Anda di halaman 1dari 7

Evidence Based Practice

Dosen:
Eva Trisna, SKM., M.Kep., FISQua

Disusun Oleh :
1. Anggie Mirani Putri (11211004)
2. Anggun Septi (11211005)
3. Anis Rahmatullah (11211006)
4. Annisa Amalia (11211007)

S1 Keperawatan Reg. 14 - A

Jl. Bintaro Raya Jl. Tanah Kusir No.10, RT.4/RW.10,


Kby. Lama Utara, Kec. Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12240.
Abstrak
Praktik berbasis bukti (EBP) adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan proses
melalui penelitian ilmiah yang berkualitas tinggi bukti dapat diperoleh dan diterjemahkan ke
dalam keputusan praktis terbaik untuk meningkatkan kesehatan. Model interprofessional dari
EBP menekankan pengambilan keputusan bersama dalam konteks kemajuan paling penting
dari berbagai profesi kesehatan. Model tersebut menggambarkan tiga aliran data yang
terintegrasi dalam proses pengambilan keputusan: bukti, sumber daya, dan pasien
karakteristik. Profesional kesehatan dapat memainkan beberapa peran berbeda dalam proses
EBP, termasuk peneliti utama, peninjau sistematis, dan dokter. Melaksanakan proses EBP
melibatkan lima langkah, termasuk Ask, Acquire, Appraise, Apply, dan Analisis dan
Sesuaikan. Desain penelitian generasi baru, seperti Sequential Multi Phased Adaptive
Randomized Uji coba, telah diajukan untuk mengembangkan algoritma perawatan yang
secara optimal menangkap langkah-langkah, Menerapkan, Menganalisis, dan Menjelaskan
proses EBP.

Latar belakang

Evidence based practice adalah pendekatan sistematis untuk meningkatkan kualitas


praktik keperawatan dengan mengumpulkan bukti terbaik (Almaskari, 2017). Evidence
adalah kumpulan fakta yang diyakini kebenarannya. Ada dua bukti yang dihasilkan oleh
evidence yaitu bukti eksternal dan internal. Evidence Based Practice in Nursing adalah
penggunaan bukti eksternal dan bukti internal (clinical expertise), serta manfaat dan
keinginan pasien untuk mendukung pengambilan keputusan di pelayanan kesehatan (Chang,
Jones & Russell, 2013). Hal ini menuntut perawat untuk dapat menerapkan asuhan
keperawatan yang berbasis bukti empiris atau dikenal dengan Evidence Based Nursing
Practice (EBPN).

Kebijakan penerapan EBPN di Indonesia terdapat dalam Undang-Undang


Keperawatan Nomor 38 Tahun 2014 Pasal 2 huruf b yang menyatakan bahwa praktik
keperawatan berasaskan nilai ilmiah sebagaimana dijelaskan bahwa praktik keperawatan
harus dilandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh baik melalui
penelitian, pendidikan maupun pengalaman praktik. Meskipun kebijakan penerapan EBNP
telah tertuang dalam UU Keperawatan namun fenomena keperawatan dalam menerapkan
EBNP masih terbilang rendah di Indonesia. Banyaknya hasil penelitian keperawatan yang
sudah dihasilkan di institusi pendidikan namun belum optimal penyerapannya ke pelayanan
praktik keperawatan sehingga banyak perawat yang belum terpapar dengan penelitian. Mukti
(2012) mengatakan bahwa EBNP sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan,
keselamatan pasien, keefektifan manajemen dalam pengelolaan pelayanan keperawatan, dan
meningkatkan kesadaran akan pentingnya bukti empiris dalam melaksanakan pelayanan.

Pembahasan

A. Definisi

Evidence based practice (EBP) adalah sebuah proses yang akan membantu tenaga
kesehatan agar mampu uptodate atau cara agar mampu memperoleh informasi terbaru yang
dapat menjadi bahan untuk membuat keputusan klinis yang efektif dan efisien sehingga dapat
memberikan perawatan terbaik kepada pasien (Macnee, 2011). Sedangkan menurut
(Bostwick, 2013) Evidence based practice adalah strategi untuk memperoleh pengetahuan
dan skill untuk bisa meningkatkan tingkah laku yang positif sehingga bisa menerapkan EBP
didalam praktik. Dari kedua pengertian EBP tersebut dapat dipahami bahwa Evidance based
practice merupakan suatu strategi untuk mendapatkan knowledge atau pengetahuan terbaru
berdasarkan evidence atau bukti yang jelas dan relevan untuk membuat keputusan klinis yang
efektif dan meningkatkan skill dalam praktik klinis guna meningkatkan kualitas kesehatan
pasien.Oleh karena itu berdasarkan definisi tersebut, Komponen utama dalam institusi
pendidikan kesehatan yang bisa dijadikan prinsip adalah membuat keputusan berdasarkan
evidence based serta mengintegrasikan EBP kedalam kurikulum merupakan hal yang sangat
penting.
Praktik berbasis bukti (EBP) adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan proses
melalui penelitian ilmiah yang berkualitas tinggi bukti dapat diperoleh dan diterjemahkan ke
dalam keputusan praktis terbaik untuk meningkatkan kesehatan.

B. Konsep terkait strategi


Menurut Melnyk & Fineout-Overholt (2011) Evidence Practice in Nursing adalah
penggunaan bukti eksternal, bukti internal (clinical expertise), serta manfaat dan keinginan
pasien untuk mendukung pengambilan keputusan di pelayanan kesehatan.
1. Sejarah Evidence Based Practice (EBP)
Suksesnya Evidence Based Medicine (EBM) (Tanner, 1999) :
- Menstandarkan praktik profesi dokter atau tenaga kesehatan
- Mengeliminasi praktik yang tidak layak (buruk)
- Mendukung praktik yang baik (terbaik)
- meminimalkan biaya dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
2. Komponen Evidence Based Practice (EBP)
- Bukti eksternal
● Hasil penelitian
● Teori-teori yang lahir dari penelitian
● Pendapat dari ahli
● Hasil dari diskusi panel para ahli
- Bukti internal
● Penilaian klinis
● hasil dari proyek peningkatan kualitas dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan klinik
● hasil dari pengkajian dan evaluasi pasien
● alasan klinis
● evaluasi dan penggunaan sumber daya tenaga kesehatan yang
diperlukan untuk melakukan treatment yang dipilih
● mencapai hasil yang diharapkan
- Manfaat dan keinginan pasien
● Memberikan manfaat terbaik untuk kondisi pasien saat itu dan
meminimalkan pembiayaan.
3. Manfaat Evidence Based Practice (EBP)
- Menjadi jembatan antara penelitian dan praktik
- Mengeliminasi penelitian dengan kualitas penelitian yang buruk
- Mencegah terjadinya informasi yang overload terkait hasil-hasil penelitian
- Mengeliminasi budaya “Practice which is not evidence based”
4. Kekuatan dan kelemahan EBP Nursing
- kekuatan
● memberikan pelayanan yang terbaik
● menggunakan sumber daya yang terbaik dan terpercaya
- kelemahan
● membatasi autonomi profesional
Evidence Based Practice menjadi menjadi suatu pola kerja dimana bukti ilmiah
terbaik yang didapat melalui penelitian, pengalaman klinik perawat serta pilihan pasien
dalam menentukan keputusan klinik bagi pelayanan kesehatan menjadi landasan dalam
pemberian asuhan keperawatan (Carlson, 2010; Levin & Feldman, 2006).
Menurut Munroe, Duffy, & Fisher, 2008, pengetahuan perawat klinis akan cara
menerapkan evidence-based practice pun adalah hal yang berpengaruh kuat pada
keberhasilan implementasi Evidence based.
Penerapan evidence-based practice akan terlaksana dengan baik bila mahasiswa
memiliki sikap yang positif terhadap evidence-based practice. Pengetahuan dan
pengalaman yang memadai juga harus didukung sikap yang positif (Holleman, Eliens,
Van Vliet, & Van Achterber, 2006, dalam Ligita, 2014).
C. Contoh Penggunaan
- Memberikan Intervensi terapi kompres hangat jahe merah selama 3 hari pada pasien
rematik.
- Pemberian intervensi keperawatan non farmakologi yaitu teknik nafas dalam yang
efektif digunakan dalam menurunkan tekanan darah.
- Memberikan terapi farmakologi dengan memberikan obat pada penderita hipertensi
untuk menstabilkan tekanan darah.
- Penerapan EBN dengan memberikan intervensi pada pasien kanker payudara yang
menjalani kemoterapi yang mendapatkan antiemetik 5HT3. Selain mendapatkan
terapi farmakologis, penanganan konstipasi dapat dilakukan secara non farmakologi.
Salah satu terapi non farmakologi yang dapat digunakan yaitu self-management (SM).
- Penerapan Evidence Based Nursing (EBN) Terapi Relaksasi Otot Progresif (ROP)
dalam Mengatasi Kejenuhan Kerja Perawat Di Ruang ICU.
- Penerapan Evidence Based Nursing (EBN) pemberian terapi mewarnai gambar pada
anak dengan hospitalisasi sebagai cara yang efektif untuk menurunkan kecemasan.
- Pemantauan EKG, pemeriksaan rutin, dan memberi tahu pasien dan keluarga mereka
tentang penyakit terkait dan tindakan pencegahan rawat inap pada pasien infark
miokard akut (AMI) dengan komplikasi gagal jantung.

D. Kesimpulan
EBP sangat diperlukan dalam bidang apapun, terutama dalam meningkatkan
mutu di pelayanan kesehatan karena penelitian ilmiah yang berkualitas tinggi bukti
bisa meningkatkan mutu dan kinerja dari pelayanan kesehatan itu sendiri sehingga
kedepannya segala kesalahan ataupun malpraktek di pelayanan kesehatan tersebut
dapat diminimalisir dengan adanya bukti ilmiah dalam memberikan intervensi kepada
pasien dan juga klien.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Evidence-based practice in nursing & healthcare: A guide to best practice. Lippincott
Williams & Wilkins.
[2] Harun, Hasniatisari dkk. 2019. Pengetahuan Sikap dan Kesiapan Mahasiswa Program
Profesi Ners dalam Penerapan Evidence Based Practice.
[3] Ingersoll. G. (2000). Evidence-based nursing: what it is and isn’t. Nurse outlook.
[4] Melnyk, B. M., & Fineout-Overholt, E. (Eds). (2011).
[5] Newhouse R. et. al. 2005. “Evidence-Based Practice: A Practical Approach to
Implementation.” J Nurs Adm, 35 (1): 35.
[6] Riyadi, S & Sukarmin. (2013). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Graha Ilmu, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai