Anda di halaman 1dari 8

BAB I

MALOKLUSI DAN DEFORMITAS DENTOFASIAL PADA


MASYARAKAT MASA KINI

PERUBAHAN PADA PERAWATAN ORTODONTIK


Perawatan Ortodontik Pada Awalnya
Crowding, irregular, protusi pada gigi geligi sebagai masalah yang
ditemukan pada beberapa individu sejak 1000 SM. Aplikasi alat ortodontik sudah
ditemukan di daerah yunani dan Etruscan. Para dokter gigi mengembangkannya
pada abad 18 dan 19, aplikasi alat ortodontik dan aturan regulasi untuk gigi geligi
dibuat oleh beberapa penemu dan telah digunakan oleh beberapa dokter gigi pada
jaman itu .
Setelah 1850 terdapat tulisan pertama yang secara sistematik menjelaskan
alat ortodontik, yang paling dikenal adalah Norman Kingsleys Oral Deformities,
dan memiliki pengaruh yang sangat hebat pada kedokteran gigi di Amerika pada
pertengahan abad ke 19, dengan menggunakan ekstraoral force untuk mengoreksi
gigi geligi yang protusi. Sebagai perintis dalam perawatan cleft palate dan
masalah lainnya.
Terlepas dari kontribusi kingsley dan jamannya. empasis mereka dalam
ilmu ortodontik dari gigi dan koreksi dari proporsi dari wajah. perhatian kecil
dilakukan untuk relasi dari gigitan. dan sejak jaman itu sangat umum untuk
mencabut gigi untuk beberapa masalah gigi, ekstraksi untuk masalah crowding
atau malalignment. Pada suatu era rincian hubungan occlusal dipertimbangkan
tidak penting.
Untuk membuat gigi geligi tiruan yang baik sebagai pengganti gigi yang
hilang harus memperhatikan konsep oklusi dan ini sudah dimulai sejak akhir abad
ke 18. Sebagai konsep pembuatan gigi tiruan, pengembangan oklusi mengarah
pada kondisi naturalnya (aslinya). Edward H Angle yang memulainya pada tahun
1890 yang mengembangkan kondisi alami konsep oklusi. Konsep Angles
pertama kali pada prostodontik, sejak dia mengajar di departemen sekolah
kedokteran gigi di Pennsylvania dan Minesonesota tahun 1880. Dia meningkatkan

1
2

keahliannya dalam bidang oklusi gigi dan perawatan untuk menciptakan oklusi
normal, sehingga mengembangkan department orthodontic sebagai
spesialitasnya, maka dia dikenal dengan bapak ortodontik modern.

Gambar 1. Edward H Angle pada usia 50 sebagai pemilik dari sekolah


ortodontik. Setelah mengukuhkan dirinya sebagai spesialis ortodontik pertama.
Angle menjalankan sekolah ortodontik dari tahun 1905 sampai 1928 di St.Louis;
New London, Connecticut, and Pasadena, California, dimana banyak orang
amerika perintis ortodontik dibentuk

Klasifikasi angle dari maloklusi pada tahun 1890 sebagai step penting
dalam pengembangan ortodontik karena bukan hanya menjelaskan maloklusi saja,
tetapi termasuk definisi yang jelas yang pertama dari subdivisi mayor dari oklusi
normal. Angles postulate didapat dari gambaran M1 atas sebagai kunci oklusi
dimana M1 atas dan M1 bawah harus berhubungan yaitu mesiobukal cusp M1
atas berada pada bukal groove M1 bawah. Jika kondisi oklusi antara Ra dan Rb
berada pada garis lengkung yang sempurna dan hubungan molar seperti yang
telah disebutkan, maka oklusi normal dihasilkan. Statement ini telah dibuktikan
melalui 100 thn penelitian, kecuali ada penyimpangan dalam ukuran gigi.
Angle menjelaskan terdapat 3 kelas dari maloklusi, berdasarkan dari
hubungan molar pertama :
Kelas 1 : Hubungan normal dari molar, tetapi garis lengkung oklusi tidak normal,
disebabkan gigi malposisi, rotasi, penyebab lainnya.
Kelas 2 : Molar RB posisinya lebih ke distal dari molar RA, garis oklusi tidak
spesifik.
Kelas 3 : Molar RB posisinya lebih ke mesial dari molar RA, garis oklusi tidak
spesifik.
3

Klasifikasi angle terdiri dari 4 kelas : normal oklusi, kelas 1 maloklusi,


kelas 2 maloklusi, dan kelas 3 maloklusi. Normal oklusi dan kelas 1 maloklusi
terdapat hubungan yang sama pada relasi molar RA dan RB, tetapi berbeda dalam
susunan gigi pada lengkung gigi. Garis oklusi bisa didapat gigi M benar atau salah
pada kelas 2 dan kelas 3.

Gambar 1-2. Garis oklusi adalah kurva rata (catenary) yang melewati fossa
sentral masing-masing molar atas dan melintasi singulum gigi kaninus atas dan
gigi insisif atas. Garis yang sama melintas sepanjang puncak bukal dan tepi
insisal pada gigi bawah, sehingga menspesifikkan hubungan oklusal serta
hubungan antar lengkung gigi begitu posisi molar ditetapkan.

Dengan ditetapkannya konsep oklusi normal dan skema klasifikasi yang


menggabungkan garis oklusi pada awal 1900-an, ortodontik tidak lagi hanya
penyelarasan gigi yang tidak teratur. Lebih dari itu, ortodontik berkembang
menjadi perawatan maloklusi yang didefinisikan sebagai penyimpangan dari
skema oklusal ideal yang dijelaskan oleh Angle. Karena hubungan yang tepat
didefinisikan dengan gigi yang lengkap pada kedua lengkung gigi, maka menjaga
dentisi yang utuh menjadi tujuan yang penting dari perawatan ortodontik. Angle
dan para pengikutnya sangat menentang ekstraksi untuk tujuan ortodontik.
Memberikan penekanan pada oklusi gigi mengakibatkan kurangnya perhatikan
yang diberikan pada proporsi dan estetika wajah. Angle mengabaikan daya
ekstraoral karena ia memutuskan bahwa hal ini tidak diperlukan untuk mencapai
hubungan oklusal yang tepat. Dia memecahkan masalah penampilan gigi dan
wajah dengan hanya mendalilkan bahwa estetika terbaik selalu tercapai ketika
4

pasien memiliki oklusi yang ideal.


Seiring waktu berlalu, jadi makin jelas bahwa oklusi yang baik pun
ternyata tidak memuaskan jika hal itu tidak dicapai dengan proporsi wajah yang
tepat. Bukan hanya ada masalah estetika, tapi bahkan sering terbukti tidak
mungkin untuk mempertahankan hubungan oklusal yang dicapai dengan
penggunaan jangka panjang elastis berat untuk menarik gigi secara bersamaan
sebagaimana yang disarankan oleh Angle dan para pengikutnya. Di bawah
kepemimpinan Charles Tweed di Amerika Serikat dan Raymond Begg di
Australia (keduanya pernah belajar dengan Angle), ekstraksi gigi diperkenalkan
kembali ke ortodontik pada dasawarsa 1940-an dan 1950-an untuk meningkatkan
estetika wajah dan mencapai stabilitas hubungan oklusal yang lebih baik.

Oklusi normal Maloklusi kelas I

Maloklusi II Maloklusi Kelas III


Gambar 1-3. Oklusi normal dan kelas-kelas maloklusi sebagaimana yang
dinyatakan oleh Angle.Klasifikasi ini dengan cepat diadopsi secara luas di awal
abad kedua puluh.Klasifikasi ini digabungkan ke dalam semua skema klasifikasi
deskriptif kontemporer.

Radiografi sefalometrik yang memungkinkan ortodontis untuk mengukur


perubahan posisi gigi dan rahang yang dihasilkan oleh pertumbuhan dan
perawatan mulai digunakan secara luas setelah perang dunia II. Radiografi ini
memperjelas hal bahwa banyak maloklusi kelas II dan kelas III dihasilkan dari
5

hubungan rahang yang buruk, bukan hanya dari malposisi gigi. Dengan
menggunakan sefalometrik juga memungkinkan untuk melihat bahwa
pertumbuhan rahang bisa diubah dengan perawatan ortodontik. Di Eropa, metode
"ortopedi rahang fungsional" dikembangkan untuk meningkatkan perubahan
pertumbuhan, sementara di Amerika Serikat, kekuatan ekstraoral digunakan
untuk tujuan ini. Saat ini, baik peralatan fungsional maupun peralatan ekstraoral
digunakan secara internasional untuk mengontrol dan memodifikasi pertumbuhan
dan bentuk. Mendapatkan hubungan rahang yang benar atau setidaknya
hubungan rahang yang lebih baik menjadi tujuan perawatan sejak pertengahan
abad kedua puluh.
Perubahan tujuan perawatan ortodontik yang berfokus pada proporsi
wajah dan dampak dentisi pada penampilan wajah telah dikodifikasi sekarang
dalam bentuk paradigma jaringan lunak.

Tujuan Perawatan Modern: Paradigma Jaringan Lunak


Paradigma dapat didefinisikan sebagai "seperangkat keyakinan dan asumsi
bersama yang mewakili dasar konseptual suatu bidang ilmu pengetahuan atau
praktek klinis". Paradigma jaringan lunak menyatakan bahwa tujuan maupun
keterbatasan perawatan ortodontik dan ortognatik modern ditentukan oleh
jaringan lunak wajah, bukan oleh gigi dan tulang. Reorientasi ortodontik yang
jauh dari paradigma Angle yang mendominasi abad ke-20 ini paling mudah
dipahami dengan membandingkan tujuan perawatan, penekanan diagnostik, dan
pendekatan perawatan dalam dua paradigma (Tabel 1-1). Dengan paradigma
jaringan lunak, peningkatan fokus pada pemeriksaan klinis ketimbang pada
pemeriksaan cetakan gigi dan radiografi mengakibatkan pendekatan yang berbeda
untuk memperoleh informasi diagnostik yang penting dan informasi tersebut
digunakan untuk mengembangkan rencana perawatan yang tidak akan
dipertimbangkan bila tidak ada hal tersebut. Lebih spesifiknya lagi, apa perbedaan
yang dibuat oleh paradigma jaringan lunak dalam perencanaan perawatan? Ada
beberapa efek utama:
1. Tujuan utama perawata jadi hubungan jaringan lunak dan adaptasi, bukan
6

oklusi yang ideal menurut Angle. Tujuan yang lebih luas ini tidak
bertentangan dengan oklusi ideal menurut Angle, tetapi tujuan ini
mengakui bahwa untuk memberikan manfaat maksimal bagi pasien, oklusi
yang ideal tidak selalu menjadi fokus utama rencana pengobatan.
Hubungan jaringan lunak, baik proporsi integumen jaringan lunak wajah
dan hubungan dentisi dengan bibir dan wajah adalah penentu utama
penampilan wajah. Adaptasi jaringan lunak terhadap posisi gigi (atau
ketiadaan gigi) menentukan apakah hasil ortodontik akan stabil. Selalu
mengingat hal ini dalam pikiran kita saat merencanakan perawatan adalah
hal yang sangat penting.
2. Tujuan sekunder perawatan jadi oklusi fungsional. Apa yang harus
dilakukan dengan jaringan lunak? Disfungsi Temporomandibular (TM),
yang berkaitan dengan oklusi gigi, dianggap sebagai hasil dari cedera pada
jaringan lunak di sekitar sendi yang disebabkan oleh menggeretakkan gigi
dan mengerot. Menimbang hal itu, tujuan penting dari pengobatan adalah
untuk mengatur oklusi guna meminimalkan kemungkinan cedera. Dalam
hal ini juga, oklusi yang ideal menurut Angle tidak bertentangan dengan
tujuan yang lebih luas, tetapi penyimpangan dari ideal menurut Angle
dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi sejumlah beberapa
pasien, dan harus dipertimbangkan ketika merencanakan perawatan.

Tabel 1. Parameter paradigma Angle berbanding jaringan lunak.


Parameter Paradigma Angle Paradigma jaringan
lunak
Tujuan pengobatan Oklusi gigi ideal Proporsi ideal
primer jaringan lunak dan
adaptasi
Pengobatan kedua Hubungan rahang ideal Oklusi fungsional
Hubungan jaringan Proporsi ideal jaringan Proporsi ideal
keras/lunak keras menghasilkan jaringan lunak
7

jaringan lunak ideal menghasilkan


jaringan keras ideal
Penekanan diagnostik Cetakan gigi, foto Pemeriksaan klinis
cephalometri intraoral jaringan
lunak dan wajah
Pendekatan pengobatan Memperoleh hubungan Merencanakan
gigi dan tulang yang hubungan yang ideal
ideal, asumsikan jaringan lunak dan
jaringan lunak akan baik kemudian tempat
gigi dan rahang
yang diperlukan
untuk mencapai hal
ini
Penekanan fungsional TM memiliki reaksi Pergerakan jaringan
dengan oklusi gigi lunak dalam
kaitannya dengan
menampilkan gigi
Hasil stabilitas Terutama terkait dengan Terutama terkait
oklusi gigi dengan tekanan /
ekuilibrium efek
jaringan lunak

3. Proses dari pemikiran menuju ke pemecahan masalah pasien adalah terbalik.


Pada masa lalu klinisi fokus terhadap masalah gigi dan skeletal, dengan
dugaan bahwa jika hal ini benar, hubungan jaringan lunak akan
memperbaiki sendiri. Dengan fokus lebih luas pada facial dan jaringan lunak
mulut, proses pemikiran untuk menyatakan apa hubungan jaringan lunak ini
seharusnya dan menentukan bagaimana gigi dan rahang harusnya tersusun
untuk mencapai tujuan jaringan lunak. Mengapa penting untuk menentukan
tujuan akhir dari perawatan? Hal ini berhubungan erat dengan mengapa
8

pasien atau orang tua mencari perawatan ortodontik apa yang mereka
harapkan darinya.

Bagian pada chapter ini menyediakan beberapa latar belakang dari


prevalensi maloklusi, apa yang perlu kita tahu mengenai perawatan maloklusi dan
deformitas dentofacial, dan bagaimana pertimbangan jaringan lunak, begitu juga
gigi dan tulang, mempengaruhi kebutuhan akan perawatan ortodontik. Harus
ditekankan dalam pikiran bahwa ortodontik dibentuk secara biological,
psikososial, dan determinasi kultural. Untuk alasan itu, saat menentukan tujuan
akhir dari perawatan ortodontik, individu harus mempertimbangkan tidak hanya
morfologi dan faktor fungsional, tapi juga skala luas dari psikososial dan masalah
bioethnical juga.

Anda mungkin juga menyukai