PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hal ini kesehatan gigi dan mulut pada khususnya, orang tuna rungu memiliki
kesehatan gigi dan mulut yang lebih buruk dibandingakan dengan orang
informasi yang lengkap sama seperti pasien yang lain (Champion, 2000).
motivasi dari pasien sendiri. Oleh sebab itu, para professional kesehatan,
termasuk dokter gigi dan dental hygienist juga harus menggunakan metode
1
Dokter gigi dan dental hygienist harus mengatur penatalaksanaan
perawatan gigi dan mulut di klinik gigi sedemikian rupa, agar pasien tuna
rungu dapat menerima aksesbilitas perawatan gigi dan mulut yang sama
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANAK TUNARUNGU
kurang dengar atau tidak mendengar sama sekali. Secara fisik, anak
saat berbicara, anak tersebut berbicara tanpa suara atau dengan suara
yang kurang atau tidak jelas artikulasinya, atau bahkan tidak berbicara
3
dengan orang lain. Berkomunikasi dengan orang lain membutuhkan
bahasa dengan artikulasi atau ucapan yang jelas sehingga pesan yang
berat yang dalam hal ini dapat dikelompokkan menjadi dua golongan
artikulasi yang jelas dan benar. Bicara dengan artikulasi yang jelas
4
Kemampuan mendengar dari individu yang satu berbeda
berikut:
5
pendengarannya untuk proses menerima informasi dan
yang bersangkutan dianggap tuli (tergolong tunarungu
barat sekali).
Ringan (mild) 41 dB - 55 dB
Sedang (moderate) 56 dB - 70 dB
Berat (severe) 71 dB - 90 dB
Sangat berat (profound) 91 dB lebih
yaitu sangat ringan, ringan, sedang, berat, sangat berat. Semakin tinggi
atau bunyi bahkan hanya merasakan getaran dari suara saja. Selain itu
6
Klasifikasi anak tunarungu bermacam-macam dan dapat dilihat
yang sudah tidak mempunyai sisa pendengaran atau tuli. Subjek belum
dapat mengucapkan kata-kata dengan artikulasi yang tepat dan jelas, anak
artikulasi anak tunarungu adalah metode drill. Metode drill disini anak
terbiasa bicara dengan ucapan yang tepat dan jelas yang disertai suara.
satu sama lain. Secara kasat mata keadaan anak tunarungu sama seperti
7
d. Sulit memahami kalimat - kalimat yang kompleks atau kaliamat -
jelas.
Namun, hal itu dapat diatasi dengan metode drill, yaitu anak
anak terampil atau terbiasa berbicara dengan artikulasi yang tepat dan
untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena wicara sebagai alat yang
menggunakan artikulasi yang jelas agar pesan mudah diterima oleh orang
8
lain, maka dari itu anak harus dilatih secara berulang-ulang sehingga anak
dengan tepat dan jelas. Oleh sebab itu, anak tunarungu untuk mendapatkan
bahasa atau kosa kata harus melalui proses belajar mengenal kosa kata dan
dialami oleh anak tersebut dalam fase tumbuh kembangnya, fase ini tidak
a. Jenis layanan
1) Layanan umum
9
akademik, latihan dan bimbingan. Layanan akademik bagi anak
diperhatikan berkaitan dengan ciri khas layanan bagi anak tuna rungu.
siswa.
2) Layanan khusus
atau melatih kemampuan yang masih ada, yang meliputi layanan bina
bicara.Latihan bina bicara bertujuan antara lain agar anak tuna rungu
lain, memberi keyakinan pada anak tuna rungu bahwa bunyi atau suara
10
4) Layanan bina persepsi bunyi dan irama
untk anak mendengar atau anak normal dengan memiliki kurikulum sendiri.
berikut:
Sekolah khusus
Bagian B ( SLB-B ).
11
Kelas jauh atau kelas kunjung
dengan anak mendengar atau normal di sekolah umum atau sekolah biasa.
menjadi :
a. Strategi Pembelajaran
yaitu meliputi:
1) Strategi individualisasi
12
2) Strategi kooperatif
royong atau saling membantu satu sama lain dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
6. Media pembelajaran
lebih menekankan pada media yang bersifat visual. Bagi anak tunarungu
yang tergolong kurang dengar, dapat digunakan pula media audio dan
mendengar, media pembelajaran yang cocok untuk Anak Tuna Rungu adalah
Media pembelajaran yang dapat digunakan untuk Anak Tuna Rungu dalam
13
gerakan/posisi organ artikulasi dirinya dengan posisi organ artikulasi
guru.
d. Pias kata
rebana,terompet.
petir,dsb.
14
B. KONDISI KESEHATAN GIGI dan MULUT PASIEN TUNARUNGU
Orang yang tuna rungu biasanya memiliki kebiasaan bernafas
oleh para dokter gigi dan dental hygienist dalam menangani pasien
tuna rungu di klinik gigi terletak pada tingkat emosi dari pasien tuna
bukan tuna rungu. Oleh sebab itu, perawatan gigi dan mulut pada
a. Papoose Board
15
diatur posisi tubuhnya. Keuntungan alat ini adalah mudah
b. Triangular Sheet
Alat bantu yang dikaitkan pada tubuh dan ekstremitas untuk
dengan perawatan gigi dan mulut. Pertama, kita harus tahu bagaimana
16
kita dapat bertanya kepada orang tua atau kerabat. Kita juga dapat menulis
Apabila kita mencoba lisp reading, ini merupakan sesuatu yang tidak
pasien tuna rungu, antara lain pencahayaan, posisi dokter gigi maupun
dan sebagainya. Dokter gigi dan dental hygienist harus mencoba berbicara
dengan kondisi yang sebaik mungkin, agar pasien tuna rungu dapat
diperhatikan oleh dokter gigi maupun dental hygienist sebelum dan selama
percakapan dengan pasien tuna rungu antara lain adalah sebagai berikut :
a. Sebelum percakapan
memulai berbicara
Posisikan wajah pasien pada ketinggian yang sama (terutama untuk
anak-anak)
17
Jika Anda ingin menjelaskan sesuatu atau menghentikan prosedur
tersebut
Jangan melihat ke bawah
Jangan bergerak terlalu jauh dari atau terlalu dekat dengan pasien
Anda harus berada dalam posisi yang nyaman untuk pasien dan
b. Selama percakapan
Tidak ada sesuatu di bibir maupun mulut (rokok, pena, permen
karet, permen)
Menghindari meletakkan tangan atau benda di depan mulut .
menggunakan masker
Jika ada sesuatu yang dijelaskan di tengah prosedur perawatan,
orang lain
Pengucapan tidak terlalu cepat atau lambat
Jangan berbicara dengan cara yang terlalu konvensional atau
dalam bahasa yang terlalu gaul. Pasien tuna rungu tidak seperti
18
pasien yang mendengar yang mana dapat terus-menerus menerima
berkaitan
reading melelahkan
Gunakan bahasa yang sederhana
Ada beberapa kata yang homofon sehingga mungkin membuat
gangguan pendengaran.
dental hygienist dalam menangani pasien tuna rungu di klinik gigi adalah
19
disampaikan secara lisan, disampaikan dalam bentuk gerakan tangan.
Setiap bentuk gerakan tangan mewakili huruf yang berbeda dari alfabet.
pasien tuna rungu yang menggunakan bahasa isyarat antara lain adalah :
20
C. PENANGANAN PASIEN TUNARUNGU ANAK-ANAK DI KLINIK
GIGI
Menurut Champion (2000) ada banyak informasi mengenai cara-
anak tuna rungu di bidang kesehatan masih sangat sedikit. Berikut ini
individu.
Perawatan secara individu ini harus dilengkapi dengan rekam
21
c. Setelah anak berada di kursi gigi, dokter, asisten, dan orang tua
verbal melalui bahasa tubuh dan ekspresi wajah. Hal ini penting
ketakutan.
h. Anak tuna rungu takut akan hal-hal yang baru sehingga
anak lain di kursi gigi agar anak dapat mengamati proses yang
berlangsung.
22
k. Apabila anak terbiasa menggunakan bahasa isyarat, orang tua dapat
lebih berguna.
tuna rungu. Kunjungan pertama perawatan gigi pada penderita harus baik
untuk menilai rasa kooperatifnya oleh dokter gigi dengan bantuan penuh dari
berakibat fatal bagi dokter gigi, jika sampai diberikan. Jika perlu dapat
pada perawatan giginya. Dokter gigi perlu bertindak tegas dan berani
23
banyak melakukan diskusi masalah tingkah laku penderita dengan
dokter giginya
BAB III
KESIMPULAN
komunikasi khusus di klinik gigi oleh para dokter gigi dan dental hygienist
Para dokter gigi dan dental hygienist perlu menggunakan metode
komunikasi khusus bagi para pasien tuna rungu seperti lips reading dan
bahasa isyarat
Pasien tuna rungu memiliki tingkat emosi yang lebih tinggi dibandingkan
tambahan oleh dokter gigi dan dental hygienist di klinik gigi seperti
24
DAFTAR PUSTAKA
Children in The Dental Clinic, Med Oral Patol Oral Cir Bucal, 1;12 (8) : E576-
81.
Champion, J., 2000, Dental Care for Children and Young People Who Have a
Avasthi, Kanika., 2011, Oral Health Status of Sensory Impaired Children in Delhi
Jain Manish, et .al, 2008, Dentition Status and Treatment Needs Among Children
With Impaired Hearing Attending a Special School for The Deaf and Mute in
25
26