Anda di halaman 1dari 2

Pemeriksaan Klinis

Pemeriksaan intraoral menunjukkan Hilma memiliki gigi permanen tanpa gigi yang
hilang. Semua gigi anterior dan posterior mengalami perubahan warna kecoklatan dengan
atrisi. Ketebalan enamel berkurang pada gigi dan benar-benar terkelupas dari beberapa gigi
hingga memperlihatkan dentin. Permukaan gigi kasar dengan pitting difus pada permukaan
gigi yang terbuka, lebih menonjol pada aspek labial dan bukal. Pola daan waktu erupsi gigi
tampaknya berada dalam kisaran normal. Pemeriksaan ekstra-oral tidak memperlihatkan
temuan yang relevan. Pada palpasi, terasa resistensi dan gigi lebih lunak dengan konsistensi
dengan pengelupasan ringan disertai residu enamel.

Gambaran Radiografi

Gambaran Panoramik menunjukkan penipisan pada enamel di semua permukaan gigi


dan bahkan sampai tidak ada enamel di daerah dengan ruang pulpa dan morfologi akar yang
normal. Gigi 47, 45 karies parah dan karies proksimal pada 46,36 . Radiolusen terlihat pada
proksimal gigi-gigi 35, 36, 45, 46, 47 yang menunjukkan karies dentin. Sesuai riwayat pasien
dan temuan klinis, diagnosis sementara adalah hipoplastik, Diagnosa awal AI dominan
autosom diusulkan bersama dengan diferensial diagnosis berupa hipoplasia enamel,
dentinogenesis imperfecta, dan displasia dentin.

Perawatan

Estetika dengan keterbatasan fungsional sebagau alasan, orang tua pasien


membawanya ke rumah sakit untuk dilakukan perawatan. Pasien dirujuk ke departemen
Konservatif dan Endodontik Kedokteran Gigi untuk dilakukan restorasi estetika dan
mengembalikan fungsi gigi yang terlibat dalam amelogenesis.

Diskusi

AI mewakili sekelompok kondisi dan bersifat genomik. AI mempengaruhi struktur


dan penampilan klinis enamel dari semua atau hampir semua gigi dengan cara yang kurang
lebih sama. AI adalah kondisi perkembangan enamel yang ditandai dengan hipoplasia atau
hipomineralisasi. AI menunjukkan pola autosom dominan, resesif autosom, berhubungan
dengan jenis kelamin, dan kasus sporadis. (6)

Klasifikasi
Secara umum AI telah diklasifikasikan sebagai jenis Hipoplastik, Hipokalsifikasi,
Hipomaturasi, Hipoplastik-hipomaturasi. Ada banyak sistem klasifikasi dan yang paling
banyak diterima diusulkan oleh Witkop dan Sank pada tahun 1976, yang mempertimbangkan
pola pewarisan genetik, serta karakteristik spesiffik klinisnya. Aldred dan Crawford, 1995
(10) Klasifikasi berdasarkan:

(a) Cacat molekuler (bila diketahui)

(b) Tes biokimia (bila diketahui)

(c) Mode pewarisan

(d) Fenotip

Menurut Witkop dan Rao, (1971) diklasifikasikan berdasarkan fenotip dan pola
pewarisan genetik. (7) Tiga kategori besar tersebut adalah: Hipoplastik, Hipokalsifikasi, dan
Hipomaturasi.

Anda mungkin juga menyukai