Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 4

(Tema 7)
M. FACHRI
RUHIL AMINI CANDRA
WINDA ANDIANTI
BAB 1
Latar Belakang

Evidence Based Practice (EBP) merupakan upaya untuk


mengambil keputusan klinis berdasarkan sumber yang paling
relevan dan valid. Oleh karena itu EBP merupakan jalan untuk
mentransformasikan hasil penelitian ke dalam praktek sehingga
perawat dapat meningkatkan “quality of care” terhadap
pasien.
Selain itu implementasi EBP juga akan menurunkan biaya
perawatan yang memberi dampak positif tidak hanya bagi
pasien, perawat, tapi juga bagi institusi pelayanan kesehatan.
Evidence-Based Practice (EBP), merupakan pendekatan yang
dapat digunakan dalam praktik perawatan kesehatan, yang
berdasarkan evidence atau fakta.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian

EBP merupakan salah satu perkembangan yang penting pada dekade ini untuk membantu
sebuah profesi, termasuk kedokteran, keperawatan, sosial, psikologi, public health, konseling dan
profesi kesehatan dan sosial lainnya (Cullum N, 2010).

Menurut (Goode & Piedalue, 1999) : Praktik klinis berdasarkan bukti melibatkan temuan
pengetahuan dari penelitian, review atau tinjauan kritis. EBP didefinisikan sebagai intervensi dalam
perawatan kesehatan yang berdasarkan pada fakta terbaik yang didapatkan. EBP merupakan
proses yang panjang, adanya fakta dan produk hasil yang membutuhkan evaluasi berdasarkan hasil
penerapan pada praktek lapangan.
Lanjutan

Tujuan EBP

Tujuan utama di implementasikannya evidance based practice di dalam praktek


keperawatan adalah untuk meningkatkan kualitas perawatan dan memberikan hasil yang terbaik
dari asuhan keperawatan yang diberikan. Selain itu juga, dengan dimaksimalkannya kualitas
perawatan tingkat kesembuhan pasien bisa lebih cepat dan lama perawatan bisa lebih pendek serta
biaya perawatan bisa ditekan.
Tujuan utama mengajarkan EBP dalam pendidikan keperawatan pada level undergraduate
student adalah menyiapkan perawat profesional yang mempunyai kemampuan dalam memberikan
pelayanan keperawatan yang berkualitas berdasarkan evidence based (Ashktorab, 2015).
Model Implmentasi Evidence Based Practice

a. Model Settler

1) Fase 1 : Persiapan

2) Fase 2 : Validasi

3) Fase 3 : Perbandingan evaluasi dan pengambilan keputusan

4) Fase 4 : Translasi dan aplikasi

5) Fase 5 : Evaluasi

b. Model IOWA Model of Evidence Based Practice to Promote Quality Care

c. Model konseptual Rosswurm & Larrabee

1) Tahap 1 :mengkaji kebutuhan untuk perubahan praktis

2) Tahap 2 : tentukkan evidence terbaik

3) Tahap 3 : kritikal analisis evidence

4) Tahap 4 : design perubahan dalam praktek

5) Tahap 5 : implementasi dan evaluasi perunbahan

6) Tahap 6 : integrasikan dan maintain perubahan dalam praktek


Langkah-langkah

1. Kembangkan semangat penelitian.


2. Ajukan pertanyaan klinis dalam format PICOT.
a.Populasi pasien (P),
b.Intervensi (I),
c.Perbandingan intervensi atau kelompok (C),
d.Hasil / Outcome (O), dan
e.Waktu / Time (T).
3. Cari bukti terbaik.
4. Kritis menilai bukti.
5. Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan preferensi pasien dan nilai-nilai.
6. Evaluasi hasil keputusan praktek atau perubahan berdasarkan bukti
7. Menyebarluaskan hasil EBP.
Pelaksanaan EBP Pada Keperawatan

1. Mengakui status atau arah praktek dan yakin bahwa pemberian perawatan berdasarkan fakta terbaik
akan meningkatkan hasil perawatan klien.

2. Implementasi hanya akan sukses bila perawat menggunakan dan mendukung “pemberian perawatan
berdasarkan fakta”.

3. Evaluasi penampilan klinik senantiasa dilakukan perawat dalam penggunaan EBP.

4. Praktek berdasarkan fakta berperan penting dalam perawatan kesehatan.

5. Praktek berdasarkan hasil temuan riset akan meningkatkan kualitas praktek, penggunaan biaya yang
efektif pada pelayanan kesehatan.

6. Penggunaan EBP meningkatkan profesionalisme dan diikuti dengan evaluasi yang berkelanjutan.

7. Perawat membutuhkan peran dari fakta untuk meningkatkan intuisi, observasi pada klien dan
bagaimana respon terhadap intervensi yang diberikan. Dalam tindakan diharapkan perawat
memperhatikan etnik, sex, usia, kultur dan status kesehatan. (Ellen and Linda, 2011).
Hambatan Pelaksanaan EBP Pada Keperawatan

1. Berkaitan dengan penggunaan waktu.


2. Akses terhadap jurnal dan artikel.
3. Keterampilan untuk mencari.
4. Keterampilan dalam melakukan kritik riset.
5. Kurang paham atau kurang mengerti.
6. Kurangnya kemampuan penguasaan bahasa untuk penggunaan hasil-hasil riset.
7. Salah pengertian tentang proses.
8. Kualitas dari fakta yang ditemukan.
9. Pentingnya pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana untuk menggunakan literatur hasil penemuan
untuk intervensi praktek yang terbaik untuk diterapkan pada klien. (Ellen and Linda, 2011).
Hasil Telaah Kedua Jurnal
Jurnal 1 “ PENGETAHUAN, SIKAP DAN KESIAPAN PERAWAT KLINISI DALAM IMPLEMENTASI
EVIDENCE-BASE PRACTICE “

Dari jurnal 1 berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Ligita (2012) yang berjudul “Pengetahuan,
Sikap dan Kesiapan Perawat Klinisi Dalam Implementasi Evidence-Base Practice”. Penelitian ini
menggunakan desain cross sectional survey. Melalui jenis desain ini akan dieksplorasi
pengetahuan, sikap dan kesiapan perawat terhadap Evidence-based Practice melalui sebuah
instrument yang dinamakan kuesioner. Data dikumpulkan melalui sebuah kuesioner yang terdiri dari
6 bagian, yaitu data demografi, pengetahuan perawat, sikap dan persiapan serta penghambat dan
pendukung implementasi Evidence-based Practice. Desain ini digunakan agar diperoleh informasi
yang sesuai guna mempermudah perawat menemukan titik permasalahan untuk dibentuk beberapa
strategi yang tepat.
Jurnal 2 “ PENINGKATAN PENGETAHUAN PERAWAT DAN BIDAN TENTANG EVIDENCE-BASED
PRACTICE MELALUI PELATIHAN PENERAPAN EVIDENCE-BASED PRACTICE “

Dari jurnal 2 berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Setyawati dkk (2017) yang berjudul
“Peningkatan Pengetahuan Perawat Dan Bidan Tentang Evidence-Based Practice Melalui Pelatihan
Penerapan Evidence-Based Practice”. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode
quasi experimental design melalui pende-katan pretest – posttest design. Penelitian ini dilakukan
untuk mendapatkan pengetahuan responden sebelum dan setelah pelatihan penerapan evidence-
based practice. Pengetahuan responden dikaji melalui kuesioner yang diberikan sebelum dan setelah
pelatihan. Komponen dari kuesioner berisi pertanyaan yang meliputi: pengertian evidence-based
practice, tujuan evidence-based practice, jenis evidence-based practice, keterampilan yang
diperlukan dalam penerapan evidence-based practice, jenis penelitian yang mendukung terbentuknya
evidence-based practice, serta sumber referensi elektronik yang dapat digunakan untuk mencari
evidence-based practice.

Anda mungkin juga menyukai