Anda di halaman 1dari 3

APA AKIBAT KEHILANGAN GIGI TERHADAP BIDANG OKLUSAL DAN

HUBUNGANNYA DENGAN TMJ

Jumlah Kehilangan Gigi

Jumlah gigi geligi sangat menentukan efektifitas pengunyahan dan penelanan yang
merupakan langkah awal dari proses pencernaan. Jumlah gigi geligi yang sedikit akan
menghasilkan bolus yang kasar sehingga dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan
nutrisi. Selain itu, jumlah gigi geligi dalam rongga mulut akanmemengaruhi distribusi
tekanan dan fungsi pengunyahan, penampilan, berbicara serta kenyamanan seseorang
sehingga kehilangan gigi memiliki banyak dampak negatif yang memengaruhi banyak aspek.
Dalam penelitiannya, Knezovic-Zlataric dkk (2001) membagi kelompok jumlah kehilangan
gigi kedalam tiga kelompok yaitu, kehilangan satu sampai lima gigi; kehilangan enam sampai
sepuluh gigi; kehilangan lebih dari sepuluh gigi.37 chapter II pdf

Pada penelitianWang,dkk (2009) dan Shet RGK (2010) menyatakan jumlah kuadran
kehilangan gigi lebih berpengaruh terhadap terjadinya gangguan sendi temporomandibula
dibandingkan dengan jumlah kehilangan gigi dimana semakin besar jumlah kuadran
kehilangan gigi maka insiden terjadinya gangguan sendi temporomandibula akan meningkat.
Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa resiko lebih rendah pada individu yang
mengalami kehilangan gigi posterior hanya pada 1 kuadran dibandingkan dengan kehilangan
gigi posterior pada kuadran yang berbeda.12,18 chapter II pdf

Dukungan Oklusal

Kehilangan gigi posterior akan disertai dengan hilangnya dataran oklusal, sehingga akan
memengaruhi keseimbangan oklusi dan mengganggu fungsi. Oleh karena itu, sejumlah
penelitian menyatakan dukungan oklusal sebagai faktor predisposisi terjadinya gangguan
sendi temporomandibula.8,13,14 chapter II pdf

Salah satu faktor yang berperan penting dalam terjadinya gangguan sendi temporomandibula
adalah keadaan oklusi gigi-geligi.41Perubahan bentuk komponen artikular terbukti ada
hubungannya dengan beban biomekanis yang diterima sendi dan pada akhirnya berkaitan
dengan oklusi. Ketidakseimbangan oklusi dapat disebabkan oleh karena hilangnya gigi geligi
pada rahang.49,56 Kehilangan gigi akan mengganggu kestabilan oklusi sehingga
meningkatkan kerentanan terhadap perubahan beban fungsional sendi temporomandibula
yang akan menyebabkan perubahan patologis kondilus dan artrosis (proses degenerasi tanpa
peradangan).56

Berdasarkan penelitian Ciancaglini dkk (1999) melaporkan bahwa terdapat 60,2% pasien
dengan kehilangan dukungan oklusal mengalami gangguan fungsional dan menyebabkan
disfungsi sendi temporomandibula sehingga temuan ini menyatakan bahwa dukungan oklusal
merupakan faktor yang berhubungan dengan penguyahan dan gangguan sendi
temporomandibula.12 Hal ini sesuai dengan penelitian Ross dkk (2002) yang menemukan
adanya hubungan yang positif antara kehilangan gigi posterior rahang bawah dan adanya
pergeseran diskus mandibula.44 Pada kehilangan gigi akan terjadi proses remodelling pada
sendi sebagai respon terhadap perubahan pada lingkungan fungsional sebagai toleransi
terhadap hilangnya gigi. 4,49-51,58 chapter II pdf

Beban fungsional yang berlebih dan peningkatan gesekan sendi berperan bersama-sama
sebagai etiologi terjadinya gangguan sendi temporomandibula.56 Hilangnya sejumlah besar
gigi mengakibatkan bertambah beratnya beban oklusal pada gigi yang masih tinggal.7
Keadaan ini pada akhirnya akan menyebabkan beban berlebih pada sendi temporomandibula
sehingga turut berperan dalam mengakibatkan terjadinya perubahan pada sendi.4,11,49
Milam dkk menyatakan bahwa cedera mekanik dan hipoxia/kegagalan perfusi menunjukkan
tekanan oksidatif menyebabkan akumulasi radikal bebas yang merusak jaringan artikular
pada sendi temporomandibula. Beberapa penelitian menunjukkan adanya radikal oksidatif
reaktif dalam cairan sinovial pada sendi temporomandibula yang mengalami gangguan.49,56

Penentu Oklusi (Guidence)

Gerakan oklusi dan mandibula dikendalikan oleh tiga faktor yaitu : gigi dikenal sebagai
penentu anterior, TMJ dikenal sebagai penentu posterior dan sistem neuromuskular.[4]

Gigi sebagai penentu anterior

Penentu anterior menunjukkan faktor gigi yang mempengaruhi morfologi oklusal dan
gerakan rahang bawah. Gigi posterior menyediakan end-stop (penghentian vertikal) dari
mandibula, sedangkan gigi anterior memandu mandibula ke maximum intercuspal position
dan juga di ekskursi kanan dan kiri, dan dalam gerakan menonjol. Contoh unsur penentu
anterior:
a. Incisal guidance/Panduan insisal (tumpang tindih vertikal dan horizontal dari gigi
anterior).

b. Bidang oklusal.

c. Kurva Spee.

d. Kurva Wilson

Bidang oklusi

Hal ini didefinisikan sebagai bidang rata yang ditetapkan oleh permukaan insisal dan oklusal
dari gigi. Oleh karena itu, sebuah bidang imajiner yang menyentuh tepi insisal dari gigi
anterior dan ujung cusp dari gigi posterior sudut cusp dari gigi posterior dipengaruhi oleh
hubungan antara bidang oklusal dan panduan artikular. Akibatnya ketika sudut bidang oklusal
sejajar atau hampir sejajar dengan panduan condylar, ketinggian cusp harus pendek dan
sebaliknya. [4]

TMJ

Dari 62% sample yang di amati didapatkan bahwa faktor oklusi yang paling sering
mempengaruhi pada pasien dengan TMD adalah hilangnya 5 atau lebih gigi posterior. Hal ini
berkaitan dengan proses adaptasi TMJ sebelum perubahan fungsional yang berhubungan
dengan kehilangan gigi. Beberapa penelitian melaporkan bahwa kehilangan gigi posterior
berhubungan dengan perubahan sendi, khususnya meningkatkan resiko cracking dan disc
displacement. (Dental Press J Orthod. 2012 Nov-Dec;17(6):61-8)

Ketidakstabilan oklusal yang disebabkan oleh kehilangan gigi posterior bisa menyebabkan
TMD jika perubahan oklusal, perubahan otot dan sendi melewati ambang batas adaptasi
sistem stomatognati. Membuat protesa untuk menggantikan gigi yang hilang pada pasien
yang simptomatik bukanlah perawatan ideal, karena pada kasus ini sudah terjadi perubahan
sendi, sehingga membutuhkan perawatan rehabilitasi multidisiplin yang kompleks untuk
mengembalikan fungsi fisiologisnya. Perawatan rehabilitasi prostetik dini pada pasien
Asimptomatik bisa diindikasikan untuk mencegah kolaps oklusal dan mengurangi resiko
masalah sendi nantinya. (Dental Press J Orthod. 2012 Nov-Dec;17(6):61-8)

Anda mungkin juga menyukai