Anda di halaman 1dari 67

Fraktur Angulus

Mandibula

Arief Maulana 2010-11-162


Hanna Rouli 2011-11-066
Hasna Luthfiyah K 2011-11-068
Hendra Widya 2011-11-069
Ilona Amalia Devi 2011-11-070
Inneke Rachmawati 2011-11-071
Irine Virginia 2011-11-072
Kelompok 2
Kelas B

Fraktur

putusnya suatu
kontinuitas
tulang baik
sebagian atau
seluruh tulang

Mandibula
sering
mengalami
fraktur
dibanding
tulang fasial
lainnya

Resiko kedua
tertinggi pada
fraktur
mandibula

Fraktur Angulus Mandibula

fraktur yang terjadi pada


daerah distal dari molar
dua, yaitu pada titik
pertemuan dari ramus dan
korpus mandibula pada
batas inferior dari korpus
mandibula dan batas
posterior dari ramus
mandibula

Etiolog
i
Penya
kit

Traum
a

kista
tumor tulang
baik yang
jinak maupun
ganas
osteogenesis
imperfekta

Penyakit

osteomielitis

osteomalacia
atrofi tulang
yang
menyeluruh
atau
osteoporosis,
nekrosis dari
tulang

Trauma

Kekerasan
dari luar

pukulan

kecelakaan
kendaraan
bermotor
maupun
kecelakaan
dalam
bekerja

jatuh

tembakan
senjata api,

trauma pada
waktu
pencabutan
gigi

Terutama
gigi impaksi
(M3 Bawah)

Faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya


fraktur mandibula yang berkaitan dengan
pengeluaran gigi molar tiga bawah terpendam

tenaga yang berlebih saat


pengeluaran gigi tersebut
posisi gigi yang dalam
osteoporosis
gangguan metabolism tulang
lainnya
kista atau tumor

Mandibula
merupakan
tulang yang kuat
tetapi lemah
pada bagian
angulusnya

keberadaan M3
bawah yang
terpendam akan
melemahkan
daerah angulus
mandibula

keberadaan M3
bawah ini
menempati
ruang cukup
besar pada
daerah posterior
mandibula
sehingga
pengeluaran gigi
tersebut
menyebabkan
berkurangnya
kepadatan tulang
pada daerah
angulus

Klasifikasi

Fraktur
mandibula

favorable

terkait dengan letak dan fungsi otot-otot yang,unfavorable


terdapat pada
(menguntungk
lubang mandibula serta bagaimana garis (merugikan)
frakturnya

an)

otot dapat
menimbulk
an
pergeseran
Vertically
Favorable
Horizontally

Fraktur
Angulus
Mandibula

Vertically
Unfavorable
Horizontally

otot-otot akan
menarik bagian
proksimal
keatas dan
kearah medial

Tanda & Gejala


terlihat adanya
deformitas yang
sangat jelas pada
mandibula

adanya gangguan
oklusi

Penekanan : terjadi
pergerakan yang
abnormal disepanjang
daerah fraktur

edema EO/IO

memar atau ekimosis


terjadi dengan
ataupun tanpa
berhubungan dengan
laserasi pada jaringan
lunak

trismus

palpasi : terdapat
daerah yang terasa
sakit disekitar daerah
fraktur

Bila melibatkan
nervus alveolaris
inferior maka akan
mengakibatkan mati
rasa pada bibir bawah

Bila dilakukan
pergerakan,, timbul
rasa sakit pada
mandibula, serta
terlihat adanya
keterbatasan dalam
pergerakan

a. Terlihat adanya pembengkakan pada pipi


kanan pada penderita fraktur angulus mandibula
kanan, b. Pada kasus yang sama, terjadi
keterbatasan membuka mulut pada sisi yang
terkena fraktur

Hubungan Fraktur Angulus Mandibula dengan


Pengambilan M3 Bawah Terpendam

pasien dengan gigi M3 bawah


terpendam memiliki kemungkinan
terjadinya fraktur angulus
mandibular sekitar 3,8 kali
dibandingkan dengan pasien yang
tidak memiliki gigi M3 bawah
terpendam

M3 bawah terpendam
bilateral merupakan
factor predisposisi
terjadinya fraktur
angulus mandibular
lebih besar
dibandingkan dengan
gigi M3 bawah
terpendam unilateral

Fraktur mandibular yang terjadi pada saat


pengambilan gigi molar tiga bawah terpendam dapat
terjadi karena penggunaan kekuatan yang berlebihan
untuk memaksa gigi molar tiga terpendam keluar dari
soketnya serta penggunaan elevator dibagian mesial
gigi molar tiga bawah terpendam yang digerakkan kea
rah distal atau disto oklusal. yang bertujuan untuk
melonggarkan gigi terpendam tersebut sehingga
dengan mudah dalam pengambilannya, tetapi apabila
dalam pengambilan gigi terpendam masih sangat sulit
oleh karena adanya tulang yang menghalangi di
bagian distalm maka ungkitan yang dilakukan dengan
tekanan yang besar akan memungkinkan terjadinya

Apabila telah terjadi fraktur


pada saat pengambilan gigi
molar tiga bawah terpendam
maka sebaiknya, tindakan
pengambilan gigi tersebut
dipertimbangkan secara
matang, dengan melihat
vitalitas, kondisi, serta lokasi
dari giginya

Biar bagaimanapun, dengan


mempertahankan gigi pada
daerah fraktur maka akan
memberikan keuntungan
lebih dalam usaha
menghindari terjadinya
pergeseran maupun
meluncurnya fragmen
frakturnya

kalau gigi tersebut masih


vital dan bergina untuk
jalannya proses fiksasi
maupun stabilisasi,
sebaiknya gigi tersebut
tetap dipertahankan pada
daerah frakturnya.

Apabila pada giginya


terdapat suatu peradangan,
jaringan patologis, ataupun
hal-hal lain yang dapat
mengganggu proses
reposisi, maka harus
dilakukan pengambilan gigi

Perawatan

Perawatan
Pendahulu
an
Perawatan
Definitif

Perawatan Pendahuluan

perawatan yang dilakukan


sebelum perawatan
definitive dan bukan
merupakan perawatan
yang langsung ditujukan
pada bagian frakturnya
melainkan yang
mempunyai tujuan untuk
menyelamatkan jiwa
penderita, dimana trauma
pada mandibula dapat
mengakibatkan
terganggunya saluran
pernafasan, adanya
perdarahan, luka pada
jaringan lunak, hilangnya
dukungan untuk fragmen
tulang dan rasa sakit
maka diperlukan
pertolongan pertama

Menekan daerah perdarahan dengan jari tangan


Anestesi local pasien untuk menutup daerah luka dengan cara
penjahitan
Apabila pembuluh darah arteri terlibat, maka ditekan dengan
tang arteri dan dilakukan pemasangan dressing sementara
Setelah penjahitan, dapat diberikan tampin pada daerah luka
tersebut

Pasien yang sadar : pasien didudukkan dengan posisi kepala


menunduk agar darah dan saliva dapat keluar dari mulut
Pasien yang tidak sadar : pasien dibaringkan dengan posisi
miring agar trakea cenderung kedepan yang bertujuan agar
lidah tidak jatuh kedepan.
Kemudian rongga mulut dibersihkan dari fragmen-fragmen
tulang, gigi, gigi tiruan atau benda-benda asing dengan
tangan/alat penghisap, kemudian kepala pasien dimiringkan
serta mulut pasien dijaga agar tetap terbuka

Pendarah
an

Pernafasa
n

Perawatan Pendahuluan

Sebagian besar pasien tidak menunjukkan rasa sakit yang


hebat
Adanya pergeseran dari fraktur mandibula dapat mengakibat
rasa yang tidak nyaman dan merupakan penyebab utama
dari kegelisahan pasien dengan iritasi cerebral. Pada situasi
seperti ini, sebaiknya segera dilakukan perawatan fraktur
untuk menghindarkan kerusakan yang lebih serius.

Biasanya Splinting sementara tidak diperlukan


bila diperlukan imobilisasi fragmen, sebaiknya haldilakukan
dengan teknik fiksasi standard seperti arch bar

Sebaiknya luka pada jaringan lunak ditutup dalam waktu 24


jam setelah terjadinya fraktur yang bertujuan untuk
mencegah infeksi. Sebelum luka tersebut ditutup, sebaiknya
luka dibersihkan untuk mencegah terbentuknya jaringan
parut, dan terlebih dahulu luka di sikat perlahan-lahan, bila
perlu, dan menggunakan bahan-bahan desinfektan

Mengontrol
Rasa Sakit

Dukungan
untuk
Fragmen
Tulang

Luka pada
Jaringan
Lunak

Apabila dilakukan operasi segera dengan


anestesi umum, maka makanan dan
minuman tidak segera diberikan, tetapi
dapat digantikan dengan cairan melalui infus
dan kemudian dilanjutkan dengan makanan
cair seperti susu dan sup dengan cup khusus
dengan pipet atau tube

pemberian obat-obat antibiotika segera


mungkin dan biasanya diberikan secara
injeksi atau parenteral

Makanan
dan
Minuman

Pengontrol
an
Suntikan

Tertutup

Perawatan
Definitif

Reduksi/Repo
sisi
Terbuka
Fiksasi

Reduksi

suatu metode yang


bertujuan untuk
mengembalikan
fragmen tulang yang
fraktur ke posisi yang
sebenarnya dan
memperbaiki jaringan
sekitarnya yang rusak

tidak
memerlukan

diindikasikan
untuk fraktur
yang tidak
terjadi atau
sedikit
displacemen
t

Reduk
si
Tertut
up

tanpa
anestesi
umum,
melainkan
secara
anestesi
lokal

prosedur
kerjanya
memerlukan
tindakan
pembedahan

67.7% dari
semua
perawatan
fraktur pada
angulus
mandibula
adalah dengan
menggunakan
teknik reposisi
terbuka.

Reduk
si
Terbu
ka

bila terdapat
displacement
yang besar,
operasi reposisi
terbuka ini
dapat dilakukan
secara intraoral
maupun
ekstraoral.

efektif untuk
menangani fraktur
pada rahang yang
tidak bergigi
Reduksi Terbuka
Intra Oral

dapat dilakukan
dalam waktu 72
jam setelah
terjadinya fraktur
Menggunakan
miniplate (paling
sering)

anestesi pada daerah insisi dengan 2% lignokain dan


1/80.000 adrenalin
Insisinya dilakukan pada daerah lateral dari batas
anterior bagian ramus, kemudian diteruskan
melewati gigi daerag gigi molar tiga, lalu kearah
lateral menuju ke sulkus bukal inferior

a.

Dengan menggunakan scalpel, insisi diperdalam


dengan melakukan pemotongan subperiost sampai ke
batas inferior dari mandibula, sehingga tulang dan garis
frakturnya dapat terlihat. Jika molar ketiga dilakukan
pencabutan, inilah saatnya untuk dilakukan
pencabutan. Setelah itu soketnya dibersihkan dan
diirigasi
tepi-tepi fraktur dibersihkan dari jaringan granulasi.
Lalu daerah frakturnya diirigasi

Kemudian fraktur direduksi secara bimanual ke posisi


normal secara anatomis, sambil dilakukan penyesuaian
oklusinya. Lalu fiksasi intermaksila dipasang pada
kedua rahang dengan menggunakan miniplate yang
terdapat 4 lubang, lalu kita pasang sekrup monokortikal
berukuran 5mm pada masing-masing lubangnya.

Kemudian luka
diirigasi dan
stabilisasinya
diperiksa
Setelah itu luka
dijahit

cara yang paling praktis


dan paling gampang
jika pasien memiliki gigi
pada daerah frakturnya
Reduksi Terbuka Ekstra
Oral

Pembedahan ini
dilakukan melewati kulit
, otot platisma, serta
menembus jaringan ikat
fibrosa sampai pada
akhirnya bertemu
dengan tulang

Pre Op OPG

memiringkan kepala penderita sehingga daerah


bedahnya dapat terlihat dengan jelas
Larutan anestesi disuntikkan,
kemudian dilakukan insisi kurang lebih 3 sampai 5 cm
panjangnya, sehingga permukaan otot platismanya
dapat terlihat dengan jelas
Kemudian fasia subkutannya dipisahkan dalam segala
jurusan dengan alat pemotong yang tumpul

Sub Mandibular Incision

Sub Mandibular Dissection

diperlukan tindakan pengisolasian dan


pengikatan dari pembuluh darah arteri
dan vena darah wajah dengan tujuan
untuk dapat lebih membuka jalan
menuju ke mandibulanya
Hal terpenting juga adalah
dihindarinya cabang nervus facial
pada mandibula

Ligation of Facial Artery

jaringan periost dan otot yang


menutupi mandibula diinsisi sepanjang
batas inferior, sehingga tulang
mandibula didaerah fraktur dapat
terlihat dengan jelas
Jaringan periostnya diangkat supaya
bagian frakturnya dapat terlihat secara
keseluruhan

Oblique Fracture

Mukosa dari periost sebelah lingual juga dipisahkan dari tulang supaya dapat
ditempatkan bone holding forceps yang digunakan pada pembuatan lubang
pada tulang yang dibur untuk pemakaian transosseus wires, bone plates,
maupun screws.

Kemudian dibuat lubang dengan cara dibur baik dari arah anterior maupun
posterior dari garis fraktur tulang. Lubang dibuat kurang lebih 1 cm pada
kedua sisi dari daerah frakturnya

Sebuah kawat stainless steel yang berukuran 26 gauge dengan panjang 20


cm dilipat ganda dan kemudian dimasukkan melewati lubang-lubang pada
kedua sisi dari frakturnya. Ujung dari kawat-kawat tersebut dibawa ke arah
permukaan terluar atau bukal dari mandibula. Kemudian kawat tersebut
dipotong asalkan kedua transosseus wires ini sudah bersilangan pada daerah
frakturnya. Setelah dilakukan pelintiran pada kawat, kita potong cukup
panjang untuk memungkinkan ujung kawat tersebut dilakukan
pembengkokkan dan kemudian diselipkan pada salah satu lubang yang telah
dibur, sehingga kawat tersebut tidak akan mengiritasi jaringan lunak yang
melapisi tulang mandibula

WIRE USED FOR STABILIZATION OF LOWER


BORDER

kadang-kadang fiksasi
intermaksila tidak dibutuhkan,
kecuali hanya untuk meratakan
dan menstabilisasikan fragmen
frakturnya serta menetapkan
oklusinya terlebih dahulu sebelum
dipasang plate nya atau lag screw
yang digunakan ketika terjadi
overlap pada bone platenya

MINI PLATES AND SCREWS

Pekerjaan terakhir yang kita lakukan yaitu


melepaskan bone forceps dan daerah
operasi diirigasi dengan saline normal
Kulit dapat ditutup dengan menggunakan
beberapa metode, seperti 5-0 atau 6-0
interrupted sutures, mattress sutures,
ataupun teknik continuous cutaneous yang
menggunakan sutra dan benang non
absorben.

Post Op OPG

suatu tindakan yang


bertujuan untuk
memepertahankan posisi
yang didapat setelah reduksi,
dimana pengikatan fragmen
tulang yang fraktur yang telah
dikembalikan ketempat yang
diinginkan hingga terjadi
penyembuhan yang ade kuat
Fiksasi

Untuk pasien dewasa,


imobilisasi lebih kurang 5
minggu untuk yang
mempunyai kondisi kesehatan
yang baik, tanpa disertai
infeksi pada fraktur. Untuk
anak-anak penyatuan
fragmen terjadi lebih cepat
dan imobilisasinya antara 3
minggu sampai 1 bulan.
Sedangkan untuk orang tua,
memerlukan waktu yang lebih
panjang untuk imobilisasinya
yaitu 6-7 minggu

Tertutup
Dental wiring
Direct dental wiring
Interdental eyelet wiring
Arch bar
Jelenko arch bar
Erich arch bar
Silver arch bar
Cap splint

Terbuka
Transosseus wiring,
Upper border wiring,
Lower border wiring,
Circumferential wiring,
Bone plating,
External pin fixation,
Bone clamp,
Transfiksasi dengan kawat kirschener

penyatuan tulangnya tidak sempurna, pada


akhir-nya terjadi salah tempat ataupun hasil
reduksinya sangat buruk
karena kelalaian dari dokter atau karena
adanya gangguan fungsi dari mandibula atau
kesalahan pada saat reposisi dilakukan

Malunioun
Titanium
bone
platenya
dikeluarkan

Jarang
kecuali karena adanya permintaan dari pasien ,
titanium bone platenya terbuka, maupun
adanya keterlibatan dari platenya pada suatu
infeksi

Delayed
union

Normalnya 4-8 minggu


pasien yang sudah tua, penyatuan tulangnya
akan terjadi lebih lama
Hal ini juga terjadi apabila adanya peradangan
pada daerah fraktur

Komplikasi

dihubungkan dengan adanya bekas


cacat pada otot yang mengalami trauma

Trismus
residual
Nonunion

kegagalan dalam penyatuan tulang,


dimana penyembuhan hanya terjadi
pada penyatuan jaringan ikatnya saja

Kerusaka
n tulang

terjadi pada luka yang parah, seperti


luka tembakan

Peradang
an

fraktur akibat suatu luka pada kulit dan


biasanya berasal dari dalam mulut
Infeksi dari dalam mulut akan masuk
kedalam fraktur melalui robekan pada
membran mukosa

Anda mungkin juga menyukai