Anda di halaman 1dari 9

Bahan SGD LBM 3 Modul 2.

Soal!
1. bagaimana anatomi lidah?
2. Apa diagnosis penyakit tersebut?
3. Apa etiologi dari penyakit tersebut?
4. Apa faktor yang menyebabkan penyakit tsb?
5. Apa saja kalsifikasi dari penyakit tersebut?
6. Apa penyebab frenulum lidah tebal dan kurang elastis??
7. Bagaimana gambaran klinis dari kasus tersebut?
8. Apa saja Dampak dari penyakit tersebut ?
9. Bagaimana tata laksana perawatan dari penyakit tersebut?
10. Apakah kemampuan bicara anak dapat normal seperti anak2 pada
umumnya?

1. Bagaimana anatomi lidah?


2. Bagaimana diagnosis penyakit tersebut?
3. Apakah etiologi dari penyakit tersebut ?
4. Apa saja factor yang mempengaruhi keliainan tersebut?
5. Apa saja klasifikasi dari kelainan tersebut?
6. Apa penyebab frenulum lidah kurang elastis ?
7. Apa Kelainan pada frenulum ?
8. Apa saja dampak dari penyakit tersebut?
9. Bagaimana tata laksana perawatan dari kelainan tersebut?
10. Bagaimana Gambaran klinis penyakit tersebut?
1. Apa etiologi dari penyakit tersebut?

AG adalah anomali bawaan dan kisarannya bervariasi dari 0,1%


hingga 4,8% 1,2. Kedua faktor genetik dan lingkungan terlibat dalam
etiologinya 1. Analisis molekuler menunjukkan bahwa mutasi titik pada gen
TBX22 dapat menyebabkan langit-langit mulut sumbing (cleft palate)
bersama dengan AG 1,2,3. Gen ini terletak pada Xq21 dan umumnya mutasi
delapan titik telah diidentifikasi sebagai penyebab CPX 3. Suatu kondisi turun
temurun yang dilaporkan memprovokasi AG adalah epidermolysis bullosa
(EB) dan khususnya subtipe distrofik resesif. EB ditandai dengan lepuh
jaringan lunak, yang menghasilkan pemisahan jaringan dan jaringan parut.
Sebagai hasilnya, adhesi dikembangkan yang menghasilkan mobilitas lidah
berkurang (ikatan lidah) 4. AG yang berkorelasi muncul sebagai anomali
terisolasi, tetapi juga terkait dengan beberapa kelainan kraniofasial seperti
langit-langit sumbing terkait-X yang disebutkan di atas. Sindrom lain adalah:
Opitz, orofacialdigital, Backwith-Wiedemann, Simpson-Golabi-Behmel, Van
der Woude dan Pierre-Robin.

Sumber :
Charisi, christina etc. 2017. Aetiology, Diagnosis and Treatment of
Ankyloglossia. Balkan journal of dental medicine. Vol 21. 141-145.
2. Bagaimana tata laksana perawatan dari penyakit tersebut?

Ada dua macam pendekatan bedah, frenotomy dan frenectomy 2.


Prosedur pertama melepaskan frenulum, sedangkan frenectomy
menghilangkan frenum sepenuhnya. Sejauh menyangkut anestesi, beberapa
merekomendasikan umum dan lainnya lokal. Telah mendominasi bahwa
anestesi lokal lebih disukai untuk orang dewasa dan anak-anak yang lebih tua
dan umum untuk anak-anak 2. Ada beberapa penelitian yang mendukung
tidak adanya anestesi umum atau lokal selama prosedur bedah pada
neonatus 21 Anestesi yang disukai adalah articaine 4% dengan epinefrin 1:
100000 22. Dokter perlu memiliki asisten untuk menahan lidah ke atas,
biasanya dengan kain kasa steril. Sayatan adalah rhomboidal horizontal 22

Pembedahan dapat dilakukan sebagai terapi tongue tie adalah


frenektomi. Frenektomi merupakan salah satu prosedur bedah preprostetik.
Prosedur sederhana dimana sebagian atau seluruh frenulum yang
bermasalah dibuang secara bedah dengan tujuan untuk mengembalikan
keseimbangan kesehatan mulut dan retensi serta stabilitas gigi tiruan. 2,8,9
Tujuan Frenektomi adalah untuk kepentingan estetik, membantu
memelihara dan memperbaiki oral hygiene, menurunkan resiko kerusakan
jaringan periodontal, menghindari relaps (diastema sentral) paska perawatan
orto. Indikasi dilakukannya frenektomi adalah perlekatan frenulum yang tinggi,
yang memperparah inflamasi gingiva dan poket, diastema sentral, resesi
gingiva dan gangguan pada pemeliharaan oral hygiene, mengganggu
adaptasi dan stabilisasi dari gigi tiruan. Kontraindikasi untuk dilakukan.

Frenektomi frenulum lingualis pada anak- anak dianjurkan sedini


mungkin karena akan membantu proses bicara, perkembangan rahang dan
menghilangkan gangguan fungsi yang mungkin terjadi.

Sumber :
Charisi, christina etc. 2017. Aetiology, Diagnosis and Treatment of
Ankyloglossia.Balkan journal of dental medicine. Vol 21. 141-145.
Mandalas , Henry & Widya. 2017. Perawatan pada Pasien Ankyloglossia.
ODONTO Dental Journal. Volume 4. Nomer 1.

3. Apa faktor yang menyebabkan penyakit tsb?


4. Apakah kemampuan bicara anak dapat normal seperti anak2 pada umumnya ?

Kondisi ankyloglossia tidak menyebabkan keterlambatan bicara dan


berbahasa, namun kendala artikulasi mungkin menimbulkan masalah sosial-
pergaulan.
Hal ini mengindikasikan bahwa sebagai penderita Ankyloglossia, sampai
sejauh ini masih memiliki tuturan yang teratur dalam masa perkembangan
kemampuan bicara anak. Beberapa fonem yang hilang dan berganti dianggap tidak
begitu mempengaruhi kemampuan bicaranya karena penghilangan dan penggantian
tersebut tidak mengubah arti dari kata tersebut.
Frenektomi frenulum lingualis pada anak- anak dianjurkan sedini mungkin
karena akan membantu proses bicara, perkembangan rahang dan menghilangkan
gangguan fungsi yang mungkin terjadi.

Sumber :

Yohmi, Elizabeth dkk. 2017. Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-
Tie).

Tim penyusun Panduan Praktis Klinis Diagnosis dan Tata Laksana


Ankyloglossia (Tongue-Tie).

Dewi kharisma, Yoffie & Satsra Gusdi. 2015. Gangguan Fonologis Penderita
Ankyloglossia Penutur Bahasa Melayu Riau. Jurnal Puitika . Volume 11 No. 1.
Mandalas , Henry & Widya. 2017. Perawatan pada Pasien Ankyloglossia. ODONTO
Dental Journal. Volume 4. Nomer 1.

5. Apa saya klasifikasi dari penyakit tersebut?

Ankyloglosia menurut Kotklow dapat diklasifikasikan kedalam empat kelas


berdasarkan jarak insersi frenum lingual ke ujung lidah.
Jarak normal lidah bebas sekitar 16mm,
kelas I: Ankyloglossia ringan: 12 sampai 16mm,
kelas II: Ankyloglossia sedang: 8 sampai 11mm,
kelas III: Ankilogosia parah: 3 sampai 7mm,
kelas IV: Ankilogosia lengkap: kurang dari 3mm.

Menurut Dr. Aini, Ankyloglossia atau Tongue tie dapat dibagi menjadi 4 tipe:
1. Tipe 1 : frenulum terikat sampai ujung lidah,
2. Tipe 2 : frenulum terikat 1-4 mm di belakang tipe 1,
3. Tipe 3 : frenulum terikat di tengah lidah dan biasanya kuat dan kurang elastis,
4. Tipe 4 : frenulum terikat di pangkal lidah, namun tebal dan tidak elastis
sehingga mobilitas lidah sangat terbatas.

Horton (1963) mengklasifikasi Ankyloglossia ke dalam 3 bagian, yaitu:


1. Ankyloglossia Ringan
Pada ankyloglossia ringan, jaringan ikat/frenulum linguae lebih tebal
dibandingkan orang normal.
2. Ankyloglossia Moderat
Pada Ankyloglossia Moderat, jaringan frenulum dan otot genioglossus
tebal dan agak ke ujung lidah.
3. Ankyloglossia Sempurna
Pada Ankyloglossia Sempurna ini, jaringan ikat lebih tebal dan berada
pada ujung lidah.

Sumber :

Mandalas , Henry & Widya. 2017. Perawatan pada Pasien Ankyloglossia. ODONTO
Dental Journal. Volume 4. Nomer 1.
Dewi kharisma, Yoffie & Satsra Gusdi. 2015. Gangguan Fonologis Penderita
Ankyloglossia Penutur Bahasa Melayu Riau. Jurnal Puitika . Volume 11 No. 1.
Melia, Dezio et al. 2015. “Tongue-Tie” from Embriology to Treatment: A literature
Review,Journal of Pediatry and Neonatal Individualized Medicine, Vol.4
5. bagaimana anatomi lidah?
Sumber :
Netter, MD. 2014. Atlas of Human Anatomy. Elsevier. 6th Edition
Paulsen/Waschke. 2017. Atlas Anatomi. Elsevier. Edisi 24

7. Apa diagnosis penyakit tersebut?

Ankyloglossia biasanya disebut juga dengan tongue-tie, merupakan kelainan


kongenital dengan tanda klinis frenulum lingualis rendah yang dapat
mempengaruhi terbatasnya pergerakan lidah, kesulitan bicara dan menelan,
menyusui serta sulit untuk menjaga kebersihan rongga mulut dan masalah
lingkungan sosial.
Sumber :
Mandalas , Henry & Widya. 2017. Perawatan pada Pasien Ankyloglossia. ODONTO
Dental Journal. Volume 4. Nomer 1.
8.Apa penyebab frenulum lidah tebal dan kurang elastis?

Ankyloglossia didefinisikan sebagai sisa embriologis dari jaringan membran


frenulum di garis tengah antara permukaan bawah lidah dan dasar mulut – yang
pendek, tebal, dan tidak elastis sehingga membatasi gerakan lidah normal. Insidens
ankyloglossia dilaporkan berkisar 4,2- 10,7% pada bayi baru lahir, dan hanya sekitar
25% dari keseluruhan kasus mengalami kesulitan menyusui. Penilaian dan seleksi
yang tepat sangat penting mengingat 50-75% bayi dengan kondisi ankyloglossia
tetap dapat menyusu tanpa kendala apabila diberikan konseling dan pendampingan
manajemen menyusui yang adekuat. Penilaian yang tepat dan pengetahuan serta
keterampilan bimbingan menyusui sangat diperlukan untuk kasus ini.

Sumber :
Yohmi, Elizabeth dkk. 2017. Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-
Tie).
Tim penyusun Panduan Praktis Klinis Diagnosis dan Tata Laksana
Ankyloglossia (Tongue-Tie).

9.Bagaimana gambaran klinis dari kasus tersebut?

Gambaran klinis ankyloglossia dapat terlihat pada beberapa sindrom seperti


Smith Lemliopitz syndrome, Orofacial digital syndrome, Beckwith Weidman
syndrome, Simpson Golabi Behmel syndrome dan X-linked cleft palate.

Sumber :

Mandalas , Henry & Widya. 2017. Perawatan pada Pasien Ankyloglossia. ODONTO
Dental Journal. Volume 4. Nomer 1.

10. Apa saja Dampak dari penyakit tersebut ?

tanda klinis frenulum lingualis rendah yang dapat mempengaruhi terbatasnya


pergerakan lidah, kesulitan bicara dan menelan, menyusui serta sulit untuk menjaga
kebersihan rongga mulut dan masalah lingkungan sosial.
Ankyloglossia dapat mempengaruhi cara bicara (terutama sulit untuk
mengucapkan huruf t, d, l, th, dan s), mastikasi, menyusui untuk bayi, kebersihan
mulut dan lingkungan sosial.
Ankyloglossia yang sudah parah sering menyebabkan diastema midline
mandibular, kerusakan periodontal seperti resesi gingiva disekitar gigi insisivus
sentral rahang bawah atau diastema karena adanya tegangan akibat tarikan jaringan
dibelakang insisivus mandibula, fungsi lidah yang abnormal pada saat menelan,
kesulitan saat makan atau minum, kesulitan dalam memainkan instrumen tiup,
kesulitan dalam menjilat makanan seperti es krim, kesulitan menjulurkan lidah
sehingga tidak dapat membersihkan makanan yang berada di palatal atau di sulkus
labiobukal, dapat mempengaruhi stabilisasi dan adaptasi dari gigi tiruan.
Menurut Dr. Aini (2008-2010), Konselor Laktasi RSIA Kemang Medical Care,
Tongue tie merupakan kelainan congenital yang disebabkan oleh frenulum (pengikat
lidah) pendek. Hal ini menyebabkan mobilitas lidah terbatas. Tongue tie dapat
mempengaruhi beberapa hal berikut ini:
1. Proses makan, pada saat makan akan berantakan karena pergerakan lidah
yang terbatas.
2. Proses berbicara, terdapat keterlambatan bicara dan kurangnya kebersihan
mulut, terutama karies gigi.
3. Pada bayi, tongue tie berpengaruh pada proses menyusui.
Anak yang mengalami tongue-tie perkembangan bicaranya normal seperti anak
lain. Namun, beberapa literatur menyatakan bahwa tongue-tie dapat menyebabkan
kesalahan artikulasi kata-kata, terutama pada huruf-huruf yang membutuhkan
gerakan lidah ke atas, seperti pengucapan huruf R dan L. Derajat keparahan
kesalahan artikulasi ini bervariasi, dapat sangat jelas atau bahkan sama sekali tidak
terdengar (Lakalea, 2003). Dengan kata lain, anak tersebut akan mengalami
kecadelan karena ujung lidah tidak mampu menyentuh langit-langit mulut dengan
sempurna.

Sumber :

Mandalas , Henry & Widya. 2017. Perawatan pada Pasien Ankyloglossia. ODONTO
Dental Journal. Volume 4. Nomer 1.
Dewi kharisma, Yoffie & Satsra Gusdi. 2015. Gangguan Fonologis Penderita
Ankyloglossia Penutur Bahasa Melayu Riau. Jurnal Puitika . Volume 11 No. 1.

11. bagaimana anatomi lidah?


12. Apa diagnosis penyakit tersebut?
13. Apa etiologi dari penyakit tersebut?
14. Apa faktor yang menyebabkan penyakit tsb?
15. Apa saja kalsifikasi dari penyakit tersebut?
16. Apa penyebab frenulum lidah tebal dan kurang elastis??
17. Bagaimana gambaran klinis dari kasus tersebut?
18. Apa saja Dampak dari penyakit tersebut ?
19. Bagaimana tata laksana perawatan dari penyakit tersebut?
20. Apakah kemampuan bicara anak dapat normal seperti anak2 pada
umumnya?
Mekanisme nya gimana?
Aktif pasif articulator?
Organ aktif pasif dalam bicara?
Fonisi artikulasi perbedaannhya?
Posisi perlekatan frenulum normal itu bagaimana?
Cara mengetes frenulum pa?
Ada berapa frenulum yang ada di ?

Anda mungkin juga menyukai