BAGIAN KONSERVASI
PULP CAPPING
OLEH
Puji syukur penulis ucapkan puji syukur kehadirat Tuhan YME atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini yang
Dalam kesempatan ini dengan tulus dan segala kerendahan hati penulis
kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata penulis mengharapkan agar tugas ini dapat bermanfaat serta
dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang
memerlukan.
Penulis
ii
MODUL KONSERVASI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
HALAMAN PENGESAHAN
iii
DAFTAR ISI
Cover…………………………………………………………………………………..i
Kata Pengantar………………………………………………………………………ii
Halaman Pengesahan……………………………………………………………….iii
Daftar Isi……………………………………………………………………………..iv
Bab 1. Pendahuluan………………………………………………………………….5
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….6
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………6
1.3 Tujuan Pembelajaran……………………………………….……………………..7
Bab 2. Tinjauan Pustaka………….…………………………………………………8
2.1 PulpCapping………………………………………………………………………7
2.2 Prosedur Kerja…………………………………………………………………….7
2.3 KIE………………………………………………………………………………..8
Bab 3. Laporan kasus………………………………………………………………..9
Daftar Pustaka……………………………………………………………………...14
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Pulpa adalah organ formatif gigi dan membangun dentin primer selama
perkembangan gigi, dentin sekunder setelah erupsi, dan dentin reparatif sebagai respon
terhadap stimulasi selama odontoblas tetap utuh. Pulpa beraksi terhadap stimuli panas
dan dingin yang hanya dirasakan sebagai rasa sakit. Pulpa merupakan suatu jaringan
ikat yang sangat halus dan peka serta mudah rusak oleh iritasi yang menimpa dentin.
Oleh karena itu tepatlah kiranya jika suatu dentin dianggap sebagai suatu komplek
dentinpulpa. Karies dentin biasanya menyebabkan sklerosis pada tubulus dan
terbentuknya dentin reaksioner sehingga pulpa terlindung dari prosedur operatif
berikutnya. Jika preparasi kavitas meluas sampai ke dentin, setiap tindakan operator
akan merusak pulpa lebih-lebih jika dentinnya masih segar, belum terangsang karies,
karena pulpa belum pernah menggelar reaksi pertahanannya. Salah satu penyakit pulpa
adalah pulpitis reversible, pulpitis reversible merupakan peradangan ringan pada pulpa
yang menyebabkan rasa sakit atau tidak nyaman saat gigi terpapar makanan manis
maupun dingin. Namun nyeri segera hilang bila tidak terpapar lagi.Pada kondisi ini,
pulpa dapat kembali normal jika ditangani secara tepat. Apabila tidak, reversible
pulpitis akan berkembang menjadi irreversible pulpitis. Perawatan yang dapat
dilakukan untuk pulpitis reversible selain menghilangkan penyebab adalah dengan
pulp capping.
1.2 Rumusan Masalah
5
1.3 Tujuan Pembelajaran
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pulp Capping
Perlindungan jaringan pulpa atau pulp capping adalah pemberian suatu
material bioaktif di atas jaringan pulpa untuk mempertahankan vitalitas
pulpa8 dan merangsang pembentukan dentin reparatif. Dentin reparatif,
yang menjadi tujuan utama perawatan kaping pulpa, terbentuk dari sel-sel
odontoblas dan sel-sel pulpa lainnya yang mengindikasikan adanya respon
reparatif dari jaringan pulpa. Perawatan pulp capping merupakan alternatif
bagi perawatan saluran akar, dengan catatan jika kerusakan yang terjadi
bersifat reversibel, asimtomatik dan tidak ada tanda tanda inflamasi pada
jaringan pulpa. Pada beberapa kasus terbukanya pulpa karena karies atau
faktor iatrogenik, pulp capping ini hanya bersifat sementara, dikarenakan
aktivitas bakteri yang menginfeksi jaringan pulpa dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan pulpa, menginvasi area periapikal, dan
akhirnya berakibat pada kegagalan perawatan pulp capping, karena pulpa
telah mengalami pulpitis irreversibel atau nekrosis. Namun, beberapa
kasus lain menyatakan tingkat keberhasilan yang tinggi pada perawatan ini,
bahkan hingga 12 tahun.
Prosedur:
Alat dan bahan: Alat standar diagnostik, bur, glass plate, semen spatel,
plastis instrument, ruberdam, cotton roll.
7
Cara kerja:
8. Apabila sudah tidak sakit dan gigi tetap vital maka dilakukan
tambalan permanen menggunakan resin komposit
e. Jangan lupa sikat gigi 2 kali sehari pagi setelah sarapan dan malam
sebelum tidur.
f. Jangan lupa periksakan kembali ke drg jika ada keluhan yang dirasa.
g. Jangan lupa untuk selalu kontrol ke drg dalam jangka waktu 6 bulan
sekali.
8
BAB 3
LAPORAN KASUS
penambalan pada gigi bawah kiri yang berlubang. Pasien merasakan sakit pada
giginya pada saat makan dan minum yang panas maupun dingin. Dari anamnesa
pasien tidak memilki penyakit sistemik. Pemeriksaan ektra oral pada wajah simetris
dan limponode tidak teraba. Pasien tidak memiliki kelainan TMJ. Hasil pemeriksaan
intra oral terdapat kavitas pada gigi 36 tes termal (+), tes perkusi (-), tes mobility (-
9
REKAM MEDIK KEDOKTERAN
GIGI
A. DATA MAHASISWA
Nama : Salmia Atika Desri
Tanggal : 29 Oktober 2022
Lab : Konservasi
B. DATA PASIEN
No. RM : 058825
Nama : Luli Yantri Pasaribu
Tempat/Tgl.lahir : 25 Januari 1992
Umur : 30 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Alamat : Jl. Tegal Sari KM.4
Pekerjaan : PNS
Telepon : 0823-8947-2200
C. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
1. Anamnesa
a. Keluhan utama : Menanyakan tujuan pasien datang ke dokter gigi
b. Keluhan tambahan :
- Onset: Sejak kapan keluhan dirasakan pasien?
- Location: Lokasi keluhan dimana?
- Charakteristik: Nyerinya seperti apa?
- Duration: Sudah berapa lama sakitnya terjadi?Apakah baru sekali
atau sudah berulang?
10
- Agrevating: Apa sesuatu yang mereangsang sehingga terasa nyeri?
- Relieving: Apa faktor yang memperingan rasa nyeri?
- Treatment: Apakah sudah dilakukan perawatan sebelumnya?
Apakah sudah pernah minum obat sebelumnya?
c. Riwayat Dental:
-Apakah sebelumnya pernah datang ke drg?
-Apakah giginya sebelumnya pernah berlubang?
e. Riwayat Keluarga
-Apakah keluarga ada yang menderita penyakit jantung, dm dll.
11
2. Pemeriksaan Ekstra Oral
a. Kelenjar Limfe: Normal
b. Mata
Pupil : Normal
Konjungtiva : Normal
Sklera : Normal
c. TMJ : TAK
d. Bibir : TAK
e. Wajah : Simetris
f. Sirkum Oral : TAK
g. Lain-lain : TAK
E. DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis : Pulpitis reversible
PROGNOSIS : Baik
13
LAMPIRAN
3. Kunjungan ke-2 (15 hari dari kunjungan 1), Kondisi Tumpatan sementara gigi
36, Pasien dianamnesis apakah ada terasa ngilu giginya atau tidak.
4. Tumpatan sementara dibersihkan dan dilakukan pengaplikasian Etching
15
DAFTAR PUSTAKA
Metalita, M., Tedjosasongko, U., & Nuraini, P. (2014). Indirect pulp capping in
primary molar using glass ionomer cements. Dental Journal (Majalah Kedokteran
Ratna Kumala, Y., Rachmawati, D., & Hersanto, K. (2017). STIMULASI DENTIN
https://doi.org/10.21776/ub.eprodenta.2017.001.02.1