Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelainan jantung pada anak yang umumnya terjadi adalah penyakit jantung
bawaan atau Congenital Heart Diseases /CHD. Congenital Heart Diseases adalah kelainan
jantung bawaan yang terjadi pada anak dan merupakan salah satu jenis medically
compromised patient yang sering datang ke praktek perawat gigi.

Salah satu peran dari dokter gigi anak mengkoordinir penanganan anak dengan
medically compromised. Sering digunakan istilah medically compromised untuk
mengingatkan klinisi bahwa anak-anak ini mempunyai kondisi medis juga dapat
mempengaruhi perawatan dental atau dapat juga disertai dengan tanda dental/ oral yang
spesifik. Tujuan dari makalah ini adalah agar perawat gigi mengetahui/ mengenal cara
penanganan anak dengan kelainan jantung bawaan.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah proses pertumbuhan jantung
2. Apa saja Jenis-jenis kelainan jantung
3. Apa Penyebab terjadinya kelaianan jantung
4. Bagaimana penanganan kelainan jantung
5. Bagaimana perawatan gigi untuk anak dengan kelainan jantung

C. Tujuan makalah
1. Untuk mengetahui bagaimana proses pertumbuhan jantung
2. Untuk mengetahui jenis-jenis kelainan jantung
3. Untuk mengetahui penyebab kelainan jantung
4. Untuk mengetahui penanganan kelainan jantung
5. Untuk mengetahui perawatan gigi untuk anak dengan kelainan jantung
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan Jantung

Jantung manusia mulai membentuk struktur kantong tunggal pada minggu


keempat kehamilan. Pada minggu kedelapan, kantong ini secara bertahap membesar.
Sekat jantung (septum) tumbuh untuk memisahkan serambi (atrium) dan bilik (ventrikel)
jantung di sisi kanan dan sisi kiri. Empat katup jantung terbentuk untuk mengatur aliran
darah dari rongga-rongga jantung menuju paru dan tubuh.
Saat bayi masih di kandungan, aliran oksigen dan karbondioksida berlangsung
melalui plasenta sehingga kelainan jantung pada saat itu tidak akan membawa masalah
bagi bayi. Setelah bayi lahir dan tali plasenta dipotong, akan terlihat bila ada masalah
pada jantung anak. Tanda pertama kelainan jantung adalah suara bising (murmur). Dokter
dapat mengetahuinya lewat stetoskop. Namun, untuk memastikan penyebab bising
tersebut, diperlukan rontgen jantung, EKG dan pemeriksaan penunjang lainnya. Tanda
lainnya antara lain berupa detak jantung tidak normal (takikardia), nafas pendek,
kesulitan menyusui (karena nafas yang pendek) dan gangguan pertumbuhan dan kulit
yang membiru (cyanotic).

1. Jenis-jenis Kelainan Jantung

Kelainan jantung bawaan sangat beragam jenisnya. Berikut adalah


beberapa di antaranya:

a. Sekat Bilik Jantung Berlubang (Ventracular Septal Defect/VSD)


VSD adalah kelainan jantung berupa lubang pada sekat antarbilik jantung
yang menyebabkan kebocoran aliran darah pada bilik kiri dan kanan jantung.
Kebocoran ini membuat sebagian darah kaya oksigen kembali ke paru-paru
sehingga menghalangi darah rendah oksigen memasuki paru-paru. Bila
lubangnya kecil, VSD tidak memberikan masalah berarti. Bila besar, bayi
dapat mengalami gagal jantung.

VSD adalah kelainan jantung bawaan yang paling sering terjadi (30%
kasus). Gejala utama dari kelainan ini adalah kesulitan menyusui dan
gangguan pertumbuhan, nafas pendek dan mudah lelah. Bayi dengan VSD
besar cepat tidur setelah kurang menyusui, bangun sebentar karena lapar,
mencoba menyusu lagi tetapi cepat kelelahan, tertidur lagi, dan seterusnya.

b. Penyempitan Katup Paru (Pulmonary Stenosis/PS)


PS adalah penyempitan katup paru yang berfungsi mengatur aliran darah
rendah oksigen dari bilik kanan jantung ke paru-paru. Dengan penyempitan
ini, bilik kanan harus bekerja keras memompa darah sehingga makin lama
makin membesar (hipertrofi).

PS adalah kelainan jantung paling umum kedua, terjadi pada 10%


kasus. Banyak penderita ASD yang baru terdiagnosis setelah dewasa. Bila
demikian, dampaknya mungkin sudah sangat merusak berupa penyakit paru,
risiko stroke tinggi dan usia harapan hidup yang rendah.

c. Sekat Serambi Jantung Berlubang (Atrial Septal Defect/ASD)


ASD adalah lubang di antara dua serambi jantung. Lubang ini menimbulkan
masalah yang sama dengan VSD, yaitu mengalirkan darah kaya oksigen
kembali ke paru-paru. ASD terjadi pada 5-7%? kasus dan lebih banyak terjadi
pada bayi perempuan dibandingkan bayi laki-laki.

d. Tetralogi Fallot (Tetralogy of Falot/TOF)


TOF adalah komplikasi kelainan jantung bawaan yang khas, dan melibatkan
empat kondisi:

o Sekat bilik jantung berlubang (VSD)


o Penyempitan katup paru (PS)
o Bilik kanan jantung membesar (hipertrofi)
o Akar aorta tepat berada di atas lubang VSD
Lubang VSD biasanya besar dan darah mengalir dari bilik kanan melalui
lubang ini menuju bilik kiri. Hal ini terjadi karena adanya hambatan pada katup paru.
Setelah masuk ke bilik kiri, darah yang rendah oksigen itu dipompa ke aorta dan
mengalir ke seluruh tubuh. Itulah sebabnya bayi penderita TOF memiliki kulit yang
membiru karena kekurangan oksigen.
2. Penyebab

Penyebab kelainan jantung bawaan tidak diketahui. Riset menunjukkan bahwa


orang tua yang memiliki kelainan jantung lebih berisiko memiliki anak yang
berkelainan jantung pula.

Kelainan juga dapat disebabkan gangguan perkembangan jantung pada janin


karena infeksi seperti rubella dan toksoplasma, obat-obatan, alkohol dan zat-zat
beracun yang dikonsumsi ibunya. Kelainan gen seperti sindrom Down dan Turner
juga berkorelasi dengan kelainan jantung bawaan.

3. Penanganan

VSD dan ASD dengan lubang kecil mungkin akan menutup sendiri seiring
pertumbuhan anak. Kelainan jantung yang tidak dapat sembuh sendiri dapat dikoreksi
dengan satu kali atau beberapa kali operasi. Prosedur operasi dapat berupa bedah
jantung terbuka atau dengan angioplasty/valvuloplasty memakai balon untuk
menghilangkan hambatan pembuluh darah atau katup jantung. Pada prosedur ini, ahli
jantung memasukkan kateter (pipa plastik tipis dengan balon di ujungnya) ke dalam
pembuluh darah. Balon lalu ditiup untuk melebarkan pembuluh yang menyempit atau
katup jantung. Dengan prosedur lain yang disebut transcather device
occlusion (TDO), lubang tidak normal di sekat jantung dapat ditutup tanpa
pembedahan.

B. PERAWATAN DENTAL PADA ANAK DENGAN KELAINAN JANTUNG

1. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama perawatan dental

a. Pencegahan endokarditis bakterialis di rumah

Pertimbangan penting dalam merencanakan perawatan gigi


adalah mencegah penyakit gigi dan mulut. Pasien dengan kelainan
jantung termasuk ke dalam kelompok yang berisiko terkena karies
terutama pada periode gigi sulung. Prg harus membuat intruksi home
care yang baik pada orang tua dan pasien agar memelihara kesehatan
gigi dan mulutnya dengan baik karena bakteriaemia dapat terjadi/
diperberat oleh kebersihan mulut yang buruk. Demikian juga pada
pemakaian dental floss dan alat bantu kebersihan gigi harus hati-hati
karena pemakaian dental floss, semprot air bertekanan tinggi dapat
berisikobakteriemia.

b. Prosedur preventif

Yang penting dalam perawatan anak dengan kelainan jantung


adalah pencegahan penyakit gigi dan mulut yang meliputi pemberian
fluor baik sistemik ataupun lokal, penutupan fisur yang dalam, yang
dilanjutkan dengan melibatkan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
di rumah (home care). Prosedur ini dapat mencegah terjadinya
endokarditis bakterialis.

c. Pencegahan Endokarditis bakterialis pada perawatan dental

Pencegahan Endokarditis bakterialis meliputi pemberian


profilaksis antibiotic pada prosedur dental yang dapat mengakibatkan
perdarahan mukosa, gusi/pulpa seperti ekstraksi, perawatan pulpa.
Sebaiknya perawatan gigi invasiv seperti ekstraksi, perawatan
endodontik dihindari karena dapat menyebabkan bakteriaemia bila
tidak dilakukan dengan hati-hati. Bila diperlukan sekali perawatan
ekstraksi ataupun perawatan endodontic maka harus dilakukan
pemberian profilaksis antibiotik dan pasien sebaiknya kumur dengan
mouth wash.

d. Mouth Preparation

Mouth preparation penting dilakukan apabila akan dilakukan


pembedahan pada anak dengan kelainan jantung.

2. Penanganan Dental Pasien dengan Kelainan Jantung.

pasien dengan kelainan jantung harus dilakukan secara interdiciplinary


approach dengan dokter spesialis jantung anak/cardiologist anak dan spesialis
lainnya seperti anesthesis.

Pemeriksaan dan konsultasi yang harus dilakukan adalah :


a. Riwayat medis meliputi riwayat kesehatan lampau dan saat sekarang, obat-
obatan yang dikonsumsi, riwayat opname.

b. Pemeriksaan oral dengan terapi komprehensif.

c. Profilaksis antibiotik. Hal ini dilakukan bila defek belum menutup dan
pasien akan dilakukan perawatan saluran akar gigi, ekstraksi dengan
pendekatan konvensional.Hal ini dapat dilakukan bila defek sudah ditutup atau
menutup spontan, dengan sebelumnya selalu berkonsultasi dengan cardiologist
anak. Amoxicillin merupakan drug of choice antibiotik untuk profilaksis
antibiotic dalam pencegahan endokarditis bakterialis.

d. Pada kasus rampan karies dengan kasus kelainan jantung berat (TOF) maka
hams dilakukan koordinasi perawatan dengan dokter spesialis lain yang terkait
(cardiolog anak, anesthetist, dokter gigi anak ) dan perawatan dental dilakukan
dengan pendekatan farmakologi taitu di bawah anestesi umum, karena
perawatan dapat selesei dalam satu sesi. Dalam hal ini dirujuk ke bagian
Special Care Dentistry dan dirawat secara interdisiplin. Selalu berkonsultasi
dengan dokter jantung yang merawat, hams diingat bahwa tipe sianosis
merupakan kelompok yang berisiko saat akan dilakukan anestesi umum

e. Rencana perawatan pada pasien dengan kelainan jantung dibawah anestesi


umum adalah: premedikasi, profilaksis antibiotic, anesthesia, dan
pertimbangan bedah.

f. Kelainan jantung tipe sianosis tertentu berisiko untuk mengalami hipoksia,


polisitemia, koagulasi intravascular, disfungsi hati, oleh karena itu hams hati-
hati agar meminimalisir bahaya.

g. Merupakan kontra indikasi prosedur dental elektif pada pasien gangguan


jantung tertentu seperti infark myocardial, aritmia yangtidak terkontrol, dan
congesti heart failure .

h. Perawatan dental dapat dilakukan balk dengan pendekatan


konvensional/non farmakologi maupun dengan pendekatan farmakologi
tergantung berat ringannya kasus.
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Perawatan dental pada anak dengan penyakit jantung diutamakan prosedur


preventif, penanganan bervariasi dari pendekatan konvensional sampai pendekatan
farmakologi dan dilakukan secara interdisiplin dengan dokter spesialis terkait lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Cameron AC, Widmer RP. Handbook of pediatric dentistry. 211d ed. Sydney: Cv.
Mosby. 2003: 234-84. 2. Welbury RP. Paediatric dentistry. 2nd ed. New York:
Oxford University Press. 2001:36990.

2.Sanger, Roger G, Casammassimo,Belanger,Stewart. Oral Manifesstations of


systemic diseases. Dalam: Stewart RE, Barber TK, Troutman KC, Wei SHY. Editors.
Pediatric dentistry, scientific foundation and clinical practice. ST.Louis: The C.V.
Mosby Co., 1982. P 303 -6

3. Little James W, Falace Donald A, Miler Craig S, Rhodus Nelson L. Dental


Management of Medically Compromised Patient. 511d. Mosby, St.Louis, Boston,
Sydney, Tokyo, 1997, p103, 146-9

5. Moller Palmi. Treatment Of The Handicapped Child Dalam; Finn Sidney B,


ClinicalPedodontics Edisi ke 4, th 2003, Philadelphia,WB. Saunders Company, h 581-
2.

Anda mungkin juga menyukai