Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

Pemeriksaan anteroposterior merupakan pemeriksaan yang penting


dilakukan pada kasus kelainan dentoalveolar dan asimetri wajah, crossbite dental
dan skeletal, serta pergerakan fungsi mandibula. Dimensi transversal pasien pada
perawatan ortodonti membutuhkan pemeriksaan tambahan, antara lain jaringan
lunak, skeletal dan gigi geligi. Jaringan lunak diperiksa melalui pemeriksaan
klinis dan fotografi. Skeletal dentofasial diperiksa melalui sefalogram
anteroposterior. Gigi geligi diperiksa melalui model gigi, occlusograms, dan
kadang-kadang x-ray oklusal.
Pada wajah manusia asimetri digambarkan sebagai ketidakseimbangan
atau disproportionality antara sisi kanan dan kiri wajah. Asimetri wajah dan
crossbite sering dihubungkan dengan disfungsi sistem stomatognatik. Diagnosa
banding didapatkan melalui pemeriksaan fungsi dan struktur pasien yang meliputi
riwayat pasien, pemeriksaan klinis, occlusal splints, gambaran sendi
temporomandibular dan tes laboratorium.
Sejak adanya radiografi sefalometri, ortodontis memusatkan perhatian
pada sefalogram lateral sebagai pemeriksaan awal dari skeletal dan dentoalveolar.
Walaupun demikian, diperlukan proyeksi sefalometri dan analisis tambahan untuk
evaluasi kualitatif dan kuantitatif pada daerah dentofasial. Analisa antero-posterior
dapat dilakukan apabila terdapat kecurigaan adanya asimetri pada struktur
dentofasial pasien. Beberapa analisa antero-posterior yang dapat dilakukan antara
lain adalah analisa Ricketts, analisa Svanholt dan Solow, analisa Grummons,
analisa Hewitt, metode Chierici, dan analisa Grayson.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sefalometri antero-posterior sebagian besar dinalisa secara kuantitatif dan


mengevaluasi kraniofasial dengan pengukuran-pengukuran garis yang didapatkan
dari pengukuran lebar dan tinggi, pengukuran sudut, pengukuran rasio,
pengukuran volume perbandingan.
Selain itu, kompleks kraniofasial juga dapat dianalisa secara kualitatif.
Sefalogram antero-posterior dianalisa dalam arah vertikal, transversal, dan sagital.
Analisa antero-posterior oleh Grummons mengandung penilaian kuantitatif dan
dimensi vertikal dan proporsi. Dimensi vertikal dapat diobservasi dalam
sefalometri antero-posterior dengan menghubungkan titik landmark, membuat
bidang-bidang transversal, dan mengobservasi orientasi relatif.
Indikasi utama untuk melakukan foto analisa antero-posterior adalah
asimetri wajah dan beberapa analisa menggunakan variabel dan pengukuran
dalam dimensi transversal. Setelah didapatkan bidang midsagital, pengukuran
linear, pengukuran angular, maka pengukuran proporsional dapat dilakukan untuk
mengevaluasi keparahan dan derajat asimetri atau defisiensi transversal.

1
Menghubungkan landmark midline ke bidang midsagital akan memberikan
evaluasi kualitatif untu mendapatkan sumber asimetri wajah.
Landmark dan variabel-variabel yang didapatkan dari bidang koronal pada
sefalometri antero-posterior dapat memberikan informasi berhubungan dengan
dimensi vertikal, transversal, dan sagital dari kraniofasial.

2.1 Tracing Sefalogram Antero-posterior


Beberapa struktur yang termasuk dalam cephalogram posteroanterior
antara lain:
1. Permukaan eksternal tulang periferal kranial.
2. Prosesus mastoid
3. Kondilus occipital
4. Septum nasal, crista galli, dan dasar dari hidung.
5. Tepi luar orbital dan permukaan inferior dari lempeng orbital pada
tulang frontal.
6. Bentuk garis oblique dari permukaan eksternal dari sayap tulang
sphenoid di area fossa temporal.
7. Permukaan superior dari bagian petrous pada tulang temporal.
8. Permukaan lateral dari procc. Frontosphenoid dari zygoma dan
lengkung zygomatik.
9. Cross-section dari lengkung rahang
10. Permukaan infratemporal dari maksila pada area tuberositi
11. Badan dan rami, procc.corronoid, dan kondilus mandibula.
12. Unit-unit gigi.

2
Gambar 1. Struktur-struktur yang termasuk dalam tracing pada sefalogram antero-
posterior

2.2 Landmark Sefalometri Antero-posterior Jaringan Keras


Landmark Sefalometri Antero-posterior jaringan keras terdiri dari struktur
median dan bilateral. Struktur median dapat digunakan untuk menentukan garis
midline. Berikut ini bermacam landmark dari pandangan frontal atau
anteroposterior dari tulang tengkorak dan gambaran sefalogram. Gambar 8
menunjukkan landmark midline dan bilateral.

Gambar 2. Landmark midline dan bilateral antero-posterior

Titik Landmark Midline:


1. Crista Galli : Titik paling atas dari crista galli
2. Anterior Nasal Spine : Titik tengah dari anterior nasal
spine
3. Incision Superior Frontale (Isf) : Titik kontak antara insisivus sentral
atas
4. Incision Inferius Frontale (Iif) : Titik kontak antara insisivus sentral
bawah
5. Menton (Me) : Titik tengah batas bawah dari
simphisis mandibula

3
Titik Landmark Bilateral:
1. Eurion (Eu) : Titik lateral yang paling prominen pada tulang
parietal dan temporal yang merupakan titik paling lateral dari cranium.
2. Latero-orbitale (Lo) : Perpotongan dari kontur orbital lateral dengan
garis innominate dimana garis innominate memperlihatkan permukaan
temporal dari wing sphenoid.
3. Medio-orbitale (Mo) : Perpotongan dari kontur orbital medial dnegan
kontur paling atas dari wing spenoid.
4. Zygion (Zy) : Titik paling luar dari zygomatic arch.
5. Maxillare (Mx) : Perpotongan dari kontur lateral dari prosesus
alveolaris maksila dan kontur paling bawah dari prosesus zygomatik
maksila.
6. Mx6.bs : Titik lateral yang paling prominen dari permukaan
bukal M1 atas.
7. Mn6.bs : Titik lateral yang paling prominen dari permukaan
bukal M1 bawah.
8. Mastoidale (Ms) : Titik paling bawah dari prosesus mastoideus.
9. Mental foramen (Mf) : Pusat dari foramen mentale.
10. Gonion (Go) : Titik lateral dan paling bawah dari sudut
mandibula.
11. Antegonion (Ag) : Titik paling atas dari antegonial notch.

1.3 Bidang Referensi Antero-posterior


Bidang referensi dalam analisa antero-posterior terdiri dari bidang
referensi vertikal dan bidang referensi horizontal.

Bidang Referensi Vertikal


Bidang midsagital: Sebuah garis vertikal ditarik melalui crista galli dan nasion,
sejajar dengan True Vertical Line, melewati ANS, terletak
antara gigi insisivus sentral, dan melalui menton.

4
Gambar 3. Gambaran sefalometri antero-posterior menunjukkan True Horizontal Plane
dalam hubungan tegak lurus dengan True Vertical Plane

Bidang Referensi Horizontal


Yang termasuk bidang referensi horizontal antara lain:
1. Bidang transorbital superior : Sebuah garis yang menghubungkan titik
yang paling superior pada kontur dari outline superior orbita kiri dan
kanan.
2. Bidang interlatero-orbitale : Sebuah garis yang menghubungkan kiri
dan kanan titik latero-orbitale (Lo).
3. Bidang intermedio-orbitale : Sebuah garis yang menghubungkan kiri
dan kanan titik medio-orbitale (Mo).
4. Bidang Transpetrous : Sebuah garis yang menghubungkan titik
yang paling superior pada outline dari bagian petrosa kiri dan kanan dari
tulang temporal.
5. Bidang interzigomatik : Sebuah garis yang menghubungkan titik
zygion kiri dan kanan (Zy)
6. Bidang transorbital inferior : Sebuah garis yang menghubungkan titik
yang paling inferior pada kontur dari outline inferior orbita kiri dan kanan.
7. Bidang intermaksila : Sebuah garis yang menghubungkan kiri
dan kanan titik maxillare (Mx) poin.
8. Bidang oklusal transversal : garis yang menghubungkan maksilaris kiri
dan kanan dan cusp bukal molar mandibula (terpisah pada kasus open bite
lateral.)
Garis kaninus: garis kaninus maksila dan mandibula yang terpisah ditarik
menghubungkan ujung cusp kaninus kiri dan kanan.
9. Garis insisal : Sebuah garis insisal terpisah rahang atas
dan bawah mungkin ditarik bersinggungan dengan tepi insisal
10. Bidang Intergonial (bigonial) : Sebuah garis yang menghubungkan titik-
titik gonion kiri dan kanan di sudut mandibula.
11. Bidang foramen : Sebuah garis yang menghubungkan pusat
dari foramen mentale kiri dan kanan, tanda ini mudah diidentifikasi pada
rekonstruksi tiga dimensi.
12. Bidang dagu inferior : Sebuah garis yang ditarik dari batas
inferior dagu ke menton

5
.
Gambar 4. Bidang referensi horizontal sefalometri antero-posterior

Gambar 5. Bidang referensi vertikal sefalometri antero-posterior

6
BAB III
PEMBAHASAN

Analisa antero-posterior dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain


alaisa Ricketts, analisa Svanholt dan Solow, analisa Grummons, analisa Hewitt,
metode Chierici, dan analisa Grayson.

3.1. Analisa Ricketts


Perhitungan-perhitungan yang digunakan dalam analisa Ricketts :
1. Hubungan Molar kiri
Diukur dari konture terluar gigi molar 6 kiri atas dengan konture terluar gigi
molar 6 kiri bawah
2. Hubungan Molar kanan
Diukur dari konture terluar gigi molar 6 kanan atas dengan konture terluar gigi
molar 6 kanan bawah
3. Lebar intermolar (mandibula)
Diukur dari konture terluar gigi molar kanan bawah ke konture terluar gigi
molar kiri bawah
4. Lebar interkaninus (mandibula)
Diukur dari konture terluar gigi kanin kanan bawah ke konture terluar gigi
kanin kri bawah
5. Midline gigi
Diproyeksikan dari midline gigi rahang atas dengan midline gigi rahang bawah
6. Lebar maksila dan mandibula kiri
Diukur tegak lurus dari titik jugale (J) kiri ke garis AG kiri dan Z kiri
7. Lebar maksila dan mandibula kanan
Diukur tegak lurus dari titik J kanan ke garis AG kanan dan Z kanan
8. Midline mandibula dan maksila
Diukur sudut dari garis Z kiri dan Z kanan ke garis ANS dan Me

9. Molar ke rahang kiri (mandibula)


Diukur dari titik konture terluar gigi molar kiri bawah tegak lurus ke garis J kiri
dan AG kiri
10.Molar ke rahang kanan (mandibula)
Diukur dari titik konture terluar gigi molar kanan bawah tegak lurus ke garis J
kanan dan AG kanan
11.Midline gigi dan rahang
Diukur dari garis midline ke ANS-Me
12. Kemiringan bidang oklusal
Perbandingan antara jarak dari ZR ke midline dan ZL ke midline
13. Kesimetrisan postur
Perbandingan sudut ZR AGR ZAR dengan sudut ZL AGL ZAL
14. Lebar Nasal
Diukur dari NC kanan ke NC kiri
15. Tinggi nasal
Diukur dari ANS tegak lurus dengan garis Z kiri dan kanan

7
16. Lebar maksila
Diukur garis antara J kiri dan J kanan
17. Lebar Mandibula
Diukur garis antara AG kiri dan AG kanan
18. Lebar Wajah
Diukur garis antara ZA kiri dan ZA kanan

Gambar 6. Variabel analisis Ricketts

Standar normal analisis anteroposterior menurut Ricketts

8
1.2. Analisa Svanholt and Solow
Tujuan analisa ini adalah untuk menganalisa perkembangan transversal
dari kraniofasial, yaitu relasi antara midline rahang dengan lengkung gigi
(Svanholt and Sollow, 1977). Analisa ini menggabungkan variabel-variabel
yang dirancang menjadi nol kesimetrisannya.
1. Posisi tranversal maksila : mx-om / ORP
2. Posisi tranversal mandibula : m-om / ORP
3. Hubungan tranversal rahang : CPL / MXP
4. Posisi insisif atas : isf-mx / MXP
5. Posisi insisif bawah : iif-mx / MLP
6. Kompensasi insisif atas : isf-mx / m
7. Kompensasi insisif bawah : iif-m / mx

Gambar 7. Titik dan garis referensi yang disarankan Svanholt dan Solow

9
Gambar 8. Sudut-sudut yang disarankan Svanholt dan Solow

Kompensasi dentoalveolar akan menggerakkan titik tengah lengkung gigi


menjauhi garis simetri dimana salah satu rahang memajukan garis kompensasi
(CPL). Jika titik tengah lengkung gigi tidak menyentuh garis kompensasi
menyebabkan kompensasi dentoalveolar tidak lengkap. Jika titik tengah lengkung
gigi tidak berseberangan dengan garis simetri rahang ke garois kompensasi
disebut displastik.

1.3. Analisa Grummons

Gambar 9. Landmark dalam analisa Grummons


Tahap-tahap analisa Grummons:
1. Bidang Horisontal ada empat :
a. Menghubungkan bagian median dari sutura zygomatikofrontal (Z)
b. Menghubungkan garis tengah lengkung zygomatikus (ZA)
c. Menghubungkan bagian median prosesus jugal (J)
d. Sejajar dengan bidang Z melewati menton

10
Gambar 10. Bidang horisontal pada analisa Grummons

2. Garis referensi midsagital (MSR) : crista gali (Cg) melewati anterior nasal
spine (ANS) ke area dagu
3. Analisa morfologi mandibula yang tahapannya antara lain sisi kiri dan kanan
segitiga dibentuk antara kepala konmdil (Co) ke cekungan antegonial (Ag) dan
Menton (Me). Garis vertikal dari ANS ke Me menunjukan bidang midsagital
pada wajah bagian bawah.

11
Gambar 11. Analisa morfologi mandibula pada analisa Grummons

2. Perbandingan Volumetrik, yaitu menghubungkan empat titik kondil (Co),


cekungan antegonial (Ag), menton (Me), dan titik pertemuan perpendikular
dari Co ke MSR.

Gambar 12. Perbandingan volumetri pada analisa Grummons

5. Perbandingan asimetri maksilomandibula, yaitu yang dibentuk dari empat


garis : perpendikular ke MSR, dari Ag dan dari J bilateral. Garis yang

12
menghubungkan Cg dan J dan garis yang menghubungkan Cg dan Ag.
Kemudian dibuat dua segitiga pada daerah ini dan tiap segitiga dibagi oleh
garis MSR. Jika simetri maka dibuat juga dua buah segitiga lagi, yaitu dari J-
Cg-J dan Ag-Cg-Ag.

Gambar 13. Perbandingan asimetri maksilomandibula pada analisa Grummons

6. Perbandingan garis asimetri, yaitu jarak ke MSR dan perbedaan dimensi


vertikal dari proyeksi perpendikular dari landmark bilateral ke MSR dihitung
untuk landmark Co, NC, J, Ag dan Me

13
Gambar 14. Perhitungan garis asimetri

7. Relasi maksilomandibular, yaitu pada saat dilakukan foto x-ray dimana kawat
Australia yang berdiameter 0,014 inci diletakkan pada area mesioklusal pada
gigi pertama maksila, yang mengindikasikan bidang posterior oklusal. Garis
yang menghubungkannya antara lain : garis Ag-Ag, NS-Me, dan garis MSR
menyatakan kompensasi gigi untuk asimetri skeletal yang disebut
ketidakseimbangan maksilomandibular.

14
Gambar 15. Perhitungan relasi maksilo-mandibula

8. Analisa proporsi frontal-vertikal, yaitu rasio perhitungan skeletal dan gigi pada
garis Cg-Me. Ada beberapa rasio yang dapat digunakan sebagai pertimbangan
(A1 : tepi gigi insisif sentral atas, B1 : tepi gigi insisif sentral bawah) :
a. rasio wajah atas antara lain Cg-ANS : Cg-Me
b. rasio wajah bawah antara lain ANS-Me : Cg-Me
c. rasio maksila antara lain ANS-A1 : ANS-Me
d. total rasio maksila antara lain ANS-A1 : Cg-Me
e. rasio mandibula antara lain B1-Me : ANS-Me
f. total rasio mandibula antara lain B1-Me : Cg-Me
g. rasio maksilomandibula antara lain : ANS-A1 : B1-Me
Rasio-rasio ini kemudian dibandingkan dengan rasio wajah estetik.
Rangkuman dari analisa asimetri wajah hanya digunakan bidang horisontal,
analisa morfologi mandibula dan perbandingan asimetri maksilomandibula.

15
Gambar 16. Analisa proporsi frontal-vertikal

3.4 Analisis Hewitt


Berdasarkan metode ini (Hewitt, 1975), analisis asimetri kraniofasial
diperoleh dengan membagi kompleks kraniofasial menjadi suatu segitiga, yang
disebut juga triangulasi wajah. Perbedaan sudut dari segitiga dan daerah yang
terkait dapat dibandingkan antara sisi kiri dan sisi kanan. Regio-regionya adalah
sebagai berikut:
1. Basis kranial
2. Regio maksila lateral
3. Regio maksila atas
4. Regio maksila tengah
5. Regio maksila bawah
6. Regio dental
7. Regio mandibula

16
Gambar 17. Triangulasi pada wajah

3.5 Metode Chierici


Metode ini berfokus pada pemeriksaan asimetri terhadap wajah atas
(Chierici, 1983). Sebuah garis menghubungkan perpanjangan lateral dari sutura
zygomaticofrontal pada masing-masing sisi (garis zmf-zmf). Garis x digambarkan
melalui alas dari krista galli perpendikular ke zmf-zmf. Pemeriksaan terhadap
struktur-struktur yang berbeda, dan landmark kiri kanan pada bidang yang sama,
serta deviasi garis tengah dapat mengidentifikasi terjadinya asimetri kraniofasial
secara luas.
Literatur penelitian pada beberapa metode sebelumnya telah membahas
mengenai tujuan dari analisis ini yaitu untuk menilai sefalogram antero-posterior.
(Cheney, 1961; Letzer dan Kronman, 1976; Mulick, 1965; Shah dan Joshi, 1978;
Thompson, 1943)

17
Gambar 18. Tracing pada sefalogram antero-posterior Chierici

3.6 Analisis Grayson


Metode analisis asimetri kraniofasial dengan mengunakan bidang-bidang
sefalometri antero-posterior telah dikembangkan oleh Grayson dkk (1983).
Landmark di identifikasi dari berbagai bidang frontal yang berbeda pada
kedalaman kompleks kranofasial terpilih dan garis tengah skeletal. Analisis ini
dapat menggambarkan garis tengah dan titik tengah secara tiga dimensi (sagital).
Garis tengah dan titik tengah dapat dikombinasikan, dan kemiringan bidang
midsagital dapat diketahui dari analisis ini.
Dalam prakteknya, analisis ini dilakukan pada tiga kertas tracing asetat
dengan menggunakan sefalogram antero-posterior yang sama. Struktur-
strukturnya di-tracing pada atau mendekati tiga bidang yang berbeda dalam
gambaran lateral.

Gambar 19. Tracing asetat terpisah dibuat pada radiograf yang sama dihubungkan ke
struktur pada penampakan lateral dalam atau dekat tiga bidang yang diindikasikan.

18
Pada kertas asetat yang pertama, digambarkan lingkaran orbita, sepanjang
apertura firiformis, insisiv maksila dan mandibula, serta titik tengah dari simfisis
mandibula. Pada gambaran pertama, anatomi aspek yang paling superfisial dari
kompleks kraniofasial, diperlihatkan pada bidang A.

Gambar 20. Tracing 1.(a) orbital rims, (b) apertura piriformis, (c) insisiv maksila dan
mandibula, (d) batas inferior simfisis

Pada kertas yang kedua, ditracing sayap sphenoid yang terbesar dan
sedikit, bagian paling lateral dari lengkung zigoma, prosesus koronoid, M1
permanen maksila dan mandibula, badan mandibula, dan foramen mentalis.
Struktur-struktur ini berada pada atau mendekati bagian koronal terdalam dari
bidang B.

Gambar 21. Tracing 2.(a) sayap sphenoid terbesar dan terkecil; (b) perpotongan paling
lateral pada lengkung zigomatik; (c) procc. Coronoideus; (d) molar permanen pertama
RA dan RB; (e) badan mandibula; (f) foramen mentale

Tracing ketiga mengandung struktur-struktur dan landmarks yang


bertanggungjawab terhadap bidang C, meliputi permukaan teratas dari bagian
petrous tulang temporal, kondilus mandibula dengan batas terluar dari ramus
menuju sudut gonion, dan prosesus mastoideus yang menghubungkan antara
lengkung temporal dan tulang parietal.

19
Gambar 22. Tracing 3.(a) permukaan superior dari bagian petrous pada tulang temporal;
(b) kondilus mandibula dengan batas terluar ramus; (c) procc. Mastoideus

Dari tiap tracing, konstruksi garis tengah midsagital dapat dilihat sebagai
berikut (gambar 23): pada bidang A, titik Mce menunjukkan bagian tengah dari
masing-masing orbita, titik Mp adalah titik paling lateral dari masing-masing
apertura firiformis, titik Mi merupakan pertemuan antara insisiv maksila dan
mandibula, titik Mg adalah daerah gnation.
Semua titik-titik ini berdekatan dengan garis tengah. Garis tengah dari
bidang A dapat diperoleh dengan cara menghubungkan titik-titik di atas. Hasilnya
adalah pembagian dari garis tengah yang sudutnya menunjukkan derajat
keasimetrisan dari struktur-struktur tersebut.
Prinsip yang sama diterapkan pada bidang B dan C. Pada bidang B, titik
tengah yang dipergunakan adalah titik Msi merupakan titik tengah antara Si kiri
dan kanan, titik Mz adalah titik tengah dari lengkung zigoma, titik Mc merupakan
ujung dari prosesus koronoideus, titik Mx adalah titik tengah antara maksila kiri
dan kanan, titik Mf adalah titik tengah antara foramen mentalis kiri dan kanan.
Pada bidang C, titik tengah yang digunakan adalah titik Md yaitu titik
antara kedua kondilus, Mm adalah titik tengah antara titik inferior terdalam dari
prosesus mastoideus kiri dan kanan, Mgo adalah titik antara kedua gonion.

Gambar 23. Bentuk midline untuk bidang A; B bentuk midline untuk bidang B; C bentuk
midline untuk bidang C.

20
Jika dilakukan superimpose pada ketiga tracing (gambar 24), maka dapat
diketahui fenomena kemiringan dari tulang kraniofasial. Pada pasien asimetri
berat, asimetri kraniofasial akan muncul lebih parah pada bagian posterior dan di
dalam struktur kranial. Analisis bidang-bidang ini akan memperlihatkan gambaran
bidang sagital dari sefalometri antero-posterior.

Gambar 24. Bentuk midline menyimpang ke lateral secara progresif melalui bidang
anterior dan posterior pada wajah

Landmark dan variabel yang dapat diidentifikasi atau bidang koronal pada
kedalaman yang berbeda pada sefalogram anterior dapat menyediakan informasi
yang memperhatikan dimensi vertikal, transversal, dan sagital pada tulang-tulang
kraniofasial. Analisis banyak bidang dikembangkan oleh Grayson dkk (1983)
merupakan metode paling lengkap dan paling baik pada kategori ini.

BAB IV
KESIMPULAN

Sefalometri secara umum terdiri dari sefalometri lateral dan antero-


posterior/frontal. Sefalometri lateral digunakan untuk pemeriksaan awal skeletal
dan dentoalveolar, sedangkan sefalometri antero-posterior merupakan evaluasi
tambahan apabila dicurigai adanya asismetri pada struktur dentofasial.
Sefalogram antero-posterior dapat dianalisa pada dimensi vertikal,
transversal, dan sagital. Perbedaan struktur sisi kiri dan kanan baik wajah atas dan
bawah dapat diteliti dimensi vertikal, posisi, dan keseimbangannya.
Banyak analisis mempunyai variabel-variabel dan pengukuran-pengukuran
dari dimensi transversal. Setelah mendapatkan bidang midsagital, pengukuran
linier, angulasi, dan pengukuran proporsional dibuat guna mengevaluasi
keburukan dan derajat asimetri atau defisiensi transversal.
Hubungkan landmark midline untuk bidang midsagital akan memberikan
evaluasi kualitatif untuk membantu klarifikasi sumber dari asimetri. Bidang

21
vertikal dibuat melalui sudut-sudut dari mandibula dan tepi luar dari lengkung
zigomatik juga dapat menerangkan asimetri pada posisi dari struktur tersebut.
Banyak metode analisa untuk sefalogram antero-posterior diantaranya
adalah analisa Ricketts, Svanholt dan Solow, Grummons, Hewitt, metode Chierici,
dan analisa Grayson. Diantara banyak analisa, analisa Grayson merupakan metode
paling lengkap dan paling baik.

22

Anda mungkin juga menyukai