Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Anomali adalah suatu penyimpangan dari normal, biasanya terkait


dengan perkembangan embrionik dari yang mungkin mengakibatkan absensi, kelebihan,atau
deformitas dari bagian-bagian tubuh. Anomali gigi adalah abnormalitas gigi yang berkisar
dari insisif lateral atas permanen berbentuk pasak, sampai yang jarang terjadi yaitu anadonsia
total. Anomali yang paling sering disebabkan oleh faktor herediter atau gangguan
perkembangan atau metabolik. Sementara anomali gigi lebih banyak terjadi pada gigi
permanen dibanding gigi sulung dan di maksilamelebihi mandibula, perlu diingat bahwa
kejadiannya jarang. Mengenali anomali gigi adalah penting untuk dokter gigi dan
dental hygienist

Pengenalan dan identifikasi yang benar dari anomali gigi sangatlah penting ketika
berkomunikasi dengan sejawat, khususnya dalam kasus rujukan kesejawat atau dari sejawat.
Selain itu, komunikasi profesional dental dengan pasienharus mencerminkan pengetahuan
tentang kondisi oral abnormal. Kemudian, pasien yang terinformasi dan mengerti mengapa
tonjol tambahan di bagian bukal gigimolar atas atau bawah lebih rentan terhadap karies dari
pada gigi normal, akan lebih murah menerima instruksi pemeliharaan gigi yang spesifik
untuk mulutnya dan kebutuhannya. Akhirnya, pemahaman tentang etiologi anomali spesifik
adalah penting untuk menentukan rencana perawatan, apabila ada.

1 Rumusan Masalah
a Apakah yang dimaksud dengan anomali gigi ?
b Apa saja yang termasuk anomali Gigi ?
c Apa saja faktor-faktor penyebab anomali gigi ?
2 Tujuan
a Untuk mengetahui apa itu anomali gigi
b Untuk engetahui macam-macam anomali gigi
c Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab anomali gigi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1
2.1 Pengertian Anomali gigi

Anomali gigi adalah suatu penyimpangan dari normal biasanya terkait ,


dengan perkembangan embrionik yang mungkin mengakibatkan absensi , kelebihan atau
deformitas dari bagian tubuh. (Rickne,dkk, 2012). Anomali gigi suatu penyimpangan dari
bentuk normal akibat gangguan pada stadium pertumbuhan dan perkembangan gigi.

Umumnya yang terjadi Anomali gigi

a Pada Gigi tetap lebih banyak dari pada gigi susu


b Pada gigi geligi atas lebih banyak daripada gigi geligi bawah
c Anodontia yaitu tidak ada benih gigi, didalam rahang (1%-2% dari pada
penduduk)
d Kelebihan gigi atau supernumerary (extra) tooth
e Perubahan bentuk/bentuk yang abnormal ,jarang sekali terjadi
f Gigi kembar/fused anterior tooth.

1 Abnormalitas Jumlah Gigi

Kelainan jumlah gigi terbagi atas dua bagian, pertama anodonsia merupakan
absennya gigi, kedua supernumerari merupakan gigi ekstra. Kedua abnormalitas
jumlah gigi ini, terjadi penambahan atau pengurangan pada jumlah bilangan gigi.
Anadonsia terdiri dari anadonsia total dan anadonsia sebagian. Anadonsia total
merupakan absennya satu set gigi secara kongential. Anadonsia sebagian hanya
melibatkan satu atau dua gigi dalam gigi geligi, untuk memastikan bahwa yang terjadi
adalah absennya gigi bukan gigi yang tidak erupsi diperlukan radiograf. Gigi yang
mengalami supernumerari terjadi penambahan pada jumlah formula normal pada
setiap kuadran.

2 Abnormalitas Morfologi Gigi

Kelainan pada morfologi akar dapat terjadi pada mahkota, akar, dan posisi
gigi. Malformasi mahkota mungkin terlihat secara klinis melalui inspeksi pada rongga
mulut. Kemudian, malformasi akar normal hanya terlihat pada radiograf, walaupun
pemeriksaan yang teliti pada gigi yang diekstraksi mengungkap banyak variasi.
Malformasi gigi berhubungan dengan keturunan atau cedera selama pembentukan dan
oleh karena itu, bisa mengenai banyak gigi daripada satu atau dua gigi tertentu.
Reaksi terhadap cedera sebenarnya bukan anomali tetapi perubahan yang unik dalam
morfologi gigi terkait penyebab khusus. Kondisi ini harus dikenali sehingga

2
etiologinya (penyebab) dapat diidentifikasi dan dimodifikasi, jika memungkinkan,
untuk menghindari faktor penyebab yang bisa memperburuk keadaan, seperti atrisi,
abrasi, erosi, dan gigi-geligi yang tidak biasa.

2.2 Faktor penyebab Anomali gigi

1. Faktor Hereditas

2. Gangguan pertumbuhan

3. Gangguan perkembangan gigi

4. Gangguan Metabolisme

2.3 Macam-Macam Anomali Gigi

ANOMALI GIGI BERDASARKAN PENYEBABNYA TERBAGI:

A. GANGGUAN FORMATIF

1 Kelainan Numerik

a. HIPODONSIA: Jumlah gigi kurang karena tidak tumbuh 1 atau lebih elemen gigi secara
normal, akibat dari gigi geligi yang agenesis yaitu tidak dibentuknya atau tidak tumbuhnya
benih gigi tersebut, antara lain Agenesis soliter : tidak terbentuknya satu atau beberapa
elemen. Oligodonsia : multi agenesis/ reduksi multiple jumlah elemen gigi geligi.
Anodonsia : sedikit atau sama sekali tidak mempunyai gigi.

Ada 2 macam anodonsia

1 Anodonsia Iengkap sering karena penyakit herediter (sex linked genetik trait), dan
jarang sekali terjadi

3
2 Anodontia sebagian Biasanya kongenital. Kehilangan satu atau beberapa gigi di
dalam rahang meskipun belum terbukti karena herediter tetapi tendensi untuk tidak ada gigi
yang sama pada suatu keluarga sering dijumpai. Urutan gigi-geligi yang mengalami
anodontia: Gigi M3 tetap, I2 atas tetap, P2 bawah tetap, 12 bawah (desidui/ tetap)

b. HIPERODONSIA/ SUPERNUMERARY: adanya 1 atau lebih elemen gigi melebihi jumlah


gigi yang normal.

1 Elemen-elemen tambahan atipis (tidak dapat dideterminasikan) contohnya, gigi


mesiodens, distomolar, paramolar. Sering dijumpai pada gigi tetap dan gigi susu dan 90%
terjadi pada rahang atas. Terletak pada daerah I1 atas atau regio M3 atas. Macam-macamnya
adalah Daerah incisivus atas : Mesiodens Adalah gigi yang terdapat antara gigi I1 atas atau
mesial dan kedua gigi I1 bawah.

Dapat terlihat di rongga mulut/ erupsi, atau terpendam/ tidak erupsi, sehingga terlihat
diastema/ ruangan pada lengkung gigi.

4
Kelebihan gigi pada gigi susu jarang terjadi (0,5%). Bila terdapat gigi lebih pada gigi
geligi susu ini ialah : mesiodens pada garis median/mid line mesiodens atau gigi lebih I2/
supplemental lateral insisor.

Daerah molar tiga:

Gigi sebelah distal M3 lebih sering pada rahang atas dibanding pada rahang bawah
disebut disto molar atau para molar

c. FUSIONI KEMBAR DEMPET: Pertumbuhan menjadi satu dentin dan email dari dua
elemen menjadi satu elemen selama pembentukan. Secara klinis terlihat sama dengan
geminasi, fusion lebih sering ditemukan pada gigi anterior dan sebagian akibat dari
bersatunya dua benih gigi. Biasanya gigi ini masing-masing mempunyai akar dan rongga
pulpa terpisah. Pada gigi susu Iebih banyak daripada gigi tetap dan pada rahang ats lebih
sering daripada rahang bawah. Terbentuk karena adanya tekanan waktu pembentukan akar.
Kebanyakan didapat fusion dan gigi Iebih dengan gigi yang berdekatan dengannya.
Umpamanya M3 bawah fusion dengan M4 bawah (jarang sekali terjadi), 12 atas fusion
dengan gigi lebih anterior, dua gigi P1 bawah fusion.

(GAMBAR GIGI FUSI)

2 Kelainan Bentuk dan Ukuran

5
a DENS EVAGINATUS : Anomali pertumbuhan terdiri dari tonjol ekstra yang langsing
sering runcing pada permukaan oklusi terutama pertama bawah (evaginasi memiliki tanduk
dijumpai pada gigi premolar pulpa yang mendekati email).

b. DENS INVAGINATUS/ DENS IN DENTE : Anomali pertumbuhan yang


mengakibatkan elemen berbentuk sangat jelek. Secara kilnis terlihat sebagai tonjolan di
daerah cingulum gigi incisor. Sering terlihat gigi I2 atas, bisa pada I2 bawah. Perkembangan
anomali ini akibat terselubungnya organ enamel diantara mahkota gigi.

c. DILASERASI/ PEMBENGKOKAN AKAR ABNORMAL: Elemen gigi yang gagal


terbentuk karena aksi trauma mekanis pada benih gigi yaitu berupa pembengkokan ekstrem
suatu elemen, mahkota menekuk di atas akar atau akarnya menunjukkan satu atau lebih
tekukan, akar dan mahkota gigi membentuk sudut 45o sampai lebih dan 90 Dilaceratio
(latin) berarti penyobekan. Dapat diakibatkan karena trauma mekanis pada mahkota gigi yang
telah mengalami pembentukan sehingga tersobek dan akarnya. Sering terjadi pada kasus M3
bawah.

d. FLEXION : Akar gigi yang bengkok kurang dari 90o atau rotasi

e. TONJOL EKSTRA DAN RIGI EMAIL: Jumlah tonjol yang lebih banyak daripada
normal dan adanya rigi email, contohnya ; gigi incisivus bentuk sekop, gigi incisivus bentuk
bintang, T dan Y. Talon (tonjol ekstra pada tuberculum dentis gigi incisivus). Tuberculum
Carabelli pada mesiolingual gigi molar atas pertama. Tuberculum paramolar (tonjol ekstra
pada mebukal gigi molar atas dan bawah terutama gigi molar kedua dan ketiga).

B. GANGGUAN ERUPSI

1 Waktu muncul

a. waktu muncul normal

b. waktu muncul abnormal

- pemunculan dipercepat patologis

- pemunculan tertunda patologis

- impaksi (retenslo dentis) Gigi tidak erupsi Sedikitnya 10% penduduk mempunyai gigi
impaksi, paling sering gigi C atas dengan M3. Gigi terpendam/ impaksi adalah gigi yang

6
gagal erupsi karena kekurangan daya erups, rintangari mekanis, dan sering karena ukuran
rahang yang lebih kecil.

- infra okiusi

- ankylosis

Yaitu gigi yang dapat erupsi tetapi tidak dapat berokiusi dengan gigi antagonis.
Ankylosis dapat dimulai dan suatu infeksi atau trauma jaringan periodontal. Gigi M2 bawah
sering gagal erupsi ketika rahang tumbuh, jaraknya: 1-2 mm dan okiusi.

2 Kelainan tempat

a Distopi dan heteropi

Distopi adalah kelainan tempat yang sangat kecil sedangkan heteropi ialah munculnya
elemen pada tempat lain yang bukan tempatnya.

b. Misplaced teeth transposisi

Sering terjadi kadang-kadang benih gigi keluar dan tempatnya sehingga gigi erupsi tidak
pada tempatnya. Yang paling sering gigi C atas (20 s/d 25 kasus), kemudian gigi C bawah.

c. Rotasi

Anomali ini jarang, paling sering pada gigi P2 atas, kadang-kadang/ atas, P1 atau P2
atas. Gigi bisa berputar pada porosnya sampai 180o .

C. GANGGUAN PASCA PEMBENTUKAN

a.Kanies

b. Erosi (chemis) --- asam (diet, pekerjaan, endogen)

--- idiopatik

c. Abrasi (mekanis)

d. Atrisi (terpakai untuk mengunyah)

e. Hipersementosis dan kelainan sementum lainnya

f. Hipersementosis

7
Dapat disebabkan oteh trauma, gangguan metabohsme, atau infeksi periapikal.
Merupakan pembentukan jaringan sementum yang berlebihan disekitar akar gigi sesudah gigi
erupsi.

g. Sementoblastoma

h. Sementoblastoma bentuk raksasa

I. Resorbsi elemen gigi (interna dan eksterna)

j. Keausan dan gejala tua lainnya:

akibat pengunyahan (atrisi)


akibat penyikatan gig(abrasE)
disharmoni, kerot, penyakit gigi dll

k. Trauma

l. Perubahan warna perubahan warna infiltratif perubahan warna formatif perubahan warna
semu.

m. Sindroma dengan anomali gigi-geligi

n. Akar tambahan

dapat disebabkan oleh trauma, gangguan metabolisme atau tekanan. Biasanya


terjadi pada gigi yang akarnya terbentuk sesudah individu lahir. Misalnya pada gigi C, P
bawah dan M3. pada delaceration dan flexion sering memperlihatkan gigi dengan akar
supernumerary atau tambahan.

2.4. Abnormalitas Morfologi Gigi

a Morfologi Mahkota Abnormal

1 Malformasi molar ketiga

Gigi molar ketiga atas mempunyai bentuk mahkota yang paling


bervariasi dibanding gigi permanen lainnya, di ikuti oleh molar ketiga bawah.
Anomali ini dapat berupa mahkota berbentuk pasak yang kecil sampai versi
malformasi multitonjol dari molar pertama dan molar kedua .

8
2 Insisif lateral berbentuk pasak

Anomali ini disebut juga konus merupakan yang paling sering terjadi ( 1-
2% dari populasi ). Gigi berbentuk konus, melebar ke arah servikal dan meruncing
ke arah insisal membentuk ujung tumpul. Kejadian yang tidak biasa adalah insisif
sentral atas berbentuk pasak. Gigi berbentuk pasak berkembang dari satu lobus
bukan empat lobus, yang normal terjadi pada gigi anterior.

3 Geminasi atau gigi kembar / skizodonsi.

Geminasi atau gigi kembar merupakan akibat dari pemisahan sebuah gigi.
Karena pembelahan gigi tidak sempurna, mahkota yang kembar nampak dobel
lebarnya dibanding gigi tunggal dan kemungkinan bertakik. Akar gigi tidak
mengalami pembelahan dan mempunyai satu saluran pulpa. Jika gigi yang dobel
dihitung sebagai dua gigi, lengkung gigi yang berisi geminasi akan mempunyai
gigi ekstra melebihi jumlah gigi normal. Kedaan ini terjadi lebih sering pada gigi
sulung dibanding permanen dan paling umum di regio insisif atas dan kaninus atas.

4 Fusi

9
Fusi adalah penyatuan dua benih gigi yang berdekatan, selalu melibatkan
dentin. Pada pemeriksaan klinis, kondisi ini nampak serupa dengan geminasi
karena gigi yang berfusi mempunyai satu mahkota yang lebarnya nampak dobel.
Tetapi tidak seperti geminasi, radiograf biasanya menunjukkan dua akar terpisah
dari gigi yang berfusi. Cara lain untuk membedakan fusi dari geminasi adalah
dengan menghitung gigi di dalam lekung. Jika gigi yang berfusi dihitung dua,
jumlah total gigi akan mecerminkan jumlah gigi normal dalam lekung. Seperti gigi
geminasi, gigi yang berfusi terjadi lebih sering pada bagian anterior mulut dan
lebih sering pada gigi sulung daripada permanen. Lebih sering pada area insisif
bawah daripada atas. Diduga bahwa fusi disebabkan oleh tekanan selama
perkembangan akar di dekatnya. Banyak laporan fusi yang melibatkan gigi
supernumerari yang bergabung dengan gigi didekatnya, seperti fusi molar ketiga
dan molar keempat bawah atau fusi insisif lateral atas dan gigi supernumerari
anterior

a Gambaran klinis (b) Gambaran Radiologi

5 Insisif hutchinson dan Molar mulberry

Insisif atas dan bawah mungkin berbentuk obeng, lebar pada bagian servikal
dan sempit di bagian insisal, dengan tepi iinsisal yang bertakik, kondisi ini disebut
Hutchinson insisif. Mahkota hutchinson insisif mirip dengan insisif yang berfusi
sediki bertakik. Molar pertama dari gigi ini mungkin mempunyai anatomi oklusal
yang dibuat dari multi tuberkel dengan tonjol yang tidak berkembang. Oleh karena
bentuk yang mirip buah beri pada permukaan oklusal, gigi molar ini disebut Molar
mulberry.

10
6) Tonjol Aksesoris, Tuberkel, atau Lingir

Tonjolan omail aksesoris dapat berasal dari hiperplasia kembangan yang


terlokalisir (peningkatkan volume jaringan yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel
baru), arati kondisi berjejal sebelum enupsi dapat menye- babkan fusi gigi super
numerari yang mungkin terlihat mirip seperti tonjol ekstra (Gambar 11-17). Tonjol
lingual ketiga mungkin berkembang pada lingual molar bawah dan disebut
tuberkulum intermedium (Gambar 11-18). Apabila tonjol ekstra tersebut terletak pada
lingir marginal distal, disebut tuberkulum sektum.

Gambar 11-17 tonjol ekstra. A. tonjol bukal ekstra (atau premolar yang berfusi)
terlihat kepada molar kedua atas. B. Dua tonjol ekstra (atau dua premolar yang berfusi) pada
permukaan bukal molar atas. C. Tonjol bukal ekstra pada molar bawah.

Tonjol talon (seperti cakar hewan) adalah tonjolan kecil pada permukaan lingual gigi
anterior atas atau bawah permanen (Gambar 11-19A). Seringkali, toniol mempunyai tanduk
pulpa, sehingga gambar radiografinya dapat dikelirukan dengan gigi supernumerari yang

11
tumpang tindih di atas gigi anterior, arau dens in dente (diuraikan kemudian pada bab ini).
Tonjol ini sering harus dihilangkan karena mengganggu penutupan rahang pada posisi
antartonjol maksimal (MIP). Oleh karena ada tanduk pulpa, perawatan endodontik biasanya
diperlukan apabila tonjol ini dihilangkan.Lingir marginal yang malformasi dan meluas di aras
permukaan lingual gigi anterior dalam Gambar 11-19B mirip tonjol talon. Premolar kedua
bawah memiliki tonjol lingual dengan jumlah bervariasi, berkisar 1-3.

Morfologi oklusal dapat sangat bervariasi dalam hal pola alur dan fossa yang dibentuk
oleh jumlah tonjol lingua. Ingat, gigi premolar kedua bawah mempunyai tiga tonjol (satu
bukal dan dua lingual).Gigi mungkin juga menunjukkan tonjolan email ekstra yang kecil
yang disebut tuberkel (Gambar 11 20) atau tonjol aksesori ekstra. Akhirnya, lingir menonjol
yang tidak biasa akan terlihat pada permukaan fasial nsisif sentral atas dalam.

7) Variasi ukuran Gigi

Mikrodonsia (gigi yang sangat kecil, tetapi bentuknya normal) dan


makrodonsia (gigi yang sangat besar, teta pi bentuknya normal) dapat muncul sebagai
gigi tunggal, beberapa gigi, atau semua gigi dalam gigi-geligi. Makrodonsia paling
sering melibatkan insisif dan ka minus, sedangkan mikrodonsia sering terjadi pada
insisif lateral dan molar ketiga atas. Beberapa contoh variasi ukuran gigi ditunjukkan
pada Gambar 11-224 dan B. Suatu laporan menunjukkan kaninus atas dengan panjang
sampai 39 mm dan molar pertama atas dengan panjang 31 mm (bandingkan dengan
panjang rata-rata 26.3 dan 20,1 ml), keduanya diambil dari pasien gigantisme
pituitaria.

12
8) Insisif Atas Berbentuk Sekop

Mungkin bukan anomali yang sejati, insisif sekop adalah karakter yang sering
terjadi, yang mencerminkan perbedaan biologi antar-ras. Anatomi lingual meliputi
singulum dan lingir marginal yang menonjol, mirip bentuk sekop (gambar 11-23a).
Gigi ini terjadi paling sering pada populasi Asia, Mongoloid, Arctic, dan penduduk
asli Amerika. Sekop dobel merujuk pada lingir marginal lingual yang menonjol, dan
lingir yang menonjol pada bagian mesial dan distal dari permukaan labial seperti
terlihat pada Gambar 11-23B.

b Morfologi Akar Abnormal

1 Mutiara Email

Mutiara email ( email pearl ) adalah nodulus yang kecil , bulat pada email
dengan dukukungan sedikit dentin. Karena dibungkus email, mencegah perlekatan
jaringan ikat normal, dapat diraba dengan probe, konsekuensinya, dapat menyebabkan
problem periodontal pada regio ini.

13
Paling sering ditemukan di distal gigi molar ketiga dan dekat percabangan akar
bukal gigi molar (Gambar 11-24). Pada radiograf, Mutiara email nampak sebagai
radiopasitas kecil dan bulat ( contoh daerah yang nampak terang atau putih pada film
yang terpapar).

2 Taurodontia

Pada taurodonsia yang disebut juga gigi sapi atau prisma, kamar pulpanya sangat
panjang tanpa penyempitan di dekat CEJ ( Gambar 11-25. Anomali ini hanya terjadi pada
gigi permanen dengn (frekuensi < 1 dalam 1000 indian amerika dan populasi acrtic). 25
taurodontia disebabkan karena disorganisasi jaringan terkalsifikasi dan terjadi pada gigi
geligi yang mendapat beban besar.

14
a Gambaran Klinis (b) Gambaran Radiologi
3 Dilaserasi

Adalah pembengkokan yang parah atau distorsi angular dari akar gigi
( Gambar 11-26 ).26 Kejadian yang tidak biasa mungkin merupakan hasil dari cedera
traumatik atau ruang yang kursng untuk perkembangan, seperti sering terjadi pada
molar ketiga ( Gambar 11-27 ). Dilaserasi sering terlihat pada gigi dengan akar
tambahan . Sejarahnya, fleksi adalah istilah lain yang digunakan untuk menyebut
kurvatura yang tajam atau pembengkokan akar gigi.

15
a Gambaran Klinis b Gambaran Radiologi
4 Dens in Dent

Dens in dent ( gigi dalam gigi ) adalah anomali perkembangan yang


disebabkan oleh invaginasi organ email ke dalam mahkota gigi ( terlihat pada
gambar 11-28A). Secara klinis, nampak paling sering sebagai celah yang dalam
didekat singulum gigi insisif. Walaupun paling sering terdapat pada insisif lateral atas,
kondisi ini juga terjadi pada insisif sentral atas dan insisif bawah. Dalam radiogaf,
dens in dent nampak sebagai masa email yang modot dalam dentin dari gigi yang
berukuran normal ( Gambar 11-28B .Biasanya nampak pada spertiga koranal gigi,
tetepai dapat meluas sepanjang akar gigi. Sering kali lateral berbentuk pasak, dengan
kegagalan perkembangan lobus mesial dan distal, dilaporkan mempunyai dens in dent
pada pemeriksaan radiografi. ( Angka kejadiannya adalah 1-5 persen dari populasi ).

16
5 Konkresensi

Konkresensi adalah ( concresence ) melibatkan fusi superfisial atau


pertumbuhan bersama dari hanya sementum dua akar gigi yang berdekatan ( Gambar
11-29 ). Tidak seperti fusi, gigi ini biasanya bergabung setelah bererupsi ke rongga
mulut karena kedekatan akar dan deposisi sementum yang banyak. Anomali ini terjadi
paling sering pada regio molar atas.

6 Akar Kerdil

Gigi atas sering menujukan mahkota berukuran normal dengan akar


abnormal yang kerdil ( pendek, terlihat pada Gambar 11-22B ). Tepi insisal gigi

17
atas dengan akar kerdil sering bergeser ke lingual ( seperti juga pada insisif
bawah). Kondisi ini sering kali herediter, tetapi, akar kerdil yang terisolasi atau
umum juga dapat terjadi dari gerakan orthodontik gigi (dengan braces) apabila
gerakan terjadi terlalu cepat.

7 Hipersementosis

Hipersementosis adalah pembentukan sementum yang berlebihan sekitar akar


gigi setelah gigi erupsi ( Gambar 11- 30 ). Ini mungkindisebabkan oleh trauma,
disfungsi metabolisme atau peradangan periapeks.

8 Akar Aksesori ( Ektra )

18
Akar aksesori biasanya tejadi pada gigi akarnya terbentuk setelah lahir,
mungkin disebabkan oleh trauma, disfungsi metabolisme, atau tekanan, molar ketiga
adalah gigi berakar banyak yang sering menunjukan adanya akar aksesoris ( gambar
11-31A ).Gigi molar yang lain juga dapat mempunyai akar ektra , seperti yang terlihat
pada (gambar 11_31B) dan C. Gigi berakar tunggal yang s ering kali mempunyai akar
ektra adalah kaninus dan premolar bawah. Yang menarik, dua akar ( Satu facial dan
satu lingual ) cukup jarang terjadi pada kaninus bawah, tetapi hal ini cukup sering
terjadi sehingga tida mengejutkan ( Gambar 11-32A). Premolar pertama bawah juga
menunjukan akar dengan bifurkasi, satu bukal dan satu lingual ( gambar 11-32B),
suatu kondisi yang kurang umum pada gigi tersebut dibandingkan dengan kaninus
bawah. Kejadian yang langka berupa dua akar pada pre molar bawah ( satu mesial dan
satu distal ) terlihat pada radiogaf dalam gambar 11-23C .

Premolar pertama atas yang sangat tidak biasa dengan tiga akar ( dua bukaldan
satu lingual ) mirip akar molar atas seperti terlihat pada Gambar 11-34. Ada juga

19
sejumlah laporan mengenai akar bifurkasi pada gigi kaninus atas sulung : lima
ditemukan dari pemeriksaan radiograf rutin dan enam dari pemeriksaan gigi rutin.

9 Flexion
Merupakan akar gigi yang bengkok kurang dari 90o atau rotasi
c Anomali Posisi Gigi
1 Gigi Tidak Erupsi (Impaksi)
Gigi tidak erupsi adalah gigi tertanam yang gagal bererupsi ke dalam rongga
mulut karena kurangnya kekuatan untuk erupsi. Gigi impaksi, sebaliknya, gagal
bererupsi karena obstruksi mekanis,sering dikaitkan dengan penurunan ukuran tahang
manusia modern akibat evolusi. Gigi yang paling sering mengalami impaksi adalah
molar ketiga atas dan bawah.(gambar11-35) dan kaninus atas (paling tidak 10%
populasi mempunyai gigi impaksi )

2 Gigi Transposisi ( salah letak )


Kadang-kadang, sel pembentuk gigi (benih gigi) kelihatan tidak pada tempatnya,
menyebabkan gigi muncul pada lokasi yang tidak biasa pula. Gigi yang paling sering
mengalami transposisi adalah kaninus atas seperti terlihat dalam Gambar 11-36 (20

20
dari 25 laporan kasus),diikuti kaninus bawah ( gambar 11-37). Kaninus atas dapat
mengalami transposisi ke region insisif sentral.

3 Rotasi gigi
Rotasi adalah anomaly yang jarang terjadi, paling sering terjadi pada premolar
kedua atas ( gambar 11-38), kadang-kadang pada insisif atas, premolar pertama, atau
premolar kedua bawah. Gigi mungkin mengalami rotasi pada sumbunya sebesar 180
derajat.

4 Ankilosis
Ankilosis mungkin di awali oleh infeksi atau trauma pada ligament
periodontium,mengakibatkan hilangnya ruang ligament periodontium sehingga akar
gigi benar-benar berfusi dengan prosesus alveolaris atau tulang alveolar. Gigi ini

21
bererupsi ke dalam rongga mulut tetapi setelah ankilosis, gagal mencapai oklusi
dengan lengkung antagonisnya dan Nampak lebih pendek daripada gigi di dekatnya
pada lengkungan yang sama. Sering kali ankilosis gigi sulung terjadi ketika gigi
permanen penggantinya absen. Gigi molar kedua bawah sulung sering gagal
melanjutkan erupsi sesuai pertumbuhan rahang. Konsekuensinya, gigi ankilosis akan
berjarak 2-4 mm dari dataran oklusi dengan gigi antagonisnya.
5 Distopi dan heteropi

Distopi adalah kelainan tempat yang sangat kecil sedangkan heteropi ialah
munculnya elemen pada tempat lain yang bukan tempatnya.

d Malformasi Perkembangan Gigi Tambahan ( dan Diskolorisasi )

Malformasi gigi yang lain ungkin berhubungan dengan keturunan atau cedera selama
pembentukan dan oleh karena itu, bisa mengenai banyak gigi daripada satu atau dua gigi
tertentu. Kondisi ini bukan nanomali, tetapi dokter gigi harus bisa membedakannya dari
anomali yang lain.

1 Displasia Email

Displasia email adalah istilah yang digunakan untuk menyebut gangguan sel
pmbentuk email (ameloblas) selama awal pembentukan email. Displasia email dapat
herediter (seperti amelogenesis imperfekta) atau merupakan akibat dari kondisi
sistemik selama awal pembentukan gigi (seperti demam tinggi, kekurangan nutrisi,
atau penggunaan flouride yang berlebihan) atau gangguan lokal (seperti trauma atau
infeksi periapeks). Umumnya, variasi warna ( dari putih kekuning dan
coklat).beberapa contoh gangguan email disajikan di sini.

a Amelogenesis imperfekta

22
Amelogenesis imperfekta adalah kelainan herediter yang memengaruhi
pembentukan email baik dari gigi geligi sulung maupun permanen
merujuk pada ameloblas atau sel pembentuk email, dan genesis merujuk
pada permulaan terbentuknya sel-sel ini, kata imperfekta berarti tidak
sempurna). Kekurangan email kekurangan email sebagian atau seluruhnya
menyebabkan warna coklat, yang rentan terhadap karies.

a Gambaran Klinis (b) Gambaran Radiologi


b Fluorosis
Flourosis adalah kondisi yang disebabkan selama pembentukan email,
oleh konsumsi senyawa flouride berkonsenterais tinggi dalam air minum.,
melebihi konsenterasi yang dianjurkan untuk mengendalikan karies gigi.
Jumlah senyawa flourin pada air mineral alami yang menyebabkan kondisi
ini sering kali beberapa kali lebih besar dari 1ppm yang ditambahkan ke
air minum untuk secara efektif mengurangi prevalensi karies. Secara
klinis, semua gigi permanen dapat terkena, tergantung pada lamanya
seseorang mengkonsumsi flourid berkonsenterasi tinggi. Gigi ini sering
kali resisten terhadap karies.

23
c Kerusakan email karena demam tinggi
Email berceruk pada gigi permanen dapat disebabkan karena demam
tinggi pada masa awal anak-anak akibat campak. Biasanya, mahkota gigi
yang berkembang pada masa demam, akan terkena. Contohnya kerusakan
molar kedua permanen dan premolar kedua permanen pada gambar 11-41
disebabkan oleh demam tinggi pada umur 2 tahun dan 3 bulan, saat email
terbentuk pada premolar kedua bawah dan molar kedua.
d Hipomaturasi (hipoplasia fokal)
Hipomaturasi adalah perkembangan email yang tidak sempurna, terlihat
sebagai spot perubahan warna terlokalisasi atau area deformitas pada gigi.
Selama pembentukan email, kondisi ini disebabkan trauma, infeksi lokal
dari gigi sulung didekatnya yang mengalami abses, atau beberapa
gangguan lain dalam maturasi matriks eail., yang kemungkinan besar
terjadi pada gigi penggantinya (disebut gigi turner) seperti terlihat pada
gambar 11-42. Tidak seperti dekalsifikasi (karies awal), yang biasanya
terlihat pada sepeertiga servikal gigi atau pada permukaan oklusal gigi
posterior, bentuk hipomaturasi ini umumnya nampak pada sepertika
medial permukaan mahkota yang halus (permukaan fasial dan lingual).

2 Displasia Dentin
Perkembangan dentin yang abnormal mencakup kondisi herediter dan
sistemik seperti berikut.
a Dentinogenesis imperfekta

Dentinogenesis imperfekta adalah kelainan herediter yang


memengaruhi pembentukan dentin pada gigi geligi sulung dan permanen.
Secara klinis, semua gigi mempunyai penampilan abu-abu-biru muda sampai
kuning, agak opelesen, yang tidak estetik (gambar 11-43A), oleh karena itu
disebut hereditary opalescent dentin. Pada radiograf, kemungkinan kamar
pulpa dan saliuran akar tidak ada seluruhnya atau sebagian karna kamar pulpa
dan saluran akar terkalsifikasi (gambar 11-43B). Gigi ini lemah karena
kurangnya dukungan dentin, sehingga rentan terhadap atrisi yang hebat.

24
b Pewarnaan tetrasilin

Apabila antibiotik tetrasilin dikonsumsi oleh wanita hamil, bayi atau


anak selama waktu pembentukan dan kalsifikasi gigi, akan dapat
memengaruhi dentin yang sedang berkembang. Akibatnya terjadi prubahan
warna gigi, bergantung pada dosis obat, menjadi kuning atau coklat kelabu
(gambar 11-44).Pewarnaan yang terjadi dapat menyeluruh pada gigi dan geligi
sulung tetapi juga dapat mengenai beberapa gigi permanen, tergantung pada
usia ketika tetrasilin diberikan.

Perubahan Bentuk Gigi Karena Cedera Setelah Gigi Erupsi

1 Atrisi
Atrisi adalah ausnya email (dan akhirnya dentin) karena pergerakan gigi
bawah terhadap gigi atas selama fungsi normal dan keadaan ini diperberat oleh
pengeditan yang berlebihan dari gigi-gigi,yang dikenal sebagai bruksisme. Dua
contoh atrisi parah terlihat pada gambar 11.45 stres sangat meningkat bruksisme.
Atrisi harus dibedakan dari kerusakan gigi yang lain seperti abrasi dan erosi karena

25
penyebab dari tiap-tiap kondisi,dan oleh karenanya,terapi untuk mencegah kerusakan
lebih lanjut sangat berbeda. Mengkaji pembicaraan mengenai bruksisme kontak
normal gigi ke gigi perhari pada orang yang sehat tanpa problem oklusal umumnya
kecil yaitu 7-8 menit/hari selama mastikasi makanan dengan gaya yang normalnya
kurang dari 33 pons. Sebaliknya,coba bayangkan kerusakan potensial yang dapat
terjadi pada gigi (otot dan TMJ) jika seseorang yang menderita bruksisme menggigit
selama 5 jam per malam dengan tekanan yang melebihi 190 pons.

a Gambaran klinis (b) Gambaran Radiologi


2 Abrasi

Abrasi adalah ausnya struktur gigi karena kegiatan mekanis. Contohnya


adalah hilangnya email di dekat CEJ dari permukaan fasial mahkota, khususnya
pada premolar dan kaninus, akibat teknik menyikat gigi yang tidak benar. Faktor
pendukung lain pada hilangnya struktur gigi di dekat CEJ dikenal sebagai abfraksi,
yaitu penekukan (fleksi) gigi yang disebabkan oleh gaya oklusal yang besar.
Kondisi ini mengakibatkan hilangnya struktur gigi karena pemisahan email rod
dekat CEJ.

26
a Gambaran Klinis (b) Gambaran Radiologi
3 Erosi

Erosi adalah hilangnya struktur gigi karena bahan kimia (bukan mekanis)
dan mengenai permukaan halus serta oklusal. Erosi dapat disebabkan oleh asupan
asam sitrat yang berlebihan. Erosi juga dapat terjadi karena faktor yang tidak
diketahui (idiopatik). Erosi parah pada email lingual dari semua gigi anterior atas.

e Gigi-Geligi yang tidak biasa

Pemeriksaan yang cermat terhadap cetakan seorang individu berusia 23 tahun


mengungkapkan bahwa gigi molar pertama kiri bawah sangat mirip dengan molar pertama
atas,lengkap dengan apa yang nampak sebagai longor miring dan tonjok carabelli gambar

27
11.48 pada pemeriksaan yang lebih cermat,premolar pertama dan premolar kedua bawah dan
molar pertama,molar kedua,serta molar ketiga bawah pada kedua sisi juga mempunyai
tampilan morfologi yang serupa dengan gigi posterior atas. Enam gigi Anterior bawah jelas
merupakan gigi rahang bawah. Oklusi dari gigi orang muda sangat bagus mengingat fakta
bahwa gigi-gigi posterior atas beroklusi dengan gigi atas yang hampir identik pada kedua sisi.

Gambaran gigi-geligi tidak biasa lainnya,yang ditemukan pada mahasiswa dari Afrika
diperlihatkan pada gambar 11.49 gigi-geligi atas mempunyai total 24 gigi yang erupsi atau
erupsi sebagian. Disini tampak adanya 4 insisif, 1kaninus, 6premolar, dan 13molar (5 di
antaranya mirip dengan molar bawah).

f Anomali Tambahan

Anomali tambahan ini cenderung mengenai seluruh gigi daripada satu


atau dua gigi saja yang berhubungan dengan retensi mekanis dan luka

a Unusual Dentition

Gigi-geligi yang paling tidak menurut kebiasaan dengan seluruhnya/ sebagian


erupsi: 24 gigi pada rahang atas

b Variasi

Pada beberapa gigi molar bawah mempunyai cusp lebih. Bila cusp atau
tonjol lebih letaknya antara cusp lingual disebut tuberculum inter. Bila cusp atau tonjol

28
lebih letaknya pada marginal ridge distal antara cusp distal dan cusp lingual disebut
tuberculum sextum (M1 bawah mempunyai cusp ke enam)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kasus

Seorang laki-lagi 25 tahun datang ke RSGM untuk melakukan pemeriksaan rutin,


Pada pemeriksaan hasil Bitewing foto didapatkan garis Radiolusen yang nyata memanjang
menyilang dibagian servical dari akar-akar gigi. Pasien mempunyai keluhan ngilu setiap
minum dingin dan saat menggosok gigi. Apa Penyebab Garis Pada Ragio tersebut.

3.2 Identifikasi Masalah dari Kasus

3.2.1 Pertanyaan Identifikasi Masalah Dari kasus

1 Bagaimana pemeriksaan Subjektif dari kasus ?


2 Bagaimana pemeriksaan Objektif dari kasus ?
3 Bagaimana pemeriksaan penunjang dari kasus ?
4 Bagaimana dengan diagnosis dari kasus ?
5 Bagaiamana dengan rencana perawatan dari kasus ?
6 Bagaimana dengan prognosis dari kasus?

3.2.2 Jawaban identifikasi masalah dari kasus

Pemeriksaan subjektif.

a Data rutin

Identitas pasien diperlukan sebagai pasca tindakan dapat pula sebagai data :

29
1. Nama dan panggilan
2. Tempat tanggal lahir
3. Alamat tinggal
4. Golongan darah
5. Status pernikahan
6. Pekerjaan
7. Pendidikan kewarganegaraan
8. Nomor telpon pasien

Data rutin dari pasien pada kasus

- Seorang laki-lagi 25 tahun


b Riwayat penyakit
- Keluhan : Pasien mempunyai keluhan ngilu setiap minum dingin dan saat
menggosok gigi
c Riwayat penyakit yang lalu (-)
d Riwayat keluarga (-)
e Riwayat sosial pekerjaan (-)

Pemeriksaan Objektif

1 Pemeriksaan ekstraoral

Oklusi normal

2 Pemeriksaan intraoral

Adanya Abrasi adalah ausnya struktur gigi karena kegiatan mekanis.


Contohnya adalah hilangnya email di dekat CEJ dari permukaan fasial mahkota,
khususnya pada premolar dan kaninus, akibat teknik menyikat gigi yang tidak benar.

3 Pemeriksaan penunjang.
Pada pemeriksaan hasil Bitewing foto didapatkan garis Radiolusen yang nyata
memanjang menyilang dibagian servical dari akar-akar gigi
4 Diagnosis
Pulpitis Reversible. Karena berdasarkan dari hasil pemeriksaan pasien
mengeluhkan rasa ngilu pada saat minum dingin.
5 DD (diagnose difrensial)
Diagnose difrensial dari Pulpitis Reversible adalah Pulpitis Irreversible.
Yang membedakannya pada kondisi klinis antara pulpitis reversibel dan irreversibel
adalah kuantitatif, rasa sakit pulpitis irreversibel adalah lebih parah dan berlangsung
lebih lama.

30
Pada pulpitis reversibel, penyebab rasa sakit umumnya peka terhadap suatu
stimulus, seperti air dingin atau aliran udara, sedangkan pulpitis irreversibel rasa sakit
dapat datang tanpa stimulus yang nyata.

Pulpitis reversibel asimptomatik dapat disebabkan karena karies yang baru


mulai dan menjadi normal kembali setelah karies dihilangkan dan gigi direstorasi
dengan baik.

Rencana perawatan

1 Memakai pasta gigi untuk gigi sensitiv ini berguna untuk mengurangi rasa ngilu pada
gigi pada saat minum dingin ataupun panas.
2 Mengubah kebiasaan cara sikat gigi yang salah.

Perawatan terbaik untuk Pulpitis Reversibel adalah usaha preventif atau pencegahan.
Perawatan periodik untuk mencegah perkembangan karies, penumpatan awal bila kavitas
meluas, desensitisasi leher gigi dimana terdapat resesi gingiva, penggunaan pernis kavitas
atau semen dasar sebelum penumpatan, dan perhatian pada preparasi kavitas dan pemolesan
dianjurkan untuk mencegah pulpitis lebih lanjut. Bila dijumpai pulpitis reversibel,
penghilangan stimulasi (jejas) biasanya sudah cukup, begitu gejala telah reda, gigi harus dites
vitalitasnya untuk memastikan bahwa tidak terjadi nekrosis. Apabila rasa sakit tetap ada
walaupun telah dilakukan perawatan yang tepat, maka inflamasi pulpa dianggap sebagai
pulpitis irreversibel, yang perawatannya adalah eksterpasi, untuk kemudian dilakukan
pulpektomi.

Prognosis

Pada Kasus Diatas Prognosisnya yaitu Cenderung baik (dubia ad bonam),Bila


dicegah sedini mungkin, dan menganjurkan apa yang disarankan oleh dokter gigi. Dan juga
bisa Buruk jika diambaikan karena dapat menyebabkan karies sehingga nantinya akan terjadi
abses, bahkan bisa menyebabkan nekrosis pada gigi maupun juga kehilangan pada gigi
tersebut.

BAB IV

31
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil pemeriksaan pasien didiagnosa Pulpitis Reversible karena di


mengeluhkan rasa ngilu pada saat minum dingin. Prognosis cenderung baik (dubia ad
bonam),Bila dicegah sedini mungkin, dan menganjurkan apa yang disarankan oleh dokter
gigi. Dan juga bisa Buruk jika diambaikan karena dapat menyebabkan karies sehingga
nantinya akan terjadi abses, bahkan bisa menyebabkan nekrosis pada gigi maupun juga
kehilangan pada gigi tersebut.

32

Anda mungkin juga menyukai