Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

Kelainan kongenital adalah suatu kelainan pada struktur maupun fungsi yang

ditemukan pada bayi ketika dilahirkan. Salah satu kelainan yang dapat terjadi pada

bagian lidah bayi adalah ankyloglossia atau yang biasanya disebut dengan tounge tie.

Kelainan ini ditandai dengan frenulum yang pendek yang dapat mengganggu gerak dari

lidah, sehingga mengakibatkan terbatanya gerakan lidah. Selain gangguan gerakan

lidah, ankyloglossia juga menyebabkan kurang efektifnya kemampuan bayi dalam

menyedot ASI yang dapat mengakibatkan gagal tumbuh dikarenakan kurangnya nutrisi

yang diasup dan juga kesulitan lain seperti anak mudah lelah, ketika menyusu serta

seringkali melukai payudara ibu.

Hasil studi epidemiologis menunjukan kejadian ankyloglossia terjadi sekitar 1,7-

4,3% pada bayi baru lahir. Mayoritas penderita ankyloglossia adalah anak laki-laki,

dengan perbandingan 3:1 dengan anak perempuan. Ankyloglossia terjadi karena

gagalnya proses apoptosis frenulum lingual dalam masa pertumbuhan yang

mengakibatkan frenulum tetap menempel dengan kuat pada bagian bawah lidah. Di lihat

dari keparahannya ankyloglossia dibagi menjadi 4 kategori, yaitu kategori 1 yaitu

ankyloglossia ringan, dengan fungsi lidah yang dapat ditoleransi, biasanya dilkukan

observasi dan diharapkan seiring dengan bertumbuhnya anak maka frenulum tersebut

diharapkan akan menyusut dengan sendirinya, sedangkan kategori 4 adalah

ankyloglossia berat dimana fungsi dari lidah sangat terganggu dimana perlu dilakukan

tindakan pembedahan untuk mengembalikan fungsi lidah.

1
Anak dengan ankyloglossia cenderung tidak dating dengan keluhan dari anak

tetapi lebih sering keluhan ibu akan adanya lecet pada puting susu dikarenakan cara

menyusu dari anak. Terapi yang diberikan pada bayi dengan ankyloglossia tidak sama

tergantung dari derajat keparahannya dan usia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ankyloglossia

Ankyloglossia atau yang dikenal sebagai tounge tie, adalah anomali kongenital

yang ditandai dengan frenulum lingual lebih pendek dari normal sehingga dapat

menggangu mobilitas dan fungsi dari lidah.1 Klasifikasi ankyloglossia adalah sebagai

berikut :

- Tipe 1 : Penempelan frenulum ke ujung lidah, 0-3 mm dari ujung lidah. Biasanya

di depan alveolar ridge pada sulcus bibir bagian bawah

- Tipe 2 : Ujung frenulum pada 2-4 mm dibelakang ujung lidah dan menempel

persis di belakang alveolar ridge

- Tipe 3 : Penempelan ke bagian tengah lidah 3-7 mm dari ujung lidah dan bagian

tengah dasar lidah, biasanya kaku dan tidak elastis

- Tipe 4 : Penempelan pada posterior lidah 10-12 mm dari ujung lidah dengan

konsistensi tebal, dan sangat tidak elastis

Dari ke empat tipe diatas, 75% kasus merupakan tipe 1 dan 2 yang biasanya

disebut dengan ankyloglossia tipe klasik. Tipe 3 dan 4 lebih jarang dan lebih sulit

divisualisasi sehingga lebih sering tidak mendapat pengobatan.2,3

2.2 Etiologi

Tidak diketahui kemungkinan ada peranan dari genetika. 1

2.3 Epidemiologi

3
Tingkat insidensi 1,7-4.3% pada bayi baru lahir dan prevalensi pria: wanita

adalah 3:1. Pada beberapa kasus, ankyloglossia berhubungan dengan beberapa sindrom

seperti X-linked cleft palate syndrome, Kindler syndrome, van der Woude syndrome,

and Opitz syndrome.4 Sebagian besar kasus ankyloglossia tidak berhubungan dengan

sindrom-sindrom tertentu. Selain itu, penelitian membuktikan bahwa kasus

ankyloglossia meningkat prevalensinya pada ibu yang mengkonsumsi kokain.

2.4 Embriologi

Lidah mulai terbentuk pada minggu ke 4 saat gestasi. Lidah berkembang dari

lengkung faring 1,2, dan 3 dan 4. Bagian anterior lidah berkembang dari lengkung

faring 1 yang merupakan proliferasi dari mesenkim yang akan membentuk 3

pembengkakan lingual, 2 pembengkakan lateral lingul dan 1 tuberculum impar dari

processus mandibular. Kedua pembengkakan lateral lingual akan membesar dan

menjadi satu dan menutupi tuberculum impar. 1/3 dari bagian posterior dibentuk dari

fusi dari lengkung faring 2 dan 3, sedangkan 2/3 sisanya dibentuk dari lengkung faring
4
.

Sulkus yang berbentuk U akan berkembang di depan dan di sebelah kiri dan

kanan sehingga memberikan kebebasan lidah untuk berkembang, kecuali pada regio

frenulum lingual. Pada daerah ini lidah tetap menempel. Seiring dengan pertumbuhan

lidah, sel frenulum mengalami apoptosis, menjauhi ujung lidah, sehingga meningkatkan

mobilitas dari lidah.5 Kegagalan dari tahap ini akan menyebabkan terjadinya tongue tie

atau ankyloglossia.6

4
Development of the tongue

1. Lateral lingual swelling


2. Tuberculum impar
3. Foramen cecum
4. Copula
5. Eppiglottal swelling
6. Laryngeal orifice
7. Arytenoid swellings
8. Pharyngeal arches

Development of the tongue

1. Body of tongue
2. Terminal sulcus
3. Foramen cecum
4. Root of tongue
5. Palatine tonsil
6. Laryngeal orifice
7. Arytenoid swellings
8. Epiglottis

5
Gambar 1. Embriologi Lidah (Sumber dari : Chronolab : Atlas Of Human Embriology)

2.5 Patofisiologi

Sebelum lahir, frenulum lingual memandu perkembangan struktur mulut agar

tetap berada di tengah. Setelah lahir, frenulum lingual terus memandu posisi gigi yang

akan tumbuh. Ketika kita tumbuh, frenulum lingual akan mengecil dan menipis. Pada

beberapa anak, frenulum sangat ketat, berotot atau adanya pembuluh darah yang

menyebabkan frenulum gagal mengecil dan dapat menyebabkan masalah mobilitas dari

lidah.7

Kejadian ankyloglossia dapat menyebabkan kesulitan pada saat pemberian ASI,

penelitian membuktikan bahwa pergerakan lidah menjadi komponen mayor dari refleks

menghisap. Secara umum, fungsi dari lidah adalah untuk membantu memposisikan

payudara ibu kedalam mulut bayi pada inisiasi menyusui. Lidah akan membentuk

lekukan yang berguna menyanggah posisi dari payudara ibu. Pada saat menghisap,

ujung lidah akan terelevasi dan mengunci pengeluaran susu di depannya. Tekanan lalu

akan mulai turun ketika bagian belakang lidah jatuh ke dasar dari mulut, memungkinkan

susu untuk keluar dari puting dengan pemberian tekanan dan penghisapan.

6
Oleh karena hal ini, efektifitas menyusui sangat dipengaruhi oleh panjang dari

ujung lidah yang bebas dari frenulum, pergerakan yang bebas dari lidah, dan

fleksibilitas dari dasar mulut. Bayi dengan ankyloglossia akan mencoba menkompensasi

dengan beberapa cara, pertam mereka akan menggunakan rahang untuk meningkatkan

kompresi terhadap payudara, hal ini akan menyebabkan luka pada payudara yang

mengakibatkan penurunan dari reflex ejeksi susu, sehingga bayi akan mengkompensasi

dengan menggunakan penekanan menggunakan rahang lebih keras lagi. Selain itu, bayi

akan menggunakan bibir untuk menggantikan fungsi lidah yang tidak efektif, bibir tidak

dapat mengunci posisi dari payudara sehingga akan terjadi pelepasan berulang kali.8

Ketika anak mulai dpat berbicara dapat terjadi kesulitan berbicara, karena ujung

lidah tidak bisa naik cukup tinggi untuk membuat beberapa suara dengan jelas.

Kebersihan oral yang kurang juga dapat terjadi dikarenakan kesulitan membersihkan

bibir dan gigi dengan lidah. Masalah psikologi juga kerap kali timbul dari seorang anak

dengan ankyloglossia, mereka cenderung dilecehkan oleh teman sebayanya karena

kesulitan mengucapkan beberapa kata.7

2.6 Manifestasi Klinis

Pada ankyloglossia, dapat terjadi beberapa keterbatasan, antara lain kesulitan

menempel dan mengisap ke payudara ibu, sehingga menyusui menjadi kurang adekuat.

Hal ini dapat dibantu dengan pemakaian botol bayi yang mempermudah penghisapan

sehingga dapat menyelesaikan masalah kesulitan minum. Penggunaan botol susu

membuat bayi lebih mudah karena posisi dan ukuran dari dot dapat disesuaikan.

Kesulitan minum dari payudara ibu juga dapat melukai puting susu ibu, sehingga terjadi

lecet pada payudara ibu.

7
Terjadi perbedaan pergerakan mulut saat pemberian ASI dibandingkan

pemberian dengan botol susu. Dengan menggunakan botol susu, bayi tidak perlu

membuka mulut dengan lebar, selain itu juga tidak dibutuhkan penghisapaan yang

konstan seperti pada saat pemberian ASI dari payudra ibu. Ketika bayi dengan

ankyloglossia tidak dapat memfiksasi bagian bawah payudara ibu menggunakan

lidahnya, akan terjadi refleks mengiggit menggunakan gusi. Refleks ini dapat

mencukupi kebutuhan ASI untuk bayi namun menimbulkan ketidaknyamanan pada ibu

akibat rasa sakit yang dihasilkan. Pada pemberian susu menggunakan botol, susu akan

menetes dengan sendirinya tanpa perlu usaha dari bayi, sehingga memerlukan usaha

dari otot lidah yang lebih sedikit.2

Selain masalah kesulitan menyusu, biasanya juga terdapat ruang antara gigi

bawah depan, dikarenakan posisi dari frenulum yang akhirnya membentuk celah gigi.

Pada anak yang lebih dewasa, dapat terjadi kesulitan berbicara, karena ujung lidah tidak

bisa naik cukup tinggi untuk membuat beberapa suara dengan jelas, seperti t, d, z, s, th,

n, dan l. Kebersihan bibir yang kurang juga dapat terjadi dikarenakan kesulitan

membersihkan bibir dari debris. Selain itu juga, dapat timbul masalah kebersihan gigi

karena kesulitan pembersihan menggunakan lidah.

Masalah psikologi juga kerap kali timbul dari seorang anak dengan

ankyloglossia, mereka cenderung dilecehkan oleh teman sebayanya karena kesulitan

mengucapkan beberapa kata. Selain itu, ankyloglossia juga dapat menimbulkan masalah

sosial seperti ketidakmampuan berkomunikasi dengan baik, ketidakmampuan bermain

alat musik tiup. 4,6,7,9

2.7 Diagnosa

8
Pemeriksaan fisik didapat frenulum lingual yang tebal dan pendek dan dilakukan

pemeriksaan fisik serta observasi saat pemberian ASI perlu dilakukan :

- Memeriksa pergerakan dari lidah dan derajat ekstensi melewati dental ridge

bagian bawah dan bibir. Elevasi lidah ke palatum saat mulut terbuka, pergerakan

ini sangat penting pada saat menyusui. Selain itu juga dilihat pergerakan lidah

dari sudut bibir ke sudut lainnya.

- Melakukan penimbangan berat badan sebelum dan setelah menyusui untuk

melihat apakah bayi menyusu dengan adekuat

- Mengkaji efisiensi dari menyusu bayi, harus terjadi sinkronasi dari menghisap,

menelan dan bernafas.

- Menilai kelelahan dari bayi setelah menyusui dan iritabilitas. Bayi dengan

ankyloglossia biasanya akan terdpat tremor pada bibir dan rahang, serta

memerlukan penyapihan yang berkali-kali dlam waktu yang sempit

- Mencari kelainan lain yang terjadi bersamaan dengan ankyloglossia.2

Pengukuran kelas dari ankyloglossia melihat dari panjangnya ujung lidah yang

bebas, penilaian dilakukan mengukur dari ujung lidah sampai frenulum yang terfiksasi

kedasar mulut. Normalnya, daerah lidah yang bebas lebih dari 16 mm. Ankyloglossia

dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelas berdasarkan penilaian Kotlow sebagai berikut :

- Kelas I: Ankyloglossia ringan: 12 sampai 16 mm

- Kelas II : Ankyloglossia sedang: 8 sampai 11 mm

- Kelas III: Ankyloglossia berat: 3 sampai 7 mm

- Kelas IV : Ankyloglossia sempurna : kurang dari 3 mm.

Klasifikasi berdasarkan fungsi:

1. Ujung lidah harus dapat menonjol di luar mulut tanpa menekuk

9
2. Ujung lidah harus mampu menyapu bibir atas dan bawah mudah, tanpa

melelahkan

3. Ketika lidah ke belakang, seharusnya tidak membuat jaringan lingual pada gigi

anterior memucat

4. Lidah tidak memberi tekanan berlebihan pada anterior mandibula

5. Frenulum lingual harus memungkinkan menelan normal

6. Frenum lingual tidak membuat diastema antara gigi seri tengah mandibula Pada

bayi, bagian bawah lidah seharusnya tidak mengalami abrasi

7. Frenulum seharusnya tidak mengganngu bayi untuk melekat pada puting susu

ibu saat menyusui.

8. Anak-anak tidak menunjukkan kesulitan berbicara terkait dengan keterbatasan

gerakan10

Selain itu metode yang baik dalam menentukan ankyloglossia dapat dilakukan

dengan metode table Hazelbaker, dimana tabel tersebut menilai penampilan dan fungsi

dari lidah. Maksimal skor dari tabel ini adalah 24, angka batasan normal adalah lebih

dari 14 sedangkan bila kurang dari 8 perlu diindikasikan untuk frenotomi.

Ankyloglossia yang signifikan dapat disimpulkan bila skor total appearance <8 atau bila

skor total function <11

10
Skor total

≥14 : fungsi lidah sempurna

≥ 11 – 13 : fungsi lidah dapat diterima, tidak perlu tindakan apapun

< 11 : fungsi lidah terganggu, bila dengan tata laksana perbaikan proses

menyusui tidak membantu, frenotomi dapat dipikirkan

<8 : frenotomi (pemotongan tali lidah) perlu segera dilakukan. 5,6,7

11
Gambar 2. Ankyloglossia yang memerlukan frenotomi7

2.8 Terapi

Apabila ankyloglossia ringan belum diperlukan terapi signifikan seperti

frenektomi, pada sebagian penelitian di sebutkan juga bahwa frenulum yang pendek

dapat memanjang spontan seiring perjalanan usia dan penggunaan lidah dapat memberi

penarikan dan penipisan frenulum lidah. Sehingga pada ankyloglossia ringan cukup di

beriakan konsultasi laktasi yaitu pemempatan posisi dan pelekatan bayi pada saat

menyususi. Apabila ankyloglossia berat dapat dilakukan operasi z-plasty flap closure

untuk mencegah pembentukan jaringan ikat. Pada sebagaian kasus dimana frenulum

berbentuk tipis dapat dilakukan frenotomi.

Frenotomi merupakan sebuah prosedur penguntingan dan pemisahan dari

frenulum. Prosedur ini dapat dilakukan tanpa anestesi lokal, namun disarankan untuk

menggunakan anestesi topikal untuk mengkontrol rasa sakit dan kekhawatiran dari

orang tua. Berikut adalah gambar dari prosedur frenotomi:

12
Pemberian anestesi topikal pada frenulum

Frenulum dipisahkan dengan menggunakan gunting berujung tumpul steril pada


bagian yang tertipis di atas saluran kelenjar ludah submandibula7

Hasil post operasi setelah dilakukan pemisahan7

13
Hasil dari frenulotomi.
Pendarahan yang terjadi dapat di kontrol dengan penekanan menggunakan kassa7

Pada ankyloglossia dimana frenulum sangat tebal dan terdapat pembuluh darah

sehingga meningkatkan resiko pendarahan, maka dilakukan prosedur frenektomi. Selain

itu juga dibutuhkan terapi bicara.

Berikut adalah prosedur dilakukannya frenektomi :

Frenektomi dilakukan pada kasus ankyloglosia dengan frenulum tebal, setelah itu
dilakukan penjahitan dengan teknik z plasty flap closure7

Komplikasi dari terapi invasif seperti frenotomi dan frenektomi dapat

menyebabkan infeksi, perdarahan masif, ankyloglossia rekuren yang disebakan

pembentukan jaringan ikat yang berlebih, gangguan biacara yang muncul setelah

14
operasi, glossoptosis (perubahan posisi dari lidah ke belakang yang terkadang dapat

menutup jalan nafas dikarenakan mobilitas lidah yang berlebihan7,9

15
BAB III

PENUTUP

Ankyloglossia adalah kelainan kongenital yang dikarenakan frenullum lingual

lebih pendek dari normal yang disebabkan gagalnya penyusutan dari frenulum pada

masa embriologi. Hal ini akan berdampak pada kurang efektifnya bayi dalam menyedot

ASI. Apabila ankyloglossia dibiarkan, maka kesulitan dalam berbicara menjadi masalah

bagi anak tersebut dikarenakan lidah tidak dapat cukup tinggi untuk menyebutkan

beberapa huruf seperti t, d, z, s, th, n, dan l, hal ini dapat berimbas pada masalah

psikologi anak.

Tingkat keparahan dari ankyloglossia dapat di ukur dengan menggunakan

kriteria Kotlow dan Tabel Hazelbaker, dimana Tabel Hazelbaker menilai dari segi

penampilan dan fungsi dari lidah sedangkan Kotlow meninjau dari panjang frenulum.

Keparahan dari ankyloglossia tergantung pada derajat dan usia dari penderita itu sendiri.

Pada ankyloglossia ringan dengan selaput membran tipis indikasi untuk operasi

belum diperlukan karena kemungkinan untuk kembali normal masih dapat terjadi.

Dengan pemberian konsultasi laktasi masalah pemberian ASI yang tidak efektif dapat

teratasi. Sedangkan pada derajat yang berat dapat dilakukan frenektomi dan dilanjutkan

dengan terapi berbicara.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. American Academy Of Otolaryngology – Head And Neck Surgery. Fact Sheet :

Tongue Tie (Ankyloglossia). 2012. [diakses tamggal : 20 Maret 2013 dari

http://www.entnet.org/HealthInformation/Ankyloglossia.cfm]

2. Elizabeth Coryllos. Congenital Tongue Tie And Its Impact On Breastfeeding,

Breastfeeding Best For Baby And Mother . 21 October 2004: 1-4.

3. L. Kotlow. Diagnosis And Treatment of Ankyloglossia And Tied Maxillary

Fraenum In Infants Using Er:YAG and 1046 Diode Lasers. European Academy of

Pediatrics Dentistry 2011; 12(2): 106-111. [diakses tanggal 23 Marer 2013 dari

http://kiddsteeth.com/articles/drkotlowarticlemay2011.pdf]

4. PubMed Health. Tongue Tie. 2012. [diakses tanggal : 21 Maret 2013 dari

www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0002606/]

5. Emedicine Medscape. Head and Neck Embriology. 2013.[diakses tanggal 20 Maret

2013 dari http://emedicine.medscape.com/article/1289057-overview#a3

6. Chaubal, Tanay V., and Mala B. Dixit. Ankyloglossia And Its Management. J

Indian Soc Periodonto 15.3 (2011): 270-72.

7. Kupietzky, Ari, and Eyal Botzer. Ankyloglossia in the Infant and Young Child:

Clinical Suggestions for Diagnosis and Management. Hebrew University-Hadassah

School of Dental Medicine (2004).

8. Paul RV Jhonson. Tongue-tie – exploding the myths. Infant 2006; 2(39): 96-99.

9. Ballard, Jeanne L., and Chris E. Anner. Ankyloglossia: Assessment, Incidence, and

Effect of Frenuloplasty on the breast feeding dyad. Pediatrics 110.e63 (2002): 63

17
10. L. Kotlow. Ankyloglossia (tongue-tie):A diagnostic and treatment quandary.

Quintessence International 1999; 30: 259-262.

18
LAPORAN KASUS TONGUE TIE

Ankyloglossia atau Tongue Tie adalah kelainan kongenital yang menghasilkan


frenulumm lingual yang pendek dan kencang. Kesulitan utama pada kelainan ini adalah
nyeri saat ngedot dan trauma, kesulitan dalam bayi melekatkan ke bagian payudara, dan
mengisap tidak teratur. Masalah ini menyebabkan penghentian lebih awal menyusui,
memperlambat kenaikan berat badan dan menyebabkan dehidrasi hipernatramik pada
anak-anak. Pada anak-anak yang lebih tua dapat menyebabkan kesulitan dalam
berbicara. Hal ini terutama disebabkan karena gerakan lidah yang terbatas. Pada artikel
ini melaporkan penderita usia 8 dengan keluhan kesulitan dalam berbicara karena
Tongue Tie, sehingga mereka menjalani prosedur frenektomi lingual di bawah anestesi
lokal.

PENDAHULUAN
Wollance didefinisikan Tongue Tie sebagai "suatu kondisi di mana ujung lidah
tidak dapat menonjol di luar insisivus yang lebih rendah karena lidah memiliki frenulum
yang pendek. Istilah Ankyloglossia berasal dari kata Yunani "Pagkilos" (melengkung)
dan "glossa" lidah. Pada anak-anak yang lebih tua dapat menyebabkan kesulitan dalam
artikulasi berbicara karena gerakan lidah yang terbatas. Ankyloglossia dapat
mempengaruhi makan, kebersihan mulut serta beberapa efek sosial. Penyisipan
frenulum lidah di daerah papilla memiliki hubungan yang paling besar dengan resesi
gingiva. Teknik bedah untuk terapi Tongue Tie dapat diklasifikasikan menjadi tiga
prosedur. Frenotomi adalah pemotongan sederhana frenulum. Frenektomi didefinisikan
sebagai eksisi lengkap, yaitu penghapusan seluruh frenulum. Frenuloplasti melibatkan
berbagai metode untuk melepaskan Tongue Tie dan memperbaiki anatomi lidah. Dalam
artikel ini dalam kedua kasus frenektomi bedah direncanakan setelah pemeriksaan mulut
menyeluruh.

Laporan Kasus
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun dilaporkan ke Departemen Pedodontik
dengan kesulitan dalam berbicara sejak lahir. Bagian THT dan Pemeriksaan fisik secara
umum normal. Pada pemeriksaan intraoral, ditemukan bahwa anak memiliki

19
ankyloglossia (Tongue Tie) (Gambar 1). Setelah mendapat persetujuan, anestesi topikal
diaplikasikan pada sisi bawah lidah dan anestesi lokal infiltrasi diinjeksi ke daerah
frenulum. Setelah anestesi bereaksi, sebuah haemostat digunakan untuk menjepit
frenulum dan melalui pembedahan dibebaskan sepanjang sisi haemostat (Gambar 2).
Setelah pembebasan frenulum lidah, bagian tepi dari sayatan yang dijahit menggunakan
silk ukuran 3-0 (Gambar 3). Hasil yang menguntungkan dari prosedur ini, langsung
terlihat jelas (Gambar 4).

Instruksi pascaoperasi diberikan bersamaan pemberian obat anti inflamasi non


steroid selama 3 hari. Jahitan dilepaskan setelah seminggu setelah pembedahan
(Gambar 5). Periode pasca operasi tersebut lancar. Latihan berikut disarankan: 1)
Regangkan lidah ke arah hidung, kemudian ke bawah menuju dagu dan ulangi, 2) Buka
mulut secara luas dan menyentuh bagian depan gigi yang besar dengan lidah dengan
kondisi mulut tetap terbuka, 3) Tutup mulut dan lidah disodokan ke pipi kiri dan kanan
untuk membuat benjolan selama 3 sampai 5 menit kemudian julurkan lidah kedepan,
sekali atau dua kali sehari selama 3 atau 4 minggu pasca operasi. Kontrol berikutnya, 3
minggu setelah operasi menunjukkan pasien sangat puas dengan peningkatan tonjolan
lidah dan dapat bicara normal (Gambar 6).

Gambar 1: Pre-operative Gambar 2: Penempatan Incisi Gambar 3: Penempatan


Jahitan

Gambar 4: pasca operasi Gambar 5: Penyembuhan setelah 7 hari Gambar 6: Tindak lanjut setelah
3 bulan
menunjukkan perpanjangan lidah

20
DISKUSI
Ankyloglossia adalah sebuah kelainan perkembangan menyebabkan kesulitan
dalam artikulasi berbicara. Ankyloglossia diklasifikasikan menjadi 4 kelas berdasarkan
penilaian Kotlow sebagai berikut; Kelas I: Ankyloglossia ringan: 12-16mm, Kelas II:
ankyloglossia sedang : 8-11mm, kelas III: ankyloglossia berat: 3-7mm, kelas IV:
ankyloglossia lengkap: Kurang dari 3 mm. Pada Kelas III dan IV gerakan lidah sangat
terbatas sehingga pendekatan bedah diperlukan.
Etiologi ankyloglossia tidak diketahui. Ankyloglossia dapat menjadi bagian dari
sindrom langka seperti X-linked celah pada langit-langit dan sindrom van der Woude.
Paling sering ankyloglossia dilihat sebagai temuan pada anak yang dinyatakan normal.
Penggunaan kokain pada seoarang ibu dilaporkan meningkatkan risiko ankyloglossia
lebih dari tiga kali lipat. Insiden ankyloglossia adalah dari 0,02% sampai setinggi 4,8%
dari bayi yang baru lahir.
Latihan pasca operasi Tongue Tie dimaksudkan untuk mengembangkan gerakan
otot baru, terutama yang melibatkan elevasi lidah dan tonjolan di dalam dan di luar
mulut. Mendorong gerakan lidah terkait untuk membersihkan rongga mulut, termasuk
membersihkan bagian dalam pipi, bagian depan dan belakang gigi serta menjilati bagian
kedua bibir.

KESIMPULAN
Tongue Tie (ankyloglossia) adalah kelainan perkembangan yang dapat
menyebabkan kecacatan bicara. Frunulum lidah yang pendek harus diidentifikasi selama
tahap pengembangan anak dan harus segera diperbaiki. Kelalaian koreksi dini dapat
mengakibatkan cacat berbicara secara permanen. Hal Ini adalah peran dokter gigi anak
untuk mengidentifikasi cacat dan menciptakan kesadaran.

21

Anda mungkin juga menyukai