PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pengenalan dan identifikasi yang benar dari anomali gigi sangatlah penting ketika
berkomunikasi dengan sejawat, khususnya dalam kasus rujukan kesejawat atau dari sejawat.
Selain itu, komunikasi profesional dental dengan pasienharus mencerminkan pengetahuan
tentang kondisi oral abnormal. Kemudian, pasien yang terinformasi dan mengerti mengapa
tonjol tambahan di bagian bukal gigimolar atas atau bawah lebih rentan terhadap karies dari
pada gigi normal, akan lebih murah menerima instruksi pemeliharaan gigi yang spesifik
untuk mulutnya dan kebutuhannya. Akhirnya, pemahaman tentang etiologi anomali spesifik
adalah penting untuk menentukan rencana perawatan, apabila ada.
1 Rumusan Masalah
a Apakah yang dimaksud dengan anomali gigi ?
b Apa saja yang termasuk anomali Gigi ?
c Apa saja faktor-faktor penyebab anomali gigi ?
2 Tujuan
a Untuk mengetahui apa itu anomali gigi
b Untuk engetahui macam-macam anomali gigi
c Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab anomali gigi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
2.1 Pengertian Anomali gigi
Kelainan jumlah gigi terbagi atas dua bagian, pertama anodonsia merupakan
absennya gigi, kedua supernumerari merupakan gigi ekstra. Kedua abnormalitas
jumlah gigi ini, terjadi penambahan atau pengurangan pada jumlah bilangan gigi.
Anadonsia terdiri dari anadonsia total dan anadonsia sebagian. Anadonsia total
merupakan absennya satu set gigi secara kongential. Anadonsia sebagian hanya
melibatkan satu atau dua gigi dalam gigi geligi, untuk memastikan bahwa yang terjadi
adalah absennya gigi bukan gigi yang tidak erupsi diperlukan radiograf. Gigi yang
mengalami supernumerari terjadi penambahan pada jumlah formula normal pada
setiap kuadran.
Kelainan pada morfologi akar dapat terjadi pada mahkota, akar, dan posisi
gigi. Malformasi mahkota mungkin terlihat secara klinis melalui inspeksi pada rongga
mulut. Kemudian, malformasi akar normal hanya terlihat pada radiograf, walaupun
pemeriksaan yang teliti pada gigi yang diekstraksi mengungkap banyak variasi.
Malformasi gigi berhubungan dengan keturunan atau cedera selama pembentukan dan
oleh karena itu, bisa mengenai banyak gigi daripada satu atau dua gigi tertentu.
Reaksi terhadap cedera sebenarnya bukan anomali tetapi perubahan yang unik dalam
morfologi gigi terkait penyebab khusus. Kondisi ini harus dikenali sehingga
2
etiologinya (penyebab) dapat diidentifikasi dan dimodifikasi, jika memungkinkan,
untuk menghindari faktor penyebab yang bisa memperburuk keadaan, seperti atrisi,
abrasi, erosi, dan gigi-geligi yang tidak biasa.
1. Faktor Hereditas
2. Gangguan pertumbuhan
4. Gangguan Metabolisme
A. GANGGUAN FORMATIF
1 Kelainan Numerik
a. HIPODONSIA: Jumlah gigi kurang karena tidak tumbuh 1 atau lebih elemen gigi secara
normal, akibat dari gigi geligi yang agenesis yaitu tidak dibentuknya atau tidak tumbuhnya
benih gigi tersebut, antara lain Agenesis soliter : tidak terbentuknya satu atau beberapa
elemen. Oligodonsia : multi agenesis/ reduksi multiple jumlah elemen gigi geligi.
Anodonsia : sedikit atau sama sekali tidak mempunyai gigi.
1 Anodonsia Iengkap sering karena penyakit herediter (sex linked genetik trait), dan
jarang sekali terjadi
3
2 Anodontia sebagian Biasanya kongenital. Kehilangan satu atau beberapa gigi di
dalam rahang meskipun belum terbukti karena herediter tetapi tendensi untuk tidak ada gigi
yang sama pada suatu keluarga sering dijumpai. Urutan gigi-geligi yang mengalami
anodontia: Gigi M3 tetap, I2 atas tetap, P2 bawah tetap, 12 bawah (desidui/ tetap)
Dapat terlihat di rongga mulut/ erupsi, atau terpendam/ tidak erupsi, sehingga terlihat
diastema/ ruangan pada lengkung gigi.
4
Kelebihan gigi pada gigi susu jarang terjadi (0,5%). Bila terdapat gigi lebih pada gigi
geligi susu ini ialah : mesiodens pada garis median/mid line mesiodens atau gigi lebih I2/
supplemental lateral insisor.
Gigi sebelah distal M3 lebih sering pada rahang atas dibanding pada rahang bawah
disebut disto molar atau para molar
c. FUSIONI KEMBAR DEMPET: Pertumbuhan menjadi satu dentin dan email dari dua
elemen menjadi satu elemen selama pembentukan. Secara klinis terlihat sama dengan
geminasi, fusion lebih sering ditemukan pada gigi anterior dan sebagian akibat dari
bersatunya dua benih gigi. Biasanya gigi ini masing-masing mempunyai akar dan rongga
pulpa terpisah. Pada gigi susu Iebih banyak daripada gigi tetap dan pada rahang ats lebih
sering daripada rahang bawah. Terbentuk karena adanya tekanan waktu pembentukan akar.
Kebanyakan didapat fusion dan gigi Iebih dengan gigi yang berdekatan dengannya.
Umpamanya M3 bawah fusion dengan M4 bawah (jarang sekali terjadi), 12 atas fusion
dengan gigi lebih anterior, dua gigi P1 bawah fusion.
5
a DENS EVAGINATUS : Anomali pertumbuhan terdiri dari tonjol ekstra yang langsing
sering runcing pada permukaan oklusi terutama pertama bawah (evaginasi memiliki tanduk
dijumpai pada gigi premolar pulpa yang mendekati email).
d. FLEXION : Akar gigi yang bengkok kurang dari 90o atau rotasi
e. TONJOL EKSTRA DAN RIGI EMAIL: Jumlah tonjol yang lebih banyak daripada
normal dan adanya rigi email, contohnya ; gigi incisivus bentuk sekop, gigi incisivus bentuk
bintang, T dan Y. Talon (tonjol ekstra pada tuberculum dentis gigi incisivus). Tuberculum
Carabelli pada mesiolingual gigi molar atas pertama. Tuberculum paramolar (tonjol ekstra
pada mebukal gigi molar atas dan bawah terutama gigi molar kedua dan ketiga).
B. GANGGUAN ERUPSI
1 Waktu muncul
- impaksi (retenslo dentis) Gigi tidak erupsi Sedikitnya 10% penduduk mempunyai gigi
impaksi, paling sering gigi C atas dengan M3. Gigi terpendam/ impaksi adalah gigi yang
6
gagal erupsi karena kekurangan daya erups, rintangari mekanis, dan sering karena ukuran
rahang yang lebih kecil.
- infra okiusi
- ankylosis
Yaitu gigi yang dapat erupsi tetapi tidak dapat berokiusi dengan gigi antagonis.
Ankylosis dapat dimulai dan suatu infeksi atau trauma jaringan periodontal. Gigi M2 bawah
sering gagal erupsi ketika rahang tumbuh, jaraknya: 1-2 mm dan okiusi.
2 Kelainan tempat
Distopi adalah kelainan tempat yang sangat kecil sedangkan heteropi ialah munculnya
elemen pada tempat lain yang bukan tempatnya.
Sering terjadi kadang-kadang benih gigi keluar dan tempatnya sehingga gigi erupsi tidak
pada tempatnya. Yang paling sering gigi C atas (20 s/d 25 kasus), kemudian gigi C bawah.
c. Rotasi
Anomali ini jarang, paling sering pada gigi P2 atas, kadang-kadang/ atas, P1 atau P2
atas. Gigi bisa berputar pada porosnya sampai 180o .
a.Kanies
--- idiopatik
c. Abrasi (mekanis)
f. Hipersementosis
7
Dapat disebabkan oteh trauma, gangguan metabohsme, atau infeksi periapikal.
Merupakan pembentukan jaringan sementum yang berlebihan disekitar akar gigi sesudah gigi
erupsi.
g. Sementoblastoma
k. Trauma
l. Perubahan warna perubahan warna infiltratif perubahan warna formatif perubahan warna
semu.
n. Akar tambahan
8
2 Insisif lateral berbentuk pasak
Anomali ini disebut juga konus merupakan yang paling sering terjadi ( 1-
2% dari populasi ). Gigi berbentuk konus, melebar ke arah servikal dan meruncing
ke arah insisal membentuk ujung tumpul. Kejadian yang tidak biasa adalah insisif
sentral atas berbentuk pasak. Gigi berbentuk pasak berkembang dari satu lobus
bukan empat lobus, yang normal terjadi pada gigi anterior.
Geminasi atau gigi kembar merupakan akibat dari pemisahan sebuah gigi.
Karena pembelahan gigi tidak sempurna, mahkota yang kembar nampak dobel
lebarnya dibanding gigi tunggal dan kemungkinan bertakik. Akar gigi tidak
mengalami pembelahan dan mempunyai satu saluran pulpa. Jika gigi yang dobel
dihitung sebagai dua gigi, lengkung gigi yang berisi geminasi akan mempunyai
gigi ekstra melebihi jumlah gigi normal. Kedaan ini terjadi lebih sering pada gigi
sulung dibanding permanen dan paling umum di regio insisif atas dan kaninus atas.
4 Fusi
9
Fusi adalah penyatuan dua benih gigi yang berdekatan, selalu melibatkan
dentin. Pada pemeriksaan klinis, kondisi ini nampak serupa dengan geminasi
karena gigi yang berfusi mempunyai satu mahkota yang lebarnya nampak dobel.
Tetapi tidak seperti geminasi, radiograf biasanya menunjukkan dua akar terpisah
dari gigi yang berfusi. Cara lain untuk membedakan fusi dari geminasi adalah
dengan menghitung gigi di dalam lekung. Jika gigi yang berfusi dihitung dua,
jumlah total gigi akan mecerminkan jumlah gigi normal dalam lekung. Seperti gigi
geminasi, gigi yang berfusi terjadi lebih sering pada bagian anterior mulut dan
lebih sering pada gigi sulung daripada permanen. Lebih sering pada area insisif
bawah daripada atas. Diduga bahwa fusi disebabkan oleh tekanan selama
perkembangan akar di dekatnya. Banyak laporan fusi yang melibatkan gigi
supernumerari yang bergabung dengan gigi didekatnya, seperti fusi molar ketiga
dan molar keempat bawah atau fusi insisif lateral atas dan gigi supernumerari
anterior
Insisif atas dan bawah mungkin berbentuk obeng, lebar pada bagian servikal
dan sempit di bagian insisal, dengan tepi iinsisal yang bertakik, kondisi ini disebut
Hutchinson insisif. Mahkota hutchinson insisif mirip dengan insisif yang berfusi
sediki bertakik. Molar pertama dari gigi ini mungkin mempunyai anatomi oklusal
yang dibuat dari multi tuberkel dengan tonjol yang tidak berkembang. Oleh karena
bentuk yang mirip buah beri pada permukaan oklusal, gigi molar ini disebut Molar
mulberry.
10
6) Tonjol Aksesoris, Tuberkel, atau Lingir
Gambar 11-17 tonjol ekstra. A. tonjol bukal ekstra (atau premolar yang berfusi)
terlihat kepada molar kedua atas. B. Dua tonjol ekstra (atau dua premolar yang berfusi) pada
permukaan bukal molar atas. C. Tonjol bukal ekstra pada molar bawah.
Tonjol talon (seperti cakar hewan) adalah tonjolan kecil pada permukaan lingual gigi
anterior atas atau bawah permanen (Gambar 11-19A). Seringkali, toniol mempunyai tanduk
pulpa, sehingga gambar radiografinya dapat dikelirukan dengan gigi supernumerari yang
11
tumpang tindih di atas gigi anterior, arau dens in dente (diuraikan kemudian pada bab ini).
Tonjol ini sering harus dihilangkan karena mengganggu penutupan rahang pada posisi
antartonjol maksimal (MIP). Oleh karena ada tanduk pulpa, perawatan endodontik biasanya
diperlukan apabila tonjol ini dihilangkan.Lingir marginal yang malformasi dan meluas di aras
permukaan lingual gigi anterior dalam Gambar 11-19B mirip tonjol talon. Premolar kedua
bawah memiliki tonjol lingual dengan jumlah bervariasi, berkisar 1-3.
Morfologi oklusal dapat sangat bervariasi dalam hal pola alur dan fossa yang dibentuk
oleh jumlah tonjol lingua. Ingat, gigi premolar kedua bawah mempunyai tiga tonjol (satu
bukal dan dua lingual).Gigi mungkin juga menunjukkan tonjolan email ekstra yang kecil
yang disebut tuberkel (Gambar 11 20) atau tonjol aksesori ekstra. Akhirnya, lingir menonjol
yang tidak biasa akan terlihat pada permukaan fasial nsisif sentral atas dalam.
12
8) Insisif Atas Berbentuk Sekop
Mungkin bukan anomali yang sejati, insisif sekop adalah karakter yang sering
terjadi, yang mencerminkan perbedaan biologi antar-ras. Anatomi lingual meliputi
singulum dan lingir marginal yang menonjol, mirip bentuk sekop (gambar 11-23a).
Gigi ini terjadi paling sering pada populasi Asia, Mongoloid, Arctic, dan penduduk
asli Amerika. Sekop dobel merujuk pada lingir marginal lingual yang menonjol, dan
lingir yang menonjol pada bagian mesial dan distal dari permukaan labial seperti
terlihat pada Gambar 11-23B.
1 Mutiara Email
Mutiara email ( email pearl ) adalah nodulus yang kecil , bulat pada email
dengan dukukungan sedikit dentin. Karena dibungkus email, mencegah perlekatan
jaringan ikat normal, dapat diraba dengan probe, konsekuensinya, dapat menyebabkan
problem periodontal pada regio ini.
13
Paling sering ditemukan di distal gigi molar ketiga dan dekat percabangan akar
bukal gigi molar (Gambar 11-24). Pada radiograf, Mutiara email nampak sebagai
radiopasitas kecil dan bulat ( contoh daerah yang nampak terang atau putih pada film
yang terpapar).
2 Taurodontia
Pada taurodonsia yang disebut juga gigi sapi atau prisma, kamar pulpanya sangat
panjang tanpa penyempitan di dekat CEJ ( Gambar 11-25. Anomali ini hanya terjadi pada
gigi permanen dengn (frekuensi < 1 dalam 1000 indian amerika dan populasi acrtic). 25
taurodontia disebabkan karena disorganisasi jaringan terkalsifikasi dan terjadi pada gigi
geligi yang mendapat beban besar.
14
a Gambaran Klinis (b) Gambaran Radiologi
3 Dilaserasi
Adalah pembengkokan yang parah atau distorsi angular dari akar gigi
( Gambar 11-26 ).26 Kejadian yang tidak biasa mungkin merupakan hasil dari cedera
traumatik atau ruang yang kursng untuk perkembangan, seperti sering terjadi pada
molar ketiga ( Gambar 11-27 ). Dilaserasi sering terlihat pada gigi dengan akar
tambahan . Sejarahnya, fleksi adalah istilah lain yang digunakan untuk menyebut
kurvatura yang tajam atau pembengkokan akar gigi.
15
a Gambaran Klinis b Gambaran Radiologi
4 Dens in Dent
16
5 Konkresensi
6 Akar Kerdil
17
atas dengan akar kerdil sering bergeser ke lingual ( seperti juga pada insisif
bawah). Kondisi ini sering kali herediter, tetapi, akar kerdil yang terisolasi atau
umum juga dapat terjadi dari gerakan orthodontik gigi (dengan braces) apabila
gerakan terjadi terlalu cepat.
7 Hipersementosis
18
Akar aksesori biasanya tejadi pada gigi akarnya terbentuk setelah lahir,
mungkin disebabkan oleh trauma, disfungsi metabolisme, atau tekanan, molar ketiga
adalah gigi berakar banyak yang sering menunjukan adanya akar aksesoris ( gambar
11-31A ).Gigi molar yang lain juga dapat mempunyai akar ektra , seperti yang terlihat
pada (gambar 11_31B) dan C. Gigi berakar tunggal yang s ering kali mempunyai akar
ektra adalah kaninus dan premolar bawah. Yang menarik, dua akar ( Satu facial dan
satu lingual ) cukup jarang terjadi pada kaninus bawah, tetapi hal ini cukup sering
terjadi sehingga tida mengejutkan ( Gambar 11-32A). Premolar pertama bawah juga
menunjukan akar dengan bifurkasi, satu bukal dan satu lingual ( gambar 11-32B),
suatu kondisi yang kurang umum pada gigi tersebut dibandingkan dengan kaninus
bawah. Kejadian yang langka berupa dua akar pada pre molar bawah ( satu mesial dan
satu distal ) terlihat pada radiogaf dalam gambar 11-23C .
Premolar pertama atas yang sangat tidak biasa dengan tiga akar ( dua bukaldan
satu lingual ) mirip akar molar atas seperti terlihat pada Gambar 11-34. Ada juga
19
sejumlah laporan mengenai akar bifurkasi pada gigi kaninus atas sulung : lima
ditemukan dari pemeriksaan radiograf rutin dan enam dari pemeriksaan gigi rutin.
9 Flexion
Merupakan akar gigi yang bengkok kurang dari 90o atau rotasi
c Anomali Posisi Gigi
1 Gigi Tidak Erupsi (Impaksi)
Gigi tidak erupsi adalah gigi tertanam yang gagal bererupsi ke dalam rongga
mulut karena kurangnya kekuatan untuk erupsi. Gigi impaksi, sebaliknya, gagal
bererupsi karena obstruksi mekanis,sering dikaitkan dengan penurunan ukuran tahang
manusia modern akibat evolusi. Gigi yang paling sering mengalami impaksi adalah
molar ketiga atas dan bawah.(gambar11-35) dan kaninus atas (paling tidak 10%
populasi mempunyai gigi impaksi )
20
dari 25 laporan kasus),diikuti kaninus bawah ( gambar 11-37). Kaninus atas dapat
mengalami transposisi ke region insisif sentral.
3 Rotasi gigi
Rotasi adalah anomaly yang jarang terjadi, paling sering terjadi pada premolar
kedua atas ( gambar 11-38), kadang-kadang pada insisif atas, premolar pertama, atau
premolar kedua bawah. Gigi mungkin mengalami rotasi pada sumbunya sebesar 180
derajat.
4 Ankilosis
Ankilosis mungkin di awali oleh infeksi atau trauma pada ligament
periodontium,mengakibatkan hilangnya ruang ligament periodontium sehingga akar
gigi benar-benar berfusi dengan prosesus alveolaris atau tulang alveolar. Gigi ini
21
bererupsi ke dalam rongga mulut tetapi setelah ankilosis, gagal mencapai oklusi
dengan lengkung antagonisnya dan Nampak lebih pendek daripada gigi di dekatnya
pada lengkungan yang sama. Sering kali ankilosis gigi sulung terjadi ketika gigi
permanen penggantinya absen. Gigi molar kedua bawah sulung sering gagal
melanjutkan erupsi sesuai pertumbuhan rahang. Konsekuensinya, gigi ankilosis akan
berjarak 2-4 mm dari dataran oklusi dengan gigi antagonisnya.
5 Distopi dan heteropi
Distopi adalah kelainan tempat yang sangat kecil sedangkan heteropi ialah
munculnya elemen pada tempat lain yang bukan tempatnya.
Malformasi gigi yang lain ungkin berhubungan dengan keturunan atau cedera selama
pembentukan dan oleh karena itu, bisa mengenai banyak gigi daripada satu atau dua gigi
tertentu. Kondisi ini bukan nanomali, tetapi dokter gigi harus bisa membedakannya dari
anomali yang lain.
1 Displasia Email
Displasia email adalah istilah yang digunakan untuk menyebut gangguan sel
pmbentuk email (ameloblas) selama awal pembentukan email. Displasia email dapat
herediter (seperti amelogenesis imperfekta) atau merupakan akibat dari kondisi
sistemik selama awal pembentukan gigi (seperti demam tinggi, kekurangan nutrisi,
atau penggunaan flouride yang berlebihan) atau gangguan lokal (seperti trauma atau
infeksi periapeks). Umumnya, variasi warna ( dari putih kekuning dan
coklat).beberapa contoh gangguan email disajikan di sini.
a Amelogenesis imperfekta
22
Amelogenesis imperfekta adalah kelainan herediter yang memengaruhi
pembentukan email baik dari gigi geligi sulung maupun permanen
merujuk pada ameloblas atau sel pembentuk email, dan genesis merujuk
pada permulaan terbentuknya sel-sel ini, kata imperfekta berarti tidak
sempurna). Kekurangan email kekurangan email sebagian atau seluruhnya
menyebabkan warna coklat, yang rentan terhadap karies.
23
c Kerusakan email karena demam tinggi
Email berceruk pada gigi permanen dapat disebabkan karena demam
tinggi pada masa awal anak-anak akibat campak. Biasanya, mahkota gigi
yang berkembang pada masa demam, akan terkena. Contohnya kerusakan
molar kedua permanen dan premolar kedua permanen pada gambar 11-41
disebabkan oleh demam tinggi pada umur 2 tahun dan 3 bulan, saat email
terbentuk pada premolar kedua bawah dan molar kedua.
d Hipomaturasi (hipoplasia fokal)
Hipomaturasi adalah perkembangan email yang tidak sempurna, terlihat
sebagai spot perubahan warna terlokalisasi atau area deformitas pada gigi.
Selama pembentukan email, kondisi ini disebabkan trauma, infeksi lokal
dari gigi sulung didekatnya yang mengalami abses, atau beberapa
gangguan lain dalam maturasi matriks eail., yang kemungkinan besar
terjadi pada gigi penggantinya (disebut gigi turner) seperti terlihat pada
gambar 11-42. Tidak seperti dekalsifikasi (karies awal), yang biasanya
terlihat pada sepeertiga servikal gigi atau pada permukaan oklusal gigi
posterior, bentuk hipomaturasi ini umumnya nampak pada sepertika
medial permukaan mahkota yang halus (permukaan fasial dan lingual).
2 Displasia Dentin
Perkembangan dentin yang abnormal mencakup kondisi herediter dan
sistemik seperti berikut.
a Dentinogenesis imperfekta
24
b Pewarnaan tetrasilin
1 Atrisi
Atrisi adalah ausnya email (dan akhirnya dentin) karena pergerakan gigi
bawah terhadap gigi atas selama fungsi normal dan keadaan ini diperberat oleh
pengeditan yang berlebihan dari gigi-gigi,yang dikenal sebagai bruksisme. Dua
contoh atrisi parah terlihat pada gambar 11.45 stres sangat meningkat bruksisme.
Atrisi harus dibedakan dari kerusakan gigi yang lain seperti abrasi dan erosi karena
25
penyebab dari tiap-tiap kondisi,dan oleh karenanya,terapi untuk mencegah kerusakan
lebih lanjut sangat berbeda. Mengkaji pembicaraan mengenai bruksisme kontak
normal gigi ke gigi perhari pada orang yang sehat tanpa problem oklusal umumnya
kecil yaitu 7-8 menit/hari selama mastikasi makanan dengan gaya yang normalnya
kurang dari 33 pons. Sebaliknya,coba bayangkan kerusakan potensial yang dapat
terjadi pada gigi (otot dan TMJ) jika seseorang yang menderita bruksisme menggigit
selama 5 jam per malam dengan tekanan yang melebihi 190 pons.
26
a Gambaran Klinis (b) Gambaran Radiologi
3 Erosi
Erosi adalah hilangnya struktur gigi karena bahan kimia (bukan mekanis)
dan mengenai permukaan halus serta oklusal. Erosi dapat disebabkan oleh asupan
asam sitrat yang berlebihan. Erosi juga dapat terjadi karena faktor yang tidak
diketahui (idiopatik). Erosi parah pada email lingual dari semua gigi anterior atas.
27
11.48 pada pemeriksaan yang lebih cermat,premolar pertama dan premolar kedua bawah dan
molar pertama,molar kedua,serta molar ketiga bawah pada kedua sisi juga mempunyai
tampilan morfologi yang serupa dengan gigi posterior atas. Enam gigi Anterior bawah jelas
merupakan gigi rahang bawah. Oklusi dari gigi orang muda sangat bagus mengingat fakta
bahwa gigi-gigi posterior atas beroklusi dengan gigi atas yang hampir identik pada kedua sisi.
Gambaran gigi-geligi tidak biasa lainnya,yang ditemukan pada mahasiswa dari Afrika
diperlihatkan pada gambar 11.49 gigi-geligi atas mempunyai total 24 gigi yang erupsi atau
erupsi sebagian. Disini tampak adanya 4 insisif, 1kaninus, 6premolar, dan 13molar (5 di
antaranya mirip dengan molar bawah).
f Anomali Tambahan
a Unusual Dentition
b Variasi
Pada beberapa gigi molar bawah mempunyai cusp lebih. Bila cusp atau
tonjol lebih letaknya antara cusp lingual disebut tuberculum inter. Bila cusp atau tonjol
28
lebih letaknya pada marginal ridge distal antara cusp distal dan cusp lingual disebut
tuberculum sextum (M1 bawah mempunyai cusp ke enam)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kasus
Pemeriksaan subjektif.
a Data rutin
Identitas pasien diperlukan sebagai pasca tindakan dapat pula sebagai data :
29
1. Nama dan panggilan
2. Tempat tanggal lahir
3. Alamat tinggal
4. Golongan darah
5. Status pernikahan
6. Pekerjaan
7. Pendidikan kewarganegaraan
8. Nomor telpon pasien
Pemeriksaan Objektif
1 Pemeriksaan ekstraoral
Oklusi normal
2 Pemeriksaan intraoral
3 Pemeriksaan penunjang.
Pada pemeriksaan hasil Bitewing foto didapatkan garis Radiolusen yang nyata
memanjang menyilang dibagian servical dari akar-akar gigi
4 Diagnosis
Pulpitis Reversible. Karena berdasarkan dari hasil pemeriksaan pasien
mengeluhkan rasa ngilu pada saat minum dingin.
5 DD (diagnose difrensial)
Diagnose difrensial dari Pulpitis Reversible adalah Pulpitis Irreversible.
Yang membedakannya pada kondisi klinis antara pulpitis reversibel dan irreversibel
adalah kuantitatif, rasa sakit pulpitis irreversibel adalah lebih parah dan berlangsung
lebih lama.
30
Pada pulpitis reversibel, penyebab rasa sakit umumnya peka terhadap suatu
stimulus, seperti air dingin atau aliran udara, sedangkan pulpitis irreversibel rasa sakit
dapat datang tanpa stimulus yang nyata.
Rencana perawatan
1 Memakai pasta gigi untuk gigi sensitiv ini berguna untuk mengurangi rasa ngilu pada
gigi pada saat minum dingin ataupun panas.
2 Mengubah kebiasaan cara sikat gigi yang salah.
Perawatan terbaik untuk Pulpitis Reversibel adalah usaha preventif atau pencegahan.
Perawatan periodik untuk mencegah perkembangan karies, penumpatan awal bila kavitas
meluas, desensitisasi leher gigi dimana terdapat resesi gingiva, penggunaan pernis kavitas
atau semen dasar sebelum penumpatan, dan perhatian pada preparasi kavitas dan pemolesan
dianjurkan untuk mencegah pulpitis lebih lanjut. Bila dijumpai pulpitis reversibel,
penghilangan stimulasi (jejas) biasanya sudah cukup, begitu gejala telah reda, gigi harus dites
vitalitasnya untuk memastikan bahwa tidak terjadi nekrosis. Apabila rasa sakit tetap ada
walaupun telah dilakukan perawatan yang tepat, maka inflamasi pulpa dianggap sebagai
pulpitis irreversibel, yang perawatannya adalah eksterpasi, untuk kemudian dilakukan
pulpektomi.
Prognosis
BAB IV
31
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
32