Anda di halaman 1dari 7

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Didalam panca indra manusia, telinga sebagai indra pendengaran


merupakan organ untuk melengkapi informasi yang diperoleh melalui
penglihatan. Oleh karena itu, kehilangan sebagian atau keseluruhan kemampuan
untuk mendengar berarti kehilangan kemampuan menyimak secara utuh peristiwa
di sekitarnya.
Akibatnya, semua peristiwa yang terekam oleh penglihatan anak
tunarungu, tampak seperti terjadi secara tiba-tiba tanpa dapat memahami gejala
awalnya. Tinggi rendahnya gradasi kehilangan pendengaran pada anak tunarungu
berpengaruh terhadap kemampuan menyimak suara atau bunyi langsung maupun
yang melatar belakangi. Atas dasar itulah, pemberian layanan  pendidikan yang
relevan dengan karakteristik kelainan anak tunarungu diharapkan dapat
meningkatkan kepercayaan diri dan menimbulkan motivasi  berprestasi bagi
mereka.

1.2 Rumusan masalah

Dalam makalah ini penulis mempunyai rumusan masalah yang akan dibahas
pada bab penjelasan dibawah :
1. Devinisi dari Tunarungu
2. Devinisi Tunarungu menurut beberapa ahli

1.3 Tujuan

Berdasarkan makalah yang penulis buat bertujuan untuk lebih mengetahui


dan memahami teori Tunarungu berdasarkan pendapat para ahli dan memenuhi
tugas dari dosen pengampu.
BAB II : LANDASAN TEORI

Definisi anak Tunarungu


1
Secara umum Tunarungu dapat di katakan sebagai tuli. Orang atau anak
dikatakan Tuna rungu apabila tidak dapat mendengar atu kurang dapat
mendengar. Seperti yang dikatakan oleh Andreas Dwijosumarto dalam seminar
ketuna runguan di bandung (19 juni 1988) mengemukakan bahwa tuna rungu
adalah “suatu kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat
menangkap berbagai perangsang, terutama indra pendengaran”. Orang tuli adalah
seseorang yang kehilangan kemampuan mendengar sehingga menghambat proses
informasi bahasa melalui pendengaran, baik memakai ataupun tidak memakai alat
bantu mendengar, sedangkan seseorang yang kurang dengar adalah seseorang
yang biasanya dengan menggunakan alat bantu mendengar, sisa pendengarannya
cukup memungkinkan keberhasilan proses informasi bahasa melalui pendengaran.
Pengertian Tunarungu juga sangat beragam, seperti menurut T.sutjihati
somantri, dalam bukunya psikologi anak luar biasa mendefinisikan bahwa “Tuna
rungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang
mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama
melalui indera pendengarannya".

BAB III : PEMBAHASAN

Definisi anak Tunarungu


2
Banyak istilah yang sudah kita kenal untuk anak yang mengalami kelainan
pendengaran, misalnya dengan istilah : “Tuli, bisu, tunawicara, cacat dengar,
kurang dengar, ataupun Tunarungu”. Istilah-istilah dan pandangan tersebut tidak
semuanya benar, sebab yang sekarang lazim digunakan dalam dunia pendidikan
khususnya pendidikan luar biasa adalah Tunarungu.
Istilah Tunarungu diambil dari kata “Tuna” dan “Rungu”. Tuna artinya
kurang dan Rungu artinya pendengaran. Orang atau anak dikatakan tunarungu
apabila ia tidak mampu mendengar atau kurang mampu mendengar suara.
Mari kita lihat menurut beberapa ahli dan penilitian berikut ini :
1. Menurut PL 14-142, kesulitan pendengaran adalah gangguan pendengaran
baik yang permanen maupun berfluktuasi, dimana mempengaruhi prestasi
akademik anak, tetapi defenisi ini tidak tergolong pada klasifikasi tuli (US Office
of Education, 1977, p.42-48).
2. Hallahan dan Kauffman (1982 : 234) memberikan batasan tentang
Tunarungu di tinjau dari kehilangan kemampuan mendengarnya, bahwa “Hearing
impairment. A genetic term indicating a hearing disabiliti that range insevety from
milk to profound in includis the subsets deaf and hard of hearing. Deaf person in
one whos hearing disability precludes successful processing of linguistic
information though audio, with or without a haering aid, has residual hearing
sufficient to enable sucxessful processing of linguistic information thoght
audition”.
3. Andreas Dwijosumarto dalam seminar ketuna runguan di bandung (19 juni
1988) mengemukakan bahwa tuna rungu adalah “suatu kehilangan pendengaran
yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai perangsang,
terutama indra pendengaran”.

4. Donald F Moores menjelaskan pengertian tuna rungu dalam bukunya


Education the deaf (Psychology principles and practices) Hougtoh Miflin
Company, Boston (1981: 3) sebagai berikut :

Definisi anak Tunarungu


3
A deaf person is one whose hearing is disabled to exten (usually 70 dB ISO
grather ) that precluds the understanding of speech through the earlone without
or with the use of hearing aid. A hard of hearing person is one whose hearing is
disabled to an exten ( usually 35 to 69 dB ISO ) That makes difficult but dose not
preclude the understanding of speech through the ear alone with  out our with a
hearing aid.
5. Menurut Sri Moerdiani (1987: 27) dalam buku psikologi anak luar biasa
bahwa anak tuna rungu adalah “mereka yang menaglami gangguan pendengaran
sedemikian rupa sehingga tidak mempunyai fungsi praktis dan tujuan komunikasi
dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya”
6. T.sutjihati somantri, dalam bukunya psikologi anak luar biasa
mendefinisikan bahwa “Tuna rungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan
kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap
berbagai rangsangan, terutama melalui indera pendengarannya".
7. Moh Amin dalam buku Ortopedagogik umum mengemukakan bahwa anak
tuna rungu adalah “mereka yang mengalami kekurangan atau kehilangan
kemampuan mendengar yang disebakan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya
sebagian atau seluruh organ pendengaran yang mengakibatkan hambatan dalam
perkembanganya sehingga memerlukan bimbingan pendidikan khusus”. (1991: 1).
8. Dwidjosumarto (Soemantri, 2006:93) yang mengemukakan bahwa
“Ketunarunguan adalah seseorang ang tidak atau kurang mampu mendengar suara
dikatakan Tunarungu. Ketunarunguan dibedakan menjadi dua kategori yaitu tuli
dan kurang dengar. Tuli adalah mereka yang indra pendengarannya mengalami
kerusakan, tetapi masih dapat berfungsi mendengar baik dengan maupun tanpa
menggunakan alat bantu dengar”
9. Ahli lainnya memberikan batasan mengenai tunarungu ditinjau dari segi
medis dan pedagogis sebagai berikut : “Tunarungu berarti kekurangan atau
kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan seluruh alat
pendengaran yang mengakibatkan hambatan dalam perkembangan bahasa
sehingga memerlukan bimbingan dan pelayanan khusus”. ( Salim,1984 : 8)

Definisi anak Tunarungu


4
Sedangkan orang yang kurang dengar adalah seseorang yang biasanya
menggunakan alat bantu dengar, sisa pendengarannya cukup memungkinkan
untuk keberhasilan memproses informasi bahasa, artinya apabila orang yang
kurang dengar tersebut menggunakan hearing haid, ia masih dapat menangkap
pembicaraan malalui pendengarannya.. Gangguan pada organ pendengaran bisa
terjadi pada telinga luar, tengah, maupun bagian dalam. Letak gangguan secara
anatomis tersebut mengklasifikasikan tunarungu menjadi dua tipe konduktif,
sensorineural dan campuran. Tunarungu tipe konduktif diakibatkan adanya
gangguan pada telinga luar dan tengah, sedangkan tunarungu sensorineural
diakibatkan gangguan pada telinga bagian dalam serta syaraf pendengaran.
Adapun tunarungu campuran merupakan perpaduan antara tipe konduktif dan
sensorineural. Ketunarunguan dapat terjadi pada masa prabahasa dan pasca
bahasa. Ketunarunguan prabahasa (prelingual deafness), merupakan kehilangan
pendengaran yang terjadi sebelum kemampuan bicara dan bahasa berkembang,
sedangkan ketunarunguan pasca bahasa (post lingual deafness), merupakan
kehilangan pendengaran yang terjadi setelah berkembangnya kemampuan bicara
dan bahasa secara spontan (Kirk & Gallagher, 1989: 301-302).
Orang tuli adalah seseorang yang mengalami ketidakmampuan untuk
mendengar sehingga tidak dapat mengembangkan, biasanya pada tingkat 70 dB
ISO atau lebih besar sehinga menghalangi untuk mengerti pembicaraan orang lain
melalui pendengaranya sendiri tanpa mengunakan alat bantu dengar. Seseorang
dikatakan kurang mendengar adalah ketidak mampuan untuk mendengar sehingga
tidak dapat mengembangkan, bisanya pada tingkat 35 sampai 69 Db ISO tetapi
tidak menghalangi untuk mengerti pembicaraan orang lain melauli pendengaranya
sendiri tanpa atau menggunakan alat bantu dengar.
Pernyataan tersebut kurang lebih berarti bahwa tunarungu adalah suatu
istilah umun yang menunjukan kesulitan mendengar dari yang ringan sampai yang
berat dan di golongkan kedalam bagian tuli dan kurang dengar

BAB IV : PENUTUP

Definisi anak Tunarungu


5
IV.I Kesimpulan

Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa anak tunarungu


adalah anak yang mengalami hambatan dalam mendengar  yang di sebabkan
karena tidak berfungsinya sebagian atau keseluruhan  alat pendengaran sehingga
anak memerlukan bimbingan dan pendidikan khusus agar dapat mengembangkan
bahasa serta potensi yang dimiliki anak seoptimal mungkin. Atau dengan
menggunakan bahasa lain, bahwa anak tuna rungu adalah anak yang mengalami
kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar yang diakibatkan oleh
kerusakan atau tidak berfungsinya indra pendengaran sehingga mengalami
hambatan dalam perkembanganya.
Dengan demikian anak tuna rungu memerlukan pendidikan secara khusus
untuk mencapai kehidupa lahir batin yang layak.

IV.II Rekomendasi atau Saran

Dari beberapa definisi para ahli dalam makalah ini penulis dapat
memberikan solusi diantaranya adalah dengan membedakan penempatan kelas
anak berkebutuhan khusus Tunarunggu antara Tunarungu ringan dan Tunarungu
berat agar dapat memudahkan sistem belajar dan mengajar para guru.

Daftar Pustaka

https://husadaindah.wordpress.com

Definisi anak Tunarungu


6
http://pgdsamama.blogspot.co.id
www.academia.edu
Kustawan,Dedy&Meimulyani,Yani.2013.mengenal pendidikan khusus &
pendidikan layanan khusus serta implementasinya.Jakarta:luxima

Definisi anak Tunarungu


7

Anda mungkin juga menyukai