Kelompok 4 :
1. Faizal Rahman Jusuf
2. Alda Djalite
3. Krismarianti
4. Septiana Warnida Hasdar
5. Nur Khairunnisa Sadingo
6. Fitriani
Kelas 6 E
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga senantiasa selalu tercurah kepada jujungan besar Nabi Muhammad SAW. yang telah
membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang seperti saat ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pengembangan Pembelajaran
Materi IPS SD yang diampu oleh Ibu Yane Hardiyanti Mahmud, S.Pd., M.Pd. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada beliau yang telah membimbing penulis, serta semua pihak
yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis butuhkan guna perbaikan penyusunan
dalam makalah berikutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
A. Pengertian Lesson Study.................................................................................................
B. Dampak Lesson Study....................................................................................................
C. Ciri-ciri Lesson Study.....................................................................................................
D. Tujuan Lesson Study......................................................................................................
E. Tahapan-Tahapan Lesson Study.....................................................................................
F. Manfaat Lesson Study....................................................................................................
G. Implementasi Lesson Study Dalam Pembelajaran IPS...................................................
H. Model pembinaan guru IPS berbasis lesson study dalam implementasi kurikulum
nasional di sd muhammadiyah kartasura (contoh implementasi lesson study di sd).....
I. Model Pendampingan Pembelajaran Guru IPS Berbasis Lesson Study Dalam
Implementasi Kurikulum Nasional.................................................................................
A. Latar Belakang
Lesson study sesungguhnya bukanlah program baru sebab sesungguhnya program
kerjasama peningkatan pembelajaran ini merupakan kelanjutan dari kegiatan sebelumnya
yang disebut “piloting”.lesson study merupakan sebuah adaptasi program peningkatan
kualitas pembelajaran yang dilakukan di Jepang.
Lesson study dinilai sebagai rahasia keberhasilan Jepang dalam peningkatan kualitas
pendidikannya (Stigler & Hiebert, 1999). Prinsip utama lesson study adalah peningkatan
kualitas pembelajaran secara bertahap dengan cara belajar dari pengalaman sendiri dan orang
lain dalam melakukan kegiatan pembelajaran.Dalam lesson study bukan hanya guru yang
melaksanakan pembelajaran saja yang dapat memetik manfaat, namun terlebih lagi para
observer (guru lain/mitra, mahasiswa, dosen dan pihak-pihak lain) yang hadir pada saat
pembelajaran. Dengan mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang guru,
observer didorong untuk merefleksikan pembelajaran yang dilaksanakannya dan bagaimana
meningkatkan kualitasnya. Oleh karena itu, lesson study sesungguhnya merupakan forum
belajar bersama untuk saling belajar dari pengalaman guna meningkatkan kualitas
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Lesson Study?
2. Apa Dampak Lesson Study?
3. Bagaimana Ciri-ciri Lesson Study?
4. Apa Tujuan Lesson Study?
5. Apa saja Tahapan-Tahapan Lesson Study?
6. Apa Manfaat Lesson Study?
7. Bagaimana Implementasi Lesson Study Dalam Pembelajaran IPS?
8. Bagaimana Model pembinaan guru IPS berbasis lesson study dalam implementasi
kurikulum nasional di sd muhammadiyah kartasura (contoh implementasi lesson study
di sd)?
9. Bagaimana Model Pendampingan Pembelajaran Guru IPS Berbasis Lesson Study Dalam
Implementasi Kurikulum Nasional?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Lesson Study
2. Untuk mengetahui Dampak Lesson Study
3. Untuk mengetahui Ciri-ciri Lesson Study
4. Untuk mengetahui Tujuan Lesson Study
5. Untuk mengetahui Tahapan-Tahapan Lesson Study
6. Untuk mengetahui Manfaat Lesson Study
7. Untuk mengetahui Implementasi Lesson Study Dalam Pembelajaran IPS
8. Untuk mengetahui Model pembinaan guru IPS berbasis lesson study dalam
implementasi kurikulum nasional di sd muhammadiyah kartasura (contoh implementasi
lesson study di sd)
9. Untuk mengetahui Model Pendampingan Pembelajaran Guru IPS Berbasis Lesson Study
Dalam Implementasi Kurikulum Nasional
BAB II
PEMBAHASAN
F. Adapun manfaat LS menurut Lewis (2002) dalam Santyasa 2009 adalah sebagai
berikut:
1. Memungkinkan Guru Memikirkan Dengan Cermat Mengenai Tujuan Pembelajaran,
Materi Pokok, dan Bidang Studi
LS tidak hanya memperhatikan pembelajaran untuk satu kali pertemuan atau satu
pokok bahasan saja, melainkan bagaimana membelajarkan satu unit materi pokok dan
bahkan bidang studi, dan juga memperhatikan perkembangan siswa dalam jangka
panjang. Karena itu, ketika memilih bidang kajian akademis dan topik LS, guru sering
(a) menargetkan dalam mengatasi kelemahan siswa dalam belajar, (b) memilih topik
yang bagi guru sulit mengajarkannya, (c) memilih subjek terkini, misalnya aspek
kebaharuan segi isi, teknologi, dan pendekatan pembelajaran, (d) memusatkan perhatian
pada hal terpenting yang mendasar yang berpengaruh terhadap pembelajaran lainnya
(misalnya bahasa dan matematika).
2. Memungkinkan Guru Mengkaji dan Mengembangkan Pembelajaran yang Terbaik yang
Dapat Dikembangkan
Melalui LS, guru dapat mengkaji dan mengembangkan pembelajaran yang
terbaik, misalnya guru mampu menghasilkan produk buku. Buku-buku tersebut memuat
tujuan jangka panjang yang ingin dicapai, filosofi pembelajaran yang dianut, rancangan
pembelajaran dan rancangan seluruh unit, contoh hasil kerja siswa, hasil refleksi
mengenai kekuatan dan kesulitan dalam pembelajaran, serta petunjuk praktis bagi guru
lain yang ingin mencoba pembelajaran tersebut. Dalam hal ini, guru yang lain tidak
hanya diharapkan mencoba membelajarkan, tetapi yang lebih penting mereka sedapat
mungkin menambah, menguji, dan melaporkan perbaikan yang mereka lakukan. Proses
tersebut akan bermuara pada peningkatan kualitas pembelajaran.
3. Memungkinkan Guru Memperdalam Pengetahuan Mengenai Materi Pokok Yang
Diajarkan
LS juga memperdalam pengetahuan guru mengenai materi pokok yang diajarkan.
Dengan melaksanakan LS, guru dapat mengidentifikasi dan mengorganisasi informa
siapa yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah pembelajaran yang menjadi
fokus kajian dalam LS. Melalui LS guru secara bersama-sama berkesempatan untuk
memikirkan pengetahuan yang dianggap penting, apa saja yang belum mereka ketahui
mengenai hal itu, dan berusaha mencari informasi yang mereka perlukan untuk
membelajarkan siswa.
4. Memungkinkan Guru Memikirkan Secara Mendalam Tujuan Jangka Panjang Yang
Akan Dicapai Yang Berkaitan dengan Siswa
LS dapat memberi kesempatan kepada guru untuk mempertimbangkan kualitas
ideal yang ingin dikuasai oleh siswa pada saat mereka lulus, kualitas apa yang dimiliki
siswa saat sekarang, dan bagaimana mengatasi kesenjangan yang ada di antaranya. Guru
sering menerjemahkan kualitas ideal yang diharapkan dimiliki oleh para siswa itu adalah
dalam bentuk kecakapan hidup. Kecakapan-kecakapan hidup yang dimaksud, misalnya
sikap menghargai persahabatan, mengembangkan perspektif, dan cara berpikir dalam
menikmati sains.
5. Memungkinkan Guru Merancang Pembelajaran Secara Kolaboratif
LS memberi kesempatan kepada guru secara kolaboratif merancang
pembelajaran. Menurut Lewis (2002), rata-rata guru di Jepang mengamati sekitar 10
pembelajaran yang diteliti setiap tahun. Guru di Jepang mempersepsi bahwa aktivitas
kolaboratif sangat menguntungkan. Aktivitas kolaboratif dapat memberikan kesempatan
kepada guru untuk memikirkan pembelajarannya sendiri setelah mempertimbangkannya
dengan pengalaman yang dilakukan oleh guru yang lain. Melalui LS guru dapat saling
membelajarkan melalui aktivitas-aktivitas shared knowledge.
6. Memungkinkan Guru Mengkaji Secara Cermat Cara dan Proses Belajar Serta Tingkah
Laku Siswa
LS memberi kesempatan kepada guru untuk mengkaji secara cermat cara dan
proses belajar serta aktivitas siswa. Fokus LS hendaknya diarahkan pada peningkatan
pembelajaran melalui pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa. Pengamatan tersebut
bertujuan untuk menemukan cara-cara untuk meningkatkan kegiatan belajar dan
kegiatan berpikir siswa, bukan pada kegiatan guru. Oleh sebab itu, aktivitas LS
sesungguhnya buka menyalahkan guru atau mengkritik kesalahan guru. Di dalam LS,
guru perlu mencari bukti bahwa siswa memang belajar, termotivasi, dan berkembang.
Berdasarkan data yang dikumpulkan, guru dapat melihat pembelajarannya melalui
tanggapan siswa. Untuk memperoleh respon siswa tersebut, pertanyaan yang dapat
diajukan, adalah: bagaimana pemahaman siswa mengenai materi pembelajarannya?
Apakah siswa tertarik untuk belajar? Apakah mereka memperhatikan ide siswa lainnya?
Secara singkat, ada 5 hal penting terkait dengan data siswa yang perlu
dikumpulkan,yaitu hasil belajar akademis, motivasi dan persepsi, tingkah laku sosial,
sikap terhadap belajar, dan interaksi guru-siswa dalam proses pembelajaran.
7. Memungkinkan Guru Mengembangkan Pengetahuan Pedagogis Yang Kuat Penuh Daya
LS dapat memberi peluang kepada guru untuk mengembangkan pengetahuan
pedagogis secara optimal. Hal ini disebabkan karena melalui LS guru secara terus
menerus berupaya untuk mengembangkan dan meningkatkan strategi pembelajaran yang
dapat diterapkan untuk menerjemahkan kurikulum. Guru dapat secara terus menerus
memikirkan bagaimana kualitas pertanyaan yang mampu dipecahkan oleh siswa dalam
pembelajaran. Pertanyaan tersebut diharapkan dapat memotivasi siswa untuk
mempertahankan minat belajarnya secara konsisten. Guru juga memikirkan bagaimana
menggunakan debat agar mampu memaksimalkan partisipasi siswa dalam diskusi dan
bagaimana mendorong siswa untuk dapat membuat catatan yang baik dan melakukan
refleksi diri.
8. Memungkinkan Guru Melihat Hasil Pembelajaran Sendiri Melalui Respon Siswa dan
Tanggapan Para Kolega
LS memberi kesempatan kepada guru melihat hasil pembelajarannya sendiri
melalui respon siswa dan tangapan para kolega. Data yang diberikan oleh kolega
menjadi “cermin” bagi guru yang melaksanakan LS. Kolega dapat membantu guru
mencatat kegiatan diskusi dalam kelompok kecil, menghitung jumlah siswa yang angkat
tangan, atau mencatat pertanyaan dan jawaban guru. Guru pelaksana LS dapat pula
memita kepada kolega untuk mencatat interaksi siswa, misalnya difokuskan pada
interaksi 3 orang siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, dan
menilai karya mereka. Dengan cara ini, guru dapat melihat bagaimana siswa mengalami
pembelajaran yang efektif.
H. Model pembinaan Guru Ips Berbasis Lesson Study Dalam Implementasi Kurikulum
Nasional Di SD Muhammadiyah Kartasura
Model Pembinaan Guru IPS Berbasis Lesson Study dalam Implementasi
Kurikulum Nasional di SD Muhammadiyah Kartasura, menggunakan pendekatan a)
Workshop dan Pelatihan Pembelajaran b) Pelatihan Peer Teaching. c) Pendampingan
Pembelajaran.
Workshop dan Pelatihan Pembelajaran. Workshop dan pelatihan ini
menggunakan pendekatan laboratoris artinya pelatihan pembelajaran dilaksanakan di
laboratorium micro teaching, peserta yang mengikuti pelatihan pembelajaran
loboratorissebanyak 30 guru SD/MI Muhammadiyah Kartasura. Sedangkan materi
workshp mencakup; 1) Kebijakan dan Dinamika Perkembangan Kurikulum. 2)
Penguatan Pendidikan Karakter. 3) Penerapan Literasi dalam Pembelajaran. 3) Lesson
Study sebagai Model Pembinaan Pendidik Profesional. 4) Active Learning. 5) Straegi
Pembelajaran. 6) Diskusi penyusunan RPP. 6) Penulisan artikel publikasi ilmiah, dan 7) Peer
Teaching.
Pelatihan Peer Teaching. Pelatihan ini menggunakan pendekatan kelompok,
dilaksakana dengan sistem siklus, ber-tahap, berbasis lesson study, dilaksanakan oleh
masing-masing kelompok lesson study, seorang guru sebagai model, guru yang lain sebagai
observer, sedangkan peneli sebagai supervisor. Guru berkolaborasi dalam pembelajaran,
langkah pembelajarannya 1) Pendahuluan, 2) Inti pembelajaran, dan 3) Penutup.
Kegiatan pendahuluan, meliputi; orientasi, motivasi, apersepsi, dan menyampaikan
tujuan. Kegiatan inti dengan menggunakan pendekatan saintifik (mengamati, menanya,
menalar, mencoba dan membentuk jaringan).Sedangkan kegiatan penutup, meliputi;
simpulan, refleksi, evaluasi/ penugasan, dan tindak lanjut.
Pendampingan Pembelajaran. Kegiatan ini dilaksanakan di Sekolah mitra oleh
masing-masing kelompok lesson study, yakni; a) Kelompok lesson study MIM
Wirogunan. b) Kelompok lesson study MIM Kertonatan. c) Kelompok lesson study MIM
Pucangan. d) Kelompok lesson study MIM Kartasura. e) Kelompok lesson study SDIT
Al Kautsar Gompang, dan f) Kelompok lesson study MIM Gonilan. Dalam
pendampingan pembelajaran ini, setiap guru model mendapatkan pendampingan
sebanyak 3 kali.
Pembinaan guru IPS berbasis lesson study ini dapat peningkatan kualitas guru.
Indikatornya; a) Guru berkolaborasi dalam membuat RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) b) Guru berkolaborasi menggunakan multi media. c) Guru
berkolaborasi menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. d) Guru berkolaborasi
menggunakan pendekatan saintifik. e) Guru berkolaborasi memberikan penilaian, dengan
memperhatikan karakteristik belajar tuntas, autentik, berkesinambungan. f) Peningkatan
nilai prites dengan postes, yakni nilai pretes yang dinyatakan lulus dengan nilai > 59
sebesar 50%, dan nilai postes yang dinyatakan berhasil dengan nilai >69 sebesar 100%.
I. Model pendamping pembelajaran Guru IPS Berbasis Lesson Study Dalam
Implementasi kurikulum Nasional.
Model pendampingan dilaksanakan di Sekolah mitra oleh guru model,
menggunakan pendekatan “saintifik” berbasis lesson study, dengan sistem siklus-empat
tahap, yaitu; a) Diskusi Akademik (Academic Discssion), b) Perencanaan Pembelajaran
(Learning Planning), c) Pembelajaran dan Observasi (Learning and Observation), d)
Refleksi (Reflection).
Diskusi Akademik (Academic Discssion). Tahap diskusi akademik ini
dilaksanakan pada saat workshop dan pelatihan, guru berkolaborasi mengkaji
silabus, KI, KD, indikator, tujuan, medel pembelajaran, metode, media, kegiatan
pembelajaran, pengembangan materi, dan alat evaluasi.
Perencanaan Pembelajaran (Learning Planning). Tahap perencanaan
pembelajaran ini dilaksankan bersamaan dengan workshop dan pelatihan,para
guruberkolaborasi membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan
lampirannya (Lampiran 1: Pengembangan Materi dan LKS/Lembar Kerja Siswa.
Lampiran 2: Intrumen Penilaian Sikap. Lampiran 3: Instrumen Penilaian
Pengetahuan, dan Lampiran 4: Instrumen Penilaian Ketrampilan).
Pembelajaran dan Observasi (Learning and Observation). Kegiatan pada tahap ini,
guru berkolaborasi melakukan pembelajaran implementasi Nasional (Kurikulum 2013)
berbasis lesson study,didampingi oleh dosen pendamping. Adapun langkah
bembelajarannya sebagai berikut; a) Pendahuluan(memberikan motivasi, apersepsi, dan
menyampaikan tujuan).b) Inti Pembelajaran; menggunakan pendekatan “saintifik”
(mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk Jaringan), menggunakan strategi
pembalajaran PBL (Problem Based Learning), dan DcL (Descovery Learning. c) Penutup;
kegiatan ini meliputi; simpulan, refleksi, evaluasi/ penugasan, dan tindak lanjut.
Refleksi (Reflection). Pada tahap ini, dilakukan diskusi, dan evaluasi terhadap
pembelajaranyang telah dilaksanakan, hasil diskusi digunakan untuk memperbaiki
persiapan maupun palaksanaan pembelajaran berikutnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan lesson study pada
pengajaran Pembelajaran IPS telah dilaksanakan berdasarkan tahapan-tahapan dalam
prosedur yang berlaku pada program lesson study. Melalui lesson study telah terlihat bahwa
seorang guru dituntut untuk dapat merancang proses pembelajaran yang efektif dan terarah
melalui metode pembelajaran yang inovatif.
B. Saran
Adapun kendala atau hambatan yang dihadapi selama berlangsungnya program ini adalah
lebih berpusat pada stigma budaya yang belum terbiasa dengan perencanaan pembelajaran
yang berbasis pada kolaborasi antar guru. Meskipun demikian penulis tetap optimis bahwa
kedepan lesson study sudah merupakan tuntutan khususnya untuk menghasilkan guru atau
yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA
http://journals.ums.ac.id/index.php/warta/article/view/1168/753
http://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/113/110
http://sejarahterbaruciri.blogspot.com/2012/12/pembelajaran-ips-dengan-metode-lesson.html?
m=1
https://restudesriyanti.wordpress.com/2017/03/10/lesson-study/
file:///C:/Users/Hp/Downloads/Documents/BAB%20II%20%20(10416241023).pdf
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/22/lesson-study-untuk-meningkatkan-
pembelajaran/#:~:text=Ciri%2Dciri%20dari%20Lesson%20Study,d)%20observasi
%20pembelajaran%20secara%20langsung
file:///C:/Users/Hp/Downloads/144-285-2-PB.pdf