Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN IPS SD


“Lesson Study Dalam Pembelajaran IPS”
Dosen Pengampuh : Yane Hardianti Mahmud S.Pd, M.Pd

Kelompok 4 :
1. Faizal Rahman Jusuf
2. Alda Djalite
3. Krismarianti
4. Septiana Warnida Hasdar
5. Nur Khairunnisa Sadingo
6. Fitriani

Kelas 6 E

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga senantiasa selalu tercurah kepada jujungan besar Nabi Muhammad SAW. yang telah
membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang seperti saat ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pengembangan Pembelajaran
Materi IPS SD yang diampu oleh Ibu Yane Hardiyanti Mahmud, S.Pd., M.Pd. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada beliau yang telah membimbing penulis, serta semua pihak
yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis butuhkan guna perbaikan penyusunan
dalam makalah berikutnya.

Gorontalo, 1 Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
A. Pengertian Lesson Study.................................................................................................
B. Dampak Lesson Study....................................................................................................
C. Ciri-ciri Lesson Study.....................................................................................................
D. Tujuan Lesson Study......................................................................................................
E. Tahapan-Tahapan Lesson Study.....................................................................................
F. Manfaat Lesson Study....................................................................................................
G. Implementasi Lesson Study Dalam Pembelajaran IPS...................................................
H. Model pembinaan guru IPS berbasis lesson study dalam implementasi kurikulum
nasional di sd muhammadiyah kartasura (contoh implementasi lesson study di sd).....
I. Model Pendampingan Pembelajaran Guru IPS Berbasis Lesson Study Dalam
Implementasi Kurikulum Nasional.................................................................................

BAB III PENUTUP...................................................................................................................


A. Kesimpulan.....................................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lesson study sesungguhnya bukanlah program baru sebab sesungguhnya program
kerjasama peningkatan pembelajaran ini merupakan kelanjutan dari kegiatan sebelumnya
yang disebut “piloting”.lesson study merupakan sebuah adaptasi program peningkatan
kualitas pembelajaran yang dilakukan di Jepang.
Lesson study dinilai sebagai rahasia keberhasilan Jepang dalam peningkatan kualitas
pendidikannya (Stigler & Hiebert, 1999). Prinsip utama lesson study adalah peningkatan
kualitas pembelajaran secara bertahap dengan cara belajar dari pengalaman sendiri dan orang
lain dalam melakukan kegiatan pembelajaran.Dalam lesson study bukan hanya guru yang
melaksanakan pembelajaran saja yang dapat memetik manfaat, namun terlebih lagi para
observer (guru lain/mitra, mahasiswa, dosen dan pihak-pihak lain) yang hadir pada saat
pembelajaran. Dengan mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang guru,
observer didorong untuk merefleksikan pembelajaran yang dilaksanakannya dan bagaimana
meningkatkan kualitasnya. Oleh karena itu, lesson study sesungguhnya merupakan forum
belajar bersama untuk saling belajar dari pengalaman guna meningkatkan kualitas
pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Lesson Study?
2. Apa Dampak Lesson Study?
3. Bagaimana Ciri-ciri Lesson Study?
4. Apa Tujuan Lesson Study?
5. Apa saja Tahapan-Tahapan Lesson Study?
6. Apa Manfaat Lesson Study?
7. Bagaimana Implementasi Lesson Study Dalam Pembelajaran IPS?
8. Bagaimana Model pembinaan guru IPS berbasis lesson study dalam implementasi
kurikulum nasional di sd muhammadiyah kartasura (contoh implementasi lesson study
di sd)?
9. Bagaimana Model Pendampingan Pembelajaran Guru IPS Berbasis Lesson Study Dalam
Implementasi Kurikulum Nasional?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Lesson Study
2. Untuk mengetahui Dampak Lesson Study
3. Untuk mengetahui Ciri-ciri Lesson Study
4. Untuk mengetahui Tujuan Lesson Study
5. Untuk mengetahui Tahapan-Tahapan Lesson Study
6. Untuk mengetahui Manfaat Lesson Study
7. Untuk mengetahui Implementasi Lesson Study Dalam Pembelajaran IPS
8. Untuk mengetahui Model pembinaan guru IPS berbasis lesson study dalam
implementasi kurikulum nasional di sd muhammadiyah kartasura (contoh implementasi
lesson study di sd)
9. Untuk mengetahui Model Pendampingan Pembelajaran Guru IPS Berbasis Lesson Study
Dalam Implementasi Kurikulum Nasional
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lesson Study


Menurut Tim Lesson Study Depdiknas, Depag, dan JICA (2009: 2) lesson study
dimulai di Jepang sekitar tahun 1870-an. Hal ini sesuai dengan arti dari lesson study yang
didukung oleh pernyataan I Wayan Santyasa (2009: 4) lesson study merupakan terjemahan
dari bahasa Jepang jugyou (instruction =pengajaran, atau lesson = pembelajaran) dan
kenkyuu (research = penelitian atau study = kajian). Hal yang sama diungkapkan oleh
pernyataan Parmin (2007: 120), lesson study merupakan terjemahan langsung dari bahasa
Jepang jugyokenkyu, yang berasal dari dua kata jugyo yang berarti lesson atau
pembelajaran, dan kenkyu yang berarti study atau pengkajian terhadap pembelajaran.
Lesson study, yang dalam bahasa Jepangnya jugyou kenkyuu, adalah sebuah
pendekatan untuk melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran di Jepang melalui proses-
proses kolaborasi antar guru. Lesson study bukan suatu metode atau strategi pembelajaran.
Pada kegiatan lesson study dapat menerapkan berbagai metode pembelajaran yang sesuai
dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi guru. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Safrudiannur dan Suriaty (2008: 260) lesson study adalah sebuah model
pembinaan yang di 32 dalamnya dapat diterapkan berbagai motode dan pendekatan
pembelajaran untuk kemudian dikaji secara bersama-sama dengan tujuan menciptakan
pembelajaran yang bermutu. Hal yang senada diungkapkan oleh Prayekti dan Rasyimah
(2012: 56), lesson study bukanlah suatu strategi atau metode dalam pembelajaran, tetapi
merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang
dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan.
Lesson study ini merupakan suatu metode analisis kasus pada praktik pembelajaran
yang ditujukan untuk membantu pengembangan professional para guru. Lesson study
memberikan kesempatan bagi guru untuk saling belajar berdasarkan praktik-praktik nyata di
kelas. Jadi lesson study merupakan suatu proses yang membantu perbaikan pembelajaran.
Perbaikan tersebut dilakukan oleh guru secara kolaboratif dan berlangsung terus menerus.
Kegiatan lesson study ini nantinya dapat memberikan solusi atas permasalahan dalam
pembelajaran.
B. Dampak Lesson Study
Lesson study mulai disosialisasikan di lingkungan pendidikan kabupaten Banyumas
sejak tahun 2006, namun belum semua sekolah melaksanakan kegiatan Lesson Study. Hal
ini disebabkan antara lain: a) belum ada dana khusus untuk kegiatan tersebut, b) keyakinan
akan manfaat Lesson Study dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran masih kurang.
Namun demikian, berdasarkan pengalaman dan observasi terbatas dalam pelaksanaan
pembelajaran diketahui bahwa guru hanya menggugurkan kewajibannya sebagai pengajar
saja, bahkan terdapat beberapa sekolah yang memiliki guru tidak sesuai dengan bidang studi
yang diajarkannya.

C. Ciri-Ciri Lesson Study


Catherine Lewis (2004) mengemukakan pula tentang ciri-ciri esensial dari Lesson
Study, yang diperolehnya berdasarkan hasil observasi terhadap beberapa sekolah di Jepang,
yaitu:
1. Tujuan bersama untuk jangka panjang. Lesson study didahului adanya kesepakatan
dari para guru tentang tujuan bersama yang ingin ditingkatkan dalam kurun waktu
jangka panjang dengan cakupan tujuan yang lebih luas, misalnya tentang:
pengembangan kemampuan akademik siswa, pengembangan kemampuan individual
siswa, pemenuhan kebutuhan belajar siswa, pengembangan pembelajaran yang
menyenangkan, mengembangkan kerajinan siswa dalam belajar, dan sebagainya.
2. Materi pelajaran yang penting. Lesson study memfokuskan pada materi atau bahan
pelajaran yang dianggap penting dan menjadi titik lemah dalam pembelajaran siswa
serta sangat sulit untuk dipelajari siswa.
3. Studi tentang siswa secara cermat. Fokus yang paling utama dari Lesson Study adalah
pengembangan dan pembelajaran yang dilakukan siswa, misalnya, apakah siswa
menunjukkan minat dan motivasinya dalam belajar, bagaimana siswa bekerja dalam
kelompok kecil, bagaimana siswa melakukan tugas-tugas yang diberikan guru, serta
hal-hal lainya yang berkaitan dengan aktivitas, partisipasi, serta kondisi dari setiap
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, pusat perhatian tidak
lagi hanya tertuju pada bagaimana cara guru dalam mengajar sebagaimana lazimnya
dalam sebuah supervisi kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah atau pengawas
sekolah.
4. Observasi pembelajaran secara langsung. Observasi langsung boleh dikatakan
merupakan jantungnya Lesson Study. Untuk menilai kegiatan pengembangan dan
pembelajaran yang dilaksanakan siswa tidak cukup dilakukan hanya dengan cara
melihat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lesson Plan) atau hanya melihat
dari tayangan video, namun juga harus mengamati proses pembelajaran secara
langsung. Dengan melakukan pengamatan langsung, data yang diperoleh tentang
proses pembelajaran akan jauh lebih akurat dan utuh, bahkan sampai hal-hal yang
detail sekali pun dapat digali. Penggunaan videotape atau rekaman bisa saja
digunakan hanya sebatas pelengkap, dan bukan sebagai pengganti.

D. Tujuan Pendidikan IPS dengan Metode Lesson Study


Tujuan pendidikan IPS bagi pendidik adalah mampu mempersiapkan, membina, dan
membentuk kemampuan peserta didik yang menguasai pengetahuan, sikap, nilai, dan
kecakapan dasar yang diperlukan bagi kehidupan di masyarakat. Akan tetapi masih banyak
ditemukan lulusan bidang IPS yang mengganggur atau bekerja tidak sesuai dengan
bidangnya, dan hanya bekerja sebagai buruh. Untuk menunjang tercapainya tujuan IPS
tersebut harus didukung oleh iklim pembelajaran yang kondusif sehingga kecakapan-
kecakapan tersebut terkuasai.
Implementasi Lesson Study akan memberikan suasana pembelajaran yang melibatkan
keaktifan antara guru dengan murid. Bagi guru, Lesson Study akan meningkatkan
keterampilan dalam pembelajarannya dan membina kekolegaan antarguru dalam
membelajarkan siswa melalui tukar pengalaman. Diharapkan dengan penerapan Lesson
Study pada bidang IPS akan memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep IPS
sehingga ilmu-ilmu yang didapatkan dapat diterapkan dimasa mendatang.
Mutu sumber daya manusia di Indonesia masih rendah, sehingga program pendidikan
yang handal menjadi hal utama untuk diperhatikan. Sistem pendidikan di Indonesia selalu
berubah-ubah, salah satunya untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia adalah
kurikulum yang selalu mengalami perubahan mulai dari Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) diperbaiki menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari strategi dan pelaksanaan
pembelajaran serta kinerja guru dalam proses pembelajaran. Sehubungan dengan adanya
penyempurnaan kurikulum tersebut, salah satu langkah untuk meningkatkan hasil proses
pembelajaran IPS adalah dengan digunakan model pembinaan lesson study. Variabel dalam
pelaksanaan ini adalah hasil kinerja guru IPS, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa
setelah menggunakan model pembinaan lesson study, serta proses pembinaan guru yang
digambarkan dengan kinerja guru (kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran,
keterampilan melaksanakan kegiatan pembelajaran, kemampuan menjalin hubungan dengan
siswa), aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan metode observasi, metode dokumentasi, metode kuesioner atau angket,
metode tes. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan model pembinaan lesson
study secara umum dapat terlaksana dengan baik.
Lesson study merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan proses dan hasil
pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru.
Tujuan utama Lesson Study yaitu untuk :
a. Memperoleh pemahaman yang lebih baik tantang bagaimana siswa belajar dan
mengajar.
b. Memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi para guru lainnya dalam
melaksanakan pembelajaran.
c. Meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif.
d. Membangun sebuah pengetahuan pedagogis,dimana seorang guru dapat menimba
pengetahuan dari guru lainnya.

Manfaat yang dapat peroleh dari Lesson Study adalah:


a. Guru dapat mendokumentasikan kemajuan kerjanya.
b. Guru dapat memperoleh umpan balik dari anggota lainnya.
c. Guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil akhir Lesson Study.
E. Tahapan-Tahapan Lesson Study
Berkenaan dengan tahapan-tahapan dalam Lesson Study ini, adabeberapa pendapat.
Menurut Wikipedia (2007) bahwa Lesson Study dilakukan melalui empat tahapan dengan
menggunakan konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA). Sementara itu, Slamet Mulyana (2007)
mengemukakan tiga tahapan dalam Lesson Study, yaitu : (1) Perencanaan (Plan); (2)
Pelaksanaan (Do) dan (3) Refleksi (See). Sedangkan Bill Cerbin dan Bryan Kopp
dari University of Wisconsin mengetengahkan enam tahapan dalam Lesson Study, yaitu:
1. Tahapan Perencanaan (Plan)
Para guru yang tergabung dalam Lesson Studyberkolaborasi untuk menyusun
RPP yang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Perencanaan diawali
dengan kegiatan menganalisis kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi dalam
pembelajaran, seperti tentang: kompetensi dasar, cara membelajarkan siswa, mensiasati
kekurangan fasilitas dan sarana belajar, dan sebagainya, sehingga dapat ketahui berbagai
kondisi nyata yang akan digunakan untuk kepentingan pembelajaran.Kesimpulan dari
hasil analisis kebutuhan dan permasalahan menjadi bagian yang harus dipertimbangkan
dalam penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi sebuah perencanaan yang benar-benar
sangat matang, yang didalamnya sanggup mengantisipasi segala kemungkinan yang
akan terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal, tahap
inti sampai dengan tahap akhir pembelajaran.
2. Tahapan Pelaksanaan (Do)
Terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan oleh salah seorang guru yang disepakati atau atas permintaan sendiri untuk
mempraktikkan RPP yang telah disusun bersama, dan (2) kegiatan pengamatan atau
observasi yang dilakukan oleh anggota atau komunitas Lesson Study yang lainnya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan, diantaranya:
a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun bersama.
b. Siswa diupayakan dapat menjalani proses pembelajaran dalam setting yang wajar
dan natural, tidak dalam keadaan under pressure yang disebabkan adanya
program Lesson Study.
c. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pengamat tidak diperbolehkan
mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan mengganggu konsentrasi guru
maupun siswa.
d. Pengamat melakukan pengamatan secara teliti terhadap interaksi siswa-siswa, siswa-
bahan ajar, siswa-guru, siswa-lingkungan lainnya, dengan menggunakan instrumen
pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya dan disusun bersama-sama.
e. Pengamat harus dapat belajar dari pembelajaran yang berlangsung dan bukan untuk
mengevalusi guru.
f. Pengamat dapat melakukan perekaman melalui video cameraatau photo digital untuk
keperluan dokumentasi dan bahan analisis lebih lanjut dan kegiatan perekaman tidak
mengganggu jalannya proses pembelajaran.
g. Pengamat melakukan pencatatan tentang perilaku belajar siswa selama pembelajaran
berlangsung, misalnya tentang komentar atau diskusi siswa dan diusahakan dapat
mencantumkan nama siswa yang bersangkutan, terjadinya proses konstruksi
pemahaman siswa melalui aktivitas belajar siswa.
3. Tahapan Refleksi (Check)
Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting karena upaya perbaikan
proses pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari ketajaman analisis para perserta
berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti seluruh peserta Lesson
Study yang dipandu oleh kepala sekolah atau peserta lainnya yang ditunjuk. Diskusi
dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yang telah mempraktikkan pembelajaran,
dengan menyampaikan komentar atau kesan umum maupun kesan khusus atas proses
pembelajaran yang dilakukannya, misalnya mengenai kesulitan dan permasalahan yang
dirasakan dalam menjalankan RPP yang telah disusun.
Semua pengamat menyampaikan tanggapan atau saran secara bijak terhadap
proses pembelajaran yang telah dilaksanakan (bukan terhadap guru yang bersangkutan).
Dalam menyampaikan saran-saranya, pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yang
diperoleh dari hasil pengamatan, tidak berdasarkan opininya.
4. Tahapan Tindak Lanjut (Act)
Pada tataran individual, berbagai temuan dan masukan berharga yang
disampaikan pada saat diskusi dalam tahapan refleksi (check) tentunya menjadi modal
bagi para guru, baik yang bertindak sebagai pengajar maupun observer untuk
mengembangkan proses pembelajaran ke arah lebih baik.
Pada tataran manajerial, dengan pelibatan langsung kepala sekolah sebagai
peserta Lesson Study, tentunya kepala sekolah akan memperoleh sejumlah masukan
yang berharga bagi kepentingan pengembangan manajemen pendidikan di sekolahnya
secara keseluruhan. Kalau selama ini kepala sekolah banyak disibukkan dengan hal-hal
di luar pendidikan, dengan keterlibatannya secara langsung dalam Lesson Study, maka
dia akan lebih dapat memahami apa yang sesungguhnya dialami oleh guru dan siswanya
dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan kepala sekolah dapat semakin lebih
fokus lagi untuk mewujudkan dirinya sebagai pemimpin pendidikan di sekolah.

F. Adapun manfaat LS menurut Lewis (2002) dalam Santyasa 2009 adalah sebagai
berikut:
1. Memungkinkan Guru Memikirkan Dengan Cermat Mengenai Tujuan Pembelajaran,
Materi Pokok, dan Bidang Studi
LS tidak hanya memperhatikan pembelajaran untuk satu kali pertemuan atau satu
pokok bahasan saja, melainkan bagaimana membelajarkan satu unit materi pokok dan
bahkan bidang studi, dan juga memperhatikan perkembangan siswa dalam jangka
panjang. Karena itu, ketika memilih bidang kajian akademis dan topik LS, guru sering
(a) menargetkan dalam mengatasi kelemahan siswa dalam belajar, (b) memilih topik
yang bagi guru sulit mengajarkannya, (c) memilih subjek terkini, misalnya aspek
kebaharuan segi isi, teknologi, dan pendekatan pembelajaran, (d) memusatkan perhatian
pada hal terpenting yang mendasar yang berpengaruh terhadap pembelajaran lainnya
(misalnya bahasa dan matematika).
2. Memungkinkan Guru Mengkaji dan Mengembangkan Pembelajaran yang Terbaik yang
Dapat Dikembangkan
Melalui LS, guru dapat mengkaji dan mengembangkan pembelajaran yang
terbaik, misalnya guru mampu menghasilkan produk buku. Buku-buku tersebut memuat
tujuan jangka panjang yang ingin dicapai, filosofi pembelajaran yang dianut, rancangan
pembelajaran dan rancangan seluruh unit, contoh hasil kerja siswa, hasil refleksi
mengenai kekuatan dan kesulitan dalam pembelajaran, serta petunjuk praktis bagi guru
lain yang ingin mencoba pembelajaran tersebut. Dalam hal ini, guru yang lain tidak
hanya diharapkan mencoba membelajarkan, tetapi yang lebih penting mereka sedapat
mungkin menambah, menguji, dan melaporkan perbaikan yang mereka lakukan. Proses
tersebut akan bermuara pada peningkatan kualitas pembelajaran.
3. Memungkinkan Guru Memperdalam Pengetahuan Mengenai Materi Pokok Yang
Diajarkan
LS juga memperdalam pengetahuan guru mengenai materi pokok yang diajarkan.
Dengan melaksanakan LS, guru dapat mengidentifikasi dan mengorganisasi informa
siapa yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah pembelajaran yang menjadi
fokus kajian dalam LS. Melalui LS guru secara bersama-sama berkesempatan untuk
memikirkan pengetahuan yang dianggap penting, apa saja yang belum mereka ketahui
mengenai hal itu, dan berusaha mencari informasi yang mereka perlukan untuk
membelajarkan siswa.
4. Memungkinkan Guru Memikirkan Secara Mendalam Tujuan Jangka Panjang Yang
Akan Dicapai Yang Berkaitan dengan Siswa
LS dapat memberi kesempatan kepada guru untuk mempertimbangkan kualitas
ideal yang ingin dikuasai oleh siswa pada saat mereka lulus, kualitas apa yang dimiliki
siswa saat sekarang, dan bagaimana mengatasi kesenjangan yang ada di antaranya. Guru
sering menerjemahkan kualitas ideal yang diharapkan dimiliki oleh para siswa itu adalah
dalam bentuk kecakapan hidup. Kecakapan-kecakapan hidup yang dimaksud, misalnya
sikap menghargai persahabatan, mengembangkan perspektif, dan cara berpikir dalam
menikmati sains.
5. Memungkinkan Guru Merancang Pembelajaran Secara Kolaboratif
LS memberi kesempatan kepada guru secara kolaboratif merancang
pembelajaran. Menurut Lewis (2002), rata-rata guru di Jepang mengamati sekitar 10
pembelajaran yang diteliti setiap tahun. Guru di Jepang mempersepsi bahwa aktivitas
kolaboratif sangat menguntungkan. Aktivitas kolaboratif dapat memberikan kesempatan
kepada guru untuk memikirkan pembelajarannya sendiri setelah mempertimbangkannya
dengan pengalaman yang dilakukan oleh guru yang lain. Melalui LS guru dapat saling
membelajarkan melalui aktivitas-aktivitas shared knowledge.
6. Memungkinkan Guru Mengkaji Secara Cermat Cara dan Proses Belajar Serta Tingkah
Laku Siswa
LS memberi kesempatan kepada guru untuk mengkaji secara cermat cara dan
proses belajar serta aktivitas siswa. Fokus LS hendaknya diarahkan pada peningkatan
pembelajaran melalui pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa. Pengamatan tersebut
bertujuan untuk menemukan cara-cara untuk meningkatkan kegiatan belajar dan
kegiatan berpikir siswa, bukan pada kegiatan guru. Oleh sebab itu, aktivitas LS
sesungguhnya buka menyalahkan guru atau mengkritik kesalahan guru. Di dalam LS,
guru perlu mencari bukti bahwa siswa memang belajar, termotivasi, dan berkembang.
Berdasarkan data yang dikumpulkan, guru dapat melihat pembelajarannya melalui
tanggapan siswa. Untuk memperoleh respon siswa tersebut, pertanyaan yang dapat
diajukan, adalah: bagaimana pemahaman siswa mengenai materi pembelajarannya?
Apakah siswa tertarik untuk belajar? Apakah mereka memperhatikan ide siswa lainnya?
Secara singkat, ada 5 hal penting terkait dengan data siswa yang perlu
dikumpulkan,yaitu hasil belajar akademis, motivasi dan persepsi, tingkah laku sosial,
sikap terhadap belajar, dan interaksi guru-siswa dalam proses pembelajaran.
7. Memungkinkan Guru Mengembangkan Pengetahuan Pedagogis Yang Kuat Penuh Daya
LS dapat memberi peluang kepada guru untuk mengembangkan pengetahuan
pedagogis secara optimal. Hal ini disebabkan karena melalui LS guru secara terus
menerus berupaya untuk mengembangkan dan meningkatkan strategi pembelajaran yang
dapat diterapkan untuk menerjemahkan kurikulum. Guru dapat secara terus menerus
memikirkan bagaimana kualitas pertanyaan yang mampu dipecahkan oleh siswa dalam
pembelajaran. Pertanyaan tersebut diharapkan dapat memotivasi siswa untuk
mempertahankan minat belajarnya secara konsisten. Guru juga memikirkan bagaimana
menggunakan debat agar mampu memaksimalkan partisipasi siswa dalam diskusi dan
bagaimana mendorong siswa untuk dapat membuat catatan yang baik dan melakukan
refleksi diri.
8. Memungkinkan Guru Melihat Hasil Pembelajaran Sendiri Melalui Respon Siswa dan
Tanggapan Para Kolega
LS memberi kesempatan kepada guru melihat hasil pembelajarannya sendiri
melalui respon siswa dan tangapan para kolega. Data yang diberikan oleh kolega
menjadi “cermin” bagi guru yang melaksanakan LS. Kolega dapat membantu guru
mencatat kegiatan diskusi dalam kelompok kecil, menghitung jumlah siswa yang angkat
tangan, atau mencatat pertanyaan dan jawaban guru. Guru pelaksana LS dapat pula
memita kepada kolega untuk mencatat interaksi siswa, misalnya difokuskan pada
interaksi 3 orang siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, dan
menilai karya mereka. Dengan cara ini, guru dapat melihat bagaimana siswa mengalami
pembelajaran yang efektif.

G. Implementasi lesson study dalam pengajaran IPS


Lesson study sebagai salah satu kegiatan pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi guru dan kualitas pembelajaran. Menurut Paidi, (2005) lesson study diartikan
sebagai studi untuk analisis atas suatu praktik pembelajaran yang dilaksanakan dalam
bentuk pembelajaran berbasis riset untuk menemukan inovasi pembelajaran tertentu.Dalam
banyak literatur pembelajaran berbasis lesson study merupakan pembelajaran yang
bersiklus, siklus dalam pembelajaran berbasis lesson study ini dilaksanakan dalam 3 (tiga)
tahap, yaitu; “Plan” (merencanakan),“Do” (melaksanakan dan observasi), “See” (merefleksi
dan evaluasi), ketiga tahap tersebut dilaksanakan secara kolaborasi dan berkelanjutan (Saito,
2006). Secara sederhana dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar: Siklus Pembelajaran Berbasis Lesson Study (Model Saito, 2006)


Menurut Lewis (2002) ide yang terkandung di dalam lesson study sebenarnya singkat
dan sederhana, yakni jika seorang guru ingin meningkatkan pembelajaran, salah satu
caranya adalah guru harus mau berkolaborasi dengan guru lain untuk membuat rencana
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan observasi, melakukan refleksi dan evaluasi
terhadap pembelajaran yang dilakukan. Dengan kata lain lesson study merupakan model
pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan
berkelanjutan, berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas dan saling membantu dalam
pembelajaran untuk membangun komunitas belajar, lesson study adalah suatu proses
sistematis yang digunakan oleh guru-guru untuk menguji efektifitas pembelajaran untuk
meningkatkan hasil pembelajaran, proses sistematis yang dimaksud adalah kerja guru-guru
secara kolaboratif dalam mengembangkan rencana pembelajaran (lengkap dengan
lampirannya), pelaksanaan pembelajaran dan observasi, melakukan refleksi, evaluasi dan
revisi.
Apabila di mencermati konsep dasar lesson study, maka terdapat 7 (tujuh) kata kunci,
yaitu; pembinaan profesi, pengkajian pembelajaran, kolaborasi, berkelanjutan, kolegialitas,
mutual learning, dan komunitas belajar, tujuannya adalah untuk pembinaan profesi pendidik
secara berkelanjutan agar terjadi peningkatan kualitas profesi pendidik secara terus menerus,
sebab jika tidak dilakukan pembinaan terhadap guru, maka akan terjadi penurunan kualitas
profesionalisme guru.

H. Model pembinaan Guru Ips Berbasis Lesson Study Dalam Implementasi Kurikulum
Nasional Di SD Muhammadiyah Kartasura
Model Pembinaan Guru IPS Berbasis Lesson Study dalam Implementasi
Kurikulum Nasional di SD Muhammadiyah Kartasura, menggunakan pendekatan a)
Workshop dan Pelatihan Pembelajaran b) Pelatihan Peer Teaching. c) Pendampingan
Pembelajaran.
Workshop dan Pelatihan Pembelajaran. Workshop dan pelatihan ini
menggunakan pendekatan laboratoris artinya pelatihan pembelajaran dilaksanakan di
laboratorium micro teaching, peserta yang mengikuti pelatihan pembelajaran
loboratorissebanyak 30 guru SD/MI Muhammadiyah Kartasura. Sedangkan materi
workshp mencakup; 1) Kebijakan dan Dinamika Perkembangan Kurikulum. 2)
Penguatan Pendidikan Karakter. 3) Penerapan Literasi dalam Pembelajaran. 3) Lesson
Study sebagai Model Pembinaan Pendidik Profesional. 4) Active Learning. 5) Straegi
Pembelajaran. 6) Diskusi penyusunan RPP. 6) Penulisan artikel publikasi ilmiah, dan 7) Peer
Teaching.
Pelatihan Peer Teaching. Pelatihan ini menggunakan pendekatan kelompok,
dilaksakana dengan sistem siklus, ber-tahap, berbasis lesson study, dilaksanakan oleh
masing-masing kelompok lesson study, seorang guru sebagai model, guru yang lain sebagai
observer, sedangkan peneli sebagai supervisor. Guru berkolaborasi dalam pembelajaran,
langkah pembelajarannya 1) Pendahuluan, 2) Inti pembelajaran, dan 3) Penutup.
Kegiatan pendahuluan, meliputi; orientasi, motivasi, apersepsi, dan menyampaikan
tujuan. Kegiatan inti dengan menggunakan pendekatan saintifik (mengamati, menanya,
menalar, mencoba dan membentuk jaringan).Sedangkan kegiatan penutup, meliputi;
simpulan, refleksi, evaluasi/ penugasan, dan tindak lanjut.
Pendampingan Pembelajaran. Kegiatan ini dilaksanakan di Sekolah mitra oleh
masing-masing kelompok lesson study, yakni; a) Kelompok lesson study MIM
Wirogunan. b) Kelompok lesson study MIM Kertonatan. c) Kelompok lesson study MIM
Pucangan. d) Kelompok lesson study MIM Kartasura. e) Kelompok lesson study SDIT
Al Kautsar Gompang, dan f) Kelompok lesson study MIM Gonilan. Dalam
pendampingan pembelajaran ini, setiap guru model mendapatkan pendampingan
sebanyak 3 kali.
Pembinaan guru IPS berbasis lesson study ini dapat peningkatan kualitas guru.
Indikatornya; a) Guru berkolaborasi dalam membuat RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) b) Guru berkolaborasi menggunakan multi media. c) Guru
berkolaborasi menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. d) Guru berkolaborasi
menggunakan pendekatan saintifik. e) Guru berkolaborasi memberikan penilaian, dengan
memperhatikan karakteristik belajar tuntas, autentik, berkesinambungan. f) Peningkatan
nilai prites dengan postes, yakni nilai pretes yang dinyatakan lulus dengan nilai > 59
sebesar 50%, dan nilai postes yang dinyatakan berhasil dengan nilai >69 sebesar 100%.
I. Model pendamping pembelajaran Guru IPS Berbasis Lesson Study Dalam
Implementasi kurikulum Nasional.
Model pendampingan dilaksanakan di Sekolah mitra oleh guru model,
menggunakan pendekatan “saintifik” berbasis lesson study, dengan sistem siklus-empat
tahap, yaitu; a) Diskusi Akademik (Academic Discssion), b) Perencanaan Pembelajaran
(Learning Planning), c) Pembelajaran dan Observasi (Learning and Observation), d)
Refleksi (Reflection).
Diskusi Akademik (Academic Discssion). Tahap diskusi akademik ini
dilaksanakan pada saat workshop dan pelatihan, guru berkolaborasi mengkaji
silabus, KI, KD, indikator, tujuan, medel pembelajaran, metode, media, kegiatan
pembelajaran, pengembangan materi, dan alat evaluasi.
Perencanaan Pembelajaran (Learning Planning). Tahap perencanaan
pembelajaran ini dilaksankan bersamaan dengan workshop dan pelatihan,para
guruberkolaborasi membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan
lampirannya (Lampiran 1: Pengembangan Materi dan LKS/Lembar Kerja Siswa.
Lampiran 2: Intrumen Penilaian Sikap. Lampiran 3: Instrumen Penilaian
Pengetahuan, dan Lampiran 4: Instrumen Penilaian Ketrampilan).
Pembelajaran dan Observasi (Learning and Observation). Kegiatan pada tahap ini,
guru berkolaborasi melakukan pembelajaran implementasi Nasional (Kurikulum 2013)
berbasis lesson study,didampingi oleh dosen pendamping. Adapun langkah
bembelajarannya sebagai berikut; a) Pendahuluan(memberikan motivasi, apersepsi, dan
menyampaikan tujuan).b) Inti Pembelajaran; menggunakan pendekatan “saintifik”
(mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk Jaringan), menggunakan strategi
pembalajaran PBL (Problem Based Learning), dan DcL (Descovery Learning. c) Penutup;
kegiatan ini meliputi; simpulan, refleksi, evaluasi/ penugasan, dan tindak lanjut.
Refleksi (Reflection). Pada tahap ini, dilakukan diskusi, dan evaluasi terhadap
pembelajaranyang telah dilaksanakan, hasil diskusi digunakan untuk memperbaiki
persiapan maupun palaksanaan pembelajaran berikutnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan lesson study pada
pengajaran Pembelajaran IPS telah dilaksanakan berdasarkan tahapan-tahapan dalam
prosedur yang berlaku pada program lesson study. Melalui lesson study telah terlihat bahwa
seorang guru dituntut untuk dapat merancang proses pembelajaran yang efektif dan terarah
melalui metode pembelajaran yang inovatif.

B. Saran
Adapun kendala atau hambatan yang dihadapi selama berlangsungnya program ini adalah
lebih berpusat pada stigma budaya yang belum terbiasa dengan perencanaan pembelajaran
yang berbasis pada kolaborasi antar guru. Meskipun demikian penulis tetap optimis bahwa
kedepan lesson study sudah merupakan tuntutan khususnya untuk menghasilkan guru atau
yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA

http://journals.ums.ac.id/index.php/warta/article/view/1168/753
http://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/113/110

http://sejarahterbaruciri.blogspot.com/2012/12/pembelajaran-ips-dengan-metode-lesson.html?
m=1

https://restudesriyanti.wordpress.com/2017/03/10/lesson-study/
file:///C:/Users/Hp/Downloads/Documents/BAB%20II%20%20(10416241023).pdf

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/22/lesson-study-untuk-meningkatkan-
pembelajaran/#:~:text=Ciri%2Dciri%20dari%20Lesson%20Study,d)%20observasi
%20pembelajaran%20secara%20langsung

file:///C:/Users/Hp/Downloads/144-285-2-PB.pdf

Anda mungkin juga menyukai