Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penyusunan Laporan
rangka memenuhi salah satu tugas sebagai ko-asistensi yang sedang menjalani
kepaniteraan klinik senior di Bagian Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Bedah
Kepala Leher.
Apabila terdapat kekurangan dalam menyusun Laporan Kasus ini, saya akan
menerima kritik dan saran. Semoga Laporan kasus ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
2.3 Etiologi
Frenulum lingual adalah sebuah jaringan ikat yang menghubungkan lidah dan
bagian bawah mulut. Pada orang dengan ankyloglossia, ikatan ini terlalu pendek dan
tebal yang membatasi gerak lidah. Sampai saat ini, para peneliti masih belum
menemukan penyebab pasti tongue tie. Namun, beberapa kasus ankyloglossia telah
dikaitkan dengan faktor genetik tertentu.1
2.4 Gejala Klinis
Bayi dengan kondisi tongue-tie sulit melakukan gerakan mengisap, sehingga berulang
kali memasukkan dan mengeluarkan puting payudara. Proses menyusui menjadi lebih
lama dan bayi tidak mendapat asupan ASI yang cukup. Akibatnya, bayi akan selalu
merasa lapar dan berat badannya sulit naik.3
Pada ibu bayi atau anak yang mengalami kondisi tongue-tie, umumnya gejala yang
dirasakan adalah sakit pada puting payudara saat menyusui dan peradangan pada
payudara. Konsultasikan dengan dokter jika gejala tersebut muncul, karena tongue-tie
bukan satu-satunya penyebab masalah menyusui.3
2.5 Diagnosa
2.6 Terapi
Prosedur awal yang dilakukan pada tindakan bedah adalah tindakan aseptik
dengan pengolesan betadine solution 10% pada ekstraoral dan intraoral dan
pemasangan duk bolong, dilanjutkan dengan menganestesi lokal daerah yang akan
dilakukan tindakan yaitu bagian ujung lidah, ventral lidah ke arah frenulum, bagian
lingual gigi 31 dan 41 dan dasar mulut dengan pehacaine 2%. Stabilisasi lidah
menggunakan kasa dan menjepit frenulum lingual menggunakan hemostat, kemudian
dilanjutkan dengan pemotongan frenulum menggunakan scalpel dan blade no.15,
pemotongan frenulum dilakukan pertama kali pada bagian atas hemostat kemudian
dilanjutkan pada bagian bawah hemostat, proses ini dilakukan secara bersamaan
dikarenakan pembukaan mulut pasien yang kecil yaitu 25 mm dan menggunting
jaringan untuk pemisahan ujung bagian atas dan bawah menggunakan gunting
jaringan. Setelah dilakukan pemotongan frenulum dilakukan penjahitan
menggunakan nylon 4.0 dengan jumlah 8 jahitan. Setelah penjahitan selesai daerah
operasi kemudian dibersihkan dengan NaCl fisiologis sebanyak 10 cc.6
2.7 Komplikasi
Tongue-tie juga bisa membuat lidah sulit membersihkan sisa makanan dari
2,3
gigi. Kondisi ini bisa memicu kerusakan gigi dan pembengkakan pada gusi.
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas Pasien
3.2 Anamnesis
Keluhan Utama : Bicara cadel dan sakit tenggorok
Riwayat Sakit Sekarang :
Riwayat Pengobatan :
Riwayat penggunaan obat-obatan dan riwayat alergi pada obat-obatan dan
makanan (-).
Tanda Vital:
Tekanan darah :- 110/80 mmHg
Frekuensi nadi :- 72 x/i
Frekuensi nafas : - 23 x/i
Suhu :- 37,2 ’c
Status Generalis:
Kepala : Normosefali, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(- /-)
Leher : Normal
THT :
Status lokalis telinga, hidung, mulut dan tenggorokan :
TELINGA
Dextra Sinistra
Aurikula Radang (-), nyeri tekan tragus (-), Radang (-), nyeri tekan tragus (-)
nyeri pergerakan aurikula (-) nyeri pergerakan aurikula (-)
Retroaurikula Radang (-), nyeri tekan (-), sulkus Radang (-), nyeri tekan (-),
retroaurikula (+) sulkus retroaurikula (+)
Daerah preaurikula Hiperemis (-), edema (-), Hiperemis (-), edema (-),
fistula (-), abses (-), fistula (-), abses (-),
nyeri tekan tragus (-) nyeri tekan tragus (-)
Meatus akustikus Mukosa hiperemi (-), edema Mukosa hiperemi (-), edema
eksternus sekret (-), deskuamasi (-), sekret (-), deskuamasi (-),
Membran timpani Warna putih mengkilat, intak, Warna putih mengkilat, intak,
refleks cahaya (+) refleks cahaya (+)
HIDUNG
Hidung Luar Radang (-), deformitas (-), Radang (-), deformitas (-), massa
massa (-) (-)
Fetor (-) (-)
Septum nasi Deviasi (-) Deviasi (-)
Mukosa ronggga nasi Pucat (-), hiperemis (-), Pucat (-), hiperemis (-),
massa (-) massa (-)
Konka nasi Hiperemis (-), edema (-) Hiperemis (-), edema (-)
Thorax :
Pulmo :
Inspeksi : Bentuk gerak dada simetris
Palpasi : Fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Cor :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : S1 S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi : Distensi (-)
Palpasi : Supel, organomegali (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal.
Regio Fasialis:
Inspeksi : pembengkakan pipi (-), deformitas wajah (-)
Palpasi : nyeri tekan maksila dekstra dan sinistra (-)
Perkusi : nyeri ketok maksila dekstra dan sinistra (-)
Mukosa bukal : warna mukosa merah muda, hiperemis (-)
3.5 Resume
Anamnesis
Sakit tenggork sejak 3 hari
Batuk (+) pilek (+)
Pemeriksaan Fisik
Lidah : Lidah susah digerakkan ke atas akibat dari frenulum
diujung lidah
Tonsil : T3, Hiperemis (+),
Pemeriksaan Penunjang
Tdak dilakukan
3.6 Diagnosis
Ankyloglosia kelas3
Tonsilofaringitis akut
3.7 Penatalaksanaan
1. Terapi farmakologis:
Syr Cefadroxill 2x250 mg
Ambroxol 1/3 3 x sehari
Ctm 1/3 3 x sehari
Dexametason 1/3 3 x sehari
Codein 1 mg
2 Disaranka operasi frenulektomi
3 Edukasi
3.8 Prognosis
Bonam atau umumnya baik
BAB IV
PEMBAHASAN