Anda di halaman 1dari 16

CASE BASED DISCUSSION

BAGIAN KONSERVASI

“PULP CAPPING”
Diajukan untuk memenuhi syarat dalam melengkapi
Kepaniteraan Klinik di Bagian konservasi

Oleh:

Sherin Febriani

20100707360804078

Pembimbing : drg. Darmawangsa, M.Kes

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul “PULP CAPPING”

sebagai salah satu syarat tugas menyelesaikan kepanitraan klinik modul konservasi di

RSGM Universitas Baiturrahmah.

Dalam kesempatan ini dengan tulus dan segala kerendahan hati penulis menyampaikan

rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya khususnya kepada yang terhormat drg.

Darmawangsa, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah membimbing serta

memberikan bantuan dalam menyelesaikan tugas ini. Terima kasih juga kepada semua pihak

yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini.

Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkah-Nya kepada kita

semua dan semoga tugas ini dapat bermanfaat serta dapat memberikan sumbangan

pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang memerlukan.

Padang, Desember 2021

Penulis
MODUL KONSERVASI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PADANG

HALAMAN PENGESAHAN

Telah didiskusikan CBD “PULP CAPPNG” guna melengkapi persyaratan kepaniteraan klinik
pada modul konservasi.

Padang, Desember 2021


Disetujui oleh
Dosen pembimbing

drg. Darmawangsa, M.Kes


Laporan Kasus

Seorang pasien perempuan berusia 22 tahun datang ke RSGM ingin dilakukan

penambalan pada gigi belakang kiri yang berlubang. Pasien merasakan sakit pada giginya saat

makan dan minum yang panas atau dingin. Dari anamnesa pasien tidak memilki penyakit

sistemik. Pemeriksaan ektra oral pada wajah simetris dan limponode tidak teraba. Pasien tidak

memiliki kelainan TMJ. Hasil pemeriksaan intra oral terdapat kavitas pada gigi 36 tes termal (+),

tes perkusi (-), tes mobility (-), tes palpasi (-) tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.

REKAM MEDIK KEDOKTERAN GIGI

A. DATA MAHASISWA
Nama : Sherin Febriani (20-078)
Tanggal : Desember 2021

B. DATA PASIEN
Nama : Syaella Olin
Tempat/Tgl.lahir : Pariaman, 19 Desember 1997
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : jln raya nanggalo
Pekerjaan : Mahasiswi
Telepon : 0822342145

C. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
1. Anamnesa
a. Keluhan utama : Menanyakan alasan pasien datang ke drg

b. Keluhan tambahan :
- Onset: Sejak kapan keluhan dirasakan pasien?
- Location: Lokasi keluhan dimana?
- Charakteristik: Nyerinya seperti apa?
- Duration: Berapa lama rasa sakit terjadi?
- Agrevating: Apa yang memperparah rasa nyeri?
- Relieving: Apa faktor yang memperingan rasa nyeri?
- Treatment: Sudah pernah diobati atau belum sebelumnya?

c. Riwayat Dental:
-Apakah sebelumnya pernah ke drg?
-Apakah giginya sebelumnya pernah berlubang?

d. Riwayat penyakit sistemik:


-Apakah pernah dirawat di rumah sakit dalam jangka waktu yang lama
-Apakah ada mengonsumsi obat-obatan

e. Riwayat Keluarga
-Apakah keluarga ada yang menderita penyakit jantung, dm dll.

f. Riwayat sosial dan kebiasaan:


-Apakah ada kebiasaan merokok dan minum alkohol?

D. PEMERIKSAAN
FISIK
1. Pemeriksaan Objektif
a.Kondisi Umum
: Baik
Keadaan Umum
: Kompos Mentis
Kesadaran
b. Tanda-tanda vital : 120/ 90mmHg
Tekanan darah
: 370C
Suhu
: 80 x/mnt
Nadi
: 24 x/menit
Pernafasan
2. Pemeriksaan Ekstra Oral
a. Kelenjar Limfe: Normal
b. Mata
Pupil: Normal
Konjungtiva : Normal
Sklera : Normal
c. TMJ : Tidak ada kelainan
d. Bibir : Tidak ada kelainan
e. Wajah : Simetris
f. Sirkum Oral : Tidak ada kelainan
g. Lain-lain : Tidak ada kelainan

3. Pemeriksaan Intra Oral


a. Mukosa bukal : Tidak ada kelainan
b. Mukosa labial : Tidak ada kelainan
c. Frenulum : Tidak ada kelainan
d. Bibir : Tidak ada kelainan
e. Lidah : Tidak ada kelainan
f. Dasar mulut : Tidak ada kelainan
g. Palatum : Tidak ada kelainan
h. Gingiva : Tidak ada kelainan
i. Jaringan periodontal : Tidak ada kelainan
j. Gigi Geligi : Regio 45 karies
k. Kelenjar saliva : Tidak ada kelainan
l. Uvula : Tidak ada kelainan
m. Tonsil : Tidak ada kelainan
n. Kebersihan mulut : Kurang baik

4. Pemeriksaan Penunjang

E. DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis : Pulpitis reversible
PROGNOSIS : Ad Bonam
F. RENCANA PERAWATAN

PULP CAPPING

Pulp capping adalah suatu perlindungan terhadap pulpa sehat yang hampir

tereksponasi atau sudah tereksponasi kecil dengan obat obatan antiseptik atau

sedatif agar pulpa kembali sembuh dan mendapatkan vitalitas dan fungsi yang

normal.

Prosedur:

Alat dan bahan: Alat standar diagnostik, bur, glass plate, semen spatel, plastis
instrument, ruber

dam, cotton roll.

Cara kerja:

1. Isolasi daerah kerja dengan rubber dam

2. Hilangkan semua jaringan karies

3. Preparasi sesuai kavitas

4. Letakkan bahan capping pulpa dengan plastis instrument

5. Diatas bahan capping dapat diaplikasikan lining/ base dengan menggunakan


GIC tipe III

6. Ditumpat sementara dengan cavit

7. Evaluasi atau kontrol setelah 1 minggu

8. Apabila sudah tidak sakit dan gigi tetap vital makan dilakukan tambalan
permanen.
KIE (Komunikasi, Edukasi dan Informasi):

1. Hindari memainkan lidah dan menyongkel- ngongkel pada gigi yang baru
di tambal

2. Jangan makan yang terlalu keras


3. Kunyah makanan dengan sisi sebelahnya dulu selama 30 menit

4. Hndari makan makanan yang berwarna

5. Jangan lupa sikat gigi 2 kali sehari pagi setelah sarapan dan malam
sebelum tidur

6. Jangan lupa periksakan kembal ke drg jika ada keluhan

7. Jangan lupa ke dgr sekali 6 bulan untuk memeriksakan keadaan giginya


BAB I

PENDAHULUAN

1, Latar Belakang

Pulpa adalah organ formatif gigi dan membangun dentin primer selama

perkembangan gigi, dentin sekunder setelah erupsi, dan dentin reparative sebagai

respon terhadap stimulasi selama odontoblas masih utuh. Berbagai bacteria, injuri

baik fisis maupun kimia dapat menyebabkan terjadinya penyakit pulpa.

Salah satu penyakit pulpa adalah pulpitis reversible, suatu kondisi inflamasi

pulpa ringan sampai sedang yang disebabkan oleh stimuli noksius, tetapi pulpa masih

mampu kembali pada keadaan tidak terinflamasi setelah stimuli ditiadakan.

Perawatan yang dapat dilakukan untuk pulpitis reversible selain menghilangkan

penyebab adalah dengan pulp capping. Pulp capping dibagi menjadi dua, indirect

pulp capping dan direct pulp capping. Di dalam laporan tutorial kali ini akan dibahas

tentang indikasi, kontraindikasi, alat dan bahan, prosedur perawatan, factor

kegagalan dan keberhasilan dari masing-masing pulp capping.


BAB II

PEMBAHASAN

PULP CAPPING

1. Pengertian Pulp Capping

Pulpa capping adalah aplikasi selapis atau lebih material pelindung atau bahan untuk

perawatan diatas pulpa yang terbuka, misalnya kalsium hidroksida yang akan

merangsang pembentukan dentin reparative (Harty dan Oston, 1993)

2. Tujuan Pulp capping

Adapun tujuan pulpa capping adalah untuk menghilangkan iritasi ke jaringan

pulpa dan melindungi pulpa sehingga jaringan pulpa dapat mempertahankan

vitalitasnya. Dengan demikian terbukanya jaringan pulpa dapat terhindarkan.

3. Macam-macam Pulp capping

a. Indirect Pulp Capping ( Pulpa capping secara tidak langsung )

Indirect Pulp Capping adalah perawatan pada pulpa yang masih tertutup lapisan

dentin tipis karena karies yang dalam. Pada teknik ini obat-obatan yang

digunakan tidak berkontak langsung dengan pulpa.Pulp capping tidak

langsung memerlukan lebih dari dua kali kunjungan. Indirect pulp capping

dirasa lebih memberi hasil yang diharapkan dari pada metode direct pulp

capping. Dilakukan bila pulpa belum terbuka, tapi atap pulpa sudah sangat tipis
sekali, yaitu pada karies profunda.

Agar perawatan ini berhasil jaringan pulpa harus vital dan bebas dari inflamasi.

Biasanya atap kamar pulpa akan terbuka saat dilakukan ekskavasi. Apabila hal

ini terjadi maka tindakan selanjutnya adalah dilakukan direct pulp capping atau

tindakan yang lebih radikal lagi yaitu amputasi pulpa (Pulpotomi).

Tahapan perawatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Pada Kunjungan Pertama :

1. Karies dibuang dengan escavator atau bur round (bor bundar) kecepatan rendah ,

Lalu lakukan ekskavasi sampai dasar pulpa, hilangkan dentin lunak sebanyak

mungkin tanpa membuka kamar pulpa. Jaringan karies yang paling dalam

dibiarkan.

2. Kavitas disterilkan dengan air calxyl atau obat lain yang tidak caustik. Hindari

penggunaan alkohol, karena dapat memicu terjadinya dehidrasi cairan tubulus

dentin.

3. Aplikasi preparat Kalsium hidroksida Ca(OH)2 kemudian dilapisi Zinc Okside

Eugenol (ZOE) yang diletakkan didasar kavitas kemudian dilapisi semen fosfat

dan akhirnya tambalan sementara.

4. Perawatan dilanjutkan 1-2 minggu kemudian.

Pada Kunjungan Kedua :

Apabila ada keluhan, dilakukan penambalan tetap.


b. Direct Pulp Capping ( Pulpa capping secara langsung )

Direct Pulp Capping adalah perawatan sekali kunjungan. Direct Pulp Capping

juga digunakan dalam contoh di mana ada pembusukan yang mendalam

mendekati pulpa tapi tidak ada gejala infeksi. Direct Pulp Capping menunjukkan

bahwa bahan diaplikasikan langsung ke jaringan pulpa. Daerah yang terbuka tidak

boleh terkontaminasi oleh saliva, kalsium hidroksida dapat diletakkan di dekat

pulpa dan selapis semen Zinc Okside Eugenol dapat diletakkan di atas seluruh

lapisan pulpa dan biarkan mengeras untuk menghindari tekanan pada daerah

perforasi bila gigi direstorasi. Pulpa diharapkan tetap bebas dari gejala patologis

dan akan lebih baik jika membentuk dentin sekunder. Agar perawatan ini berhasil

maka pulpa disekitar daerah terbuka harus vital dan dapat terjadi proses

perbaikan.

Keuntungan Direct Pulp Capping antara lain :

1. Mempertahankan ketuhan dan vitalitas pulpa.

2. Memperbaiki dan penutup pulpa yang terbuka

3. Menghemat waktu perawatan.

4. Mempertahankan fungsi gigi.

Tahapan Perawatan yang Dilakukan adalah sebagai berikut :

Pada Kunjungan Pertama :

1. Dilakukan pemasangan rubber dam/cotton roll untuk mencegah kontaminasi

bakteri pada karies.


2. Karies dibuang dengan bor atau ekscavator steril.

3. Kavitas dibersihkan dengan air calxyl.

4. Bagian yang tereksponasi ditutup dengan cotton pellet yang sudah dibazahi

dengan minyak cengkeh atau eugenol. Sebaiknya hindari desinfektan yang

kaustik seperti fenol, kresol dan alkohol.

5. Kalau ada perdarahan atau rasa sakit, kontrol dengan cotton pellet dan eugenol

yang dihangatkan.

6. Di atas pulpa yang masih terbuka, aplikasikan preparat Ca (OH)2 tanpa tekanan

dengan Ash 49 atau amalgam carrier. Kelebihan obat dibuang dengan

ekscavator.

7. Di atasnya diaplikasikan ZOE kemudian dilapisi semen fosfat kemudian

dilapisi tambalan sementara.

Pada Kunjungan Kedua :

Setelah 8-10 hari, kalau tidak ada keluhan, dengan kata lain gigi bereaksi

normal, lakukan penambalan permanen.

4. Medikamen/ Pemberian bahan terapitik

Bahan yang biasa digunakan untuk pulp capping ini adalah kalsium hidroksida

karena dapat merangsang pembentukan dentin sekunder secara efektif

dibandingkan bahan lain.

Obat Pulp Capping antara Lain :


- Ca(OH)2 bubuk kering dicampur air steril / akuades

Dengan bentuk preparat : pulpdent, calxyl, dycal, calcipulpe,

hydcal Sifat-sifat obat pulp capping

1. Antiseptik

2. Sedatif

3. Tidak mengiritasi

4. Bukan penerus panas

5. Tidak kontraksi / ekspansi

6. Dapat diaplikasi tanpa tekanan

7. Menetralisir asam karies

Sifat calxyl :

1. 1.PH 11,5-12,5

2. menetralkan asam

3. sedikit antiseptic

4. tdk mengiritasi

5. menghambat infeksi

6. merangsang pembentukan dentin sekunder.

5. Prosedur Perawatan Pulpa Capping:

1. Siapkan peralatan dan bahan.

Gunakan kapas, bor, dan peralatan lain yang steril.


2. Isolasi gigi

Selain menggunakan rubber dam, isolasi gigi juga dapat menggunakan kapas

dan saliva ejector, jaga posisinya selama perawatan.

3. Preparasi kavitas

Tembus permukaan oklusal pada tempat karies sampai kedalaman 1,5 mm

(yaitu kira-kira 0,5 mm kedalam dentin). Pertahankan bor pada kedalaman

kavitas dan dengan hentikan intermitten gerakan bor melalui fisur pada

permukaan oklusal.

4. Ekskavasi karies yang dalam

Dengan perlahan-lahan buang karies dengan ekskavator, mula-mula dengan

menghilangkan karies tepi kemudian berlanjut ke arah pulpa. Jika pulpa vital

dan bagian yang terbuka tidak lebih besar diameternya dari ujung jarum maka

dapat dilakukan pulp capping.

5. Berikan kalsium hidroksida

Keringkan kavitas dengan cotton pellet lalu tutup bagian kavitas yang

dalam termasuk pulpa yang terbuka dengan pasta kalsium hidroksida.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai