Gigi impaksi adalah gigi yang erupsinya terhalang oleh gigi tetangga, tulang
sekitarnya atau jaringan patologis, gigi yang letaknya tidak normal pada lengkung rahang.
Gigi impaksi dibedakan menjadi dua keadaan yaitu : impaksi penuh atau impaksi total dan
impaksi sebagian.1
Klasifikasi gigi impaksi M3 rahang bawah dibagi menjadi 3: 1
a. Berdasarkan pada jarak permukaan distal M2 RB dan tepi ramus mandibula :
Klas I : bila jarak antara distal M2 RB ke tepi ramus > daripada lebar mesiodistal M3
RB (tingkat kesulitan 1)
Klas II : bila jarak antara distal M2 RB ke tepi ramus < daripada lebar mesiodistal M3
RB (tingkat kesulitan 2)
Klas III : bila sebagian besar atau seluruh gigi M3 RB terletak didalam ramus (tingkat
kesulitan 3)
mesio angular
disto angular
buko angular
linguo angular
vertikal
horisontal
inverted
Faktor sistemik
- Prenatal (keturunan, sifilis, malnutrisi)
- post natal ( Rickets, anemia, endocrine dysfunction, penyakti pada rahang dan jaringan
lunak di sekitarnya )
Terdapat 2 cara pengambilan gigi impaksi, yaitu odontotomi (tanpa separasi gigi) dan
odontektomi (dengan separasi gigi)
Definisi dari odontektomi adalah tindakan mengeluarkan gigi secara bedah, diawali
dengan pembuatan flap mukoperiosteal, diikuti dengan pengambilan tulang undercut yang
menghalangi pengeluaran gigi tersebut. Odontektomi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
dikeluarkan secara utuh dan secara separasi. 1,2
Indikasi dilakukan tindakan odontektomi gigi impaksi yaitu: 1
-
Sebagai tindakan pencegahan dari terjadinya infeksi karena erupsi yang terlambat dan
abnormal (Perikoronitis), dan mencegah berkembangnya folikel menjadi keadaan
patologis (Kista odontegenik dan Neoplasia).
Golden age (panjang akar 1/3 atau 2/3) dan sebelum mineralisasi tulang (15-25 tahun).
Terdapat keluhan rasa sakit atau pernah merasa sakit berdenyut kadang terasa sakit
sampai kepala
Akan mengganggu perawatan di bidang konservasi atau pembuatan mahkota gigi pada
gigi molar kedua
Telah terjadi defek pada jaringan periodontal pada gigi molar kedua.
Kontra indikasi odontektomi gigi impaksi yaitu: 1
Bila tulang yang menutupi gigi yang tertanam terlalu banyak sehingga struktur tulang
yang dibuang banyak dan mengakibatkan lamanya proses penyembuhan ataupun tulang
menjadi rapuh atau rentan fraktur.
Pasien dengan riwayat penyakit yang berat, seperti diabetes mellitus, penyakit jantung,
dan hipertensi.
Kemungkinan timbulnya kerusakan yang parah pada jaringan yang berdekatan, misal
saraf dan gigi sebelahnya.
Secara garis besar gigi molar ketiga rahang bawah dapat dikelompokkan berdasarkan
kedalaman letaknya, posisinya terhadap gigi molar kedua, terhadap nervus alveolaris
inferior, dan terhadap ramus ascendens. Pemahaman terhadap posisi molar ketiga impaksi
sangat diperlukan karena posisi gigi molar ketiga impaksi dapat berkaitan erat dengan
kesulitan tindakan odontektomi.
Faktor-faktor penyulit pada saat odontektomi.
Lengkung akar yang abnormal, bengkok, baik dalam arah mesial, distal atau
berbentuk seperti kait
Follicular space terisi dengan tulang,paling sering pada pasien diatas usia 25 tahun.
Ankilosis antara gigi dan tulang yang mana memerlukan pengambilan keseluruhan
tulang disekeliling mahkota gigi sebelum gigi tersebut dapat di luksasi, atau dipotongpotong menjadi beberapa bagian dengan bur.
dibentuk dengan membuat insisi bentuk L dan insisi horizontal sepanjang gingival
b.Flap trapezoid
-
dibentuk dengan membuat insisi horizontal sepanjang gingival dan dua insisi
melintang pada mukosa bukal
dasar flap yang lebih lebar sangat dibutuhkan untuk suplai darah yang baik dan
adekuat
c. Flap envelope
-
flap tipe ini adalah hasil perluasan insisi horizontal sepanjang garis servikal gigi
d.Flap semilunar
-
Pada dasarnya desain flap untuk operasi gigi molar tiga dibagi menjadi dua kategori:5
a. Flap envelope
Insisi yang bisa diandalkan untuk pembedahan impaksi molar tiga bawah adalah flap
envelope. Teknik ini biasanya dilakukan dengan membuat insisi horizontal pada tepi
gingiva. Flap dibuat memanjang dari papilla mesial molar pertama rahang bawah dan
mengelilingi sekitar leher gigi ke sudut garis distobukal dari molar kedua. Kemudian
garis insisi memanjang ke posterior dan lateral sampai ke perbatasan anterior ramus
mandibular.
Flap envelope seringkali digunakan untuk membuka jaringan lunak mandibular
dalam pencabutan gigi impaksi molar tiga, perluasan insisi posterior harus divergen
kearah lateral untuk menghindari cedera pada saraf lingual seperti ditunjukkan pada
gambar. Insisi envelope dibuka kearah lateral sehingga tulang yg menutupi gigi impaksi
terbuka.
Keuntungan flap ini adalah kerusakan minimal dari suplai vaskular pada jaringan
flap, penutupan dan proses penyembuhan luka lebih cepat dan baik. Akses bedah yang
terbatas merupakan kelemahan utama desain flap ini.
b. Flap Triangular
Flap Triangular (1 vertikal + 1 horisontal). Pada tahun (1940), Fischer
mendeskripsikan suatu flap triangular submarginal dengan satu insisi horisontal dan satu
insisi vertikal. Insisi vertikal diletakkan ke arah midline dan insisi horisontal berupa
suatu insisi kurva sub marginal yang diletakkan di sepanjang mahkota gigi pada gingiva
cekat dengan mempertahankan gingiva margin.
Flap triangular merupakan bagian dari desain envelope dengan membebaskan insisi
vertikal. Teknik ini biasanya dilakukan dengan membuat insisi horizontal pada tepi
gingiva, kemudian dimodifikasi seperlunya dengan melakukan insisi serong kearah
anterior. Saat flap jaringan dibuka pada insisi pembebas, akan diperoleh lapang pandang
yang lebih luas, terutama pada aspek apikal daerah pembedahan dapat dilihat pada
gambar. Flap triangular menunjukkan kasus di mana gigi yang terkena dampak tertanam
Memar jaringan lunak ekstraoral dan dapat meluas sampai ke regio leher dan dada di
regio odontektomi atau bilateral.
Facial abses.
Trismus.
Fraktur rahang.
Emphysema.
Parestesi.
Aspirasi.
Luka di daerah sudut bibir.
LAPORAN KASUS
ODONTEKTOMI
STATUS
I.
Tanggal
: 04 6- 2015
No kartu
: E.6183/XII/14
Nama
: Eka Nur
Umur
: 28 Tahun
Pekerjaan
: Wiraswasta
No telepon
Jenis kelamin
: Laki-Laki
Bangsa/Asal daerah
: Sunda
Alamat
II.
Keluhan utama
menggangu
saat tidur
Riwayat penyakit : gigi berlubang kurang lebih 2 tahun yang lalu, pernah sakit saat minum
dingin, pernah sakit mengganggu tidur, tidak pernah minum obat, tidak
pernah dirawat, sekarang datang tidak sakit
III.
Keadaan umum pasien
: Baik
Kesadaran pasien
: Compos Mentis
Tanda-tanda vital
Kelainan sistemik
Suhu : Afebris
Frek. Nadi : 80
Frek. Pernafasan : 24
: Jantung ( - )
Hemofili ( - )
Asma ( - )
Hepatitis ( - )
Hiper/hipotensi ( - )
DM (-)
Maag ( - )
Alergi (-)
Epilepsi (-)
Inspeksi
Lokasi/regio
Bentuk kelainan
Warnanya
: TAK
: TAK
: TAK
Palpasi
Suhu
: TAK
Batas
: TAK
Mudah digerakkan/tidak : TAK
Permukaan
: TAK
Konsistensi
: TAK
Nyeri tekan
: TAK
Fluktuasi
: TAK
Ukuran
: TAK
Kelenjar getah bening: teraba, lunak, tidak sakit
b. Intra Oral
Inspeksi
Trismus
Kelainan
Lokasi
Warna
: TAK
: TAK
: TAK
: TAK
Palpasi
Suhu
: TAK
Batasnya
: TAK
Permukaan
: TAK
Mudah digerakkan/tidak : TAK
Konsistensi
: TAK
Fluktuasi
: TAK
Nyeri tekan
: TAK
Ukuran
: TAK
Keterangan
Bibir atas
: Normal
Bibir bawah
: Normal
O.H.
: Sedang
Gingiva
: Normal
Oklusi
: Normal
Palatum
: Sedang
Mukosa pipi ki & ka : Normal
Lidah
: Normal
Dasar Mulut
: Normal
: Panoramik
Foto Panoramik
TINGKAT KESULITAN
Berdasar jarak ramus mandibula ke gigi 37 kls I
1
+
3
Tingkat kesulitan odontektomi untuk gigi 38 adalah mudah.
b. Punksi Aspirasi
c. Pemeriksaan lab
d. Pemeriksaan PA
:::-
VI. Diagnosa
a. Diagnosa Utama
: 48 eruptio difficilis
b. Differensial Diagnosa : Operculunitis
Diet lunak
betadine saline, penghalusan tulang menggunakan bone file, spooling, penjahitan flap
menggunakan black silk 4-0 non absorb, dan menggigit tampon. Selama operasi berlangsung
pasien bersikap kooperatif.
Setelah operasi, pasien diberikan cyproflaxin, asam mefenamat, betadine gargle,
dexametason. Kemudian diinstruksikan menggigit tampon selama 1 jam setelah OD, dan
diberikan instruksi paska tindakan untuk tidak sering menghisap-hisap bekas pencabutan,
meludah, berkumur terlalu kencang, diet makanan lunak dan mengunyah pada sisi yang
berlawanan, tidak makan dan minum yang terlalu panas dan tidak menggunakan sedotan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Christ Bianto SW. Odontektomi Molar Ketiga Rahang Bawah. Kedokteran Gigi website.
Available at: http://christ-drg.blogspot.com/2011/11/odontektomi-m3-rahang-bawah.html
2. Firmansyah Dicky. Fraktur Patologis Mandibula Akibat Komplikasi Odontektomi Gigi
Molar 3 Bawah. Indonesian Journal of Dentistry
3. http://adifkgugm.blogspot.com/2011/07/odontectomy.html
4. http://www.scribd.com/doc/144077531/Macam-Flap-Finish-Kuliah-drg-rahardjoppt
5. http://www.scribd.com/doc/199024725/DESAIN-FLAP-UNTUK-TINDAKANODONTEKTOMI-PADA-KASUS-IMPAKSI-MOLAR-TIGA-BAWAH-DI-LABBEDAH-MULUT-FAKULTAS-KEDOKTERAN-GIGI-UNIVERSITAS-PROF-DRMOESTOPO
Disusun oleh:
Nova Puspita
2013-16-024
Nurul Hidayat
2013-16-026
Pembimbing:
drg. Lita weny