Anda di halaman 1dari 35

LOOGBOOK KASUS TUTOR 2

KOMUNITAS 2

DOSEN PENGAMPU :
Ns.Luri Makeama , S.Kep., M.Kep.

DISUSUN OLEH :
Anita Sari (G1B118038)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
Kasus 2
Tutorial

Di salah satu sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ( SLTP), yang berada di wilayah Telanai
Pura Kota Jambi, Perawat Komunitas melakuan Community Assesment dengan pendekatan
community as a partner, untuk menegakan diagosis yang tepat perawat melakukan
pengkajian core dan sub sistem community. saat dilakukan screnning di dapatkan data 25
siswa menderita ISPA, 35 orang siswa obesitas, 56% siswa dengan karies gigi, informasi
dari guru ada 34 siswa menderita hepatitis. informasi didapat dari wawancara dgn guru,
prestasi siswa cenderung menurun. rata-rata siswa izin karena sakit ISPA dan diare.
Dari pengamatan perawat sekolah tersebut belum memiliki fasilistas yang memadai, yang
dapat menunjang PHBS, Sebenar nya sekolah tersebut memiliki UKS, tapi trias uks belum
berjalan dengan baik karena tidak ada perawat kesehatan sekolah, sehingga program health
promotion school terkait promotion,preventif, kuratif dan rehabilitatif belum bisa berjalan
dengan Optimal.

LO :
1. Jelaskan community As a Partner?
2 . Apa Masalah Utama dari Kasus?
3. Bagai mana cara nya institusi sekolah menerap kan PHBS?
Apa saja Upaya dalam promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitative dalam
4. Apa saja Upaya Promotif, Preventif, kuratif dan rehabilitastif dalam mengembangkan
PHBS di sekolah?
5. Terias UKS
6. Sasaran UKS
7. Syarat Pendirian UKS
8..Bagaiman cara menetukan diagnosis Prioritas dalam Keperawatan komunitas
STEP 1
1. Apa itu screening?
2. Pendekatan community as a partner?
3. Trias UKS ?
4. Community assasment
5. HPS (health promotion school)

STEP 2
1. Bagaimana cara melakukan screening disekolah?
2. Jelaskan bagaimana cara perawat melakukan pendekatan comunity as a partner ?
3. Apa kemungkinan yang dapat terjqdi bila perawat komunitas tidak melakukan
community assesment pada SLTP tersebut?
4. Berdasarkan kasus, apa yang harus di lakukan perawat?
5. Apa saja syarat trias UKS yang baik?
6. Bagaimana cara perawat melakukan pengkajian core dan subsystem
7. Untuk menegakan diagosis yang tepat, apa saja data pengkajian core dan sub sistem
community di sekolah?
8. Apa saja program atau bentuk yg dpt dilakukan UKS untuk mengatasi berbagai
kesehatan dikasus ataupun di ruang ringkup luas disekolah?

STEP 3
1. screening Kesehatan Anak Sekolah atau dikenal sebagai penjaringan kesehatan,
pemantauan kesehatan serta penyuluhan kesehatan.Penjaringan dilakukan setahun
sekali pada awal tahun pelajaran terhadap murid kelas satu di SD/RA, SMP/MTs dan
SMA/SMK/MA negeri dan swasta yang dilakukan oleh suatu Tim Penjaringan
Kesehatan dibawah koordinasi Puskesmas. Penjaringan kesehatan merupakan
serangkaian kegiatan yang meliputi pengisian kuesioner oleh peserta didik,
pemeriksaan fisik dan penunjang oleh tenaga kesehatan bersama sama kader
kesehatan remaja dan guru sekolah
2. Pendekatan proses keperawatan community as partner yang meliputi pengkajian
status kesehatan masyarakat, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Pemberian asuhan keperawatan melibatakan kader
kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, pimpinan wilayah

3. Community Assessment digunakan untuk membuat, merencanakan dan mengevaluasi


program baik di tingkat penerima maupun pada tingkat federal. Keputusan tidak
terbatas pada pilihan program, pusat lokasi, dan bagaimana layanan akan diterima
oleh anggota komunitas. Communtity assessment memungkinkan untuk menentukan
apakah telah terjadi perubahan kebutuhan penduduk di suatu wilayah. Hasil program
Community assessment dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi masyarakat,
menangkap kecenderungan data internal dan eksternal, upaya advokasi dukungan,
dan perencanaan program.
Peran perawat dalam community assasment :
1.sebagai pelaksana askep disekolah
- mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan
melakukan pengumpulan data, analisa data dan perumusan masalah dan
prioritas masalah - penyusunan perencanaan kegiatan UKS bersama TPUKS
- melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan yang disusun
- penilaian dan pemantauan hasil kegiatan UKS
- pencatatan dan pelaporan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
2. Sebagai pengelola kegiatan UKS
- anggota dalam TP UKS
- koordinator UKS di Puskesmas
3. sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan

4. Hal yang harus dilakukan perawat berdasarkan kasus


a. penyuluhan cara dan pentingnya cuci tangan, gosok gigi, makanan gizi sehat
seimbang
b. melakukan aksi kebersihan perseorangan seperti pemeriksaan rutin kebersihan gigi
c. melakukan pencatatan dan pelaporan
d. membuat forum terpadu
e. merujuk ke puskesmas atau rumah sakit terdekat jika pertolongan pertama di
sekolah telah dilakukan dan tidak bisa ditangani lebih lagi
5. Kegiatan UKS (Usaha  Kesehatan  Sekolah/Madrasah) dikenal dengan istilah Trias
UKS/M yang meliputi
1)  pendidikan kesehatan, meliputi:  
a)  meningkatkan  pengetahuan,  perilaku,  sikap,  dan  keterampilan  untuk hidup
bersih dan sehat;
b)  penanaman  dan  pembiasaan  hidup  bersih  dan sehat  serta  daya  tangkal
terhadap pengaruh buruk dari luar; dan
c) pembudayaan  pola  hidup  sehat  agar  dapat  diimplementasikan  dalam
kehidupan sehari-hari.
2)  pelayanan kesehatan, meliputi   
a)  stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK)
b)  penjaringan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan berkala
c)  pemeriksaan dan perawatan gigi dan mulut
d).  pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
3)  pembinaan lingkungan sekolah sehat, meliputi:
a)  pelaksanaan kebersihan,  keindahan,  kenyamanan,  ketertiban,  keamanan,
kerindangan, dan kekeluargaan (7K)
b)  pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan termasuk bebas asap
rokok,  pornografi, narkotika  psikotropika  dan  zat  adiktif  lainnya  (NAPZA),
dan kekerasan; dan
c)  pembinaan kerja sama antar masyarakat sekolah.

6. Pengkajian core dan inticore dapat dilakukan oleh perawat dengan cara :
Pada core :
a. Sejarah komunitas
Dengan wawancara tokoh formal atau informal dan dengan menggunakan dokumen
sejarah di daerah tersebut
b. Dengan mengumpulkan data dari dari catatan pemerintah dan catatan dinas
kesehatan,serta puskesmas.
c. Dengan melakukakan wawancara dan observasi langsung dimasyarakat
Padaq subinti :
Dengan menggunakan metode winshield survey yaitu melihat,mengamati,dan
mencatat serta mendokumentasikan semua data-data yang dibutuhkan pada subinti
7. core (data komunitas , data terkait dan perkembangan komunitas), demografi
(karakteristik komunitas, usia , jenis kelamin, agama, pendidikan atau pekerjaan ,
statistic (statistic kesehatan yang di tampilakan), etnis dan budaya (kondisi kearifan
local, suku atau ras). *Subsitem komunitas,data lingkungan fisik, pelayanan
kesehatan dan social ekonomi, keamanan dan transportasi.

8. program atau bentuk yg dpt dilakukan UKS untuk mengatasi berbagai kesehatan
dikasus ataupun di ruang ringkup luas disekolah :
Promotif :
a. Kegiatan penyuluhan gizi
b. mengajarkan cara menggosok gigi
c. melakukan penyuluhan penyakit menular
c. penyuluhan kesehatan pribadi
d. mengajarkan cuci tangan yang bersih dan benar

Preventif
a. pengobatan sederhana oleh dokter kecil
b. mengadakan sarana keteladanan gizi seperti kantin sekolah, koperasi sehat
c. pemeriksaan rutin kebersihan gigi, kuku, telinga, mulut
d. pemeriksaan kesehatan secara berkala
e. melakukan pemeliharan lingkungan sekolah seperti pengelolaan tempat sampah,
kebersihan WC, kelas dan UKS

kuratif dan rehabilitatif


a. pertolongan pertama di sekolah
b. rujukan ke puskesmas atau rumah sakit terdekat
c. penanganan kasus obesitas, ISPA dan hepatitis
UKS harus melakukan kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara
berkala sesuai ketentuan trias uks, Dengan menghadirkan secara berkala penyuluhan
rutin dari petugas kesehatan yang berasal dari Puskesmas untuk proses promotifnya.
STEP IV

Community assessment oleh perawat


komunitas di SLTP telanai pura

Screenning

HASIL: • 25 siswa menderita ISPA • 35


orang siswa obesitas • 56% siswa dengan
karies gigi • informasi dari guru ada 34
siswa menderita hepatitis

Prestasi Rata Rata Menurun Karena Izin


Sakit Ispa Dan Diare

TRIA UKS belum berjalan dengan


baik

Konsep Usaha Kesehatan Sekolah


(UKS)

Asuhan Keperawatan Komunitas


Agregat Pada Anak Usia Sekolah
STEP 5
LO :
1. Jelaskan community As a Partner?
2 . Apa Masalah Utama dari Kasus?
3. Bagai mana cara nya institusi sekolah menerap kan PHBS?
Apa saja Upaya dalam promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitative dalam
4. Apa saja Upaya Promotif, Preventif, kuratif dan rehabilitastif dalam mengembangkan
PHBS di sekolah?
5. Terias UKS
6. Sasaran UKS
7. Syarat Pendirian UKS
8..Bagaiman cara menetukan diagnosis Prioritas dalam Keperawatan komunitas

JAWABAN :
1. Menurut Hitchcock, Schubert dan Thomas, pada tahun 1999 adalah panduan proses
keperawatan mulai dari pengkajian sampai implementasi dalam keperawatan
komunitas yang terdiri dari tiga tingkatan pencegahan (primer, sekunder dan tersier)
serta program evaluasi.

2. Prestasi siswa cenderung menurun. rata-rata siswa izin karena sakit ISPA dan diare.

3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat

a. Lingkungan fisik, missal : menjaga kebersihan kelas dan halaman sekolah,


memperhatiakn pengaturan pencahayaan ( ventilasi ) ruangan, pengaturan
jarak, tempat duduk, dan papan tulis, dll.
b. Lingkungan mental dan sosial, antara lain : menciptakan suasana hubungan
kekeluargaan yang akarab dan erat antara sesama warga sekolah . Drajat
Martianto (2005:4) menuturkan: Sasaran pelaksanaan UKS adalah peserta
didik di sekolah/satuan pendidikan luar sekolah, Guru, Pamong Pelajar,
Pengelolaan Pendidikan lainnya, Pengelola Kesehatan, dan masyarakat.
Untuk itu pembinaan dan pengembangan UKS di Sekolah/Satuan Pendidikan
Luar Sekolah dilaksanakan melalui tiga program pokok yang meliputi:
Pendidikan Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan. Pembinaan Lingkungan
Kehidupan Sekolah Sehat (Kesehatan Lingkungan di Sekolah).

4. Upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif


a. Promotif
Kegiatan :
1. kegiatan penyuluhan gizi,
2. kesehatan pribadi,
3. penyakit menular,
4. cara menggosok gigi yang benar,
b. preventif
Kegiatan :
1. Imunisasi oleh petugas puskesmas,
2. pemberantasan sarang nyamuk,
3. pengobatan sederhana oleh dokter kecil,
c. Kuratif dan rehabilitative
Kegiatan :
1. Pengobatan ringan untuk mengurangi derita sakit
2. Pertolongan pertama di sekolah serta rujukan medik ke puskesmas.

5. Trias UKS adalah tiga program pokok dalam pembinaan dan pengembangan UKS,
meliputi;
a. Pendidikan Kesehatan
merupakan bagian dari keseluruhan upaya kesehatan (promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif) yang menitikberatkan pada upaya untuk
meningkatkan perilaku hidup sehat. Adalah upaya agar masyarakat
berperilaku atau mengadopsikan perilaku kesehatan dengan cara persuasi,
bujukan, himbauan, ajakan, memberi informasi, memberi kesadaran dan
sebagainya. Upaya agara perilaku individu, kelompok dan masyarakat
mempunyai pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan. Secara konsep: penkes merupakan upaya mempengaruhi/mengajak
orang lain (individu, keompok, masyarakat) agar berperilaku hidup sehat.
Secara operasional: penkes adalah semua kegiatan untuk memberikan/
meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek masyarakat dalam memelihara
dan meingkatkan kesehatannya.
b. Pelayanan Kesehatan
Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini juga
merupakan tingkat efisiensi fungsional dan / atau metabolisme organisme,
sering implisit manusia.

6. Sasaran UKS
Sasaran pelaksanaan UKS adalah peserta didik di sekolah/satuan pendidikan luar
sekolah, Guru, Pamong Pelajar, Pengelolaan Pendidikan lainnya, Pengelola
Kesehatan, dan masyarakat. Untuk itu pembinaan dan pengembangan UKS di
Sekolah/Satuan Pendidikan Luar Sekolah dilaksanakan melalui tiga program pokok
yang meliputi:
a. Pendidikan Kesehatan.
b. Pelayanan Kesehatan.
c. Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat (Kesehatan Lingkungan di
Sekolah).

7. Prasarana Ruang UKS meliputi :


a. Memiliki luas bangunan minimum 12m2,
b. Terdapat ruang / tempat perawat khusus,
c. Terdapat ruang khusus pasien,
d. Ruangan yang nyaman, ventilasi dan pencahayaan cukup. Sedangkan sarana
standar ruang UKS meliputi :
1. Tempat Tidur, tempat untuk memeriksa dan istirahat bagi pasien yang
sedang sakit
2. Lemari, sebagai media tempat penyimpanan obat-obatan dan alat medis
lainnya
3. Meja, digunakan oleh petugas UKS untuk mencatat riwayat kesehatan
pasien yang masuk
4. Kursi, tempat duduk petugas UKS dan pasien yang melakukan
pendaftaran / pemeriksaan
5. Catatan Kesehatan Peserta Didik, dapat berwujud buku daftar catatan
atau papan daftar yang menerangkan riwayat peserta yang telah terdaftar
di ruang UKS, biasanya digunakan untuk mencatat nama, kelas, keluhan
maupun cara pengobatan
6. Perlengkapan P3K, merupakan 1 set perlengkapan obat-obatan beserta
alatnya
7. Tandu, digunakan pada saat siswa-siswi membutuhkan pertolongan
evakuasi (pemindahan pasien dari tempat kejadian menuju ruang UKS)
8. Selimut, merupakan kain lembut untuk memberikan rasa hangat bagi
pasien
9. Tensimeter, alat untuk mengukur tekanan darah pasien (bias berupa
manual / digital)
10. Termometer, digunakan untuk mengukur suhu tubuh pasien (bias berupa
manual / digital)
11. Timbangan Badan, alat untuk mengukur berat badan siswa (bias berupa
manual / digital)
12. Pengukur Tinggi Badan, alat yang digunakan untuk mengetahui tinggi
siswa
13. Tempat Sampah, berfungsi sebagai tempat pembuangan limbah medis
14. Tempat Cuci Tangan, biasa disebut juga dengan wastafel tempat untuk
mencuci tangan
15. Jam Dinding, sebagai penunjuk waktu.

Prasarana dan Sarana diatas merupakan standar untuk ruang UKS yang harus
di dilaksanakan pihak sekolah, adapun tambahan prasarana dan sarana
lainnya yang mungkin akan ditambahkan pihak sekolah tidak perlu mendapat
persetujuan dari pihak manapun atau dibebaskan. Standar ketentuan ruang
UKS diatas merupakan persyaratan wajib minimum yang tertera dalam
peraturan menteri pendidikan nasional nomor 24 tahun 2007.

8. Penegakan diagnosis perlu adanya data gejala atau tanda, berikut


a. Terjadi masalah kesehatan yang dialami komunitas
b. Terdapat faktor risiko fisiologis dan/atau psikologis yang menyebabkan
anggota komunitas menjalani perawatan
STEP 6

USAHA KESEHATAN SEKOLAH

DEFINISI USAHA KESEHATAN SEKOLAH

Usaha Kesehatan Sekolah atau yang biasa disingkat UKS adalah upaya pendidikan

dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah dan bertanggung

jawab dalam menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan membimbing untuk

menghayati, menyenangi, dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta

didik sehari-hari.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014 kesehatan

sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam

lingkungan yang sehat, sehingga peserta didik dapat tumbuh dan berkembang secara

harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Sedangakan
berdasarkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Usaha Kesehatan Sekolah adalah

segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan peserta didik pada setiap jalur,

jenis dan jenjang pendidikan mulai dari TK/RA sampai SMA/SMK/MA.


TUJUAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH

Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah secara umum

adalah meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini

mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, sehingga memungkinkan

pertumbuhan dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalam rangka

pembentukan manusia Indonesia yang berkualitas.

Tujuan UKS secara khusus

adalah menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat, meningkatkan pengetahuan,

mengubah sikap dan membentuk perilaku masyarakat sekolah yang sehat dan mandiri. Di

samping itu juga meningkatkan peran serta peserta didik dalam usaha meningkatkan

keterampilan hidup sehat agar mampu melindungi diri dari pengaruh buruk lingkungan.

Selain itu tujuan khusus UKS yang lain yakni meningkatkan kemampuan anggota keluarga,

dan peran serta dari siswa, guru, pembina organisasi pemuda, dan kader bidang kesehatan

dalam rangka mendorong terbentuknya perilaku hidup sehat dan jauh dari penyalahgunaan

narkoba, alkohol, dan rokok.

Di samping memiliki tujuan umum dan tujuan khusus Usaha Kesehatan Sekolah juga

memiliki program UKS yang terdiri dari TRIAS UKS, yaitu Pendidikan Kesehatan yang

diintegrasikan dengan semua mata pelajaran, Pelayanan Kesehatan di sekolah dengan

adanya poliklinik ( bagi sekolah yang mampu ), serta Pembinaan lingkungan sekolahsehat
SASARAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH

1. Sasaran primer : peserta didik (siswa)


2. Sasaran sekunder : guru, orang tua, TP UKS di setiap jenjang.
3. Sasaran tertier :
a. Lembaga pendidikan mulai dari tingkat prasekolah sampai pada sekolah lanjutan
tingkat atas, termasuk perguruan agama dan pondok pesantren beserta
lingkungannya.
b. Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan.
c. Lingkungan, yang meliputi lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan
lingkungan masyarakat sekitar sekolah.

TIM PELAKSANA USAHA KESEHATAN SEKOLAH

Fungsi tim pelaksana usaha kesehatan sekolah

Tim pelaksana UKS di sekolah berfungsi sebagai penanggung jawab dan pelaksana

program UKS di sekolah berdasarkan prioritas kebutuhan dan kebijaksa2naan yang

ditetapkan oleh TP UKS Kabupaten/Kota. Kedudukan petugas puskesmas disekolah

sebagai Tim Pelaksana UKS.

Tugas tim pelaksana usaha kesehatan sekolah

1. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan,

dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat sesuai ketentuan dan petunjuk

yang ditetapkan dan atau diberikan oleh Pembina UKS.


2. Menjalin kerjasama yang serasi dengan orang tua murid, instansi lain, dan masyarakat

dalam pelaksanaan kegiatan UKS disekolah, madrasah dan perguruan agama.

3. Mengadakan penilaian atau evaluasi, menyusun dan menyampaikan laporan tengah

tahunan kepada TP UKS Kecamatan sesuai ketentuan dengan tembusan kepada instansi

terkait.

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH

Tujuan pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah

agar pengelolaan UKS mulai dari pusat sampai ke daerah dan sekolah atau madrasah

dilaksanakan secara terpadu, terarah, intensif, berkesinambungan sehingga diperoleh hasil

yang optimal.

RUANG LINGKUP PROGRAM DAN PEMBINAAN USAHA KESEHATAN


SEKOLAH

A. Ruang Lingkup Program UKS


adalah ruang lingkup yang tercermin dalam Tri Program Usaha Kesehatan Sekolah
( TRIAS UKS), yaitu sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan, meliputi aspek :

a. Pemberian pengetahuan dan keterampilan tentang prinsip-prinsip hidup sehat.


b. Penanaman perilaku atau kebiasaan hidup sehat dan daya tangkal pengaruh buruk
dari luar.
c. Pelatihan dan penanaman pola hidup sehat agar dapat diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di sekolah dapat berupa : pelayanan kesehatan,
pemeriksaan penjaringan kesehatan peserta didik, pencegahan penyakit, penyuluhan
kesehatan dan rujukan kesehatan ke puskesmas.
3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat, baik fisik, mental sosial maupun
Lingkungan yang meliputi :
a. Pelaksanaan 5K (kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban, keamanan).
b. Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan.

c. Pembinaan kerjasama antar masyarakat sekolah (guru, murid, pegawai sekolah,


orang tua murid dan masyarakat sekitar).

B. Ruang Lingkup Pembinaan UKS


meliputi :

1. Pendidikan kesehatan
2. Pelayanan kesehatan
3. Pemeliharaan lingkungan kehidupan sekolah sehat.
4. Sarana prasarana
5. Penelitian dan pengembangan
6. Managemen atau organisasi
KEBIJAKSANAAN DAN STRATEGI PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN UKS

Yang dimaksud dengan kebijaksanaan disini adalah kebijaksanaan pelaksanaan dalam

rangka memberikan landasan dan pedoman pembinaan dan pengembangan UKS untuk

dilaksanakan secara terpadu, merata, menyeluruh.

Kebijaksanaan dan pelaksanaan adalah sebagai berikut :

a. Kesinambungan program UKS dari anak pra sekolah dan usia sekolah sampai tingkat

SLTA/SMA. Dengan sasaran cakupan anak umur 5-9 tahun baik anak yang normal

maupun berlainan yang berada di sekolah dan luar sekolah meliputi kegiatan :

 TK/RA

 SD/MI/Paket A setara SD

 SMP/MTs/Paket B setara SMP

 SMA/SMK/MA/Paket C setara SMA

 Pesantren

 Sanggar Kegiatan Belajar

b. Segala upaya peningkatan dan pengembangan kesehatan warga sekolah dan masyarakat

lingkungan sekolah agar diupayakan melalui jalur Tim Pembina UKS daerah secara

berjenjang.
c. Pembinaan dan pengembangan UKS dilaksanakan secara lintas program dan lintas

sector melalui kegiatan yang terpadu dan berkesinambungan.

d. Upaya pendidikan kesehatan diselenggarakan melalui kegiatan kurikuler dan

ekstrakulikuler.

e. Upaya pelayanan kesehatan dilakukan secara menyeluruh baik yang meliputi upaya

promotif (peningkatan kesehatan), preventif (pencegahan), dan kuratif (pengobatan)

maupun rehabilitatif (pemulihan), namun lebih diutamakan pada upaya promotif dan

preventif yang dilakukan secara terpadu dibawah kordinasi dan bimbingan teknis

langsung dari puskesmas.

f. Upaya peningkatan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat diarahkan untuk

mendukung tercapainya tujuan pendidikan dan pelayanan kesehatan serta UKS secara

keseluruhan, dengan memberdayakan sumber daya yang ada dan meningkatkan peran

serta masyarakat.

g. Tugas dan fungsi TP UKS Pusat dan daerah disesuaikan pula dengan peraturan

perundangan yang berlaku.

h. Optimalisasi program UKS pada setiap jenis dan jenjang pendidikan.

i. Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan UKS dilakukan dengan peran serta

aktif pemerintah (pusat dan daerah), orang tua, dan masyarakat.


j. Upaya peningkatan UKS dimulai dari peningkatan cakupan kuantitas dan dilanjutkan

dengan peningkatan dan pemantapan kualitas UKS untuk semua jenjang dan jenis jalur

pendidikan.

LANGKAH-LANGKAH PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN UKS

a. Konsolidasi Tim Pembina UKS dengan menggunakan pola hubungan kerja koordinatif

dan konsultatif, hubungan fungsional di lingkungan instansi masing-masing.

b. Meningkatkan komitmen seluruh sektor terkait melalui Tim Pembina UKS dan sektor

lainnya yang terlibat dalam Pembinaan kesehatan siswa disemua jenjang administrasi

pemerintahan, antara lain dengan melakukan sosialisasi masalah kesehatan sekolah

yang memerlukan penanganan segera.

c. Melaksanakan advokasi kepada penentu kebijakan dalam rangka mengatasnamakan

UKS dan perencanaan Pembangunan Nasional, Provinsi dan Kabupaten/ kota.

d. Menjalin kerjasama yang erat dengan berbagai instansi dan masyarakat dalam upaya

peningkatan pelayanan kesehatan peserta didik dengan cara :

1. Melaksanakan forum komunikasi berkala lintas program dalam rangka sinkronisasi

dan harmonisasi kegiatan.


2. Bersama semua stakeholder, mengembangkan dan melembagakan forum

komunikasi melalui pertemuan, workshop, rapat kerja UKS sesuai kebutuhan di

setiap jenjang administrasi.

3. Mendorong peran serta aktif orang tua, komite sekolah, dan masyarakat dalam

perencanaan, pelaksanaan dan pembiayaan UKS di sekolah, termasuk penyediaan

sarana dan prasarana termasuk tenaga kesehatan.

e. Meningkatkan pengetahuan danketerampilan petugas UKS puskesmas, guru, murid,

orang tua, masyarakat pada umumnya agar dapat berperan serta aktif dalam kegiatan

pembinaan dan peningkatan kesehatan peserta didik.

PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN UKS

Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik

dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan

kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat (TRIAS UKS).

Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan

diberikan melalui :

1) kegiatan kurikuler

pelaksanaan pendidikan melalui kegiatan intrakurikuler adalah pelaksanaan pendidikan

pada jam pelajaran. Dalam pelaksanaannya dibedakan antara pendidikan dasar dan

menengah.
a. Pendidikan dasar mencakup taman kanak-kanak, sekolah dasar, SMP dan yang

sederajat.

1. Taman kanak-kanak, pelaksanaan pendidikan kesehatan sesuai dengan garis-garis

besar program pengembangan jasmani dan kesehatan, yang diberikan pengenalan,

pembangkit, minat, dan penanaman kebiasaan hidup sehat. Materi pendidikan

mencakup : Kebersihan dan kesehatan pribadi, kebersihan dan kerapihan

lingkungan, makanan dan minuman sehat.

2. Sekolah Dasar (SD), pelaksanaan pendidikan kesehatan sesuai dengan garis-garis

besar program pengajaran mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan.

Pelaksanaannya diberikan melalui peningkatan pengetahuan penanaman nilai dan

sikap positif terhadap prinsip hidup sehat dan peningkatan ketrampilan dalam

melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan

kesehatan. Materi pendidikan kesehatan yang diberikan mencakup :

 Kebersihan dan kesehatan pribadi.

 Makanan dan minuman sehat.

 Kebersihan lingkungan ( sekolah dan rumah )

 Keselamatan diri di dalam dan di luar rumah.

 Mengenal UKS dan programnya.


 KMS-AS ( Kartu Menuju Sehat Anak Sekolah )

 Mengenal penyakit yang banyak menyerang anak usia sekolah serta cara

pencegahannya.

3. Sekolah Menengah Pertama, pelaksanaan pendidikan kesehatan sesuai dengan

garis-garis besar program pengajaran mata pelajaran pendidikan kesehatan. Materi

pendidikan kesehatan yang diberikan kepada Sekolah Menengah Pertama

mencakup :

 Pertumbuhan dan perkembangan fisik mental pada masa remaja.

 Penyakit akibat tidak menjaga kebersihan pribadi dan cara pengobatan

sederhana.

 Bahaya narkotika, rook dan minuman keras.

b. Pendidikan Menengah

Pendidikan Menengah Mencakup Sekolah Menengah Atas atau pendidikan yang

sederajat termasuk Sekolah Menengah Kejuruan. Pelaksanaan pendidikan kesehatan

sesuai dengan garis-garis besar program pengajaran mata pelajaran yang menampung

materi pendidikan kesehatan yang juga mencakup pendidikan kesehatan.

Pelaksanaannya dilakukan melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan,

terutama melalui peningkatan pemahaman dan penafsiran konsep-konsep yang

berkaitan dengan prinsip hidup sehat sehingga


mempunyai kemampuan untuk menularkan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-

hari. Materi pendidikan kesehatan mencakup :

 Sopan santu berlalu lintas.

 Pengenalan dan pencegahan penyakit kelamin

 Penegenalan macam-macam kekerasan dan pencegahan kekerasan.

 Pencegahan dan penanggulangan bahaya narkotika, rokok, dan minuman keras.

 Hubungan perilaku dengan kesehatan pribadi, lingkungan dan masyarakat.

 Program Usaha Kesehatan Sekolah dan pengenalan organisasi yang ada kaitannya

dengan kesehatan.

Pada sekolah kejuruan, untuk pelaksanaan praktek di bengel sekolah, dapat

mengakibatkan resiko atau bahaya kecelakaan bagi peserta didik. Untuk itu perlu

ditanamkan sikap hidup yang selalu mengutamakan keselamatan sebagai salah satu

usaha keselamatan kerja.

2) Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa yang dilakukan

di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan anatara lain untuk memperluas

pengetahuan dan keterampilan siswa serta melengkapi upaya pembinaan manusia

Indonesia seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler mencakup kegiatan yang berkaitan

denganpendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat

(UKS). Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan (sekaligus

merupakan upaya pendidikan). Bimbingan hidup sehat berupa :

1. Penyuluhan keterampilan, latihan keterampilan antara lain :

 Dokter Kecil (SD)


 Kader Kesehatan Remaja (KKR)
 Palang Merah Remaja (PMR)
 Saka Bakti Husada/ Pramuka/ Santri Husada
2. Membantu kegiatan posyandu pada masa liburan sekolah.

DASAR HUKUM USAHA KESEHATAN SEKOLAH


Setiap melaksanakan suatu kegiatan, apalagi kegiatan itu dilaksanakan oleh pihak

pemerintah pasti ada dasar hukumnya, yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Adapun isi dari Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009

adalah sebagai berikut :

(1) Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang

memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
(2) Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan

yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat.

(3) Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan

serta memiliki pengetahuan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan

untuk jenis tertentu memerlukan wewenang untuk melakukan upaya kesehatan.

(4) Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan.

UPAYA PERAWAT MEMBERIKAN PELAYANAN KESEHATAN DI SEKOLAH


a.  Promotif . Promotion of health yang terjemahan aslinya adalah promosi kesehatan,
merupakan tingkatan pencegahan pertama, yang oleh para ahli Kesehatan Masyarakat di
Indonesia diartikan sebagai peningkatan kesehatan. Hal ini dikarenakan makna yang
terkandung di dalam istilah promotion of health tersebut adalah meningkatkan kesehatan
seseorang, yaitu dengan melalui asupan gizi seimbang, olah raga teratur, dan lain
sebagainya agar orang tersebut tetap sehat, tidak terserang penyakit.
b. preventif diartikan sebagai "pencegahan". Yang dimaksud dengan preventif
kesehatan atau upaya kesehatan preventif adalah suatu upaya melakukan berbagai
tindakan untuk menghindari terjadinya berbagai masalah kesehatan yang mengancam diri
kita sendiri maupun orang lain di masa yang akan datang. Usaha pencegahan suatu
penyakit lebih baik dari pada mengobati, hal ini dikarenakan usaha pencegahan suatu
penyakit akan memunculkan hasil yang lebih baik dan biaya yang lebih murah.
c. kuratif diartikan sebagai "penyembuhan". Yang dimaksud dengan kuratif
kesehatan atau upaya kesehatan kuratif adalah suatu upaya kesehatan yang dilakukan
untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah melalui pengobatan. Upaya kesehatan
kuratif juga dapat diartikan sebagai usaha medis yang dilakukan untuk menyembuhkan
atau mengurangi rasa sakit yang diderita seseorang. Termasuk dalam tindakan ini adalah
mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingkat awal serta mengadakan pengobatan
yang tepat dan segera. Tujuan utama dari usaha pengobatan (kuratif) adalah pengobatan
yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga tercapai
penyembuhan yang sempurna dan segera.
d. rehabilitatif  diartikan sebagai "pemulihan". Yang dimaksud dengan rehabilitatif
kesehatan  atau upaya kesehatan rehabilitatif adalah suatu upaya maupun rangkaian
kegiatan yang ditujukan kepada bekas penderita (pasien yang sudah tidak menderita
penyakit) agar dapat berinteraksi secara normal dalam lingkungan sosial. Usaha
rehabilitatif ini memerlukan bantuan dan pengertian dari seluruh anggota masyarakat
untuk dapat mengerti dan memahami keadaan mereka (bekas penderita), sehingga
memudahkan mereka (bekas penderita) dalam proses penyesuaian dirinya dalam
masyarakat dengan kondisinya yang sekarang ini.
(Effendy, 1998)

Selain itu kegiatan upaya pelayanan kesehatan di sekolah :


1. Peningkatan kesehatan (promotif)
Dilaksanakan melalui kegiatan intra kurikuler dan penyuluhan kesehatan serta latihan
keterampilan oleh tenaga kesehatan disekolah
Kegiatan :
 kegiatan penyuluhan gizi,
 kesehatan pribadi,
 penyakit menular,
 cara menggosok gigi yang benar,
 cara mengukur tinggi dan berat badan
 cara memeriksa ketajaman penglihatan
2. Pencegahan (preventif) 
dilaksanakan melalaui kegiatan peningkatan daya tahan tubuh.
Kegiatan :
 Imunisasi oleh petugas puskesmas
 pemberantasan sarang nyamuk,
 pengobatan sederhana oleh dokter kecil,
 kegiatan penjaringan kesehatan bagi siswa kelas I yang baru masuk dan
pemeriksaan berkala setiap 6 bulan bagi seluruh siswa
3. Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif)
Dilakukan melalui kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit
dan untuk meningkatkan kemamapuan peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat
berfungsi normal.
Kegiatan :
 Pengobatan ringan untuk mengurangi derita sakit
 Pertolongan pertama di sekolah serta rujukan medik ke puskesmas.
 Kasus kecelakaan, keracunan atau kondisi lain yang membahayakan nyawa dan
kasus penyakit khusus.
ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
a) Core, terdiri dari:
Demografi (Jumlah anak usia sekolah keseluruhan, jumlah anak usia sekolah menurut
jenis kelamin, golongan umur), Etnis (suku bangsa, budaya, tipe keluarga), Nilai,
kepercayaan dan agama (nilai dan kepercayaan yang dianut oleh anak usia sekolah
berkaitan dengan pergaulan, agama yang dianut, fasilitas ibadah yang ada, adanya
organisasi keagamaan, kegiatan-kegiatan keagamaan yang dikerjakan oleh anak usia
sekolah), Riwayat kesehatan (riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat imunisasi,
riwayat tumbuh kembang), Pemeriksaan fisik anak usia sekolah (semua sistem dilakukan
pemeriksaan fisik).

b) Data subsistem
Delapan subsitem yang dikaji sebagai berikut :
1. Lingkungan Fisik
a. Inspeksi: Lingkungan sekolah anak usia sekolah, kebersihan lingkungan, kondisi
lingkungan kantin disekolah, jajanan yang dijual dikantin tersebut, aktifitas anak usia
sekolah di lingkungannya, data dikumpulkan dengan winshield survey dan
observasi.
b. Auskultasi : Mendengarkan aktifitas yang dilakukan anak usia sekolah dari guru kelas,
kader UKS, dan kepala sekolah melalui wawancara.
c. Angket: Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik bagi
perkembangan anak usia sekolah.
2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial
Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus anak usia sekolah, bentuk pelayanan kesehatan
bila ada, apakah terdapat pelayanan konseling bagi anak usia sekolah melalui wawancara.
3. Ekonomi
Jumlah pendapatan orang tua siswa, jenis pekerjaan orang tua siswa, jumlah uang
jajan para siswa melalui wawancara dan melihat data di staff tata usaha sekolah.
4. Keamanan dan transportasi.
a. Keamanan :
adanya satpam sekolah, petugas penyebarang jalan, kebiasaan yang bisa mengancam
kesehatan anak usia sekolah seperti kebiasaan jajan sembarangan, jenis jajanan yang
dikonsumsi, kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur.
b. Transportasi
Jenis transportasi yang dapat digunakan anak usia sekolah, adanya bis sekolah untuk
layanan antar jemput siswa
5. Politik dan pemerintahan
Kebijakan pemerintah tentang anak usia sekolah, dan tata tertib sekolah yang harus
dipatuhi seluruh siswa.
6. Komunikasi
a. Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak usia sekolah untuk memperoleh informasi
pengetahuan tentang kesehatan melalui buku dan sosialisasi dari pendidik.
b. Komunikasi informal
Komunikasi/diskusi yang dilakukan anak usia sekolah dengan guru dan orang tua,
peran guru dan orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah anak sekolah,
keterlibatan guru dan orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak
usia sekolah.
7. Pendidikan
Terdapat pembelajaran tentang kesehatan, jenis kurikulum yang digunakan sekolah, dan
tingkat pendidikan tenaga pengajar di sekolah.
8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang digunakan anak usia sekolah, tempat sarana penyaluran bakat anak
usia sekolah seperti olahraga dan seni, pemanfaatannya, kapan waktu penggunaan.

b. Diagnosa
1. Defisit kebersihan diri pada agregat anak usia sekolah b/d kebiasaan pada lingkungan
anak usia sekolah yang kurang baik.
2. Risiko terjadinya kejadian karies gigi pada agregat anak usia sekolah b/d kebiasaan anak
usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum tidur, mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah
sembarangan, bermasalah pada gigi dan anak usia sekolah beralasan tidak menggosok gigi
karena tidak disuruh oleh orang tuanya.

    Penampisan Masalah/Skoring Diagnosa


           
No Dx 1 2 3 4 5 6 Jumlah Keterangan
1 Defisit  kebersihan  diri  pada 1. Kesadaran
2 2 3 3 4 3 17
agregat anak usia sekolah masyarakat
2 Risiko terjadinya kejadian akan masalah
karies  gigi pada agregat 2. Motivasi
anak usia sekolah masyarakat
untuk
2 3 3 3 5 3 19 menyelesaikan
masalah
3. Kemampuan
perawat dalam
mempengaruhi
penyelesaian
masalah
4. Ketersediaan
ahli atau pihak
terkait terhadap
solusi masalah
5. Beratnya
konsekuensi
jika masalah
tidak
terselesaikan
6. Mempercepat
penyelesaian
masalah dengan
resolusi yang
dapat tercapai

Score:
       Rendah
c.   Tujuan Jangka Panjang
Terbentuknya kelompok anak usia sekolah yang peduli terhadap kesehatan gigi
d.   Tujuan Jangka Pendek
- Agregat anak usia sekolah tidak mengalami karies gigi
- Agregat anak usia sekolah mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang pencegahan
masalah karies gigi.

e. Intervensi
1. Pencegahan primer
a. Program promosi kesehatan
1) Pendidikan kesehatan tentang: manfaat makanan sehat dan cara memilih jajanan yang
sehat, kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah, kebersihan diri (rambut, kulit, kuku,
pakaian, sepatu), cara mencuci tangan yang baik, kebutuhan latihan fisik anak usia
sekolah, cara belajar yang baik dan konsentrasi, dan lain-lain sesuai kebutuhan anak
sekolah.
2) Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (perawat dapat meminta bantuan guru
dan kader kesehatan sekolah untuk melakukan pengukuran TB/BB setiap 4 bulan dan
mencatatnya di KMS anak sekolah). Mengingat banyak sekolah yang ada diwilayah
binaan perawat, maka sebaliknya perawat sudah membuat jadwal kunjungan tenaga
kesehatan secara berkala minimal 6 bulan sekali untuk tiap sekolah.
3) Memberikan layanan konseling tumbuh kembang anak usia sekolah atau masalah
kesehatan.

b. Program proteksi kesehatan:


1) Pelayanan imunisasi: pemberian imunisasi untuk anak SD kelas 1 pemberian DT dan SD
kelas VI (wanita) pemberian TT.
2) Program pencegahan kecelakaan pada anak usia sekolah seperti memfasilitasi zebra cross
untuk penyebrangan, menyediakan petugas yang membantu anak sekolah menyebrang,
menganjurkan anak menggunakan pelindung lutut/helm jika bersepeda, menganjurkan
sekolah untuk menjaga kebersihan lantai agar tidak licin (membuat tanda peringatan bila
sedang dibersihkan), menganjurkan sekolah untuk dapat memperhatikan keselamatan
anak seperti tangga tidak dibuat curam, lapangan bermain tidak berbatu, menganjurkan
keluarga untuk meningkatkan pengawasan pada anak usia sekolah khusunya anak usia
sekolah yang tinggal didekat jalan, sungai atau tempat yang berbahaya, pemantauan yang
ketat terhadap jajanan yang dijual disekolah.
3) Perlindungan caries pada anak usia sekolah: flouridasi
4) Perlindungan anak usia sekolah dari child abuse dari orang dewasa disekitarnya:
meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap keselamatan dan kesehatan anak usia
sekolah, termasuk sikap guru yang mendidik bukan menghukum, membuat sistem
pelaporan dan sangsi yang jelas apabila menemukan anak usia sekolah yang mengalami
tindakan kekerasan baik fisik, emosional, atau seksual dari orang lain, untuk segera
diproses secara hukum yang berlaku di Indonesia.

2. Pencegahan sekunder
a) Deteksi dini dan pengobatannya, sebagai deteksi tumbuh kembang anak sekolah, atau
penyakit untuk segera ditegakkan diagnosis dan pengobatan sejak dini.
b) Perawatan emergency, misalnya diberikan pada anggota anak usia sekolah yang
mengalami kecelakaan disekolah atau lalu lintas.
c) Perawatan akut dan kritis, diberikan pada anak usia sekolah yang mengalami sakit akut
seperti diare, demam, dan lain-lain. Perawatan juga diberikan pada anak usia sekolah
dengan penyakit kritis.
d) Diagnosis dan terapi, perawat komunitas dapat menegakkan diagnosis keperawatan dan
segera memberikan terapi keperawatannya.
e) Melakukan rujukan untuk segera mendapatkan perawatan lebih lanjut..
3. Pencegahan tersier
a) Memberikan dukungan pada upaya pemulihan anak usia sekolah setelah sakit dengan
memelihara kondisi kesehatan agar tumbuh kembangnya optimal.
b) Memberikan konseling perawatan lanjut pada kelompok anak usia sekolah pada masa
pemulihan.
DAFTAR PUSTAKA

Effendy Ferry, Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Wahit Iqbal Mubarak, Nurul Chayatin. 2009. Ilmu Keperawatan komunitas I. Jakarta: Salemba
Medika
Widyanto Faisalado Candra, S.Kep,. Ns. 2014. Keperawatan Komunitas dengan Pendekatan
Praktis. Yogyakarta: Nuha Medika
Depkes RI. Pedoman Usaha Kesehatan Sekolah Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : Dirjen
Binkesmas Depkes RI, 2011.

Depkes, Pedoman Penelitian Dokter Kecil, Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Anak.
2017.
Effendi, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Buku Kedokteran
EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai