(Tema 7)
M. FACHRI
RUHIL AMINI CANDRA
WINDA ANDIANTI
BAB 1
Latar Belakang
Pengertian
EBP merupakan salah satu perkembangan yang penting pada dekade ini untuk membantu
sebuah profesi, termasuk kedokteran, keperawatan, sosial, psikologi, public health, konseling dan
profesi kesehatan dan sosial lainnya (Cullum N, 2010).
Menurut (Goode & Piedalue, 1999) : Praktik klinis berdasarkan bukti melibatkan temuan
pengetahuan dari penelitian, review atau tinjauan kritis. EBP didefinisikan sebagai intervensi dalam
perawatan kesehatan yang berdasarkan pada fakta terbaik yang didapatkan. EBP merupakan
proses yang panjang, adanya fakta dan produk hasil yang membutuhkan evaluasi berdasarkan hasil
penerapan pada praktek lapangan.
Lanjutan
Tujuan EBP
a. Model Settler
1) Fase 1 : Persiapan
2) Fase 2 : Validasi
5) Fase 5 : Evaluasi
1. Mengakui status atau arah praktek dan yakin bahwa pemberian perawatan berdasarkan fakta terbaik
akan meningkatkan hasil perawatan klien.
2. Implementasi hanya akan sukses bila perawat menggunakan dan mendukung “pemberian perawatan
berdasarkan fakta”.
5. Praktek berdasarkan hasil temuan riset akan meningkatkan kualitas praktek, penggunaan biaya yang
efektif pada pelayanan kesehatan.
6. Penggunaan EBP meningkatkan profesionalisme dan diikuti dengan evaluasi yang berkelanjutan.
7. Perawat membutuhkan peran dari fakta untuk meningkatkan intuisi, observasi pada klien dan
bagaimana respon terhadap intervensi yang diberikan. Dalam tindakan diharapkan perawat
memperhatikan etnik, sex, usia, kultur dan status kesehatan. (Ellen and Linda, 2011).
Hambatan Pelaksanaan EBP Pada Keperawatan
Dari jurnal 1 berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Ligita (2012) yang berjudul “Pengetahuan,
Sikap dan Kesiapan Perawat Klinisi Dalam Implementasi Evidence-Base Practice”. Penelitian ini
menggunakan desain cross sectional survey. Melalui jenis desain ini akan dieksplorasi
pengetahuan, sikap dan kesiapan perawat terhadap Evidence-based Practice melalui sebuah
instrument yang dinamakan kuesioner. Data dikumpulkan melalui sebuah kuesioner yang terdiri dari
6 bagian, yaitu data demografi, pengetahuan perawat, sikap dan persiapan serta penghambat dan
pendukung implementasi Evidence-based Practice. Desain ini digunakan agar diperoleh informasi
yang sesuai guna mempermudah perawat menemukan titik permasalahan untuk dibentuk beberapa
strategi yang tepat.
Jurnal 2 “ PENINGKATAN PENGETAHUAN PERAWAT DAN BIDAN TENTANG EVIDENCE-BASED
PRACTICE MELALUI PELATIHAN PENERAPAN EVIDENCE-BASED PRACTICE “
Dari jurnal 2 berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Setyawati dkk (2017) yang berjudul
“Peningkatan Pengetahuan Perawat Dan Bidan Tentang Evidence-Based Practice Melalui Pelatihan
Penerapan Evidence-Based Practice”. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode
quasi experimental design melalui pende-katan pretest – posttest design. Penelitian ini dilakukan
untuk mendapatkan pengetahuan responden sebelum dan setelah pelatihan penerapan evidence-
based practice. Pengetahuan responden dikaji melalui kuesioner yang diberikan sebelum dan setelah
pelatihan. Komponen dari kuesioner berisi pertanyaan yang meliputi: pengertian evidence-based
practice, tujuan evidence-based practice, jenis evidence-based practice, keterampilan yang
diperlukan dalam penerapan evidence-based practice, jenis penelitian yang mendukung terbentuknya
evidence-based practice, serta sumber referensi elektronik yang dapat digunakan untuk mencari
evidence-based practice.