Anda di halaman 1dari 2

Neonatal Teeth

Definisi
Menurut Massler dan Savara (1950 dalam Cunha, et al., 2001), neonatal teeth adalah gigi yang erupsi selama 30 hari
sejak kelahiran.

Etiologi
Etiologi dari neonatal teeth ini sebenarnya masih belum dapt diketahui. Para peneliti mengatakan bahwa beberapa
faktor berikut berhubungan dengan terjadinya neonatal teeth (Anegundi, et al., 2002) :

a. Keturunan (gen dominan keluarga)


b. Posisi benih yang superfisial atau dekat dengan permukaan
c. Gangguan kelenjar endokrin
d. Aktivitas osteoblast pada area benih gigi
e. Infeksi atau malnutrisi
f. Percepatan erupsi gigi oleh demam atau stimulasi hormon
g. Hipovitaminosis

Klasifikasi
Hebling (1997 dalam Anegundi, et al., 2002) mengklasifikasikan natal dan neonatal gigi menjadi 4 kategori klinis:

a. Struktur mahkota mirip cangkang yang terikat secara longgar ke alveolus oleh jaringan gingiva, tanpa akar.
b. Mahkota padat yang terikat secara longgar ke alveolus oleh jaringan gingiva, sedikit atau tanpa akar;
c. Erupsi ujung insisal mahkota melalui jaringan gingiva;
d. Pembengkakan jaringan gingiva dengan tidak erupsi tetapi teraba gigi.
Spoug dan Feasby (1966 dalam Rao and Mathad, 2009) menyatakan bahwa secara klinis, gigi natal dan neonatal
diklasifikasikan menurut tingkat kematangannya
a. Gigi natal atau gigi neonatal yang matur adalah gigi yang hampir atau sepenuhnya berkembang dan
memiliki prognosis yang relatif baik untuk pemeliharaan.
b. Gigi natal atau gigi neonatal yang tidak matur adalah gigi dengan struktur yang tidak lengkap atau di bawah
standar dan memiliki prognosis yang buruk.

Manifestasi klinis- oral


Gambaran klinis natal teeth dan neonatal teeth sering dijumpai dengan ukuran dan bentuk yang normal, tetapi
beberapa kasus ada yang menunjukkan ukuran yang lebih kecil dari gigi sulung, bentuk konikal, warna kuning hingga
kecoklatan disertai hipoplasia email dan dentin serta kurangnya atau tidak ada perkembangan akar. Akibat tidak
mempunyai akar atau kurangnya perkembangan akar, maka gigi tersebut hanya melekat pada leher gingiva, tidak
kuat sehingga memungkinkan gigi tersebut dapat bergerak ke segala arah. Lokasi paling sering adalah pada gigi
insisivus bawah (85 %), pada rahang atas jarang dijumpai (Anegundi, et al., 2002).

Pemeriksaan penunjang

Diagnosis banding
Tatalaksana

Anda mungkin juga menyukai