KELOMPOK 5 (Liana Yundawati, Annisa Ratu, Mega Aprilia, Aisyn, Dwi Alba,
Nurmawati, Muazzinah, Arian Hidayatullah, Shopya Nur)
Tenaga kesehatan yang ada di fasilitas kesehatan sangat mempengaruhi keamanan dan
keselamatan pasien. Hal ini tergantun dari keadaan emosional seorang tenaga kesehatan yang
terpengaruh akibat karakteristik pasien, lingkungan kesehatan dann faktor individu dengan
tenaga kesehatan yang lain. Dampak emosional negatif inilah yang memungkinkan terjadinya
kesalahan dalam perawatan (Prentice et al. 2020)
Evidence Based Practise (EBP) membantu perawat (tenaga kesehatan) yang menyediakan
perawatan pasien dengan kualitas tinggi berdasarkan riset/penelitian dan ilmu pengetahuan,
daripada karena ‘ ini adalah cara yang selalu kami lakukan ‘ atau berdasarkan tradisi, mitos,
dugaan, saran teman sejawat atau kolega atau buku pelajaran yang kuno (ketinggalan jaman
atau tidak update). EBP penting untuk keselamatan pasie, pengembangan profesi
keperawatan dan pendidikan mahasiswa keperawatan (Newhouse et al, 2007)
1. Pengertian EBP
EBP adalah upaya untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan melalui penerapan
praktik keperawatan yang didasarkan pada pemilihan bukti terbaik. EBP berdampak positif
pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan, kepuasan pasien dan meningkatkan semangat
kerja perawat (Irmayanti, Malini dan Murni, 2019). EBP dapat meningkatkan kualitas
perawat terkait sikap, minar dan pengetahuannya (Bjuresater, Sebastian, Kulkarni dan Athlin,
2018).
WHO menyatakan bahwa keselamatan pasien adalah komponen paling mendasar dari
perawatan kesehatan. Permenkes No. 11 tahun 2017 menyatakan bahwa keselamatan pasien
adalah sistem yang membuat perawatan kepada pasien lebih aman (Ilmidin et al. 2022)
1. Assesmen resiko
Upaya yang dilakukan diatas diharapkan meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan tenaga kesehatan baik dokter, perawat,
bidan maupun tenaga kesehatan lain yang melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil dalam dunia kesehatan.
EBP keselamatan pasien adalah sistem pengambilan keputusan berdasarkan bukti terbaik
untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
sehingga menghindari terjadinya kesalahan akibat melaksanakan tindakan medis yang
menimbulkan cedera bagi pasien.
Pendekatan yang dilakukan berdasarkan pada EBP bertujuan menemukan bukti-bukti terbaik
sebagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan klinis yang muncul dan kemudian
mengaplikasikan bukti tersebut kedalam praktek keperawatan guna meningkatkan kualitas
perawatan pasien tanpa menggunakan bukti-bukti terbaik, praktek keperawatan akan sangat
tertinggal dan seringkali berdampak kerugian untuk pasien. Contohnya saja edukasi pada ibu
untuk menempatkan bayinya pada saat tidur dengan posisi pronasi dengan asumsi tersebut
merupakan posisi terbaik untuk mencegah aspirasi pada bayi ketika tidur, namun berdasarkan
EBP menyatakan bahwa posisi pronasi pada bayi akan dapat mengakibatkan resiko kematian
secara tiba-tiba (Melnyk dan Fineout, 2011)
Manfaat EBP menurut Trinder dan Reynolds, 2006 yang dikutip oleh Sri Wahyuni adalah
3. KOMPONEN EBP
1) Bukti Eksternal, termasuk didalamnya adalah hasil peneltian, teori-teori yang lahir
dari penelitian, pendapat dari ahli, hasil dari diskusi panel para ahli
2) Bukti Internal, termasuk didalamnya adalah penilaian klinis, hasil dari proyek
peningkatan kualitas dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan klinik, hasil dari
pengkajian dan evaluasi pasien, alasan klinis, evaluasi dan penggunaan sumber daya
tenaga kesehatan yang diperlukan untuk melakukan treatment yang dipilih, mencapai
hasil yang diharapkan.
3) Manfaat dan keinginan pasien, memberikan manfaat terbaik untuk kondisi pasien
saat itu dan meminimalkan pembiayaan.
4. Langkah-langkah EBP
Kata kunci yang sudah disusun untuk memulai pencarian bukti terbaik adalah menggunakan
PICOT oleh Nancy, Heddle (2006) dikutip oleh Nursalam 2004 sebagai berikut ;
P = Patient Population (Populasi Pasien) or disease of interest (age, gender, ethnicity, with
a certain disorder hepatitis)
Jenis- jenis pertanyaan klinis (Melynyk dan Fineout-Overholt, 2011) sebagai berikut ;
Systematic review adalah ringkasan hasil dari banyak penelitian yang memakai metode
kuantitatif. Sedangkan meta-analysis adalah ringkasan dari banyak penelitian yang
menampilkan dampak dari intervensi dari berbagai studi. Namun jika meta-analysis dan
systematic review tidak tersedia maka evidence tersebut dapat ditemukan pada beberapa
data base seperti CINAHL, MEDLINE, PUBMED, NEJM dan COHRANE LIBRARY
(Melnyk dan Fineout, 2011)
Dalam EBP keselamatan pasien, Clinical Pathyway (CP) merupakan langkah secara details
apa yang harus dilakukan dalam kondisi klinis yang terjadi pada pasien. CP merupakan
rencana kegiatan harian dari manajemen pasien. CP sama dengan Care athyway, Care Map,
Critical Pathway, Integrated care pathway, multi disciplinary pathway of care, pathway of
care, Collavorative care pathways. CP ini menggunakan pendekatan multidisiplin karena itu
dapat digunakan format yang sama untuk setiap pemberi asuhan/pelayanan (Luwi, 2014).
KESIMPULAN
Tantangan masa depan bagi tenaga kesehatan adalah memenuhi kebutuhan klien
dimasa sekarang dann dimasa depan. Untuk memenuhi kebutuhan pasien dibutuhkan
dukungan oleh tata kelola yang baik dan perlakukan yang adil bagi pasien. Perawat dan
tenaga kesehatan harus memberikan harus memberikan kontribusi yang baik untuk
keselamatan pasien agar dapat mengurangi dampak negatif terhadap manusia dan
lingkungannya. Keahlian profesional yang berpusat pada klien menggunakan EBP. EBP
dalam praktek keperawatan adalah cara terbaik untuk bertemu dengan kebutuhan pasien. EBP
adalah pedoman klinis bagi profesional perawat dan pekerja kesehatan. Konteks perawatan di
EBP adalah bukti klinis dan nilai-nilai pasien dengan menggunakan bukti dan teori penelitian
sehingga membangun keterampilan dan kompetensi perawat sehinga dapat dilakukan
pengambilan keputusan dalam keahlian profesional untuk keselamatan pasien.