Anda di halaman 1dari 3

Nama: Aulya Ariffany Mahardhika

NIM: 021923143053

MANAJEMEN PERILAKU ANAK DI KEDOKTERAN GIGI


A. METODE NON FARMAKOLOGI
Metode non farmakologi dibagi menjadi:
1. Communication
Komunikasi harus dibangun baik oleh dokter, orang tua dan anak. Dokter diusahakan
sering mengajak anak untuk berbicara supaya terbangun rasa percaya dari pasien anak ke
dokternya.
2. Pre-appointment behaviour modification (Positive pre-visit imagery)
Pasien diperlihatkan gambaran positif tentang keadaan klinik dokter gigi sebelum pasien
memasuki ruang perawatan. Gambaran positif bisa ditunjukkan dalam bentuk foto atau
video berupa ruang praktek yang tidak menakutkan, alat-alat dental yang menarik
perhatian anak (alat-alat dental yang memiliki warna atau bentuk yang lucu)
3. Behavioural shaping
 Tell-Show-Do
Pasien diberitahukan perawatan yang akan dilakukan oleh dokter gigi.
Tell : Dokter gigi memberitahu kegunaan masing-masing alat kedokteran gigi yang
akan dilakukan untuk perawatan tersebut, serta menunjukkan alat ke pasien anak.
Show : pasien diperlihatkan cara penggunaan masing-masing alat kedokteran gigi dan
diberi kesempatan menggunakan alat tersebut di model gigi seperti yang dilakukan
dokter gigi.
Do : Setelah pasien mengerti kegunaan masing-masing alat dan tampak lebih tenang,
maka perawatan bisa dilakukan.
 Desensitization
Pasien diberikan perawatan dengan mengurangi rasa sensitif penderita dari
penanganan yang sederhana ke penanganan yang lebih rumit.
Contoh: perawatan ekstraksi yang membutuhkan anestesi. Pertama-tama topikal
anestesi diaplikasikan ke tangan pasien, setelah itu meneteskan anestesi lokal ke
tangan pasien, dilanjutkan dengan pengaplikasian topikal anestesi ke mucosa,
dilanjutkan dengan meneteskan anestesi lokal di mukosa dan dilanjutkan infiltrasi
lokal dengan deponir bahan anestesi secara perlahan.
 Direct observation (Modelling)
Pasien diperlihatkan proses perawatan gigi pada model yang kooperatif.
Contoh : pasien melihat proses perawatan gigi pada kakak atau adik yang kooperatif
saat dilakukan perawatan gigi.
 Voice Control
Dokter gigi merawat pasien anak dengan mengontrol suaranya agar tetap tenang dan
menjelaskan apa saja perawatan yang akan dilakukan dokter gigi ke pasien anak.
 Positive Reinforcement
Dokter gigi memberikan pujian saat anak menuruti instruksi yang diberikan. Contoh:
“wah, hebat buka mulutnya lebar sekali!”, “pintar sekali, gak nangis setelah dirawat
giginya!”
 Contigency
Pasien diberikan hadiah setelah melakukan perawatan gigi. Contoh : pasien diberikan
pensil atau penghapus berbentuk gigi setelah dilakukan perawatan gigi.
 Distraction
Pasien dialihkan fokusnya dari perawatan gigi yang sedang dilakukan. Contoh: saat
perawatan, pasien dihadapkan dengan film kartun atau dokter gigi terus berbicara
pada pasien saat pasien sedang dirawat.
 Physical Restraining
Pasien yang tidak kooperatif dan tidak terkendali dilakukan physical restraining
dengan cara mengikat ekstremitas pasien atau orang tua yang mendekap erat tubuh
anak dari belakang.
 Parental absence/ presence
Orang tua pasien secara tidak langsung memberi peran dalam perawatan anak. Orang
tua pasien yang sering memberikan instruksi yang tidak perlu, sebaiknya menunggu di
ruang tunggu. Sementara orang tua yang sangat kooperatif bisa membantu dalam
melakukan perawatan gigi pada pasien anak. Contoh : orang tua pasien bisa
membantu dokter gigi dalam melakukan suction saliva pada saat perawatan, sehingga
anak bisa merasa nyaman karena ada orang tua disampingnya.

B. METODE FARMAKOLOGI
Metode farmakologi pada manajemen perilaku anak diindikasikan pada anak yang
memiliki kekurangan baik emosional, psikologis, mental, atau penyandang disabilitas. Selain
itu, bisa diindikasikan pada pasien anak atau dewasa yang saangat tidak kooperatif dalam
menjalani perawatan gigi.
Contoh : pada pasien anak berkebutuhan khusus dimana tidak bisa mengontrol pergerakan
tubuh pasien saat sadar sehingga bisa menjadi penyulit dokter gigi dalam melakukan
perawatan gigi.
 Penggunaan Sedatif N2O
 General Anestesia

Jurnal acuan:

American Academy of Pediatric Dentistry (2015).Behavior Guidance for the Pediatric Dental
Patient. THE REFERENCE MANUAL OF PEDIATRIC DENTISTRY

Anda mungkin juga menyukai