Anda di halaman 1dari 2

LO 4: Gangguan yang Ditimbulkan Akibat Maloklusi

1. Masalah estetika
Penampilan fisik termasuk gigi merupakan aspek yang sangat penting
untuk menumbuhkan kepercayaan diri seseorang. Gigi dengan susunan
yang rapi dan senyum yang menawan akan memberikan efek yang positif
terhadap tingkat sosial sedangkan gigi yang tidak teratur dan protrusi akan
memberikan efek negatif.
2. Resiko terhadap karies
Untuk kasus karies dan penyakit periodontal yang ringan maloklusi bukan
merupakan penyebab langsung yang utama karena penyebab utama karies
dan penyakit periodontal adalah plak. Keadaan gigi yang berjejal dapat
menyebabkan

pembersihan

gigi

kurang

adekuat

sehingga

dapat

menyebabkan karies dan penyakit periodontal (Bhalajh, 1998)


3. Gangguan psikologis
Dampak psikologis akibat maloklusi membuat penderita merasa rendah
diri, susah untuk beradaptasi, mengalami gangguan emosi (Proffit, 2007),
tidak percaya diri, tidak nyaman dalam interaksi sosial, kurang bahagia
dan kerap membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Hal tersebut
akan mempengaruhi perkembangan diri seseorang terutama pada masa
remaja, dimana seseorang sedang mencari jati dirinya (Dariyo, 2004).
4. Resiko terhadap trauma
Gigi-gigi insisif yang terlalu protrusi yang parah memiliki resiko tinggi
terhadap injuri khususnya selama bermain atau terjatuh karena kecelakaan
5. Abnormalitas Fungsi
Kelainan bentuk dan struktur organ bicara yang sering terlihat pada
kelainan lidah dan palatum (langit-langit) yang memengaruhi ketelitian,
rentang, dan kecepatan gerakan lidah yang mengakibatkan kesulitan bicara
l, t, d, n, s, z, dan kesalahan dalam proses penelanan. Kelainan ini sering
terjadi karena adanya kebiasaan buruk, seperti mengisap jari, bernapas
melalui mulut, menggigit bibir, menggigit pensil dan kuku, atau adanya
tonsil dan adenoid yang memengaruhi gerakan lidah.
6. Temporomandibular Disease

Istilah gangguan sendi temporomandibular (temporomandibular joint;


TMJ) secara salah untuk menggambarkan keadaan sendi sendiri bukan
merupakan

sumber

utama

disfungsi.

Gangguan

musculoskeletal,

dibandingkan dengan penyakit sendi, lebih sering merupakan sumber


gejala dan keluhan di rahang atau daerah pembiasan di kepala dan leher.
Keluhan ini dapat berupa nyeri di wajah, leher, bahu, dan punggung; nyeri
kepala; ketidakmampuan menemukan posisi istirahat bagi rahang;
kesulitan membuka mulut; dan nyeri pada pengunyahan.
Dapus:
Bhalajhi SI. 1998. Orthodontics: The art and science. 1st ed. New Delhi: Arya
Publishing House.
Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia
Proffit WR, Fields HW. 2007. Contemporary Orthodontics, 4th ed. St Louis CV
Mosby Co.

Anda mungkin juga menyukai