1
2
keahliannya dalam bidang oklusi gigi dan perawatan untuk menciptakan oklusi
normal, sehingga mengembangkan department orthodontic sebagai
spesialitasnya, maka dia dikenal dengan bapak ortodontik modern.
Klasifikasi angle dari maloklusi pada tahun 1890 sebagai step penting
dalam pengembangan ortodontik karena bukan hanya menjelaskan maloklusi saja,
tetapi termasuk definisi yang jelas yang pertama dari subdivisi mayor dari oklusi
normal. Angles postulate didapat dari gambaran M1 atas sebagai kunci oklusi
dimana M1 atas dan M1 bawah harus berhubungan yaitu mesiobukal cusp M1
atas berada pada bukal groove M1 bawah. Jika kondisi oklusi antara Ra dan Rb
berada pada garis lengkung yang sempurna dan hubungan molar seperti yang
telah disebutkan, maka oklusi normal dihasilkan. Statement ini telah dibuktikan
melalui 100 thn penelitian, kecuali ada penyimpangan dalam ukuran gigi.
Angle menjelaskan terdapat 3 kelas dari maloklusi, berdasarkan dari
hubungan molar pertama :
Kelas 1 : Hubungan normal dari molar, tetapi garis lengkung oklusi tidak normal,
disebabkan gigi malposisi, rotasi, penyebab lainnya.
Kelas 2 : Molar RB posisinya lebih ke distal dari molar RA, garis oklusi tidak
spesifik.
Kelas 3 : Molar RB posisinya lebih ke mesial dari molar RA, garis oklusi tidak
spesifik.
3
Gambar 1-2. Garis oklusi adalah kurva rata (catenary) yang melewati fossa
sentral masing-masing molar atas dan melintasi singulum gigi kaninus atas dan
gigi insisif atas. Garis yang sama melintas sepanjang puncak bukal dan tepi
insisal pada gigi bawah, sehingga menspesifikkan hubungan oklusal serta
hubungan antar lengkung gigi begitu posisi molar ditetapkan.
hubungan rahang yang buruk, bukan hanya dari malposisi gigi. Dengan
menggunakan sefalometrik juga memungkinkan untuk melihat bahwa
pertumbuhan rahang bisa diubah dengan perawatan ortodontik. Di Eropa, metode
"ortopedi rahang fungsional" dikembangkan untuk meningkatkan perubahan
pertumbuhan, sementara di Amerika Serikat, kekuatan ekstraoral digunakan
untuk tujuan ini. Saat ini, baik peralatan fungsional maupun peralatan ekstraoral
digunakan secara internasional untuk mengontrol dan memodifikasi pertumbuhan
dan bentuk. Mendapatkan hubungan rahang yang benar atau setidaknya
hubungan rahang yang lebih baik menjadi tujuan perawatan sejak pertengahan
abad kedua puluh.
Perubahan tujuan perawatan ortodontik yang berfokus pada proporsi
wajah dan dampak dentisi pada penampilan wajah telah dikodifikasi sekarang
dalam bentuk paradigma jaringan lunak.
oklusi yang ideal menurut Angle. Tujuan yang lebih luas ini tidak
bertentangan dengan oklusi ideal menurut Angle, tetapi tujuan ini
mengakui bahwa untuk memberikan manfaat maksimal bagi pasien, oklusi
yang ideal tidak selalu menjadi fokus utama rencana pengobatan.
Hubungan jaringan lunak, baik proporsi integumen jaringan lunak wajah
dan hubungan dentisi dengan bibir dan wajah adalah penentu utama
penampilan wajah. Adaptasi jaringan lunak terhadap posisi gigi (atau
ketiadaan gigi) menentukan apakah hasil ortodontik akan stabil. Selalu
mengingat hal ini dalam pikiran kita saat merencanakan perawatan adalah
hal yang sangat penting.
2. Tujuan sekunder perawatan jadi oklusi fungsional. Apa yang harus
dilakukan dengan jaringan lunak? Disfungsi Temporomandibular (TM),
yang berkaitan dengan oklusi gigi, dianggap sebagai hasil dari cedera pada
jaringan lunak di sekitar sendi yang disebabkan oleh menggeretakkan gigi
dan mengerot. Menimbang hal itu, tujuan penting dari pengobatan adalah
untuk mengatur oklusi guna meminimalkan kemungkinan cedera. Dalam
hal ini juga, oklusi yang ideal menurut Angle tidak bertentangan dengan
tujuan yang lebih luas, tetapi penyimpangan dari ideal menurut Angle
dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi sejumlah beberapa
pasien, dan harus dipertimbangkan ketika merencanakan perawatan.
pasien atau orang tua mencari perawatan ortodontik apa yang mereka
harapkan darinya.