PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
Menghubungkan landmark midline ke bidang midsagital akan memberikan
evaluasi kualitatif untu mendapatkan sumber asimetri wajah.
Landmark dan variabel-variabel yang didapatkan dari bidang koronal pada
sefalometri antero-posterior dapat memberikan informasi berhubungan dengan
dimensi vertikal, transversal, dan sagital dari kraniofasial.
2
Gambar 1. Struktur-struktur yang termasuk dalam tracing pada sefalogram antero-
posterior
3
Titik Landmark Bilateral:
1. Eurion (Eu) : Titik lateral yang paling prominen pada tulang
parietal dan temporal yang merupakan titik paling lateral dari cranium.
2. Latero-orbitale (Lo) : Perpotongan dari kontur orbital lateral dengan
garis innominate dimana garis innominate memperlihatkan permukaan
temporal dari wing sphenoid.
3. Medio-orbitale (Mo) : Perpotongan dari kontur orbital medial dnegan
kontur paling atas dari wing spenoid.
4. Zygion (Zy) : Titik paling luar dari zygomatic arch.
5. Maxillare (Mx) : Perpotongan dari kontur lateral dari prosesus
alveolaris maksila dan kontur paling bawah dari prosesus zygomatik
maksila.
6. Mx6.bs : Titik lateral yang paling prominen dari permukaan
bukal M1 atas.
7. Mn6.bs : Titik lateral yang paling prominen dari permukaan
bukal M1 bawah.
8. Mastoidale (Ms) : Titik paling bawah dari prosesus mastoideus.
9. Mental foramen (Mf) : Pusat dari foramen mentale.
10. Gonion (Go) : Titik lateral dan paling bawah dari sudut
mandibula.
11. Antegonion (Ag) : Titik paling atas dari antegonial notch.
4
Gambar 3. Gambaran sefalometri antero-posterior menunjukkan True Horizontal Plane
dalam hubungan tegak lurus dengan True Vertical Plane
5
.
Gambar 4. Bidang referensi horizontal sefalometri antero-posterior
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
16. Lebar maksila
Diukur garis antara J kiri dan J kanan
17. Lebar Mandibula
Diukur garis antara AG kiri dan AG kanan
18. Lebar Wajah
Diukur garis antara ZA kiri dan ZA kanan
8
1.2. Analisa Svanholt and Solow
Tujuan analisa ini adalah untuk menganalisa perkembangan transversal
dari kraniofasial, yaitu relasi antara midline rahang dengan lengkung gigi
(Svanholt and Sollow, 1977). Analisa ini menggabungkan variabel-variabel
yang dirancang menjadi nol kesimetrisannya.
1. Posisi tranversal maksila : mx-om / ORP
2. Posisi tranversal mandibula : m-om / ORP
3. Hubungan tranversal rahang : CPL / MXP
4. Posisi insisif atas : isf-mx / MXP
5. Posisi insisif bawah : iif-mx / MLP
6. Kompensasi insisif atas : isf-mx / m
7. Kompensasi insisif bawah : iif-m / mx
Gambar 7. Titik dan garis referensi yang disarankan Svanholt dan Solow
9
Gambar 8. Sudut-sudut yang disarankan Svanholt dan Solow
10
Gambar 10. Bidang horisontal pada analisa Grummons
2. Garis referensi midsagital (MSR) : crista gali (Cg) melewati anterior nasal
spine (ANS) ke area dagu
3. Analisa morfologi mandibula yang tahapannya antara lain sisi kiri dan kanan
segitiga dibentuk antara kepala konmdil (Co) ke cekungan antegonial (Ag) dan
Menton (Me). Garis vertikal dari ANS ke Me menunjukan bidang midsagital
pada wajah bagian bawah.
11
Gambar 11. Analisa morfologi mandibula pada analisa Grummons
12
menghubungkan Cg dan J dan garis yang menghubungkan Cg dan Ag.
Kemudian dibuat dua segitiga pada daerah ini dan tiap segitiga dibagi oleh
garis MSR. Jika simetri maka dibuat juga dua buah segitiga lagi, yaitu dari J-
Cg-J dan Ag-Cg-Ag.
13
Gambar 14. Perhitungan garis asimetri
7. Relasi maksilomandibular, yaitu pada saat dilakukan foto x-ray dimana kawat
Australia yang berdiameter 0,014 inci diletakkan pada area mesioklusal pada
gigi pertama maksila, yang mengindikasikan bidang posterior oklusal. Garis
yang menghubungkannya antara lain : garis Ag-Ag, NS-Me, dan garis MSR
menyatakan kompensasi gigi untuk asimetri skeletal yang disebut
ketidakseimbangan maksilomandibular.
14
Gambar 15. Perhitungan relasi maksilo-mandibula
8. Analisa proporsi frontal-vertikal, yaitu rasio perhitungan skeletal dan gigi pada
garis Cg-Me. Ada beberapa rasio yang dapat digunakan sebagai pertimbangan
(A1 : tepi gigi insisif sentral atas, B1 : tepi gigi insisif sentral bawah) :
a. rasio wajah atas antara lain Cg-ANS : Cg-Me
b. rasio wajah bawah antara lain ANS-Me : Cg-Me
c. rasio maksila antara lain ANS-A1 : ANS-Me
d. total rasio maksila antara lain ANS-A1 : Cg-Me
e. rasio mandibula antara lain B1-Me : ANS-Me
f. total rasio mandibula antara lain B1-Me : Cg-Me
g. rasio maksilomandibula antara lain : ANS-A1 : B1-Me
Rasio-rasio ini kemudian dibandingkan dengan rasio wajah estetik.
Rangkuman dari analisa asimetri wajah hanya digunakan bidang horisontal,
analisa morfologi mandibula dan perbandingan asimetri maksilomandibula.
15
Gambar 16. Analisa proporsi frontal-vertikal
16
Gambar 17. Triangulasi pada wajah
17
Gambar 18. Tracing pada sefalogram antero-posterior Chierici
Gambar 19. Tracing asetat terpisah dibuat pada radiograf yang sama dihubungkan ke
struktur pada penampakan lateral dalam atau dekat tiga bidang yang diindikasikan.
18
Pada kertas asetat yang pertama, digambarkan lingkaran orbita, sepanjang
apertura firiformis, insisiv maksila dan mandibula, serta titik tengah dari simfisis
mandibula. Pada gambaran pertama, anatomi aspek yang paling superfisial dari
kompleks kraniofasial, diperlihatkan pada bidang A.
Gambar 20. Tracing 1.(a) orbital rims, (b) apertura piriformis, (c) insisiv maksila dan
mandibula, (d) batas inferior simfisis
Pada kertas yang kedua, ditracing sayap sphenoid yang terbesar dan
sedikit, bagian paling lateral dari lengkung zigoma, prosesus koronoid, M1
permanen maksila dan mandibula, badan mandibula, dan foramen mentalis.
Struktur-struktur ini berada pada atau mendekati bagian koronal terdalam dari
bidang B.
Gambar 21. Tracing 2.(a) sayap sphenoid terbesar dan terkecil; (b) perpotongan paling
lateral pada lengkung zigomatik; (c) procc. Coronoideus; (d) molar permanen pertama
RA dan RB; (e) badan mandibula; (f) foramen mentale
19
Gambar 22. Tracing 3.(a) permukaan superior dari bagian petrous pada tulang temporal;
(b) kondilus mandibula dengan batas terluar ramus; (c) procc. Mastoideus
Dari tiap tracing, konstruksi garis tengah midsagital dapat dilihat sebagai
berikut (gambar 23): pada bidang A, titik Mce menunjukkan bagian tengah dari
masing-masing orbita, titik Mp adalah titik paling lateral dari masing-masing
apertura firiformis, titik Mi merupakan pertemuan antara insisiv maksila dan
mandibula, titik Mg adalah daerah gnation.
Semua titik-titik ini berdekatan dengan garis tengah. Garis tengah dari
bidang A dapat diperoleh dengan cara menghubungkan titik-titik di atas. Hasilnya
adalah pembagian dari garis tengah yang sudutnya menunjukkan derajat
keasimetrisan dari struktur-struktur tersebut.
Prinsip yang sama diterapkan pada bidang B dan C. Pada bidang B, titik
tengah yang dipergunakan adalah titik Msi merupakan titik tengah antara Si kiri
dan kanan, titik Mz adalah titik tengah dari lengkung zigoma, titik Mc merupakan
ujung dari prosesus koronoideus, titik Mx adalah titik tengah antara maksila kiri
dan kanan, titik Mf adalah titik tengah antara foramen mentalis kiri dan kanan.
Pada bidang C, titik tengah yang digunakan adalah titik Md yaitu titik
antara kedua kondilus, Mm adalah titik tengah antara titik inferior terdalam dari
prosesus mastoideus kiri dan kanan, Mgo adalah titik antara kedua gonion.
Gambar 23. Bentuk midline untuk bidang A; B bentuk midline untuk bidang B; C bentuk
midline untuk bidang C.
20
Jika dilakukan superimpose pada ketiga tracing (gambar 24), maka dapat
diketahui fenomena kemiringan dari tulang kraniofasial. Pada pasien asimetri
berat, asimetri kraniofasial akan muncul lebih parah pada bagian posterior dan di
dalam struktur kranial. Analisis bidang-bidang ini akan memperlihatkan gambaran
bidang sagital dari sefalometri antero-posterior.
Gambar 24. Bentuk midline menyimpang ke lateral secara progresif melalui bidang
anterior dan posterior pada wajah
Landmark dan variabel yang dapat diidentifikasi atau bidang koronal pada
kedalaman yang berbeda pada sefalogram anterior dapat menyediakan informasi
yang memperhatikan dimensi vertikal, transversal, dan sagital pada tulang-tulang
kraniofasial. Analisis banyak bidang dikembangkan oleh Grayson dkk (1983)
merupakan metode paling lengkap dan paling baik pada kategori ini.
BAB IV
KESIMPULAN
21
vertikal dibuat melalui sudut-sudut dari mandibula dan tepi luar dari lengkung
zigomatik juga dapat menerangkan asimetri pada posisi dari struktur tersebut.
Banyak metode analisa untuk sefalogram antero-posterior diantaranya
adalah analisa Ricketts, Svanholt dan Solow, Grummons, Hewitt, metode Chierici,
dan analisa Grayson. Diantara banyak analisa, analisa Grayson merupakan metode
paling lengkap dan paling baik.
22