ANKYLOGLOSSIA
ABSTRACT
The tongue is one of the important organs in the body that has many functions. The
tongue can have anomalies in the form of genetic developmental abnormalities and
environmental. Ankyloglossia is defined as a developmental anomaly of the tongue
characterized by an abnormally short, thick lingual frenulum resulting in limitation of tongue
movement or in simple terms, tongue tie. It causes abnormal speech, malocclusion and
inability to swallow the food which could entail difficulty in normal life activity of an
individual
This case reflection discusses the case of ankyloglossia or tongue tie in a 5 year old male
child who came to the dental health department of Sartika Asih Hospital in Bandung.
Keywords: Ankyloglossia, lingual frenulum, frenotomy, frenectomy
ABSTRAK
Lidah merupakan salah satu organ penting pada tubuh yang memiliki banyak fungsi.
Lidah dapat mengalami anomali berupa kelainan perkembangan genetik dan eviromental.
Ankyloglossia didefinisikan sebagai anomali berupa kelainan perkembangan lidah ditandai
dengan frenulum lingual yang pendek, tebal abnormal sehingga membatasi pergerakan lidah,
disebut juga tongue tie. Dapat menyebabkan kesulitan bicara, maloklusi dan
ketidakmampuan untuk menelan makanan yang mempengaruhi aktivitas normal seorang
individu.
Refleksi kasus ini membahas kasus ankyloglossia atau tongue tie pada pasien anak laki –
laki berusia 5 tahun yang dapat ke Poli Gigi Rumah Sakit Sartika Asih Bandung
Kata kunci : Ankyloglossia, frenulum lingual, frenotomi, frenektomi
1
2
PENDAHULUAN
Lidah merupakan salah satu organ penting pada tubuh manusia yang memiliki
banyak fungsi. Lidah memiliki peran dalam proses pencernaan, menghisap, menelan,
persepsi rasa, bicara, respirasi, dan perkembangan rahang. Lidah dapat mengalami
yang pendek, tebal abnormal sehingga membatasi pergerakan lidah, disebut juga
Tongue tie terjadi pada 0,02 - 4,48% anak, lebih sering mengenai anak laki - laki
dari pada perempuan. Tongue tie dapat menyebabkan beragam kelainan fungsional
yang mempengaruhi aktivitas normal seorang individu.1 Refleksi kasus ini membahas
kasus ankyloglossia atau tongue tie pada pasien anak laki-laki berusia 5 tahun yang
I. DESKRIPSI PASIEN
Data Umum
Agama : Islam
Keluhan utama
Seorang pasien anak laki –laki, berusia 5 tahun bersama kedua orangtuanya,
datang ke Poli Gigi Rumah sakit Sartika Asih Bandung dengan keluhan lidahya
Anamnesis
Ibu pasien menyadari saat anaknya berusia 1 tahun kurang mampu berbicara
seperti anak – anak lain. Pasien kesulitan mengucapkan beberapa penggalan kata
sehingga apa yang diucapkan sering terdengar tidak jelas seakan cadel hingga saat
ini. Terkadang juga pasien susah makan karena mengaku sulit dan mengeluh
lidahnya tidak bebas digerakkan. Tidak ada keluhan adanya gangguan tumbuh
kembang. Dari riwayat keluarga tidak ada anggota keluarga lain yang memiliki
kelainan serupa.
4
Foto Intraotral
1. Frenulum Lingualis
3. Etiologi Ankyloglossia
4. Klasifikasi Ankyloglossia
5. Frenotomi
6. Frenektomi
ke dasar rongga mulut dan tulang mandibular. Frenulum lingualis terbentuk dari
jaringan ikat fibrosa yang padat dan serat superior dari otot genioglossus. Frenulum
lingualis bermigrasi menuju posisi sentral untuk menempati posisi definitif seiring
dengan pertumbuhan dan perkembangan tulang dan erupsi gigi. Ketika frenulum
lingualis tebal, kencang, atau perlekatan dari lidah terbatas dapat mengakibatkan
ankyloglossia.2,3
Lidah adalah salah satu organ yang ditutupi oleh lapisan pelindung dari epitel
skuamosa berlapis. Lidah memiliki peran yang penting dalam proses penelanan,
pengecapan dan bicara. Beberapa kondisi yang dijumpai pada lidah termasuk
kedalam istilah “anomali lidah”. Salah satu anomali lidah adalah ankyloglossia.
Ankyloglossia berasal dari bahaya Yunani yaitu angkylos “tidak lurus, glossia
Wallace 1960 mendefinisikan tongue tie sebagai kondisi dimana ujung lidah tidak
dapat dijulurkan melewati gigi insisivus rahang bawah dikarenakan frenulum lingual
yang pendek. Insidensi tongue tie bervariasi dari 0.2 – 5 %. Tongue tie terjadi pada
0,02 - 4,48% anak, lebih sering mengenai anak laki - laki dari pada perempuan
huruf atau konsonan suara t, d, l, j, ch, dg, th, s, r, z, zh), mastikasi, menyusui untuk
bayi, kebersihan mulut dan lingkungan sosial. Ankyloglossia yang sudah parah sering
gingiva disekitar gigi insisivus sentral rahang bawah atau diastema karena adanya
tegangan akibat tarikan jaringan dibelakang insisivus mandibula, fungsi lidah yang
7
abnormal pada saat menelan, kesulitan saat makan atau minum, kesulitan dalam
menjilat makanan seperti es krim, kesulitan menjulurkan lidah sehingga tidak dapat
membersihkan makanan yang berada di palatal atau sulkus labiobukal, dan dapat
Gambaran klinis ankyloglossia dapat terlihat pada beberapa sindrom seperti Smith
tidak memadai selama diferensiasi prenatal lidah dari dasar mulut. Ankyloglossia
dapat terisolasi atau terjadi dengan defek midline lainnya. Sel yang berikatan pada
lidah dengan dasar mulut normalnya mundur dari anterior ke posterior, meninggalkan
sisa perlekatan kecil yang disebut frenulum lingualis. Frenulum lingualis adalah
perpanjangan mukosa oral ke lidah yang sedikit tervaskularisasi dan terinervasi pada
saat lahir. Jika frenulum lingualis terlalu kaku, pendek, tidak mampu bergerak
mundur dan maju di sepanjang lidah atau terletak terlalu dekat dengan batas gingiva
karena pendeknya otot genioglosus yang membatasi gerak dari lidah. Adanya
malformasi kongenital pada rongga mulut, termasuk pada dasar mulut diduga menjadi
pada proses embriogenesis atau sebagai hasil dari kerusakan perkembangan embrio
mutasi pada gen yang mengkode transkripsi faktor TBX22. Malformasi kongenital ini
parsial.8,9
berdasarkan jarak insersi frenum lingual ke ujung lidah. 5 Jarak normal lidah bebas
sekitar >16mm.
1. Ankyloglossia Ringan
2. Ankyloglossia Moderat
3. Ankyloglossia Sempurna
Pada Ankyloglossia Sempurna ini, jaringan ikat lebih tebal dan berada
pada
ujung lidah.
Menurut Dr. Aini, Ankyloglossia atau Tongue tie dapat dibagi menjadi 4 tipe:11
3. Tipe 3 : frenulum terikat di tengah lidah dan biasanya kuat dan kurang
elastis,
4. Tipe 4 : frenulum terikat di pangkal lidah, namun tebal dan tidak elastis
III.5 Frenotomi
kemudian lokal anestesi. Dengan gunting yang tajam frenulum lingualis digunting
pada perlekatannya antara lidah dan dasar mulut +1 cm panjangnya. Insisi ini dijahit
pada perlekatan yang baru. Kadang-kadang tidak perlu dijahit, cukup diberi tampon
Frenotomi merupakan prosedur bedah yang aman, sederhana, serta efektif untuk
dilakukan pada usia 12 bulan hingga 3-4 tahun. Dapat meningkatkan kenyamanan,
efektivitas, dan kemudahan dalam menyusui. Anestesi topikal yang sering digunakan
adalah benzocaine yang diusapkan pada bagian frenulum dengan kapas. Perdarahan
dan traumatik yang dialami pada proses ini sangatlah minimal. Dapat diberikan
III.6 Frenektomi
inflamasi gingiva dan poket, diastema sentral, resesi gingiva dan gangguan pada
pemeliharaan oral hygiene, mengganggu adaptasi dan stabilisasi dari gigi tiruan.
sistemik seperti diabetes melitus dan hemofilia serta faktor psikologis pasien yang
tidak baik.
diperlukan bila perbaikan meliputi daerah yang luas atau jika diperlukan reposisi otot.
Pada anak-anak diberikan obat sedative seperti Versed (midazolam) atau choral
hydrate dan Vistarik (hydroxyzine), dikombinasi dengan nitrat oksida atau bahan
diretraksi ke atas posterior dengan menarik suture pada ujung lidah. Frenulum
hemostat, lurus paralel dengan dasar mulut. Bagian jaringan yang dijepit dieksisi
permukaan bawah lidah ke dasar mulut dicapai. Diseksi tersebut akan menghasilkan
13
suatu luka di permukaan bawah lidah dan di dasar mulut, meluas ke papilla salivaris.
Kerusakan ditutup dengan dua atau 3 jahitan simpel interrupted dengan 3-0 catgut
lebih spesifik, setelah meretraksi lidah, frenulum diinsisi dengan insisi yang terpusat
pada area perlekatan lingual dan di sisi yang lain. Setelah frenulum dikurangi dan
lidah terlepas, lidah diretraksi ke atas dan belakang untuk memfasilitasi pemindahan
sandaran (adaptasi) frenulum. Setelah itu, tepi luka dijahit. Prosedur bedah harus
dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari injuri karena letak frenulum dekat
Laser Frenectomy
bedah frenektomi dengan laser adalah tercapainya operasi yang tepat dan bersih tanpa
darah, dan waktu operasi yang lebih pendek. Laser CO2 menguapkan jaringan dan
dari pembuluh superfisial. Selain itu, penjahitan tidak diperlukan, karena luka
dibiarkan terbuka dan sembuh karena produksi jaringan granulasi dan reepitalisasi
Tongue tie surgery merupakan prosedur bedah yang aman dan jarang sekali
menimbulkan komplikasi. Komplikasi ringan merupakan rasa nyeri pasca bedah yang
prognosis terapi sangat baik dimana bayi tersebut akan menunjukkan kemampuan
Komplikasi :
16
hemoragi dan lidah dapat menjadi terlalu mobil sehingga tertelan dan
menyebabkan asfiksia.
Infeksi juga sering terjadi pada basis lidah dengan terbentuknya ulser besar
Nyeri
Perdarahan
Pembengkakan
Febris/Demam
Prognosis :
dan usia pasien, tetapi secara umum prognosis dari prosedur frenotomi yang tidak
mengalami komplikasi adalah cukup baik. Umumnya, jarang sekali terjadi komplikasi
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Darshan HE, Pavithra PM. Tongue tie: From confusion to clarity-A review. Int
J DentClin 2011; 3(1):48-51.
9. Mueller DT, Callanan VP, 2007, Congenital malformations of the oral cavity,
Otolaryngol Clin North Am., 40(1):141
10. Horton, Charles E., et al. 1963. “Tongue-Tie.” Medical Journal. American
Cleft Palata Association, Chicago.
11. Aini, Dr. 2008. “Tounge Tie (Lidah Pendek).” Kemang Medical
Care.http://www.kemangmedicalcare.com/kmc-tips/tips-anak/675-tounge-
tielidah-pendek.html.
12. Tjiptono TR, Harahap S, Arnus S, Osmani S. 1989. Ilmu Bedah Mulut edisi 5.
Medan: Cahaya Sukma. 198-200.
19
13. Coryllos, E., 2004, Congenital Tongue-tie and Its Impact on Breastfeeding,
http://www.aap.org/breastfeeding/files/pdf/bbm-8-27%20Newsletter.pdf,
19/12/11
14. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4072276/
15. Peterson LJ, Ellis E, Hupp JR, Tucker MR, Contemporary oral and
maxillofacial surgery, Elsevier, India, 2003; 527-59
17. P. Viraparaia, J.M White RMV. CO2 Laser: Evidance Based Applications in
Dentistry