya pembesaran gingiva. Kelainan ini
menyebabkan perubahan bentuk gingiva yang secara klinis terlihat lebih besar
dari normal. Keadaan ini merupakan gambaran yang sering menyertai penyakit
Terlokasi : Terbatas pada gingiva di dekat satu gigi atau sekelompok gigi
merata
Intensitas gingival enlargement menurut Mc Graw index yang ditetapkan
berdasarkan catatan Cheklis yang dipantau pada masing- masing pasien dengan
(dental crown)
sistemik, faktor lokalnya adalah kesehatan mulut yang buruk, malposisi gigi, cara
menyikat gigi yang salah, trauma oklusi, tambalan kurang baik, iritasi, cangkolan
dan sebab- sebab lain yang tidak diketahui (Usri dkk , 2006).
waktu yang lama oleh plak gigi. Faktor-faktor yang memudahkan penumpukan
plak dan retensi termasuk diantaranya kebersihan rongga mulut yang jelek seperti
iritasi yang disebabkan oleh abnormal anatomis dan penambalan yang tidak tepat
terbawa ke bagian dalam jaringan sewaktu adanya benda – benda asing yang
masuk (misalnya bulu sikat gigi, pecahan biji apel, bagian cangkang lobster atau
Abses gingiva merupakan lesi meluas secara tepat, terasa sakit dan
akut berasal dari bakteri yang terbawa jauh kedalam jaringan ketika substansi
asing seperti bulu sikat gigi, sepotong serat apel, atau pecahan cangkang lobster
gingiva bebas. Stadium awal pembesaran ini adalah berupa pembesaran berbentuk
pelampung yang mengelilingi gigi yang terlibat. Pembesaran bisa bertambah besar
disertai nyeri sakit sampai terkomplikasi oleh infeksi akut atau trauma. Kadang-
kadang pembesaran inflamtoris sebagai massa diskret atau masa bertangkai yang
atau gingiva cekat. Lesi bertangkai ini lambat perkembangannya dan biasanya
tidak disertai nyeri sakit. Lesi ini mengecil secara spontan disertai eksaserbasi dan
yang hebat pada lipatan antara masa bertangkai dengan gingiva yang berdekatan
(Daliemunthe, 2008)
b. Enlargement Karena Obat-Obatan
karena obat- obatan dan komplikasi inflamasi karena bakteri. Pertumbuhan mulai
berupa pembesaran pada papila interdental dan meluas ke marginal gingiva fasial
dan lingual. Gingival enlargement papila dan marginal menyatu, serta bisa
berkembang kelipatan jaringan besar yang mencakup bagian mahkota yang luas,
terjadi karena obat-obatan dapat terjadi pada mulut yang bebas iritasi dan dapat
pula tidak terjadi pada mulut dimana iritasi lokal menumpuk (Daliemunthe, 2008).
1. Phenytoin
Phenytoin pertama disintesa oleh Blitz pada tahun 1908 dan diperkenalkan
sebagai obat antiepilepsi. Aksi farmakologis utama dari phenytoin adalah fungsi
phenytoin pada proliferasi fibroblast “fibroblast like cell”. Fibroblas dari gingival
jumlah yang lebih banyak dari matrik kolagen. Phenytoin dapat merangsang
2. Cyclosporine
yang menjadi sasaran antara lain sel T-helper dan kemungkinan T-supresor.
cyclosporine secara klinis dilaporkan pada tahun 1978, sejak itu penggunaannya
telah meluas pada transpantasi ginjal, sumsum tulang, hati, kornea, jantung, paru-
paru. Ketika pasien menerima transplantasi organ, tubuh akan mencoba untuk
usia, jenis kelamin, kontrol plak, oral higiene. Diperkirakan 25% pasien yang
3. Nifedipine
kalsium tanpa merubah konsentrasi kalsium dalam darah. Proses kontraksi dari
otot jantung dan otot polos pembuluh tergantung pada pergerakan ion kalsium
perubahan level kalsium intraseluler pada sel gingiva berperan penting akan
adalah terlihat acanthosis dari epitelium dan pemanjangan rete pegs yang meluas
berupa jaringan granulasi yang terdiri dari berbagai kapiler dan fibroblast yang
difus yang melibatkan gingiva, berupa pembesaran pada gingiva bebas saja, atau
derajat berbagai peradangan kronis dengan leukosit matang dan daerah jaringan
ikat ditutupi massa padat dengan leukosit berkembang biak dan belum dewasa,
a. Pubertas
selama pubertas mempunyai ciri yang sama dengan penyakit inflamasi kronis
masa pubertas biasanya usia 12-18 tahun. Pubertas terjadi karena tubuh mulai
pada laki-laki maupun perempuan, dan terjadinya pada daerah-daerah yang ada
iritan lokal seperti plak bakteri. Keparahan respon gingiva pada inflamasi yang
perempuan dan testosteron pada laki-laki disaat masa pubertas. Hal ini terjadi
b. Kehamilan
yang pada akhir trimester ketiga, mencapai tingkat 10 dan 30 kali tingkat selama
respon inflamasi meningkat menjadi plak gigi. Mikrobiota subgingiva juga dapat
jaringan ikat, dengan berbagai difus diatur,yang baru terbentuk, dan membesar
kapiler dilapisi oleh sel endotel berbentuk kubus dan stroma cukup berserat
bertingkat kental, dengan retepegs menonjol dan beberapa derajat jembatan antar
dari pembesaran gingiva pada kehamilan, tetapi tidak pthognomonic karena tidak
dapat terjadi karena pendarahan secara spontan akibat respon inflamasi lokal dan
(Daliemunthe, 2008 ).
c. Defisiensi vitamin C
degenerasi kolangen dan edema dijaringan ikat gingiva. Perubahan ini mengubah
2008).
edema pada jaringan ikat gingiva. Perubahan ini memodifikasi respon gingiva
terhadap iritan lokal sehingga reaksi terhadap pertahanan yang normal terhambat
dan inflamasi bertambah parah. Kombinasi efek defisiensi vitamin C akut dengan
vitamin C adalah gingiva memiliki infiltrasi seluler kronis inflamasi akut dengan
respon dangkal. Ada daerah yang tersebar perdarahan, dengan membesar kapiler.
yang dimulai dari marginal meluas ke gingiva. Secara klinis gingiva tampak
merah, bulat, dan berdarah dengan mudah (Newman., Takei., Carranza, 2006).
Gingival Enlargement yang disebabkan oleh zat kimia bisa lokalisata atau
gingiva, berupa pembesaran pada gingiva bebas, atau masa seperti tumor diskret
di interproksimal. Warna gingiva yang terlibat biasanya merah kebiru-biruan
secara spontan atau dengan iritasi ringan. Kadang-kadang bisa terjadi inflamasi
ulseratif nekrosis akut pada celah yang berbentuk antara perbatasan gingiva yang
gambaran klinis dan mikroskopis yang serupa dengan gambaran yang dijumpai
leukemia akut, bisa juga terjadi pada penderita leukemia sub akut. Lesi ini jarang
Epulis adalah istilah yang digunakan secara klinis untuk menandai semua
tumor yang tersebar, dan massa seperti tumor yang berada di gingiva ini hanya
Kebanyakan lesi yang dirujuk sebagai ‘epulis’ adalah lebih kepada peradangan
dibandingkan dengan neoplastik. Tumor pada gingiva muncul dari jaringan ikat
gingiva atau dari ligamen periodontal. Tumbuhnya lambat, tumor berbentuk bulat
yang cendrung menjadi kenyal atau kuat, serta bernodul tapi cendrung menjadi
lunak dan mudah berdarah. Fibroma yang keras pada gingiva jarang terjadi.
e. False enlargement
jaringan gigi.
tetapi bisa terjadi pada fibrous dysplasia, cherubism, central giant cell
yang diikuti dengan pembentukan lobul-lobul yang meluas kearah labial dan
lingual.
mudah berdarah.
adalah :
(mudah tercabik) dan pendarahan yang terjadi secara spontan atau dengan
iritasi ringan.
2005).
jauh melebihi pembesaran biasa yang diakibatkan oleh faktor lokal yang
setara.
a. Lesi muncul seperti jamur, massa bulat pipih yang menonjol dari margin
b. Cenderung untuk memperluas lateral, dan tekanan dari lidah dan pipi
permukaan yang licin dan berkilat. Pendarahan gingiva bisa terjadi secara
spontan atau dengan iritasi ringan. Pada permukaan gingiva sering terjadi
2.4.1 Gingivektomi
1. Indikasi Gingivektomi
dinding sakunya fibrous dan padat serta zona gingiva cekatnya adekuat.
a. Terdapat cacat tulang yang memerlukan koreksi atau pemeriksaan bentuk dan
diinduksi obat-obatan.
rahang atas.
3. Prosedur Gingivektomi
alat yaitu pisau gingivektomi, pisau bedah (skalpel), gunting, alat bedah
elektro (laser).
permukaan gigi, lalu dengan sapuan kearah koronal jaringan yang telah
direseksi disingkirkan.
terinflamasi dan kalkulus yang belum tersingkirkan pada fase terapi inisial.
LAPORAN KASUS
3.1 Kasus
Baiturrahmah dengan keluhan adanya pembesaran pada gusi belakang atas yang
mengganggu penampilan dan sering tersodok saat menyikat gigi namun tidak
sakit. Pasien menyadari adanya pembesaran setelah pemakaian kawat gigi 2 tahun
yang lalu. Pasien telah memakai kawat gigi selama 7 tahun dan tidak melakukan
3.2.1 Pemeriksaan
A. Data Pasien
b. Umur : 22 tahun
d. Pekerjaan : Mahasiswa
Keluhan utama
membesar
Keluhan tambahan
gusi yang membesar pada satu gigi belakang atas, dan merasa terganggu
karang gigi
lalu
C. Pemeriksaan obyektif
Ekstra Oral
TMJ : Normal
Lympnode : Normal
Bibir : Normal
Intra Oral
a. Mukosa Lidah : Normal
b. Mukosa Palatum : Normal
c. Mukosa Pipi : Normal
d. Mukosa Bibir : Normal
e. Dasar Mulut : Normal
f. Gigi
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
NP
Keterangan :
36 : nekrosis pulpa
24, 28, 47 : missing
Debris Calculus
Kana Ant Kir Tota Kana Ant To
V/O V/O Kiri
n . i l n . tal
Atas 1/0 0/0 1/0 2/0 Atas 1/0 0/0 1/0 2/0
Bawa
Bawah 0/1 0/0 0/l 0/2 0/1 1/0 0/1 0/3
h
DI =
CI =
E. Pemeriksaan Oklusi
Statis : Normal
Berfungsi : Normal
Protesa : (-)
3.3 Diagnosa
3.4 Prognosis
berikut:
Pasien kooperatif
Gambar Pasien
BAB IV
RENCANA PERAWATAN
OHI = DI + CI
skor gingiva
GI =
jumlah indeks x jumlah permukaan
tindakan.
f. Anestesi local(infiltrasi/cytojet)
yang sudah dibuat yaitu apical dasar pocket dan bersudut 45 ° sehingga
Kirkland, pisau orban atau pisau goldman fox dan blade disposable.
prosedur bedah.
m. Tekan daerah luka dengan kain kassa yang telah dibasahi air saline/air
hati sehingga dapat menutupi daerah luka dan mengisi seluruh ruang
untuk melindungi luka dari iritasi,untuk menjaga agar daerah luka tetap
satu jam.
bila perlu gunakan obat kumur klorhexidin tiap pagi dan malam
berhenti.
2. Pemberian Obat
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT
YAYASAN PENDIDIKAN BAITURRAHMAH
Izin Dinkes : PPK.03.2186 V.2009
Jl. Raya By Pass KM 15 Aie Pacah Padang. Telp. 0751-463871
R/ Amoksisilin 500 mg No XV
S3dd tab 1 pc
Dimana pada fase ini dalam rentang waktu 1 minggu setelah dilakukan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
gingiva bertambah dari normal yang dapat menimbulkan masalah estetis dan
adanya kelainan gingiva yang disebabkan oleh hiperplasia dan hipertrofi gingival.
dan dilanjutkan dengan kuretase pada jaringan nekrotik. Prognosa dari pasien ini
adalah baik, karena pasien kooperatfi dan pasien tidak memiliki penyakit sistemik
5.2 Saran