Anda di halaman 1dari 9

Sejarah Perkembangan Ilmu Keperawatan

Ilmu Keperawatan dihasilkan dari beragam dasar ilmu dan dipengaruhi oleh bukti yang
berasal dari sains (penelitian dan evaluasi), pengalaman setiap orang mempengaruhi
pengetahuannya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dibutuhkan dan bisa diraih melalui pendekatan penelitian

Bagaimanapun, bukti ilmiah tidak hanya digunakan perawat dalam melakukan praktik
keperawatan, perawat juga menggunakan pengalamannya dalam praktek mandiri dan
pembelajaran mandiri.
“Ilmu keperawatan mengacu pada pengetahuan pasti yang berguna bagi perawat dan pasien
untuk memahami dan memfasilitasi proses penyembuhan manusia”

Perkembangan Ilmu Keperawatan dari Zaman Kuno sampai masa Nightingale


1. Perawatan secara rutin bagi penderita
2. Dipengaruhi oleh penyembuhan tradisional dalam masyarakat
3. Penyembuhan suatu penyakit dengan mantra atau sugesti
4. Ritual digunakan untuk menghilangkan pengaruh setan serta bentuk permohonan pada
Tuhan
5. Tanaman herbal digunakan untuk menyembuhkan.

Warisan Nightingale
1. Kebutuhan untuk meningkatkan standar keperawatan memerlukan pendidikan dan
perawat denga karakteristik tertentu.
2. Kesadaran terhadap perawat sebagai pekerja profesional yang berbeda dengan
kedokteran
3. Buku “Catatan Perawat/Notes On Nursing” (1969)
4. Keperawatan  didasarkan pada pengetahuan empiris
5. Perawat membantu dalam penyembuhan pasien
6. St.Thomas School Of Nursing in London

Pengaruh Nightingale bagi Ilmu Pengetahuan


1. Pengaruh Nightingale dari tahun 1900an sampai 1950
2. Pengaruh Nightingale kemudian mulai dilupakan
3. Sistem kesehatan berkembang menjadi kapitalis, untuk kepentingan bisnis
4. Perawatan medis menjadi bagian dari ilmu pengetahuan
5. Perempuan dianggap tidak mampu untuk melaksanakan praktek kesehatan dan
dianggap tidak layak menjadi ilmuwan.
6. Perempuan hanya melakukan penelitian yang tidak mahal dan menjadi perawat lepas.
7. Perawat menjadi pelajar sekaligus pekerja (magang)
8. Ilmu keperawatan tidak dianggap sebagai bagian yang berbeda dari kedokteran
9. Pendidikan tinggi bagi perawat belum tersedia
10. Perawat dianggap tidak kompeten sehingga harus bekerja sebagai pekerja magang
11. Kegigihan untuk mencapai cita-cita keperawatan
12. Komitmen terhadap anggapan bahwa perawat membutuhkan pengetahuan yang
didasarkan pada praktik kesehatan, dan tidak sama dengan profesi kedoteran ataupun
profesi yang lain.
13. Mulai banyak perwakilan perawat yang aktif dalam diskusi tentang masalah sosial
dan issu kesehatan
14. Hal tersebut terus berlanjut serta dipertahankan sehingga mengubah masa depan ilmu
keperawatan
Kebutuhan Keperawatan sebagai sebuah Ilmu
1. Konsep keperawatan sebagai ilmu pengetahuan mulai berkembang sejak tahuan
1950an dan menguat pada tahun 1960an
2. Secara umum, keperawatan terbentuk dari berbagai gagasan ilmu.
3. 1950an, untuk pertama kali jurnal keperawatan terbit “Nursing Research”, buku
metodologi penelitian dengan latar belakang “Theories of nursing” mulai
bermunculan.
4. Tahun 1960an, program doctor keperawatan dibuka.

Tren terkini Perkembangan Ilmu Keperawatan


1. Pemanfaatan teori dari berbagai disiplin ilmu yang lain
2. Pengembangan kerangka konsep keperawatan
3. Pengembangan teori melalui praktek
4. Perkembangan Metode Penelitian
5. Interpretasi dengan pendekatan kritis
6. Ilmu keperawatn didasarkan pada Evidence-Base Praktice (Praktik berbasis fakta)
7. Praktik didasarkan pada bukti nyata dan hasil dari penelitian.
Praktik Keperawatan Berbasis Fakta

Mengapa EBP (Evidence-Based Practice)/PBF (Praktik Berbasis Fakta) ?


1. Meningkatkan kualitas pelayanan
2. Memungkinkan hasil terbaik dengan dana yang lebih rendah
3. Mengikuti kemajuan dan perkembangan
4. Tuntutan lembaga akreditasi, organisasi profesi, dan pihak ketiga/pembayar jasa
5. Mempersempit “research-practice gap”
6. Meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan klinis
7. Kontribusi terhadap pengembangan ilmu keperawatan

Poin Utama Kompetensi Profesi Kesehatan


1. Menghargai pasien sebagai pusat perawatan
2. Berkerja dengan tim dari berbagai disiplin ilmu (kolaborasi)
3. Didasarkan pada Evidence Base Practice/Praktik Berbasis Fakta
4. Meningkatkan kualitas pelayanan
5. Memanfaatkan berbagai sarana informasi (Bantuan Teknologi Informasi dalam
membuat keputusan)

Praktik Keperawatan Berbasis Tradisional


1. Ritual, Aturan yang tidak terprifikasi
2. Anekdot, pengalaman yang didapatkan dari bersemedi
3. Keberagaman, kepercayaan pada leluhur serta nilai kebudayaan
4. Dukun.

Bagaimana cara kita mengetahui ilmu keperawatan?


1. Dari tradisi
2. Kewenangan
3. Percobaan dan dari kegagalan
4. Pengalaman pribadi
5. Aturan dan bimbingan
6. Intuisi dan kepekaan
7. Penelitian keperawatan

Contoh dari pentingnya Evidence Base Practice/Praktik Berbasis Fakta


Contoh 1
Ketika menjadi mahasiswa,
Perawat belajar bahwa mencukur area operasi sebelum operasi untuk mencegah infeksi
Riset Membuktikan:
Pencukuran lebih meningkatkan kemungkinan infeksi daripada menurunkan infeksi pos-
operasi.

Contoh 2
Kassa sudah digunakan beratus-ratus tahun dalam perawatan luka
Riset Membuktikan:
Balutan semioklusif mampu menurunkan infeksi lebih dari 50% dibanding dengan balutan
tradisional kassa.
EBP VS Research Utilization (RU)
Samakah Praktik Berbasis Fakta dengan Pendayagunaan Riset?
Research Utilization merupakan proses analisis kritis dan evaluasi terhadap hasil-hasil riset
dan menentukan bagaimana hasil tersebut cocok dan bisa diterapkan dalam praktik
keperawatan

EBP VS Quality Improvement (QI)


Samakah Praktik Berbasis Fakta dengan Peningkatan Mutu?
Quality Improvement/Peningkatan Mutu lebih fokus pada luaran sistem, proses, fungsi klinis,
kepuasan, dan biaya.tidak diarahkan untuk menghasilkan ilmu pengetahuan, namun lebih
sebagai alat manajemen untuk meningkatkan luaran dari suatu unit pelayanan”
Contoh: meningkatkan kepuasan pasien melalui pengurangan kebisingan ruangan.

EBP VS Nursing Research (NR)


Samakah Praktik Berbasis Fakta dengan Riset Keperawatan?
Riset Keperawatan merupakan pencarian sistematis yang dirancang secara khusus untuk
mengembangkan, memperkuat, dan menambah keilmuan keperawatan.
NR bisa berbentuk kuantitatif, kualitatif, mixed method
Contoh: Pengaruh relaksasi dan guided imagery terhadap kecemasan preoperasi.

Dalam praktik sehari-hari di lapangan, sering ditukarbalikan penggunaan istilah:

RU

EBP

QI NR

Definisi EBP/Praktik Berbasis Fakta


Proses dimana perawat membuat keputusan klinis dengan menggunakan bukti terbaik,
keahlian klinis, dan pilihan pasien sesuai dengan sumber daya yang ada.

Praktik keperawatan berbasis fakta adalah proses pengambilan keputusan bersama antara
praktisi, pasien dan orang lain yang kompeten, berdasarkan bukti penelitian, pengalaman dan
keputusan pasien, keahlian klinis, dan sumber informasi lainnya yang dianggap berguna.

Evidence-Based Practice
Best
Research
Evidence

Clinical EBP Ptient


Expertise Values

Praktik Berbasis Fakta adalah pemahaman bahwa apa yang dilakukan perawat merupakan
tindakan praktik terbaik
EBP dalam Keperawatan
Perpaduan antara Ilmu Pengetahuan dan Seni
Praktik Berbasis Fakta menghasilkan pelayanan terbaik pada pasien.

Evaluasi dan perkembangan EBP


1. Tahun 1991- Pengobatan Berbasis Fakta - pertamakali dikenalkan di The American
College of Physicians Journal Club
2. Tahun 1992- Pengobatan Berbasis Fakta secara bersama dalam Grup dikenalkan
sebagai “paradigm shift” di JAMA.
3. Awal tahun 1990an- US Prev.Services TF – mulai mengembangkan Buku Panduan
Evidence-Base untuk Tindakan Promotif dan Preventive.
4. Tahun 1992 – AHCPR (sekarang AHRQ) – mulai menerbitkan tinjauan sistematis dan
pernyataan konsensus (kesepakatan bersama) dalam bentuk pedoman praktik klinis,
dimulai dengan pedoman untuk nyeri akut, 19 pedoman dihasilkan dari tahun 92
sampai tahun 96
5. Tahun 1993 –Terbit- Online Journal of Knowledge Synthesis For Nursing
6. 1997 sampai Jan 2011  198 Bukti Laporan yang diterbitkan oleh pusat EBP
May, 2005 – Penggunaan Episiotomy
 "... tidak ada manfaat kesehatan dari episiotomi ... penggunaan secara rutin
berbahaya ..."

7. 1998-Jurnal Keperawatan Berbasis Fakta memulai debutnya


8. 1999 - Departemen Kesehatan Inggris menetapkan bahwa, untuk meningkatkan
kualitas perawatan, keperawatan, kebidanan, dan praktik kunjungan kesehatan harus
berbasis pada Fakta
9. 2004 -WorldViews on Evidence-Based Nursing
10. 2004 -AACN mulai menerbitkan "Practice Alerts"

Dalam satu dekade, konsep praktik berbasis fakta telah berkembang dan digunakan oleh
perawat di hampir semua spesialisasi klinis, di berbagai peran dan posisi, dan di lokasi di
seluruh dunia.
EBP – bermanfaat dan dianggap penting bagi banyak orang.

Sebagian Besar Perawat setuju pentingnya EBP


Apakah langkah pertama untuk mewujudkan EBP dalam Praktik Keperawatan?
1. Mengajukan pertanyaan klinis yang baik
2. Perawat harus diberdayakan untuk mengajukan pertanyaan kritis dengan semangat
untuk memperbaiki asuhan keperawatan
3. Berani mengambil Resiko

Pertanyaan Medis dalam Keperawatan


1. Sering kali lebih eksploratif
2. Kurang sering berfokus pada pemilihan intervensi
3. Kurang bukti untuk mendukung banyak intervensi keperawatan
4. Sebagian besar intervensi keperawatan kurang memiliki kapasitas
5. Banyak tantangan keperawatan seringkali melampaui intervensi klinis individual

Panduan Pertanyaan: PICO


Suatu pertanyaan klinis, harus mencakup minimal 3 dari 4 elemen PICO:
1. Patient
–Age, sex, ethnicity, etc. Condition, diseases, general health status
2. Intervention
Education, diagnostics, treatment plan, self-care, etc.
3. Comparison Intervention
4. Outcome
Harapan serta efek yang diharapkan pada pasien
Apakah intervensi keperawatan penghentian tembakau menghasilkan penurunan rerata
jumlah penderita penyakit jantung yang datang ke rumah sakit akibat merokok?
1. Pasien
a. (dewasa) pasien penyakit jantung
b. Perokok
c. Keluar dari rumah sakit
2. Intervensi
Program penghentian tembakau dipimpin oleh perawat
3. Comparison
a. (Non-nurse led tobacco cessation programs
b. Self-administered,wat non-nurse administered, etc.)
c. No comparison
4. Outcome
Penurunan rerata penggunaan tembakau diantara grup pasien
Pertanyaan Klinis Keperawatan
“Pada pasien pos-operasi, apakah pemberian analgetik prn atau ATC menimbulkan
pengurangan rasa sakit yang lebih baik? “
“Diantara pasien-pasien kritis, apakah kunjungan yang dibebaskan (tidak dijadwal ketat) bisa
menurunkan kecemasan pasien?”

Pertanyaan Pengelola Keperawatan


“Pada unit perawatan medikal-bedah, apakah bekerja 8 jam per shif atau 12 jam per shif yang
menghasilkan lebih banyak kesalahan pengobatan (medication errors)?”
Pertanyaan Kunci untuk Ditanyakan Ketika Mempertimbangkan EBP
1. Mengapa kita selalu melakukan "ini" dengan cara ini?
2. Apakah kita memiliki dasar pemikiran berbasis bukti?
3. Atau, apakah praktik ini hanya didasarkan pada tradisi?
4. Apakah ada metode yang lebih baik (lebih efektif, cepat, aman, murah, nyaman)?
5. Pendekatan apa yang dipilih oleh pasien (atau kelompok sasaran)?
6. Apa yang direkomendasikan pakar dalam spesialisasi ini?
7. Metode apa yang digunakan oleh leading / benchmark, organisasi?
8. Apakah temuan penelitian terbaru menyarankan metode alternatif?
9. Apakah ada standar perawatan, pedoman praktik yang diakui secara nasional?
10. Apakah semua bentuk bukti setara dengan kualitas?

Langkah-langkah dalam Proses EBP


1. Mengembangkan pertanyaan yang bagus
2. Menemukan sumber daya berbasis bukti untuk menjawab pertanyaan
3. Mengevaluasi kekuatan dan penerapan bukti
4. Menerapkan bukti untuk praktek
5. Mengevaluasi efeknya

Strategi Penerapan EBP


1. Menumbuhkan budaya EBP
a. Menghargai upaya perawat untuk mempertanyakan praktik yang sudah ada.
b. Meningkatkan akses keperpustakaan, journal, database, internet, dan peneliti ahli
c. Lokakarya tentang penelitian dan EBP
d. Kerjasama penelitian
2. Membentuk forum/komite penelitian untuk berdiskusi dan mengelola proyek EBP
3. Mengidentifikasi area prioritas, contoh:
a. Aktivitas keperawatan yang menyita banyak waktu percuma
b. Pertanyaan tentang teknik dan prosedur tertentu
c. Praktik keperawatan yang berdasar mitos dan tradisi
d. Gap antara praktik dengan hasil-hasil penelitian terbaru
e. Intervensi yang lebih beresiko bahaya dibanding manfaat bagi pasien
4. Membangun kapasitas keahlian
a. Pencarian kepustakaan, Systematic review
b. Kategorisasi tingkat fakta
c. Kritik artikel riset (kuantitatif, kualitatif), proposal penelitian
d. Isu-isu etik dalam penelitian
e. Validitas dan reliabilitas penelitian
f. Model-model EBP
5. Mengunakan hasil penelitian
6. Membagi serta mempublikasikan pengetahuan yang didapat
Skill yang dibutuhkan untuk EBP
1. Keterampilan berpikir kritis
2. Kemampuan mengembangkan penelitian ilmiah
3. Kemampuan memanfaatkan Sumber Informasi dari teknologi dan keterampilan
4. Kemampuan memanfaatkan sumber informasi dari literature
5. Role modeling oleh fakultas
6. Keterampilan dalam Komunikasi
7. Persiapan pendidikan

Level Kekuatan Evidence


1. Level I = Meta - Analisis dari beberapa penelitian
2. Level II = Studi eksperimental, RCT
3. Level III = Quasi eksperimental
4. Level IV = Penelitian Non eksperimental
5. Level V = Hasil dari Laporan, contoh klinis AHCPR / AHRQ
Pada tingkat manakah bukti keperawatan paling banyak?

Tingkat Bukti berdasarkan AACN


Level A Meta-analisis atau metasynthesis dari beberapa studi terkontrol, mendukung
tindakan spesifik
Level B Studi terkontrol, acak, atau tidak acak, mendukung tindakan tertentu
Level C Kualitatif, deskriptif atau correlational studies atau tinjauan sistematis dengan
hasil yang konsisten
Level D Peer-review prof. organ. standar dengan penelitian sebagai penguat
Level E Bukti berbasis teori dari pendapat ahli atau studi kasus
Level M Rekomendasi dari produsen saja

Tingkatan Evidence
Kemampuan untuk menggabungkan Perawatan Berbasis Fakta ke perawatan klinis
memerlukan pemahaman dasar tentang desain penelitian utama yang mendasari bukti yang
dipublikasikan
Hambatan-hambatan dalam penerapan EBP
1. Kurang menganggap penting riset untuk praktik
2. Kurang memahami database penelitian elektronik
3. Kesulitan akses kepustakaan dan journal
4. Kurang keahlian komputer
5. Kurang memahami artikel penelitian
6. Kurang faham cara pencarian literatur, pengetahuan tentang penelitian, dan kritik
penelitian

Dean, Harvard Medical School kepada para siswa:


"Kami percaya bahwa 50% dari apa yang kami ajarkan sekarang akan terbukti salah 5 tahun
kemudian; Masalahnya adalah kita tidak tahu mana yang 50% "

NOTE:
Pelajari Tugas Kelompok PIK

Anda mungkin juga menyukai