Anda di halaman 1dari 19

PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

ANAK TUNARUNGU
DOSEN PENGAMPUH : JUMADI MORI TUASIKAL S.Pd, M.Pd

DI SUSUN OLEH :
TESYA WARAHMA DUNDA (151418137)
NUR KHAIRUNNISA SADINGO (151418139
FILDAYANYI PALOA (151418136)
TRI ADELIAWATI LALU (151418155)
NURMALA PAKUKU (151418133)
RIZAL ISMAIL (151418144)
SULISTIAWATI ARAFAH (151418131)
ZAINUDIN B. SALUM (151418149)

KELAS 2E PGSD
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
T.A 2019
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.........................................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................3
1. Latar Belakang...........................................................................................................3
2. Rumusan Masalah......................................................................................................3
3. Tujuan........................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................5
1. Pengertian Anak Tunarungu......................................................................................6
2. Factor-faktor penyebab anak tunarungu....................................................................7
3. Perkembangan Kognitif, Motorik, Emosi, Social, dan kepribadiananak tunarungu.10
4. Masalah dan dampak anak tunarungu........................................................................12

BAB III PENUTUP..............................................................................................................14


1. Kesimpulan................................................................................................................14
2. Saran..........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15
Lampiran Soal........................................................................................................................16
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang  Maha kuasa, atas segala
bimbingan, kuasa dan penyertaanNya, penulis dapat beroleh kesehatan dan kemampuan sehingga
penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul ”ANAK TUNARUNGU”.
Penulis menyadari betul, tanpa bantuan berbagai pihak tugas ini tidak mungkin dapat di
selesaikan, melalui kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini
sehingga dapat menghasilkan sebuah tugas yang sederhana.
Di sadari sepenuhnya bahwa makalah ini  masih banyak kesalahan dan kekurangan baik
dari segi penyusunan kalimat maupun bahasanya. Untuk itu di harapkan apabila ada kesalahan
atau ketidaksesuaian bahasa dalam penulisan ini diharapkan koreksi yang konstruktif dari
penyempurnaan makalah ini. Terakhir diharapkan semoga makalah ini dapat di terima dan
bermanfaat bagi pihak-pihak lain.

Gorontalo, 09 September 2019


BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Anak tunarungu adalah anak yang mengalami kehilangan fungsi pendengaran, baik
sebagian maupun seluruhnya yang berdampak kompleks dalam kehidupannya. Anak
tunarungu secara fisik terlihat seperti anak normal, tetapi bila diajak berkomunikasi barulah
terlihat bahwa anak mengalami gangguan pendengaran. Anak tunarungu tidak berarti anak
itu tunawicara, akan tetapi pada umumnya anak tunarungu mengalami ketunaan sekunder
yaitu tunawicara. Penyebabnya adalah anak sangat sedikit memiliki kosakata dalam sistem
otak dan anak tidak terbiasa berbicara.
Anak tunarungu memiliki tingkat intelegensi bervariasi dari yang rendah hingga jenius.
Anak tunarungu yang memiliki intelegensi normal pada umumnya tingkat prestasinya di
sekolah rendah. Hal ini disebabkan oleh perolehan informasi dan pemahaman bahasa lebih
sedikit bila dibanding dengan anak mampu dengar. Anak tunarungu mendapatkan informasi
dari indera yang yang masih berfungsi, seperti indera penglihatan, perabaan, pengecapan dan
penciuman. Pendidikan khusus dilaksanakan secara tersistem. Salah satu wujud pendidikan
khusus adalah pelaksanaan pembelajaran di kelas. Pelaksanaan pembelajaran bagi anak
tunarungu harus dimulai dari hal-hal yang dialami anak dalam kehidupan sehari-hari. Anak
tunarungu kurang memiliki pemahaman infomasi verbal. Hal ini menyebabkan anak sulit
menerima materi yang bersifat abstrak, sehingga dibutuhkan media untuk memudahkan
pemahaman suatu konsep pada anak tunarungu. Media gambar yang menarik dan digemari
siswa adalah dirasa sebagai media yang relevan untuk membantu anak tunarungu dalam
mengatasi permasalahan pembelajaran yang memiliki materi abstrak. Anak tunarungu
mengalami kesulitan dalam pembelajaran yang bersifat abstrak.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan anak tunarungu dan bagaimana karakteristiknya?
2.  Apa penyebab terjadinya ketunarunguan dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk
mencegah ketunarunguan tersebut?
3. Bagaimana klasifikasi tunarungu?
4. Bagaiman layanan bimbingan yang dapat diberikan pada penderita tunarungu dan
assesmen seperti apa yang cocok bagi penderita tunarungu?

3. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan dan mengetahui pengertian anak tunarungu dan bagaimana
karakteristiknya.
2. Untuk menjelaskan dan mengetahui penyebab terjadinya ketunarunguan dan upaya yang
dapat dilakukan untuk mencegah ketunarunguan tersebut.
3. Untuk menjelaskan dan mengetahui klasifikasi tunarungu.
4. Untuk menjelaskan dan mengetahui layanan bimbingan yang dapat diberikan pada
penderita tunarungu dan assesment seperti apa yang cocok bagi penderita tunarungu
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ANAK TUNARUNGU


Istilah tunarungu diambil dari kata “tuna” dan “rungu”, tuna artinya kurang dan
rungu artinya pendengaran. Orang dikatakan tunarungu apabila tidak mampumendengar
atau kurang mampu mendengar suara.Secara umum anak tunarungu dapat diartikan anak
yang tidak dapat mendengar. Tidak dapat mendengar tersebut dapat di mungkinkan
kurang dengar atau tidak mendengar sama sekali. Secara fisik, anak tunarungu tidak
berbeda dengan anak dengar pada umumnya. Seperti yang kita ketahui bersama seperti
yang sudah kita ketahui bersama bahwa bahasa yang di gunakan oleh anak tunarungu
adalah bahasa isyarat yang menitikberatkan pada indra penglihatan dan gerap tubuh
untuk menegaskan kata atau kalimat yang ingin mereka sampaikan.
Ketunarunguan adalah seseorang yang mengalami gangguan pendegaran yang
meliputi seluruh gradasi ringan, sedang, dan sangat berat yang dalam hal ini dapat
dikelompokan menjadi dua golongan, yaitu kurang dengar dan tuli, yang menyebabkan
terganggunya proses perolehan informasi atau bahasa sebagai alat komunikasi. Bicara
dengan artikulasi yang jelas akan mempermudah orang lain memahami pesan yang di
sampaikan. Dalam penelitian ini terdapat satu anak yang mengalami tunarungu
sebagaian, denga artian masi dapat mendegarkan suara orang lain, meskipun demikian
artikulasi anak masi rendah karna artikulasinya tidak terlatih dengan baik baik di rumah
amaupun di sekolah sering menggunakan isyarat dan oral yang kurang jelas.
Pakar bidang medis, memiliki pandangan yang sama bahwa anak tunarungu
dikategorikan menjadi dua kelompok. Pertama, Hard of hearning adalah seseorang yang
masi memiliki sisa pendegaran sedemikian rupa sehingga masi cukup untuk digunakan
sebagai alat penangkap proses mendengar sebagai bekal primer penguasaan kemahiran
bahasa dan komunikasi dengan yang lain baik dengan maupun tanpa mengunakan alat
dengar. Kedua, The Deaf adalah seseorang yang tidak memiliki indra dengar sedekimian
rendah sehingga tidak mampu berfungsi sebagai alat penguasaan bahasa an komunikasi,
baik dengan ataupun tanpa mengunakan alat bantu dengar. Seseorang dikatakan tuli
(deaf) apabila kehilangan kemampuan mendengar pada tingkat 70 dB ISO atau lebih
sehingga dia tidak dapat mengertikan pembicaraan orang lain melalui pendegarannya
baik dengan ataupun tanpa alat bantu mendegar, sedangkan seseorang dikatakan kurang
dengar (hard of hearning) bila kehilangan pendegar pada 35 dB ISO sehingga dia
mengalami kesulitan untuk memahami pembicaraan orang lain melalui pendegarannya
baik dengan ataupun tanpa alat bantu mendengar.

B. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TUNARUNGU


Dalam faktor penyebab tunarungu ada beberapa ahli yang mengemukakan penyebab
tunarungu :
1. Menurut Howard dan Orlensky (1994: 263-264) memberikan contoh penyebab
kerusakan pendengaran yaitu :
a. Materna Rubella (campak), pada waktu ibu mengandung mudah
terkena penyakit campak sehingga dapat menyebabkan rusaknya pendengaran
anak
b. Faktor keturunan, yang tampak dari adanya beberapa anggota keluarga yang
mengalami kerusakkan pendengaran.
c. Ada komplikasi pada saat dalam kandungan dan kelahiran premature, berat badan
kurang, bayi lahir biru, dan sebagainya.
d. Meningitis (radang otak), sehingga ada semacam bakteri yang dapatmerusak
sensitivitas alat dengar di bagian dalam telinga.
e. Kecelakan
2. Menurut Sardjono (2000:10-20),mengemukakan bahwa faktor penyebab
ketunarunguan dapat dibagi dalam:
1. Faktor-faktor sebelum anak dilahirkan (pre natal)
a. Faktor keturunan
b. Cacar air, campak (rubella, gueman measles)
c. Terjadi toxaemia (keracunan darah)
d. Penggunaan pilkina atau obat-obatan dalam jumlah besare)
e. Kekurangan oxygen (anoxia)
f. Kelainan organ pendengaran sejak lahir

2. Faktor-faktor saat anak dilahirkan


a. Faktor rhesus (Rh) ibu dan anak yang sejenis
b. Anak lahir pre mature
c. Anak lahir menggunakan forcep (alat bantu tang)
d. Proses kelahiran yang terlalu lama
3. Faktor-faktor sesudah anak dilahirkan (post natal)
a. Infeksi
b. Meningitis (peradangan selaput otak)
c. Tunarungu perseptif yang bersifat keturunan
d. Otitis media yang kronis
e. Terjadi infeksi pada alat-alat pernafasan
menurut Suryanah (1996), faktor penyebab tunarungu adalah
1. Faktor endogen
a. Keturunan;
b. Ibu hamil yang terkena cacar atau rubella
c. Ibu hamil yang mengalami keracunan sehingga terjadi kerusakan
pada plasenta janin
2. Faktor eksogena)
a. Terkena infeksi saat proses kelahiran
b. Terjadi otosklerosis atau tumbuhnya tulang pada sekitar fenestra ovalisatau
pada ketiga tulang pendengaran
c. Kecelakaan
3. Faktor-faktor ketunarunguan dapat dikelompokan sebagai berikut
a. Faktor dalam diri anak
1. Di sebabkan oleh faktor keturunan dari salah satu atau kedua orang tuanya
yang mengalami ketunarunguan.
2. Ibu yang sedang mengandung menderita penyakit campak jerman (rubela)
3. Ibu yang sedang mengandung menderita keracunan darah atau toxaminia
b. Faktor luar diri anak
1. Anak mengalami infeksi pada saat dilahirkan atau kelahiran. Misalnya, anak
terserang herpes simplex
2. Meningitis atau radang selaput otak
3. Otitis media (radang telinga bagian tengah)
4. Penyakit lain atau kecelakaan yang dapat mengakibatkan kerusakan alat
pendengaran bagian tengah dan dalam.

C. Perkembangan kognitif, motorik, emosi, sosial dan kepribadian anak tunarungu


1. Perkembangan kognitif anak tunarungu
Pada umumnya intelegensi anak tunarungu secara potensial sama dengan anak
pada umumnya tetapi secara fungsional perkembangannya dipengaruhi oleh tingkat
kemampuan berbahasanya, keterbatasan informasi, dan kiranya daya abstraksi anak.
Akibat ketunarunguannya menghambat proses pencapaian pengetahuan yang lebih
luas. Dengan demikian, perkembangan intelegensi secara fungsional mengalami
hambatan. Perkembangan kognitif anak tunarungu sangat dipengaruhi oleh
perkembangan bahasa, sehingga hambatan pada bahasa, akan menghambat
perkembangan intelegensi anak tunarungu.
2. Perkembangan emosi anak tunarungu
Kekurangan akan pemahaman bahasa lisan atau tulisan seringkali menyebabkan
anak tunarungu menafsirkan sesuatu secara negatif atau salah dan ini sering menjadi
tekanan bagi emosinya. Tekanan pada emosinya itu dapat menghambat
perkembangan pribadinya dengan menampilkan sikap menutup diri, bertindak agresif
atau sebaliknya menampakkan kebimbangan dan keragu-raguan. Emosi anak
tunarungu selalu bergolak disatu pihak karena kemiskina bahasanya dan pihak lain
karena pengaruh dari liuar yang diterimanya. Anak tunarungu bila ditegur oleh orang
yang tidak dikenalnya akan tampak resah dan gelisah.
3. Perkembangan sosial anak tunarungu
Manusia sebagai makhluksosial selalu memerlukan kebersamaan dengan orang
lain. Demikian  pula anak tunarungu, ia tidak terlepas dari kebutuhan tersebut. Akan
tetapi karena mereka memiliki kelainan dalam segi fisik, biasanya akan menyebabkan
suatu kelainan dalam segi fisik, biasanya akan menyebabkan suatu kelainan dalam
penyesuaian diri terhadap lingkungan. Pada umumnya lingkungan melihat mereka
sebagai individu yang memiliki kekurangan dan menilainya sebagai seseorang yang
kurang berkarya. Dengan penilaian lingkungan yang demikian, anak tunarungu
merasa benar-benar kurang berharga. Dengan demikian dari penilaian yang demikian
juga memberikan pengaruh yang benar-benar besar terhadap perkembangan fungsi
social. Anak tunarungu banyak dihinggapi kecemasan karena menghadapi lingkungan
yang beraneka ragam komunikasinya, hal seperti ini akan membingungkan anak
tunarungu. Anak tunarungu sering mengalami berbagai konflik, kebingungan, dan
ketakutan karena ia sebenarnya hidup dalam lingkungan yang bermacam-macan.
4. Perkembangan kepribadian/perilaku anak tunarungu
Perkembangan kepribadian banyak ditentukan oleh hubungan antara anak dan
orang tua terutama ibunya, khususnya pada masa awal perkembangan anak
tunarungu. Perkembangan kepribadian terjadi dalam pergaulan atau perluasan
pengalaman pada umumnya dengan diarahkan pada factor sendiri. Pertemuan antara
factor-faktor dalam diri anak tunarungu, yaitu ketidakmampuan menerima
rangsangan pendengaran, kemiskinan bahasa, ketidaktetapan emosi, dan keterbatasan
inlegensi dihubungkan dengan sikap lingkungan terhadapnya menghambat
perkembangan kepribadiannya.
5. Perkembangan motorik anak tunarungu
Kemampuan motorik adalah proses dimana individu mengembangkan
kemampuan geraknya menjadi respon yang terkoordinasi, terkontrol, dan teratur.
Kemampuan motorik merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja saraf
motorik yang dilakukan oleh saraf pusat untuk melakukan kegiatan. Kegiatan-
kegiatan tersebut terjadi karena kerja saraf yang sistematis. Alat indra menerima
rangsangan, rangsangan tersebut diteruskan melalui saraf sensoris ke saraf pusat
(otak) untuk diolah, dan hasilnya dibawa oleh saraf motorik untuk memberikan reaksi
dalam bentuk gerakan-gerakan baik itu gerakan yang di sadari maupun tidak di
sadari. Jadi kemampuan motorik kasar anak sangatlah penting dalam kehidupan
sehari-hari. Perkembangan motorik pada anak gangguan pendengaran umumnya
berkembang baik, apalagi perkembangan motorik kasar yang secara fisik berkembang
lancar. Pertumbuhan fisik yang kuat dengan otot-otot kekar dan kematangan
biologisnya berkembang sejalan dengan perkembangan motoriknya.
D. Dampak dan masalah anak tunarungu
a. Dampak anak Tunarungu
1. Konsekuensi akibat gangguan pendengaran atau tunarungu tersebut bahwa
penderitanya akan mengalami kesulitan dalam menerima segala macam rangsangan
atau peristiwa bunyi yang ada di sekitarnya.
2. Akibat kesulitan menerima rangsangan bunyi tersebut konsekuensinya penderita
tunarungu akan mengalami kesulitan pula dalam memproduksi suara atau bunyi
bahasa yang berada disekitarnya.

b. Masalah – masalah yang di alami anak tunarungu :


1. Masalah komunikasi
Masalah ini adalah masalah anak tunarungu yang paling kompleks,
masalah ini timbul karena tidak berfungsinya indra pendengaran baik sebagian
maupun seluruhnya yang ternyata berakibat fatal dalam kehidupannya. Masalah-
masalah lain yang ditimbulkan karena masalah komunkasi diataranya: tingkah
laku yag ditandai dengan tekanan emosi, suka marah, kesulitan dalam
penyesuaian sosial, perkembangan bahasa yang lambat dan gelisah.
2. Masalah pribadi
Masalah ini mencakup permasalahan yang berkaitan dengan masalah
kondisi pribadi anak tuarugu, masalah-masalah berkisar pada perasaan tertekan,
perasaan ragu-ragu, selalu curiga dan agresif.
3. Masalah pengajaran atau kesulitan belajar
Masalah ini berkaitan dengan kesulitan-kesulitan dalam proses belajar-
mengajar. Masalah yang timbul dalam proses belajar-mengajar misalnya kesulitan
menangkap kata-kata abstrak terutama mengalami kesulitan belajar bidang studi
bahasa.
4. Masalah penggunaan waktu terluang
Dengan beralasan pada kelainan yang dimiliki, anak tunarungu sering
membuat waktu luangnya dengan sia-sia tidak sedikitpun kegiatan berguna yang
dilakukannya.
5. Masalah pembinaan dan keterampilan dan pekerjaan
Anak tunarungu biasanya memiliki kemampuan akademik terbatas atau terhambat
didalam pengembangannya, sehingga membuat dirinya kesulitan dalam mencari
pekerjaan dan megakibatkan ia terlalu menggantungkan dirinya pada orang lain.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Anak tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan padaorgan
pendengarannya sehingga mengakibatkan ketidak mampuan mendengar, mulai dari
tingkatan yang ringan sampai yang berat sekali yang diklasifikasikan kedalam tuli dan
kurang dengar. Secara umum kemampuan akademik anak tunarungu di SLB antul kelas
anak masih mengalami kesulitan dalam membaca danmeng hafal huruf dan angka. hal ini
disebabkan keterbatasan anak dalamkemampuan mendengar yang mengakibatkan
terhambatnya kemampuan berbahasa dan menerima atau memahami informasi yang
diberikan oleh guru rata-rata anak tunarungu di SLB mantul kelas 2 memiliki sifa
tegoisentri yang tinggi atau melebihi anak normal pada umumnya. Anak juga lebih
mudah cepat marah dan tersinggung. 4al ini disebabkan karenaanak sering mengalami
kekecewaan akibat tidak terpenuhi apa yangdiinginkan oleh anak tersebut.

2. Saran
Saran untuk guru Sebaiknya guru melakukan terapi bicara pada anak agar
kemampuan berbahasa anak dapat berkembang sehingga apa yang diinginkan anak dapat
diketahui dan dipenuhi oleh guru atau orang tua. jika hal tersebut dapat terlaksana
dengan baik maka akan meminimalisir ataumenghilangkan perilaku anak yang mudah
marah dan mudahtersinggung. Selain melakukan terapi wicara, sebaiknya guru juga
melakukan terapi akademik hal tersebut dilakukan agar kemampuan akademik anak
meningkat
DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, JatiRinakri. 2017. Pendidikan anakberkebutuhankhusus. Bandung: PT REMAJA


ROSDAKARYA.
https://bisamandiri.com/blog/2015/10/anak-tuna-rungu-dan-pengenalan-konsep-bahasa-yang-
tepat-bagian-1/diaksespadatgl23/sep/2016.
LAMPIRAN SOAL

PILIHAN GANDA!!!
1. Anak yang mengalami kehilangan fungsi pendengaran, baik sebagian maupun seluruhnya
yang berdampak kompleks dalam kehidupannya, berikut ini adalah pengertian dari …
a. Anak Turungu
b. Anak Tunadaksa
c. Anak Tunawisma
d. Anak Tunanetra
1. Anak luar biasa adalah anak yang mempunyai sesuatu yang luar biasa secara signifikan
membedakannya dengan …
a. Anak normal
b. Anak seusianya
c. Saudara-saudaranya
d. Teman-temanya
2. Berikut ini adalah factor-faktor penyebab Tunarungu, kecuali …
a. Meningitis (radang otak), sehingga ada semacam bakteri yang dapatmerusak
sensitivitas alat dengar di bagian dalam telinga.
b. Faktor keturunan, yang tampak dari adanya beberapa anggota keluarga yang
mengalami kerusakkan pendengaran.
c. Kecelakaan/trauma atau penyakit.
d. Faktor natal
3. Berikut ini adalah faktor-faktor anak Tunarungu menurut Sardjono (2000:10-20), kecuali

a. Faktor keturunan
b. Kekurangan oksigen (anoxia)
c. Kelainan organ pendengaran sejak lahir
d. Penyakit siphilis
4. 1. Faktor keturunan
2. Terjadi toxaemia (keracunan darah )
3. Infeksi
4. Meningitis
5. Ototitis medis yang kronis
6. Ibu hamil yang terkena cacar atau rubella
Beikut ini adalah faktor anak Tunarungu sebelum anak dilahirkan (pre natal) menurut
Sardjono (2000:10-20) ditandai dengan nomor
a. 1 dan 2
b. 4 dan 6
c. 6 dan 1
d. 3 dan 6
5. 1. Faktor keturunan
2. Terjadi toxaemia (keracunan darah )
3. Infeksi
4. Meningitis
5. Ototitis medis yang kronis
6. Ibu hamil yang terkena cacar atau rubella
Berikut ini adalah faktor anak Tunarungu sesudah anak dilahirkan menurut Sardjono
(2000:10-20) ditandai dengan nomor
a. 1 dan 2
b. 4 dan 6
c. 6 dan 1
d. 3 dan 4
6. Pada umumnya intelegensi anak tunarungu secara potensial sama dengan anak pada
umumnya tetapi secara fungsional perkembangannya dipengaruhi oleh tingkat
kemampuan berbahasanya, keterbatasan informasi, dan kiranya daya abstraksi anak,
merupakan penjelasan dari …
a. Perkembangan emosi anak Tunarungu
b. Perkembangan sosial anak Tunarungu
c. Perkembangan kognitif anak Tunarungu
d. Perkembangan kepribadian/perilaku anak Tunarungu
7. Kekurangan akan pemahaman bahasa lisan atau tulisan seringkali menyebabkan anak
tunarungu menafsirkan sesuatu secara negatif atau salah dan ini sering menjadi tekanan
bagi emosinya, merupakan penjelasan dari …
a. Perkembangan emosi anak Tunarungu
b. Perkembangan sosial anak Tunarungu
c. Perkembangan kognitif anak Tunarungu
d. Perkembangan kepribadian/perilaku anak Tunarungu
8. Berikut ini yang tidak termasuk dalam masalah-masalah anak Tunarungu adalah …
a. Masalah pengajaran atau kesulitan belajar
b. Masalah pengunaan waktu terluang
c. Masalah pembinaan dan keterampilan dan pekerjaan
d. Masalah penglihatan kabur
9. Konsekuensi akibat gangguan pendengaran atau tunarungu tersebut bahwa penderitanya
akan mengalami kesulitan dalam menerima segala macam rangsangan atau peristiwa
bunyi yang ada di sekitarnya, merupakan penjelasan dari …
a. Dampak dan masalah anak Tunarungu
b. Masalah-masalah yang dialami anak Tunarungu
c. Perkembangan anak Tunarungu
d. Faktor-faktor anak Tunarungu

ESSAY!!!

1. Jelasakan pengertian anak Tunarungu


2. Sebutkan faktor-faktor penyebab anak Tunarungu menurut dan Orlensky (1994: 263-264)
3. Jelaskan faktor-faktor ketunarunguan yang dapat dikelompok menjadi dua yaitu :
a. Faktor dalam diri anak
b. Faktor luar diri anak
4. Apa dampak sosial yang akan di hadapi anak tunarungu?
5. Jelaskan masalah-masalah yang akan dihadapi anak tunarungu
JAWABAN

Pilihan ganda
1. A. anak Tunarungu
2. B. anak normal
3. D. faktor natal
4. D. penyakit syphilis
5. A. 1 dan 2
6. D. 3 dan 4
7. C. perkembangan kognitif anak Tunarungu
8. A. perkembangan emosi anak Tunarungu
9. D. masalah penglihatan kabur
10. A. dampak dan masalah anak tunarungu

Essay
1. Anak tunarungu adalah anak yang mengalami kehilangan fungsi pendengaran, baik
sebagian maupun seluruhnya yang berdampak kompleks dalam kehidupannya. Anak
tunarungu secara fisik terlihat seperti anak normal, tetapi bila diajak berkomunikasi
barulah terlihat bahwa anak mengalami gangguan pendengaran. Anak tunarungu tidak
berarti anak itu tunawicara, akan tetapi pada umumnya anak tunarungu mengalami
ketunaan sekunder yaitu tunawicara.
2. Materna Rubella (campak), pada waktu ibu mengandung mudah
terkena penyakit campak sehingga dapat menyebabkan rusaknya pendengaran anak
a. Faktor keturunan, yang tampak dari adanya beberapa anggota keluarga yang
mengalami kerusakkan pendengaran
b. Ada komplikasi pada saat dalam kandungan dan kelahiran premature, berat badan
kurang, bayi lahir biru, dan sebagainya
c. Meningitis (radang otak), sehingga ada semacam bakteri yang dapatmerusak
sensitivitas alat dengar di bagian dalam telinga
d. Meningitis (radang otak), sehingga ada semacam bakteri yang dapatmerusak
sensitivitas alat dengar di bagian dalam telinga
3. A. faktor dalam diri anak
a. Di sebabkan oleh faktor keturunan dari salah satu atau kedua orang tuanya yang
mengalami ketunarunguan.
b. Ibu yang sedang mengandung menderita penyakit campak jerman (rubela)
c. Ibu yang sedang mengandung menderita keracunan darah atau toxaminia
B. faktor luar diri anak
a. Anak mengalami infeksi pada saat dilahirkan atau kelahiran. Misalnya, anak
terserang herpes simplex
b. Meningitis atau radang selaput otak
c. Otitis media (radang telinga bagian tengah)
4. Manusia sebagai mahluk sosial makhluksosial selalu memerlukan kebersamaan dengan
orang lain. Demikian  pula anak tunarungu, ia tidak terlepas dari kebutuhan tersebut .
Akan tetapi karena mereka memiliki kelainan dalam segi fisik, biasanya akan
menyebabkan suatu kelainan dalam segi fisik, biasanya akan menyebabkan suatu
kelainan dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan. Pada umumnya lingkungan
melihat mereka sebagai individu yang memiliki kekurangan dan menilainya sebagai
seseorang yang kurang berkarya. Dengan penilaian lingkungan yang demikian, anak
tunarungu merasa benar-benar kurang berharga. Dengan demikian dari penilaian yang
demikian juga memberikan pengaruh yang benar-benar besar terhadap perkembangan
fungsi social. Anak tunarungu banyak dihinggapi kecemasan karena menghadapi
lingkungan yang beraneka ragam komunikasinya, hal seperti ini akan membingungkan
anak tunarungu. Anak tunarungu sering mengalami berbagai konflik, kebingungan, dan
ketakutan karena ia sebenarnya hidup dalam lingkungan yang bermacam-macam
5. Masalah-masalah yang akan Masalah – masalah yang di alami anak tunarungu :
1. Masalah komunikasi
Masalah ini adalah masalah anak tunarungu yang paling kompleks, masalah ini
timbul karena tidak berfungsinya indra pendengaran baik sebagian maupun
seluruhnya yang ternyata berakibat fatal dalam kehidupannya. Masalah-masalah
lain yang ditimbulkan karena masalah komunkasi diataranya: tingkah laku yag
ditandai dengan tekanan emosi, suka marah, kesulitan dalam penyesuaian sosial,
perkembangan bahasa yang lambat dan gelisah.
2. Masalah pribadi
Masalah ini mencakup permasalahan yang berkaitan dengan masalah kondisi
pribadi anak tuarugu, masalah-masalah berkisar pada perasaan tertekan, perasaan
ragu-ragu, selalu curiga dan agresif.
3. Masalah pengajaran atau kesulitan belajar
Masalah ini berkaitan dengan kesulitan-kesulitan dalam proses belajar-mengajar.
Masalah yang timbul dalam proses belajar-mengajar misalnya kesulitan
menangkap kata-kata abstrak terutama mengalami kesulitan belajar bidang studi
bahasa.
4. Masalah penggunaan waktu terluang
Dengan beralasan pada kelainan yang dimiliki, anak tunarungu sering membuat
waktu luangnya dengan sia-sia tidak sedikitpun kegiatan berguna yang
dilakukannya.
5. Masalah pembinaan dan keterampilan dan pekerjaan
Anak tunarungu biasanya memiliki kemampuan akademik terbatas atau terhambat
didalam pengembangannya, sehingga membuat dirinya kesulitan dalam mencari
pekerjaan dan megakibatkan ia terlalu menggantungkan dirinya pada orang lain.

Anda mungkin juga menyukai