DISUSUN OLEH :
NAMA : FERNANDO
NIM : 1814201242
PRODI : S1 KEPERAWATAN
DOSEN PEMBIMBING :
ILMU KEPERAWATAN
T/A : 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebanyakan perawat belum bisa melakukan hal itu dengan baik. Mereka
memberikan pelayanan terutama dalam asuhan keperawatan kepada klien tidak
didasarkan bukti – bukti atau mengikuti budaya saja yang diketahuinya tanpa ada
sumber – sumber bukti yang kuat dalam membuktikan pelayanannya yang ia berikan.
Hal ini mungkin akan beresiko terhadap pasien. Intervensi yang tidak didasarkan pada
pengalaman atau bukti – bukti yang mendukung dan relevan dengan pasien akan
membahayakan jiwa pasien karena perawat sendiri kurang aspek pengetahuan serta
keterampilan dalam menyelesaikan kondisi klinis pasien. Oleh sebab itu,
pengumpulan bukti – bukti, pengalaman dalam tindakan keperawatan, keterampilan
serta pengetahuan sangat penting dalam memberikan pelayanan yang bermutu dan
berkualitas bagi seorang pasien.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian EBP
Arti kata evidence dalam Bahasa Indonesia adalah bukti. Bukti dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia berarti sesuatu yang menyatakan kebenaran suatu peristiwa.
Arti based dalam Bahasa Indonesia adalah dasar atau berdasarkan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia berdasarkan memiliki arti memakai sebagai dasar;
beralaskan; bersendikan. Sedangkan practice dalam Bahasa Indonesia mempunyai arti
praktek atau proses, dimana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki makna
pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori.
EBP pada masa ini sangat perlu dikembangkan dan diaplikasikan dalam
praktiknya untuk mendukung semua profesi dalam kesehatan baik dokter, perawat
ataupun farmasi untuk menuntun pengambilan keputusan atau tindakan yang harus
diberikan kepada klien dengan kualitas yang terjamin dan profesinal.
Tujuan
Grinspun, Vinari & Bajnok dalam Hapsari (2011) menyatakan tujuan EBP
memberikan data pada perawat praktisi berdasarkan bukti ilmiah agar dapat
memberikan perawatan secara efektif dengan menggunakan hasil penelitian yang
terbaik, menyelesaikan masalah yang ada di tempat pemberian pelayanan terhadap
pasien, mencapai kesempurnaan dalam pemberian asuhan keperawatan dan jaminan
standar kualitas dan memicu inovasi.
Keuntungan EBP :
1 Metode untuk mengevaluasi sistem kerja perawat dalam melakukan praktik
keperawatan;
2 Mengintegrasikan komponen – komponen pendukung EBP dalam pelayanan
kesehatan;
3 Melakukan intervensi kepada pasien berdasarkan bukti – bukti hasil
penelitian;
4 Meminimalisir resiko yang mungkin terjadi dalam proses pelayanan
kesehatan;
5 Bersikap profesional dalam memberikan layanan kesehatan kepada pasien;
6 Menguntungkan perawat, pasien, serta institusi kesehatan.
2 Pengalaman
4 Pengetahuan
5 Pelatihan / Seminar
6 Keterampilan
2. Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan
hasil pengetahuan yang paling objektif ketika melakukan penelitian.
Metode ilmiah dijadikan acuan penelitian sehingga memiliki dapat terarah
dan bisa mengahsilkan bukti yang valid, reliable, dan dapat digeneralisasi
(Nggie, 2010).
Peneliti menggunakan metode ilmiah untuk memahami, menjelaskan,
memperkirakan atau mengendalikan fenomena keperawatan (Polit dan
Beck, 2004). Langkah-langkah yang sistematik mampu menekan opini
peneliti yang bisa mempengaruhi hasil yang diperoleh sehingga kesalahan
penelitian bisa diminimalisir (Nggie, 2010). Polit dan Beck (2004)
menjelaskan ada beberapa karakterisitik penelitian ilmiah sebagai berikut:
a. Masalah yang perlu diidentifikasi.
b. Tahapan perencanaan dan penyelenggaraan penelitian dilakukan
secara teratur dan sitematik.
c. Peneliti mencoba mengendalikan faktor ekdternal yang tidak
diteliti namun bisa memengaruhi hasil penelitian.
d. Data yang diperoleh berdasarkan bukti empiris
e. Ditujukan secara general untuk kelompok klien atas pengetahuan
yang telah didapatkan dari memahami fenomena.
3. Keperawatan dan Pendekatan Ilmiah
Nggie (2010) membahas pendekatan ilmiah, dikaitkan dengan jenis-jenis
penelitian sebagai berikut:
a. Penelitian historis: penelitian untuk menegakkan fakta dan hubungan
dengan masalalu. Contoh: pengamatan pada faktor masayarakat yang
membuat diterimanya perawat praktik ahli oleh klien.
b. Penelitian eksploratoris: penelitian untuk menegakkan hipotesis yang
berhubugan dengan fenomena. Contoh: penelitian pilot yang menguji
program olahraga baru terhadap lansia yang menderita demensia.
c. Penelitian evaluasi: penelitian terkait seberapa jauh program, praktik,
atau kebijakan dapat terlaksana dengan baik. Contoh: penelitian yang
mengukur hasil promosi kepada orangtua dalam meningkatakan
kemampuan dalam menaati jadwal imunisasi anakanya.
d. Penelitian deskriptif: penelitian yang mnegukur karakteristik orang,
situasi, atau kelompok dan frekuensi kejadian suatu peristiwa. Contoh:
penelitian yang menghadapi persimpangan RN saat merawat klien
obesitas.
e. Penelitian eksperimental: penelitian yang mengendalikan variable
penelitian secara acak untuk menguji variabel tersebut. Contoh: suatu
RCT membandingkan Chlorhexidine dengan Betadine dalam
menurunkan kejadian flebitis IV.
f. Penelitian korelasi: penelitian yang membahas hubungan antar variabel
tanpa intevensi aktif oleh peneliti. Contoh: penelitian yang
memperhatikan hubungan strata pendidikan RN dan kepuasan mereka
dalam peran keperawatan.
BAB III PENUTUP
Kesimpulan