Anda di halaman 1dari 7

Hubungan Maloklusi dengan Cedera dan Penyakit Gigi

Maloklusi, khususnya gigi insisif maksila yang protrusif, dapat


meningkatkan kemungkinan terjadi cedera pada gigi (Gambar 1-18). Hasil
penelitian menunjukan bahwa 1 dari 3 anak dengan maloklusi kelas II yang tidak
dirawat meningkatkan resiko untuk mengalami trauma pada gigi insisif rahang
atas, tetapi pada kebanyakan waktu, kerusakan gigi yang terjadi hanya pecahan
kecil pada email. Atas pertimbangan tersebut, mengurangi kemungkinanresiko
terjadinya cedera pada gigi insisif yang protrusif bukan merupakan argumentasi
yang kuat untuk melakukan perawatan dini pada kasus kelas II (lihat bab 13).
Overbite ekstrim, dimana gigi insisif rahang bawah kontak dengan palatum, dapat
menyebabkan kerusakan jaringan lunak yang signifikan dan mengarah kepada
kehilangan dini gigi insisif rahang atas juga mengakibatkan pemakaian ekstrim
gigi insisif. Kedua efek inidapat dicegah dengan perawatan ortodonti (lihat bab
13).

Gambar 1.18 Gigi insisif sentral pada gigi rahang atas yang fraktur pada anak
perempuan berumur 10 tahun. Terdapat resiko 1 dari 3 orang yang protusif
mengalami cedera pada gigi insisifnya, walaupun kerusakan yang terjadi jarang
separah ini. Kebanyakan cedera terjadi pada aktivitas normal, bukan pada saat
aktivitas olahraga.

Terdapat kemungkinan bahwa maloklusi dapat berkontribusi pada


kerusakan gigi dan penyakit periodontal akibat semakin sulit untuk merawat gigi
secara benar atau dengan menyebabkan trauma oklusal. Data terkini
mengindikasikan, maloklusi memiliki sedikit pengaruh terhadap penyakit gigi
atau struktur pendukung. Kemauan dan motivasi individulebih menentukan
kebersihan mulutnya daripada seberapa rapi susunan gigi, dan kehadiran atau
tidak hadirnya plak gigi adalah penentu utama kesehatan jaringan keras dan

23
24

jaringan lunak mulut. Individu dengan maloklusi lebih cenderung mengalami


kerusakan gigi, tetapi pengaruhnya lebih kecildibandingkan dengan status
kebersihan mulut. Trauma oklusal, awalnya dianggap penting pada perkembangan
penyakit periodontal. Namun saat ini dikenal sebagai faktor etiologi sekunder,
bukan primer. Terdapat hubungan yang lemah antara maloklusi yang tidak
dirawat dan penyakit periodontal mayor pada kemudian hari.
Dapatkah perawatan ortodonti menjadi etiologi penyakit mulut? Penelitian
jangka panjang menunjukantidak terdapat indikasi bahwa perawatan ortodonti
meningkatkan resiko penyakit mulut dan masalah periodontal. Hubungan antara
perawatan ortodonti dini dan perawatan periodontal dikemudian hari muncul
sebagai manifestasi dari fenomena satu segmen populasimencari perawatan gigi
ketika yang lainnya menghindari hal tersebut. Mereka yang telah mendapat satu
jenis perawatan gigi yang berhasil, seperti ortodonti pada masa kecil, lebih
mungkin untuk mencari perawatanlainnya seperti terapi periodontal saat dewasa.
Pada kesimpulannya, terlihat bahwa handicap psikologi dan fungsional
dapat menghasilkan kebutuhan signifikan untuk perawatan ortodonti.Bukti
yangkurang jelas bahwa perawatan ortodonti mengurangi perkembangan penyakit
gigi dikemudian hari.

TIPE PERAWATAN: SELEKSI BERDASAR FAKTA (EVIDENCE-


BASED)
Jika perawatan dibutuhkan, bagaimana menentukan jenis perawatan
seperti apa yang digunakan? Tren saat ini dalam perawatan kesehatan secara kuat
mengarah pada perawatan berbasis fakta; yaitu, prosedur perawatan harus dipilih
berdasarkan fakta yang jelas bahwa metode yang dipilih adalah pendekatan paling
berhasil untuk masalah pasien tersebut. Semakin baik fakta, semakin mudah
keputusan.

Percobaan Klinis Random: Fakta Paling Baik


Ortodonti tradisional telah menjadi spesial di mana pendapat pemimpin
adalah hal yang penting, sampai pada kelompok profesional bergabung di sekitar
25

pemimpin yang kuat. Kelompok Angle, Begg, dan Tweed masih eksis, dan satu
kelompok terbaru yang tujuan utamanya untuk menyebarluaskan opini pemimpin-
pemimpin tersebut masih sedang dibentuk pada awal abad 21 ini. Sebagai
kelompok profesional yang telah lama, bagaimanapun, harus terdapat fokus
keputusan yang berdasarkanfakta dibandingkan keputusan berdasarkan opini. Hal
ini sekarang merupakan fokus utama pengaturan kedokteran gigi secara umum
dan ortodonti lebih utamanya.
Pada ilustrasi box 1-1, hirarki kualitas terdapat pada fakta yang tersedia
untuk memandu keputusan klinis. Hal itu mencerminkan, lebih daripada hal yang
lain, kemungkinan bahwa kesimpulan akurat dapat diambil dari kelompok pasien
yang telah diteliti. Opini yang tidak didukung oleh ahli merupakan bentuk
terlemah dari fakta klinis. Seringnya, opini ahli didukung oleh rangkaian kasus
yang telah dipilih secara retrospektif dari catatan praktek.
Masalah pada hal tersebut, tentunya adalah kasus tersebut mungkin telah
dipilih karena mereka menunjukan hasil yang diharapkan. Dokter gigi yang
menjadi advokat (pemberi anjuran) metode perawatan secara natural mengarah
untuk memilih kasus yang menunjukan hasil yang diinginkan, dan bahkan
jikamencoba untuk objektif, sulit untuk menghindari bias. Ketika hasil berubah-
ubah, memilih kasus yang hasilnya sesuai dengan seharusnya dan membuang
kasus yang tidak sesuai merupakan jalan yang benar untuk membuat opini.
Informasi berdasakan kasus terpilih, harus ditinjau dengan sangat hati-hati. Satu
cara penting untuk mengontrol bias pada pelaporan hasil perawatan adalah dengan
yakin bahwa semua kasus yang dirawat dimasukan pada laporan.
26

Jika yang digunakan adalah studi retrospektif pada studi klinis, sangat
disarankan memilih kasus tersebut dengan dasar karakteristik keadaan kasus saat
perawatan dimulai, bukan berdasarkan pada hasil perawatannya nanti, lebih baik
memilih kasus secara prospektif sebelum perawatan dimulai. Meskipun begitu
sangat mungkin terjadi bias pada sampel sehingga pasien dengan kasus yang tepat
dipilih. Setelah memiliki pengalaman dengan beberapa metode perawatan, dokter
gigi biasanya belajar mengenai indikasi kasus pasien yang dapat merespon dengan
baik dan yang mana yang tidak, walaupun secara verbal masih sulit untuk
mengidentifikasi kriteria mana yang dapat mereka pakai. Mengidentifikasi kriteria
dengan baik atau dengan mengilustrasikannya pada model sangat diperlukan dan
hal ini tidak dapat dilakukan pada sampel bias.
27

Untuk alasan ini, standar utama untuk mengevaluasi prosedur klinis adalah
percobaan klinis random, dimana pasien secara random dipilih untuk
mendapatkan alternatif prosedur perawatan. Keuntungan terbesar dari metode ini
adalah penetapan sampel random tersebut, apabila dari berbagai alternatif
sampelnya cukup banyak, maka dapat mendistribusikan hasil yang serupa dari
berbagai variabel diantara (atau diseluruh) kelompok-kelompok yang ada.
Walaupun ada beberapa variabel yang tidak dapat dikenali secara baik namun hal
ini dapat dikontrol dengan penetapan pasien pada tipe random ini- dan pada
proses klinisnya, sering variabel-variabel penting diidentifikasi setelah perawatan
sudah dimulai atau bahkan ketika perawatan sudah selesai. Tipe perawatan klinis
pada ortodontik yang telah dilaporkan akan dijelaskan lebih lanjut pada buku ini.
Sayangnya, percobaan random tidak dapat dilakukan pada beberapa situasi
untuk alasan etika dan praktik. Sebagai contoh, percobaan random pada perawatan
ortodonti dengan ekstraksi dan dengan perawatan yang tidak diekstraksi dapat
memicu permasalahan etika, akan sangat sulit dan mahal untuk mengorganisir dan
mengatur jika permasalahan etika ditemui, dan dibutuhkan untuk mengikuti
proses perawatan pasien dalam jangka waktu bertahun-tahun untuk dapat
mengevaluasi hasilnya.

Studi Retrospektif: Diperlukannya Grup Kontrol


Cara lain yang dapat diterima untuk menggantikan opini dengan fakta
adalah dengan melakukan studi retrospektif secara hati-hati pada hasil perawatan
dibawah kondisi yang mendukung. Cara yang paling baik untuk mengetahuinya
seringnya satu-satunya cara untuk mengetahuinyaapakah metode perawatan
benar-benar berhasil adalah dengan membandingkan grup yang dirawat dengan
grup kontrol yang tidak dirawat. Sebagai perbandingan untuk mendapatkan hasil
yang tepat, kedua grup harus seimbang sebelum perawatan dimulai. Apabila
kedua grup berbeda, maka tidak dapat dikatakan secara pasti bahwa terdapat
perbedaan setelahnya karena perawatan ortodonti yang dilakukan.
Terdapat banyak kesulitan untuk menciptakan grup kontrol pada
perawatan ortodonti. Yang paling menjadi prinsip adalah grup kontrol harus
28

diikuti perkembangannya dalam jangka waktu yang lama, keseimbangan


mengenai waktu perawatan, dan rangkaian foto radiografi biasanya diperlukan.
Paparan radiasi untuk pasien anak yang tidak dirawat menjadi suatu masalah.
Pada saat ini, sangat sulit dilakukan perizinan untuk foto radiografi pada anak
yang tidak akan memberikan keuntungan bagi si anak tersebut. Artinya pada studi
pertumbuhan longitudinal untuk anak yang tidak dirawat ortodonti pada
pertengahan abad 20, sekitar hampir 50 tahun lalu, masih digunakan untuk
menyediakan kontrol data, khususnya pada studi yang melibatkan modifikasi
pertumbuhan. Ketika kontrol riwayat merupakan hal terbaik yang tersedia, hal ini
lebih baik daripada tidak ada data sama sekali, namun perlu diingat
keterbatasannya. Banyak hal yang berubah dalam 50 tahun terakhir.
Cara tambahan untuk mendapatkan data yang lebih baik pada respon
perawatan dapat juga dilakukan aplikasi metaanalisis. Hal ini digambarkan
dengan teknik statistik yang sekarang ini telah berkembang untuk
mengelompokan data dalam berbagai studi pada fenomena yang sama. Penelitian
ortodonti adalah contoh yang baik pada sejumlah studi sederhana yang hasil
akhirnya serupa, hal ini sering dilakukan dengan protokol yang hampir serupa tapi
cukup berbeda untuk membuat perbandingan yang sulit. Metaanalisis bukanlah
pengganti cara mengumpulkan data baru dengan protokol yang tepat, dan
termasuk didalamnya studi yang tidak baik pada metaanalisis memberikan resiko
yang membingungkan, bukan mengklarifikasi masalah yang ada. Meskipun
demikian, mengaplikasikannya ke pertanyaan klinis dipertimbangkan sebagai cara
potensial untuk mengurangi keraguan terhadap metode perawatan terbaik yang
dapat dilakukan. Beberapa tinjauan yang dilakukan akhir-akhir ini digambarkan
memberikan keuntungan pada metode ini untuk mengembangkan kualitas dari
fakta tentang hasil prosedur perawatan ortodonti.
Era ortodontik yang masih berdasarkan opini para ahli telah berakhir.
Untuk kedepannya, perawatan akan berdasarkan pada bukti perawatan yang ada.
Pada saat ini, keputusan klinis perawatan masih berdasarkan pada informasi
terkini yang didapat. Ketika metode terbaru muncul disertai dengan rekomendasi
yang kuat dari ahlinya dan terdapat beberapa laporan kasus yang menggambarkan
29

metode tersebut berjalan dengan baik, adalah bijak untuk mengingat suatu
aphorism bahwa laporan yang bersifat antusiastik biasanya memiliki kontrol
yang kurang; laporan yang memiliki kontrol yang baik biasanya kurang bersifat
antusiastik.
Pada bab ini dan selanjutnya, rekomendasi untuk perawatan, sejauh ini
berdasarkan pada bukti klinis yang kuat. Bilamana tidak terdapat bukti klinis
yang kuat, opini penulis terkini telah tersedia.

Anda mungkin juga menyukai