Anda di halaman 1dari 13

ANOMALI GIGI

GANGGUAN FORMATIF

1. Kelainan Numerik

A. Hipodontia

Jumlah gigi kurang karena tidak tumbuh 1 atau lebih elemen gigi secara normal, akibat dari gigi
geligi yang agenesis yaitu tidak dibentuknya atau tidak tumbuhnya benih gigi tersebut

- Oligodontia

Multi agenesis/ reduksi multiple jumlah elemen gigi geligi.

- Anodontia

Sedikit atau sama sekali tidak mempunyai gigi

B. Hiperdontia / Supernumery
Adanya 1 atau lebih elemen gigi melebihi jumlah gigi yang normal.

Sering dijumpai pada gigi tetap dan gigi susu dan 90% terjadi pada rahang atas

-Mesiodens

Adalah gigi yang terdapat antara gigi I1 atas atau mesial dan kedua gigi I1 bawah.

Dapat terlihat di rongga mulut/ erupsi, atau terpendam/ tidak erupsi, sehingga terlihat diastema/ ruangan
pada lengkung gigi

-Paramolar

Gigi sebelah distal M3 lebih sering pada rahang atas dibanding pada rahang bawah disebut Disto molar
atau Para molar

-Distomolar

C. Fusion / Kembar Dempet

Pertumbuhan menjadi satu dentin dan email dari dua elemen menjadi satu elemen selama pembentukan.
Secara klinis terlihat sama dengan geminasi, fusion lebih sering ditemukan pada gigi anterior dan
sebagian akibat dari bersatunya dua benih gigi. Biasanya gigi ini masing-masing mempunyai akar dan
rongga pulpa terpisah. Pada gigi susu Iebih banyak daripada gigi tetap dan pada rahang ats lebih sering
daripada rahang bawah. Terbentuk karena adanya tekanan waktu pembentukan akar. Kebanyakan didapat
fusion dan gigi Iebih dengan gigi yang berdekatan dengannya. Umpamanya M3 bawah fusion dengan M4
bawah (jarang sekali terjadi), 12 atas fusion dengan gigi lebih anterior, dua gigi P1 bawah fusion.

D. Geminasi

Gemin terjadi akibat dari suatu benih gigi yang membelah, biasanya gigi tersebut mempunyai satu akar
dengan saluran akar dan ditemukan peda kurang dari 1% penduduk. Geminasi lebih sering pada gigi susu
daripada pada gigi tetap, pada regio I dan P. secara klinis terlihat sebagai gigi kembar atau dempet (fused
teeth), umumnya sering terlihat di daerah anterior

E. Concrescence

Keadaan ini adalah fusion atau tumbuh jadi satu pada akar gigi melalui jaringan sementum setelah akar
terbentuk. Fusi dapat terjadi sebelum atau setelah gigi erupsi di rongga mulut.

Kadang-kadang akibat dan trauma. Sering terjadi pada regio molar atas
2. Kelainan Bentuk dan Ukuran

A. Dens Evaginatus

Anomali pertumbuhan terdiri dari tonjol ekstra yang langsing sering runcing pada permukaan oklusi
terutama pertama bawah (evaginasi memiliki tanduk dijumpai pada gigi premolar pulpa yang mendekati
email).

B. Dens Invaginatus / Dens In Dente

Anomali pertumbuhan yang mengakibatkan elemen berbentuk sangat jelek. Secara kilnis terlihat sebagai
tonjolan di daerah cingulum gigi incisor. Sering terlihat gigi I2 atas, bisa pada I2 bawah. Perkembangan
anomali ini akibat terselubungnya organ enamel diantara mahkota gigi.

C. Dilaserasi / Pembengkokan Akar Abnormal

Elemen gigi yang gagal terbentuk karena aksi trauma mekanis pada benih gigi yaitu berupa
pembengkokan ekstrem suatu elemen, mahkota menekuk di atas akar atau akarnya menunjukkan satu atau
lebih tekukan, akar dan mahkota gigi membentuk sudut 45 sampai lebih dan 90° Dilaceratio (latin) berarti
penyobekan. Dapat diakibatkan karena trauma mekanis pada mahkota gigi yang telah mengalami
pembentukan sehingga tersobek dan akarnya. Sering terjadi pada kasus M3 bawah
D. Makrodonsia

Ukuran gigi yang pelampaui batas nilai normal pada satu atau lebih ukuran dan satu sampai semua
elemen gigi-geligi. Pada umumnya tidak ada penyimpangan bentuk lainnya. Makrodonsia (gigi I dan C).
bisa terjadi pada satu gigi, beberapa gigi atau seluruh gigi.

E. Mikrodonsia/ Dwarfism

Kebalikan makrodonsia tetapi dapat juga terjadi reduksi sampai gigi-gigi berbentuk kerucut. Gigi pendek
sekali misal pada : I2 atas dan M3 atas.

F. Taurodonsia

Suatu anomali dengan rongga pulpa yang sangat membesar. Pemberian nama taurodonsia
berdasarkan kemiripan sepintas dengan gigi-gigi molar sapi (taurus=banteng). Gigi dengan ruang pulpa
sangat panjang, tidak ada pengecilan rongga pulpa pada daerah cemento enamel junction. Jarang terjadi,
satu dan 1000 gigi tetap dan terlihat pada orang Indian, Amerika atau orang Eskimo
G. Penambahan Akar Gigi

Jumlah akar gigi yang lebih banyak daripada normal pada suatu elemen bisa karena pembelahan akar gigi
atau peambahan akar gigi

H. Dwarfed Root

Gigi-gigi atas sering memperlihatkan mahkota gigi dengan ukuran normal tetapi dengan akar yang
pendek. Edge incisal biasanya berpindah ke arah lingual seperti pada incisivus bawah. Keadaan ini sering
turun temurun

I. Segmented Root

Akar gigi terpisah menjadi 2 bagian, diperkirakan sebagai akibat luka traumatis pada waktu pembentukan
akar

3. Gangguan di dalam struktur jaringan

A. Gigi Hutchnson’s

Disebabkan karena penyakit syphilis congenital, Biasanya mengenai gigi I1 atas dan bawah (susu/ tetap),
lebar pada bagian servikal, sempit pada bagian incisal dan tonjolan-tonjolan (notch) pada edge incisal.
Gigi M1 permukaan oklusalnya mempunyai tuberkel kecil-kecil ganda, dengan cusp yang
perkembangannya jelek, terlihat seperti buah murbei (mulberry molars)
B. Gangguan pada Email

a. Hypoplasia Enamel

Gangguan pada ameloblast ketika pembentukan enamel matrik. Adalah pembentukan enamel yang
tidak sempurna sebabnya:

○ Defisiensi makanan

○ Pengobatan tetracycline

○ Measles disease

Makan terlalu banyak mengandung fluorida pada waktu perkembangan/ pembentukan gigi

b. Enamel Hypocalsification

Ganguan pada waktu enamel matrik masak


c. Enamel Displasia

Perkembangan enamel yang abnormal. Sebab enamel displasia

- Gangguan local : trauma, infeksi periapikal

- Sistemik : minuman, infeksi, kekurangan nutrisi

- Turun temurun : amelogenensis imperfecta, Hutchinson’s teeth

Biasanya bervariasi dalam warna dan putih ke kuning dan coklat dan atau morfologi enamel
berlubang kasar

d. Amelogenesis Imperfecta

Penyakit turunan yang terjadi pada saat pembentukan enamel pada gigi susu dan tetap. Kekurangan
jaringan enamel sebagian atau seluruhnya mengakibatkan mahkota kasar, bercekung – cekung,
berwarna kuning sampai coklat yang cenderung rusak.

e. Fluorosis

Secara klinis terlihat semua gigi tetap warnanya berubah dari putih ke kuningan coklat bintik-bintik
dan atau perubahan morfologis enamel berubah menjadi enamel berlubang-lubang. Fluor yang
terdapat pada air mineral menyebabkan keadaan mi jauh lebih besar (berlipat kali) daripada fluor
11 juta yang ditambahkan di air minum untuk menurunkan kerusakan gigi
f. High Fever

Pada gigi ini enamel berbintik-bintik pada gigi tetap. Sering sebagai akibat demam pada masa
kanak-kanak dan penyakit campak.

C. Gangguan pada Dentin

a. Dentin Dysplasia

Yaitu anomali dan dentin baik yang disebabkan oleh turunan atau oleh penyakit/ sistemis
b. Dentinogenesis Imperfecta

Secara klinis semua gigi susu/ tetap berwarna biru keabu-abuan sampai kuning.Kadang-kadang bertukar
warna. Secara radiologis menunjukkan saluran akar dan ruang pulpa sebagian atau sama sekali tidak ada.
Gigi ini Iemah, kurang dukungan dan jaringan dentin.

c. Tetracycline Stain

Obat antibiotik tetracycline yang dimakan/ diminum oleh wanita hamil, kanak-kanak dapat melebur
dalam dentin yang berkembang. Warnanya tergantung dan dosis dan diminum pada usia berapa, dan
warna kuning sampai coklat abu-abu

GANGGUAN ERUPSI GIGI

1. Waktu Muncul

a. Waktu muncul normal

b. Waktu muncul abnormal

 Pemunculan dipercepat patologis

 Pemunculan tertunda patologis

 Impaksi (Retenslo Dentis)

○ Gigi tidak erupsi


○ Sedikitnya 10% penduduk mempunyai gigi impaksi, paling sering gigi C atas
dengan M3.

○ Gigi terpendam/ impaksi adalah gigi yang gagal erupsi karena kekurangan daya
erups, rintangari mekanis, dan sering karena ukuran rahang yang lebih kecil.

 Infra Okiusi

 Ankylosis

○ Yaitu gigi yang dapat erupsi tetapi tidak dapat berokiusi dengan gigi antagonis.

○ Ankylosis dapat dimulai dan suatu infeksi atau trauma jaringan periodontal.

○ Gigi M2 bawah sering gagal erupsi ketika rahang tumbuh, jaraknya: 1-2 mm dan
okiusi.

2. Kelainan Tempat

a. Distopi dan Heteropi

Distopi adalah kelainan tempat yang sangat kecil sedangkan heteropi ialah munculnya elemen pada
tempat lain yang bukan tempatnya

b. Misplaced Teeth Transposisi

Sering terjadi kadang-kadang benih gigi keluar dan tempatnya sehingga gigi erupsi tidak pada
tempatnya. Yang paling sering gigi C atas (20 s/d 25 kasus), kemudian gigi C bawah.

c. Rotasi

Anomali ini jarang, paling sering pada gigi P2 atas, kadang-kadang/ atas, P1 atau P2 atas. Gigi
bisa berputar pada porosnya sampai 180o
GANGGUAN PASCA PEMBENTUKAN

a. Karies

b. Erosi

c. Abrasi (Mekanis)

d. Atrisi (terpakai untuk mengunyah)

e. Hipersementosis

Dapat disebabkan oteh trauma, gangguan metabolisme, atau infeksi periapikal.

Merupakan pembentukan jaringan sementum yang berlebihan disekitar akar gigi sesudah gigi erupsi.
f. Sementoblastoma

g. Sementoblastoma

h. Resorbsi elemen gigi (interna dan eksterna)

i. Keausan dan gejala tua Iainnya

Akibat pengunyahan (atrisi) , akibat penyikatan gig(abrasE) , disharmoni, kerot, penyakit gigi dll

j. Trauma

k. Perubahan warna

l. Sindroma dengan anomali gigi-geligi

m. Akar tambahan

dapat disebabkan oleh trauma, gangguan metabolisme atau tekanan. Biasanya terjadi pada gigi yang
akarnya terbentuk sesudah individu lahir. Misalnya pada gigi C, P bawah dan M3. pada delaceration dan
flexion sering memperlihatkan gigi dengan akar supernumerary atau tambahan

n. Unusual Dentition

Anda mungkin juga menyukai