PENDAHULUAN
Kelainan kongenital adalah suatu kelainan pada struktur maupun fungsi yang
ditemukan pada bayi ketika dilahirkan. Salah satu kelainan yang dapat terjadi pada
bagian lidah bayi adalah ankyloglossia atau yang biasanya disebut dengan tounge tie.
Kelainan ini ditandai dengan frenulum yang pendek yang dapat mengganggu gerak dari
menyedot ASI yang dapat mengakibatkan gagal tumbuh dikarenakan kurangnya nutrisi
yang diasup dan juga kesulitan lain seperti anak mudah lelah, ketika menyusu serta
4,3% pada bayi baru lahir. Mayoritas penderita ankyloglossia adalah anak laki-laki,
mengakibatkan frenulum tetap menempel dengan kuat pada bagian bawah lidah. Di lihat
ankyloglossia ringan, dengan fungsi lidah yang dapat ditoleransi, biasanya dilkukan
observasi dan diharapkan seiring dengan bertumbuhnya anak maka frenulum tersebut
ankyloglossia berat dimana fungsi dari lidah sangat terganggu dimana perlu dilakukan
1
Anak dengan ankyloglossia cenderung tidak dating dengan keluhan dari anak
tetapi lebih sering keluhan ibu akan adanya lecet pada puting susu dikarenakan cara
menyusu dari anak. Terapi yang diberikan pada bayi dengan ankyloglossia tidak sama
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ankyloglossia atau yang dikenal sebagai tounge tie, adalah anomali kongenital
yang ditandai dengan frenulum lingual lebih pendek dari normal sehingga dapat
menggangu mobilitas dan fungsi dari lidah.1 Klasifikasi ankyloglossia adalah sebagai
berikut :
- Tipe 1 : Penempelan frenulum ke ujung lidah, 0-3 mm dari ujung lidah. Biasanya
- Tipe 2 : Ujung frenulum pada 2-4 mm dibelakang ujung lidah dan menempel
- Tipe 3 : Penempelan ke bagian tengah lidah 3-7 mm dari ujung lidah dan bagian
- Tipe 4 : Penempelan pada posterior lidah 10-12 mm dari ujung lidah dengan
Dari ke empat tipe diatas, 75% kasus merupakan tipe 1 dan 2 yang biasanya
disebut dengan ankyloglossia tipe klasik. Tipe 3 dan 4 lebih jarang dan lebih sulit
2.2 Etiologi
2.3 Epidemiologi
3
Tingkat insidensi 1,7-4.3% pada bayi baru lahir dan prevalensi pria: wanita
adalah 3:1. Pada beberapa kasus, ankyloglossia berhubungan dengan beberapa sindrom
seperti X-linked cleft palate syndrome, Kindler syndrome, van der Woude syndrome,
and Opitz syndrome.4 Sebagian besar kasus ankyloglossia tidak berhubungan dengan
2.4 Embriologi
Lidah mulai terbentuk pada minggu ke 4 saat gestasi. Lidah berkembang dari
lengkung faring 1,2, dan 3 dan 4. Bagian anterior lidah berkembang dari lengkung
menjadi satu dan menutupi tuberculum impar. 1/3 dari bagian posterior dibentuk dari
fusi dari lengkung faring 2 dan 3, sedangkan 2/3 sisanya dibentuk dari lengkung faring
4
.
Sulkus yang berbentuk U akan berkembang di depan dan di sebelah kiri dan
kanan sehingga memberikan kebebasan lidah untuk berkembang, kecuali pada regio
frenulum lingual. Pada daerah ini lidah tetap menempel. Seiring dengan pertumbuhan
lidah, sel frenulum mengalami apoptosis, menjauhi ujung lidah, sehingga meningkatkan
mobilitas dari lidah.5 Kegagalan dari tahap ini akan menyebabkan terjadinya tongue tie
atau ankyloglossia.6
4
Development of the tongue
1. Body of tongue
2. Terminal sulcus
3. Foramen cecum
4. Root of tongue
5. Palatine tonsil
6. Laryngeal orifice
7. Arytenoid swellings
8. Epiglottis
5
Gambar 1. Embriologi Lidah (Sumber dari : Chronolab : Atlas Of Human Embriology)
2.5 Patofisiologi
tetap berada di tengah. Setelah lahir, frenulum lingual terus memandu posisi gigi yang
akan tumbuh. Ketika kita tumbuh, frenulum lingual akan mengecil dan menipis. Pada
beberapa anak, frenulum sangat ketat, berotot atau adanya pembuluh darah yang
menyebabkan frenulum gagal mengecil dan dapat menyebabkan masalah mobilitas dari
lidah.7
penelitian membuktikan bahwa pergerakan lidah menjadi komponen mayor dari refleks
menghisap. Secara umum, fungsi dari lidah adalah untuk membantu memposisikan
payudara ibu kedalam mulut bayi pada inisiasi menyusui. Lidah akan membentuk
lekukan yang berguna menyanggah posisi dari payudara ibu. Pada saat menghisap,
ujung lidah akan terelevasi dan mengunci pengeluaran susu di depannya. Tekanan lalu
akan mulai turun ketika bagian belakang lidah jatuh ke dasar dari mulut, memungkinkan
susu untuk keluar dari puting dengan pemberian tekanan dan penghisapan.
6
Oleh karena hal ini, efektifitas menyusui sangat dipengaruhi oleh panjang dari
ujung lidah yang bebas dari frenulum, pergerakan yang bebas dari lidah, dan
fleksibilitas dari dasar mulut. Bayi dengan ankyloglossia akan mencoba menkompensasi
dengan beberapa cara, pertam mereka akan menggunakan rahang untuk meningkatkan
kompresi terhadap payudara, hal ini akan menyebabkan luka pada payudara yang
mengakibatkan penurunan dari reflex ejeksi susu, sehingga bayi akan mengkompensasi
dengan menggunakan penekanan menggunakan rahang lebih keras lagi. Selain itu, bayi
akan menggunakan bibir untuk menggantikan fungsi lidah yang tidak efektif, bibir tidak
dapat mengunci posisi dari payudara sehingga akan terjadi pelepasan berulang kali.8
Ketika anak mulai dpat berbicara dapat terjadi kesulitan berbicara, karena ujung
lidah tidak bisa naik cukup tinggi untuk membuat beberapa suara dengan jelas.
Kebersihan oral yang kurang juga dapat terjadi dikarenakan kesulitan membersihkan
bibir dan gigi dengan lidah. Masalah psikologi juga kerap kali timbul dari seorang anak
menempel dan mengisap ke payudara ibu, sehingga menyusui menjadi kurang adekuat.
Hal ini dapat dibantu dengan pemakaian botol bayi yang mempermudah penghisapan
membuat bayi lebih mudah karena posisi dan ukuran dari dot dapat disesuaikan.
Kesulitan minum dari payudara ibu juga dapat melukai puting susu ibu, sehingga terjadi
7
Terjadi perbedaan pergerakan mulut saat pemberian ASI dibandingkan
pemberian dengan botol susu. Dengan menggunakan botol susu, bayi tidak perlu
membuka mulut dengan lebar, selain itu juga tidak dibutuhkan penghisapaan yang
konstan seperti pada saat pemberian ASI dari payudra ibu. Ketika bayi dengan
lidahnya, akan terjadi refleks mengiggit menggunakan gusi. Refleks ini dapat
mencukupi kebutuhan ASI untuk bayi namun menimbulkan ketidaknyamanan pada ibu
akibat rasa sakit yang dihasilkan. Pada pemberian susu menggunakan botol, susu akan
menetes dengan sendirinya tanpa perlu usaha dari bayi, sehingga memerlukan usaha
Selain masalah kesulitan menyusu, biasanya juga terdapat ruang antara gigi
bawah depan, dikarenakan posisi dari frenulum yang akhirnya membentuk celah gigi.
Pada anak yang lebih dewasa, dapat terjadi kesulitan berbicara, karena ujung lidah tidak
bisa naik cukup tinggi untuk membuat beberapa suara dengan jelas, seperti t, d, z, s, th,
n, dan l. Kebersihan bibir yang kurang juga dapat terjadi dikarenakan kesulitan
membersihkan bibir dari debris. Selain itu juga, dapat timbul masalah kebersihan gigi
Masalah psikologi juga kerap kali timbul dari seorang anak dengan
mengucapkan beberapa kata. Selain itu, ankyloglossia juga dapat menimbulkan masalah
2.7 Diagnosa
8
Pemeriksaan fisik didapat frenulum lingual yang tebal dan pendek dan dilakukan
- Memeriksa pergerakan dari lidah dan derajat ekstensi melewati dental ridge
bagian bawah dan bibir. Elevasi lidah ke palatum saat mulut terbuka, pergerakan
ini sangat penting pada saat menyusui. Selain itu juga dilihat pergerakan lidah
- Mengkaji efisiensi dari menyusu bayi, harus terjadi sinkronasi dari menghisap,
- Menilai kelelahan dari bayi setelah menyusui dan iritabilitas. Bayi dengan
ankyloglossia biasanya akan terdpat tremor pada bibir dan rahang, serta
Pengukuran kelas dari ankyloglossia melihat dari panjangnya ujung lidah yang
bebas, penilaian dilakukan mengukur dari ujung lidah sampai frenulum yang terfiksasi
kedasar mulut. Normalnya, daerah lidah yang bebas lebih dari 16 mm. Ankyloglossia
9
2. Ujung lidah harus mampu menyapu bibir atas dan bawah mudah, tanpa
melelahkan
3. Ketika lidah ke belakang, seharusnya tidak membuat jaringan lingual pada gigi
anterior memucat
6. Frenum lingual tidak membuat diastema antara gigi seri tengah mandibula Pada
7. Frenulum seharusnya tidak mengganngu bayi untuk melekat pada puting susu
gerakan10
Selain itu metode yang baik dalam menentukan ankyloglossia dapat dilakukan
dengan metode table Hazelbaker, dimana tabel tersebut menilai penampilan dan fungsi
dari lidah. Maksimal skor dari tabel ini adalah 24, angka batasan normal adalah lebih
Ankyloglossia yang signifikan dapat disimpulkan bila skor total appearance <8 atau bila
10
Skor total
< 11 : fungsi lidah terganggu, bila dengan tata laksana perbaikan proses
11
Gambar 2. Ankyloglossia yang memerlukan frenotomi7
2.8 Terapi
frenektomi, pada sebagian penelitian di sebutkan juga bahwa frenulum yang pendek
dapat memanjang spontan seiring perjalanan usia dan penggunaan lidah dapat memberi
penarikan dan penipisan frenulum lidah. Sehingga pada ankyloglossia ringan cukup di
beriakan konsultasi laktasi yaitu pemempatan posisi dan pelekatan bayi pada saat
menyususi. Apabila ankyloglossia berat dapat dilakukan operasi z-plasty flap closure
untuk mencegah pembentukan jaringan ikat. Pada sebagaian kasus dimana frenulum
frenulum. Prosedur ini dapat dilakukan tanpa anestesi lokal, namun disarankan untuk
menggunakan anestesi topikal untuk mengkontrol rasa sakit dan kekhawatiran dari
12
Pemberian anestesi topikal pada frenulum
13
Hasil dari frenulotomi.
Pendarahan yang terjadi dapat di kontrol dengan penekanan menggunakan kassa7
Pada ankyloglossia dimana frenulum sangat tebal dan terdapat pembuluh darah
Frenektomi dilakukan pada kasus ankyloglosia dengan frenulum tebal, setelah itu
dilakukan penjahitan dengan teknik z plasty flap closure7
pembentukan jaringan ikat yang berlebih, gangguan biacara yang muncul setelah
14
operasi, glossoptosis (perubahan posisi dari lidah ke belakang yang terkadang dapat
15
BAB III
PENUTUP
lebih pendek dari normal yang disebabkan gagalnya penyusutan dari frenulum pada
masa embriologi. Hal ini akan berdampak pada kurang efektifnya bayi dalam menyedot
ASI. Apabila ankyloglossia dibiarkan, maka kesulitan dalam berbicara menjadi masalah
bagi anak tersebut dikarenakan lidah tidak dapat cukup tinggi untuk menyebutkan
beberapa huruf seperti t, d, z, s, th, n, dan l, hal ini dapat berimbas pada masalah
psikologi anak.
kriteria Kotlow dan Tabel Hazelbaker, dimana Tabel Hazelbaker menilai dari segi
penampilan dan fungsi dari lidah sedangkan Kotlow meninjau dari panjang frenulum.
Keparahan dari ankyloglossia tergantung pada derajat dan usia dari penderita itu sendiri.
Pada ankyloglossia ringan dengan selaput membran tipis indikasi untuk operasi
belum diperlukan karena kemungkinan untuk kembali normal masih dapat terjadi.
Dengan pemberian konsultasi laktasi masalah pemberian ASI yang tidak efektif dapat
teratasi. Sedangkan pada derajat yang berat dapat dilakukan frenektomi dan dilanjutkan
16
DAFTAR PUSTAKA
http://www.entnet.org/HealthInformation/Ankyloglossia.cfm]
Fraenum In Infants Using Er:YAG and 1046 Diode Lasers. European Academy of
Pediatrics Dentistry 2011; 12(2): 106-111. [diakses tanggal 23 Marer 2013 dari
http://kiddsteeth.com/articles/drkotlowarticlemay2011.pdf]
4. PubMed Health. Tongue Tie. 2012. [diakses tanggal : 21 Maret 2013 dari
www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0002606/]
6. Chaubal, Tanay V., and Mala B. Dixit. Ankyloglossia And Its Management. J
7. Kupietzky, Ari, and Eyal Botzer. Ankyloglossia in the Infant and Young Child:
8. Paul RV Jhonson. Tongue-tie – exploding the myths. Infant 2006; 2(39): 96-99.
9. Ballard, Jeanne L., and Chris E. Anner. Ankyloglossia: Assessment, Incidence, and
17
10. L. Kotlow. Ankyloglossia (tongue-tie):A diagnostic and treatment quandary.
18
LAPORAN KASUS TONGUE TIE
PENDAHULUAN
Wollance didefinisikan Tongue Tie sebagai "suatu kondisi di mana ujung lidah
tidak dapat menonjol di luar insisivus yang lebih rendah karena lidah memiliki frenulum
yang pendek. Istilah Ankyloglossia berasal dari kata Yunani "Pagkilos" (melengkung)
dan "glossa" lidah. Pada anak-anak yang lebih tua dapat menyebabkan kesulitan dalam
artikulasi berbicara karena gerakan lidah yang terbatas. Ankyloglossia dapat
mempengaruhi makan, kebersihan mulut serta beberapa efek sosial. Penyisipan
frenulum lidah di daerah papilla memiliki hubungan yang paling besar dengan resesi
gingiva. Teknik bedah untuk terapi Tongue Tie dapat diklasifikasikan menjadi tiga
prosedur. Frenotomi adalah pemotongan sederhana frenulum. Frenektomi didefinisikan
sebagai eksisi lengkap, yaitu penghapusan seluruh frenulum. Frenuloplasti melibatkan
berbagai metode untuk melepaskan Tongue Tie dan memperbaiki anatomi lidah. Dalam
artikel ini dalam kedua kasus frenektomi bedah direncanakan setelah pemeriksaan mulut
menyeluruh.
Laporan Kasus
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dilaporkan ke Departemen Pedodontik
dengan kesulitan dalam berbicara sejak lahir. Bagian THT dan Pemeriksaan fisik secara
umum normal. Pada pemeriksaan intraoral, ditemukan bahwa anak memiliki
19
ankyloglossia (Tongue Tie) (Gambar 1). Setelah mendapat persetujuan, anestesi topikal
diaplikasikan pada sisi bawah lidah dan anestesi lokal infiltrasi diinjeksi ke daerah
frenulum. Setelah anestesi bereaksi, sebuah haemostat digunakan untuk menjepit
frenulum dan melalui pembedahan dibebaskan sepanjang sisi haemostat (Gambar 2).
Setelah pembebasan frenulum lidah, bagian tepi dari sayatan yang dijahit menggunakan
silk ukuran 3-0 (Gambar 3). Hasil yang menguntungkan dari prosedur ini, langsung
terlihat jelas (Gambar 4).
Gambar 4: pasca operasi Gambar 5: Penyembuhan setelah 7 hari Gambar 6: Tindak lanjut setelah
3 bulan
menunjukkan perpanjangan lidah
20
DISKUSI
Ankyloglossia adalah sebuah kelainan perkembangan menyebabkan kesulitan
dalam artikulasi berbicara. Ankyloglossia diklasifikasikan menjadi 4 kelas berdasarkan
penilaian Kotlow sebagai berikut; Kelas I: Ankyloglossia ringan: 12-16mm, Kelas II:
ankyloglossia sedang : 8-11mm, kelas III: ankyloglossia berat: 3-7mm, kelas IV:
ankyloglossia lengkap: Kurang dari 3 mm. Pada Kelas III dan IV gerakan lidah sangat
terbatas sehingga pendekatan bedah diperlukan.
Etiologi ankyloglossia tidak diketahui. Ankyloglossia dapat menjadi bagian dari
sindrom langka seperti X-linked celah pada langit-langit dan sindrom van der Woude.
Paling sering ankyloglossia dilihat sebagai temuan pada anak yang dinyatakan normal.
Penggunaan kokain pada seoarang ibu dilaporkan meningkatkan risiko ankyloglossia
lebih dari tiga kali lipat. Insiden ankyloglossia adalah dari 0,02% sampai setinggi 4,8%
dari bayi yang baru lahir.
Latihan pasca operasi Tongue Tie dimaksudkan untuk mengembangkan gerakan
otot baru, terutama yang melibatkan elevasi lidah dan tonjolan di dalam dan di luar
mulut. Mendorong gerakan lidah terkait untuk membersihkan rongga mulut, termasuk
membersihkan bagian dalam pipi, bagian depan dan belakang gigi serta menjilati bagian
kedua bibir.
KESIMPULAN
Tongue Tie (ankyloglossia) adalah kelainan perkembangan yang dapat
menyebabkan kecacatan bicara. Frunulum lidah yang pendek harus diidentifikasi selama
tahap pengembangan anak dan harus segera diperbaiki. Kelalaian koreksi dini dapat
mengakibatkan cacat berbicara secara permanen. Hal Ini adalah peran dokter gigi anak
untuk mengidentifikasi cacat dan menciptakan kesadaran.
21