Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “TUNARUNGU (Gangguan Pendengaran)” ini dengan tepat waktu. Dan
juga kami berterima kasih pada Ibu Nawang Wulan, M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Anaka Berkebutuhan Khusus Universitas Trunojoyo
Madura yang telah.memberikan tugas serta bimbingannya.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Pengembangan Kurikulum. Semoga Allah Swt,
memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan penulis. Akhir kata
penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Namun,
jika masih ada kekurangan kami bersedia menerima saran perbaikan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
MATERI (RUJUKAN)
KESIMPULAN 11
DAFTAR PUSTAKA 12
MATERI
(RUJUKAN)
bagian dalam sehingga mengganggu hubungan ke saraf otak. Hal itu disebut
juga tuli sensoris.
Pendekatan oral dan manual dipakai bersama untuk mengajar murid yang
mengalami gangguan pendengaran (Hallahann & Kauffman, 2000). Beberapa
kemajuan medis dan tekhnologi, seperti yang disebutkan di sini, juga telah
meningkatkan kemampuan belajar anak yang menderita masalah pendengaran
(Boyles & Contadino, 1997) :
1. Pemasangan cochlear (dengan prosedur pembedahan). Ini adalah cara
kontroversial karena banyak komunitas orang tuli menentangnya, sebab
menganggapnya intrusive dan melukai kultur orang tuli. Yang lainnya
beranggapan bahwa pemasangan cochlear ini bisa meningkatkan kualitas
hidup banyak anak yang menderita problem pendengaran (Hallahann &
Kauffman, 2003).
2. Menempatkan semacam alat di telinga (prosedur pembedahan untuk
disfungsi telinga tingkat menengah). Ini bukan prosedur permanen.
3. System hearing aids dan amplifikasi.
4. Perangkat telekomunikasi, teletypewriter – telephone, dan RadioMail
(menggunkan internet).
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA