Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN IPS SD


“MEDIA PEMBELAJARAN IPS DI SD”

Dosen Pengampuh : Yane Hardianti Mahmud S.Pd, M.Pd

Kelompok 1 :
1. Rizal Ismail
2. Winasri Mokoagow
3. Dea Mirela Aliu
4. Juliana Supu
5. Ana Yuliana Antuli
6. Nurmala Pakuku

Kelas 6 E

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
karunia dan hidayah-Nya, karena berkat Rahmat dan Karunianya saya dapat menyelesaikan
Makalah Pengembangan materi Pembelajaran IPS SD ini dengan tepat waktu.
Shalawat serta salam tidak lupa kita sampaikan kepada Rasulullah saw, yang telah
membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman penuh dengan ilmu pengetahuan seperti
yang kita rasakan saat ini. Di kesempatan kali ini kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu
Yane Hardianti Mahmud S.Pd, M.Pd yang telah memberikan arahan dan bimbingannya
kepada kami, selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan materi pembelajaran IPS
Sd serta pihak-pihak lain yang terkait dalam proses pembuatan makalah kelompok yang berjudul
“Media Pembelajaran IPS di SD”
Kami sadar dalam penyusunan makalah kelompok ini masih banyak kesalahan sehingga
hasil yang diperoleh masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca agar makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi. Harapan kami semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kami selaku penyusun, para pembaca, dan semua
pihak masyarakat.
Gorontalo, April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan Media Pembelajaran...............................................................................
B. Pengertian Media Pembelajaran...................................................................................................
C. Pengertian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).............................................................
D. Macam-Macam Media Pembelajaran IPS.....................................................................................
E. Jenis-Jenis Media Pengajaran IPS.................................................................................................
F. Teknik Pemilihan Media Dalam Pembelajaran IPS......................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...................................................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses belajar dan mengajar merupakan sebuah interaksi yang seringkali dilakukan oleh
manusia yang satu dengan lainnya didalam kehidupan sehari-hari. Agar sebuah proses belajar
dikatakan mampu berjalan secara optimal, maka perlu sebuah alat atau bahan yang dapat
memudahkan siswa memahami materi ajar.
Oleh karena itu seorang guru dalam mengajar perlu memperhatikan karakteritsik siswa,
agar mampu membuat media sesuai dengan minat siswa-siswanya. Karena, proses belajar
mengajar dapat berjalan optimal apabila guru mampu menyediakan sebuah media yang
sesuai dengan apa yang dibutuhkan siswa dan ketepatan dalam memilih media mampu
membuat siswa menjadi lebih aktif dalam belajar serta dapat mengembangkan bakat yang
ada dalam diri siswa tersebut.
Proses belajar bukanlah sebuah interaksi dimana hanya guru yang berperan dan siswa tidak,
melainkan interaksi yang terjadi dua arah apabila guru mampu memberikan pemahaman
mengenai materi maka siswa juga harus memberikan feedback. Oleh karena itu apabila
seorang guru ingin mendapat feedback yang baik dari siswanya maka harus mampu
menyajikan materi menggunakan sebuah media yang membantu pemahaman siswa lebih
baik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan media pembelajaran?
2. Apa pengertian dari media pembelajaran?
3. Apa pengertian pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)?
4. Apa saja macam-macam media pembelajaran IPS?
5. Apa saja jenis-jenis media pengajaran IPS?
6. Bagaimana teknik pemilihan media dalam pembelajaran IPS?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejarah perkembangan media pembelajaran
2. Mengetahui pengertian dari media pembelajaran?
3. Mengetahui pengertian pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)?
4. Mengetahui macam-macam media pembelajaran IPS?
5. Mengetahui saja jenis-jenis media pengajaran IPS?
6. Mengetahui teknik pemilihan media dalam pembelajaran IPS?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Media Pembelajaran


Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan satu-satunya sumber untuk
memperoleh pelajaran. Dalam perkembangan selanjutnya, sumber belajar itu kemudian
bertambah dengan adanya buku. Pada masa itu kita mengenal tokoh bernama Johan
Amos Comenius yang tercatat sebagai orang pertama yang menulis buku bergambar yang
ditujukan untuk anak sekolah. Buku tersebut berjudul Orbis Sensualium Pictus (Dunia
Tergambar) yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1657. Penulisan buku itu dilandasi
oleh suatu konsep dasar bahwa tak ada sesuatu dalam akal pikiran manusia, tanpa terlebih
dahulu melalui penginderaan.
Dari sinilah para pendidik mulai menyadari perlunya sarana belajar yang dapat
memberikan rangsangan dan pengalaman belajar secara menyeluruh bagi siswa melalui
semua indera, terutama indera pandang – dengar. pada mulanya media pembelajaran
hanyalah dianggap sebagai alat untuk membantu guru dalam kegiatan mengajar
(Teaching Aids). Alat bantu mengajar yang mula-mula digunakan adalah alat bantu
visual seperti gambar, model, grafis atau benda nyata lain. Alat-alat bantu itu
dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lebih konkrit, memotivasi serta
mempertinggi daya serap atau retensi belajar dan daya ingat siswa dalam belajar. Namun
karena terlalu memusatkan perhatian pada alat Bantu visual kurang memperhatikan aspek
disain, pengembangan pembelajaran (instruction) produksi dan evaluasinya. Jadi, dengan
masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar abad ke-20, alat visual untuk
mengkongkritkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal dengan
audio visual atau audio visual aids (AVA).
Sekitar pertengahan abad 20 usaha pemanfaatan alat visual mulai dilengkapi
dengan peralatan audio, maka lahirlah peralatan audio visual pembelajaran. Usaha-usaha
untuk membentuk pembelajaran abstrak menjadi lebih konkrit terus dilakukan. Dalam
usaha itu, Edgar Dale membuat klasifikasi 12 tingkatan pengalaman belajar dari yang
paling kongkrit sampai yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal
dengan nama ”Kerucut Penglaman” (Cone of Experience).
Pada tahun 1965-70, pendekatan sistem (system approach) mulai menampakkan
pengaruhnya dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Pendekatan sistem ini mendorong
digunakannya media sebagai bagian intregal dalam proses pembelajaran. Media, yang
tidak lagi hanya dipandang sebagai alat bantu guru, melainkan telah diberi wewenang
untuk membawa pesan belajar, hendaklah merupakan bagian integral dalam proses
pembelajaran.
Pada tahun 1960-1965 orang-orang mulai memperhatikan siswa sebagai
komponen yang penting dalam proses belajar mengajar. Pada saat itu teori tingkah-laku
(behaviorism theory) dari B.F Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam
pembelajaran. Dalam teorinya, mendidik adalah mengubah tingkah-laku siswa. Teori ini
membantu dan mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah-laku
siswa sebagai hasil proses pembelajaran.
Pada tahun 1965-1970 , pendekatan system (system approach) mulai
menampakkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan pembelajaran.
Pendekatan system ini mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam
proses pembelajaran. Setiap program pembelajaran harus direncanakan secara sistematis
dengan memusatkan perhatian pada siswa.
Ada dua ciri pendekatan sistem pengajaran, yaitu sebagai berikut:
1. Pendekatan sistem pengajaran mengarah ke proses belajar mengajar. Proses belajar-
mengajat adalah sesuatu penataan yang memungkinkan guru dan siswa berinteraksi
satu sama lain.
2. Penggunaan metode khusus untk mendesain sistem pengajaran yang terdiri atas
prosedur sistemik perencanaan, perancangan, pelaksanaan, dan penilaian keseluruhan
proses belajar-mengajar.

B. Pengertian Media Pembelajaran

Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
“medium” yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Media pembelajaran
merupakan bagian dari sumber belajar yang merupakan kombinasi antara perangkat lunak
(bahan belajar) dan perangkat keras (alat belajar).
Pengertian tentang media pembelajaran akan didefinisikan secara proporsional
dalam bab ini. Beberapa definisi tentang media pembelajaran adalah sebagai berikut :

1. Smaldino
Media berasal dari bahasa Latin dan dalam bentuk tunggal berasal dari kata medium.
Media secara harfiah bermakna perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan.
2. AECT (Association for Education Communications and Technology)
Mendefinisikan media pembelajaran sebagai segala bentuk dan aluran yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.
3. Schramm
Mendefinisikan media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
4. Sadiman
Menyatakan bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan.
Apa pun batasan yang diberikan, ada persamaan diantara batasan terebut yaitu
bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sebuah bahan atau alat
yang digunakan seorang guru untuk menyampaikan materi pembelajaran agar siswa
lebih mudah memahami dan mengerti tentang materi yang diajarkan.

C. Pengertian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan di sekolah dasar yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) di dalamnya memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi.
Hamid Hasan, dkk (2009:1) menyatakan bahwa, sebaiknya pembelajaran IPS
mampu mempersiapkan, membina, dan membentuk kemampuan siswa yang menguasai
pengetahuan, sikap, nilai, dan kecakapan dasar yang diperlukan bagi kehidupan di
masyarakat. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan
dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran.
Oleh karena itu, rancangan pembelajaran guru hendaknya diarahkan dan
difokuskan sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa agar pembelajaran
yang dilakukan benar-benar berguna dan bermanfaat bagi siswa, sehingga mereka
mampu menjadikan apa yang dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta
dalam melakoni kehidupan masyarakat di lingkungannya.
Menurut Ilmu (Soemantri, 2004) Ilmu Pengetahuan Sosial diajarkan di sekolah
dasar, dimaksudkan agar siswa menjadi manusia dan warga negara yang baik, seperti
yang diharapkan oleh dirinya, orang tua, masyarakat, dan agama.
Dengan demikian, pembelajaran IPS di sekolah dasar pada dasarnya dimaksudkan
untuk pengembangan pengetahuan, sikap, nilai-moral, dan keterampilan siswa agar
menjadi manusia dan warga negara yang baik, seperti yang diharapkan oleh dirinya,
orang tua, masyarakat, dan agama.
Menurut Kagan (2004) menyebutkan “rancangan pembelajaran guru, hendaknya
diarahkan dan di fokuskan sesuai dengan kondisi perkembangan potensi siswa agar
pembelajaran yang dilakukannya benar-benar berguna dan bermanfaat bagi siswa”.
Dengan demikian, pembelajaran Pendidikan IPS semestinya diarahkan pada
upaya pengembangan iklim yang kondusif bagi siswa untuk belajar sekaligus melatih
pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilannya selama pembelajaran. Melalui mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara
Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) meliputi aspek-
aspek sebagai berikut :
1) Manusia, tempat, dan lingkungan, 2) Waktu, berkelanjutan, dan perubahan, 3) Sistem
sosial dan budaya, 4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan, 5) IPS SD sebagai Pendidikan
Global (global education).Seperti : mendidik siswa akan kebhinekaan bangsa, budaya,
peradaban, terbukanya komunikasi, dan transportasi antar bangsa di dunia.

D. Macam-Macam Media Pembelajaran IPS


Dalam rangka pembelajaran IPS banyak sekali media yang dapat dipakai. Karena
beranekaragamnya media yang dapat dipakai, maka dapat dilakukan berbagai macam
penggolongan atas dasar kategori tertentu.
Menurut Oemar Hamalik (1985:63) ada 4 klasifkasi media pembelajaran antara
lain:
1. Alat-alat visual yang dapat dilihat, misalnya filmstrip, transparansi, micro projection,
gambar, ilustrasi, chart, grafik, poster, peta, dan globe.
2. Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar, misalnya transkripsi
electris, radio, rekaman pada tape recorder.
3. Alat-alat yang dapat dilihat dan didengar, misalnya, film, televisi, benda-benda tiga
dimensi yang biasanya dipertunjukkan (model, bak pasir, peta elektris, koleksi
diorama).
4. Dramatisasi, bermain peran, sosiodrama, sandiwara boneka, dan sebagainya.

Disamping itu media pengajaran juga dapat digolongkan atas kategorikategori:


1. Berdasarkan atas penggunaannya, media pembelajaran terdiri dari:
 Media yang tidak diproyeksikan (non-projected). Terdiri dari: papan tulis,
gambar, peta, globe, foto, model (mock-up), sketsa, diagram, grafik.
 Media yang diproyeksikan (projected). Terdiri dari: slide, filmstrip, Overhead
Proyector (OHP, Micro Projection)
2. Berdasarkan atas gerakannya, media pembelajaran terdiri dari:
 Media yang tidak bergerak (still). Terdiri dari: filmstrip, OHP, micro
projector.
 Media yang bergerak (motion). Terdiri dari: film loop, TV, Vidio tape, dan
sebagainya. 
3. Berdasarkan fungsinya:
 Visual media, media untuk dilihat seperti, gambar, foto, bagan, skema, grafik,
film, slide.
 Audio media, yaitu media untuk didengarkan seperti: radio, piringan hitam,
tape recorder.
Gabungan a dan b: misalnya film bicara, TV, videotape.
 Print media: misalnya barang-barang cetak, buku, surat kabar, majalah,
buletin. 
 Dispay media, seperti: papan tulis, papan buletin, papan flannel.
pengalaman sebenarnya dan tiruan, misalnya praktikum, permainan,
karyawisata, dramatisasi, simulasi.
E. Jenis-Jenis Media Pengajaran IPS
Jenis-jenis media pengajaran yang dapat di siapkan dan dikembangkan dalam
pengajaran IPS antara lain:
1. Media yang tidak diproyeksikan
Jenis media ini tidak memerlukan proyektor (alat proyeksi) untuk melihatnya.
media yang tidak diproyeksikan ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
gambar diam, bahan-bahan grafis, serta model dan realita (Mukminan. 2000 :91).
a. Gambar diam (still- picture)
Gambar diam adalah gambar fotografik atau menyerupai foto-grafik yang
menggambarkan lokasi atau tempat, benda-benda serta obyek-obyek tertentu.
Gambar diam yang paling banyak digunakan dalam pengajaran IPS adalah peta,
gambar obyek-obyek tertentu, misalnya: gunung, pegunungan, lereng, lembah
serta benda-benda bersejarah.
b. Bahan-bahan grafis  (graphic-materials)
Bahan-bahan grafis adalah bahan-bahan non fotografik dan bersifat dua
dimensi yang dirancang terutama untuk mengkomunikasikan suatu pesan kepada
siswa (audience). Bahan grafis ini umumnya memuat lambanglambang verbal dan
tanda- tanda visual secara simbolis. Bahan-bahan grafis ini terdiri dari: grafik,
diagram, chart, sketsa, poster, kartun, dan komik.
c. Model dan realita
Model adalah media yang menyerupai benda yang sebenarnya dan bersifat
tiga dimensi. Jadi benda ini merupakan tiruan dari benda atau obyek sebenarnya
yang sudah disederhanakan. Dengan model ini siswa mendapatkan pengertian
yang konkrit tentang benda atau obyek yang sebenarnya dalam bentuk yang
disederhanakan (diperbesar atau diperkecil). Model seperti ini banyak dipakai di
sekolah-sekolah dewasa ini, misalnya: model gunung berapi yang dibuat dari
( tanah liat, kertas atau semen ), tiruan tentang rumah, model candi, pabrik, model
tiruan bumi (globe) dan sebagainya.
Realitaa dalah model dan benda yang sesungguhnya seperti: uang logam,
tumbuh-tumbuhan, alat-alat, binatang yang pada umumnya tidak dianggap
sebagai visual, karena istilah visual mengandung makna representatif (mewakili
suatu benda/obyek dan bukan benda itu sendiri). Media semacam ini banyak
digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah.
2. Media visual yang diproyeksikan
Media visual yang diproyeksikan adalah jenis media yang terdiri dari dua
macam yaitu: media proyeksi yang tidak bergerak dan media proyeksi yang
bergerak.
a. Media proyeksi yang tidak bergerak:
1) Slide
Slide adalah gambar atau “image” transparant yang diberi bingkai
yang diproyeksikan dengan cahaya melalui sebuah proyektor. Slide dapat
ditampilkan satu persatu, sesuai dengan keinginan. Ada pula yang urutan
penampilannya sudah diatur sedemikian rupa dan diberi suara, sehingga
disebut slide suara (sound slide). Presentasi slide berada di bawah kontrol
guru, sehingga kecepatan serta frekwensi putarnya dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan.
2) Film   strip     (film    rangkai)
Pada dasarnya film stip ini sama dengan slide. Perbedaan yang prinsip:
kalau slide menyajikan gambarnya secara terpisah atau satu persatu,
sedang film strip gambar-gambar itu tidak terpisah tetapi sudah tersusun
secara teratur berdasarkan sequencenya. Seperti slide, film strip dapat
disajikan dalam bentuk bisu (tanpa suara) atau dengan suara (sound-film).
3) Overhead Projector(OHP)
OHP adalah alat yang dirancang untuk menayangkan bahan yang
berbentuk lembaran trasparansi berisi tulisan, diagram, atau gambar dan
diproyeksikan ke layar yang terletak di belakang operatornya.
4) Opaque Projector
Media ini disebut demikian karena yang diproyeksikan bukan transparansi,
tetapi bahan-bahan sebenarnya, baik benda-benda datar atau tiga dimensi,
seperti mata uang dan model-model.
5) Micro Projection
Berguna untuk memproyeksikan benda-benda yang terlalu kecil (yang
biasanya diamati dengan microscope), sehingga dapat diamati secara jelas
oleh seluruh siswa.

b. Media Proyeksi yang Bergerak


1) Film
Sebagai media pengajaran film sangat bagus untuk menerangkan suatu
proses, gerakan, perubahan, atau pengulangan berbagai peristiwa masa
lampau. Film dapat berupa visual saja, apabila film itu tanpa suara,
dan dapat bersifat audio-visual, apabila film itu dengan suara.
2) Film Loop(Loop-film)
Media ini berbentuk serangkaian film ukuran 8 mm atau 16 mm yang
ujung-ujungnya saling bersambungan, sehingga dapat berputar terus
berulang-ulang selama tidak dimatikan. Karena tanpa suara (silent)
maka guru harus memberi narasi (komentar) sendiri, sementara film
terus berputar.
3) Televisi
Sebagai suatu media pendidikan, TV mempunyai beberapa kelebihan
antara lain: menarik, up to date, dan selalu siap diterima oleh anak-
anak karena dapat merupakan bagian dari kehidupan luar sekolah
mereka. Sifatnya langsung dan nyata. Melalui TV siswa akan
mengetahui kejadian-kejadin mutakhir, mereka dapat mengadakan
kontak dengan tokoh-tokoh penting, serta melihat dan mendengarkan
pendapat mereka.
4) Video TapeRecorder(VTR)
Walaupun sebagian fungsi film dapat digantikan oleh video, namun
tidak berarti bahwa video tape akan menggantikan film, karena
masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri.
3. Media Audio
Media audio adalah berbagai bentuk atau cara perekaman dan transmisi suara
(manusia dan suara lainnya) untuk kepentingan tujuan pembelajaran. Yang termasuk
media audio adalah:
a. Radio Pendidikan
Media ini dianggap penting dalam dunia pendidikan, sebab dapat berguna bagi
semua tingkat pendidikan. Melalui radio, orang dapat menyampaikan ide-ide baru,
kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dalam dunia pendidikan.
Dibanding media yang lain, radio mempunyai kelebihan-kelebihan, diantaranya:
daya jangkauannya cukup luas, dalam waktu singkat, radio dapat
menjangkau audience yang sangat besar jumlahnya, dan berjauhan lokasinya. Tetapi
karena sifat komunikasinya hanya satu arah menyebabkan hasilnya sulit untuk
dikontrol.
b. Rekaman Pendidikan
Melalui rekaman (recording), dapat direkam kejadian-kejadian penting, seperti:
pidato, ceramah, hasil wawancara, diskusi, dan sebagainya. Selain itu juga dapat
digunakan untuk merekam suara-suara tertentu, seperti: nyanyian, musik, suara orang
atau suara binatang tertentu yang tidak mungkin didengar langsung di ruangan kelas.
Kelebihan rekaman ini adalah “play-back” dapat dilakukan sewaktu-waktu dan
berulang-ulang, sehingga bagi guru mudah melakukan control

4. Sistem Multi Media


Sistem multi media adalah kombinasi dari media dasar audio visual dan visual
yang dipergunakan untuk tujuan pembelajaran. Jadi penggunaan secara kombinasi dua
atau lebih media pengajaran, dikenal dengan sistem multi media. Perlu dimengerti bahwa
konsep multi media ini, bukan sekedar penggunaan media secara majemuk untuk suatu
tujuan pembelajaran, namun mencakup pengertian perlunya integrasi masing-masing
media yang digunakan dalam suatu penyajian yang tersusun secara baik (sistematik).
Masing-masing media dalam sistem media ini dirancang untuk saling melengkapi,
sehingga secara keseluruhan, media yang dipergunakan akan lebih besar peranannya dari
pada sekedar penjumlahan dari masing-masing media. Bentuk-bentuk sistem multi media
yang banyak digunakan di sekolah adalah kombinasi slide suara, kombinasi sistem audio
kaset, dan kit (peralatan) multi media.
Satu perangkat (kit) multi media adalah suatu gabungan bahan-bahan
pembelajaran yang meliputi dari satu jenis media dan disusun atau digabungkan
berdasarkan atas satu topik tertentu. Perangkat (kit) itu dapat mencakup slide, film
rangkai, pita suara, piringan hitam, gambar diam, grafik, transparansi, peta, buku kerja,
chart, model dan benda sebenarnya.

F. Teknik Pemilihan Media Dalam Pembelajaran IPS


Media sebagai salah satu sarana dalam rangka membantu meningkatkan proses
pembelajaran, mempunyai aneka ragam jenis dan karakteristik yang berbedabeda. Oleh
karena itu seorang guru professional seharusnya memiliki kemampuan memilih secara
cermat dan dapat menggunakan media pengajaran secara tepat.
John Jarolimek mengemukakan hal-hal yang hendaknya diperhatikan oleh guru
dalam menentukan pemilihan media, yaitu:
1. tujuan instruksional yang akan dicapai,
2. tingkat usia dan kematangan anak,
3. kemampuan baca anak,
4. tingkat kesulitan dan jenis konsep pelajaran, dan
5. keadaan/latar belakang pengetahuan atau pengalaman anak

John U. Michaels menambahkan, jenis ragam media, jangan sampai


membingungkan atau berlebihan bagi anak.
Sedangkan A. Kosasih Djahiri dalam bukunya “Studi Sosial/IPS” menambahkan
lagi beberapa kriteria lain, yaitu:
1. Keadaan dan kemampuan ekonomi guru, sekolah, siswa, serta masyarakat.
2. Keadaan dan kemampuan guru dalam menggunakan media.
3. Tingkat kemanfaatannya dari pada alat tersebut dengan membandingkan satu dengan
lainnya). (A. Kosasih Djahiri. 1978/1979:68).

Menurut M Basyiruddin Usman dan H. Asnawir (2002), ada beberapa hal yang


harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain: tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa, ketersediaan perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software), mutu teknis, dan biaya. Oleh karena itu beberapa
pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih media, antara lain:
1. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Tujuan pembelajaran merupakan komponen utama yang harus
diperhatikan dalam memilih media. Dalam penerapan media harus jelas dan
operasional, spesifik, dan benar-benar tergambar dalam bentuk perilaku.
2. Aspek materi, merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media.
Sesuai tidaknya antara materi dengan media yang digunakan akan berdampak pada
hasil pembelajaran.
3. Kondisi siswa, dari segi subyek belajar, guru harus memperhatikan betul-betul
tentang kondisi siswa dalam memilih media. Misalnya faktor umur, intelegensi, latar
belakang pendidikan, budaya, dan lingkungan anak menjadi titik perhtian dan
pertimbangan dalam memilih media.
4. Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru untuk mendesain
sendiri media yang akan dipergunakan, merupaka hal yang perlu dipertimbangkan
oleh guru. Seringkali guru menganggap bahwa suatu media sangat tepat digunakan
untuk suatu pokok bahasan/tema tertentu, tetapi di sekolah tersebut tidak tersedia
media yang diperlukan. Sedangkan untuk mendesain atau merancang suatu media
yang dikehendaki tidak mungkin dilakukan oleh guru.
5. Media yang dipilih hendaknya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada
siswa secara tepat, dalam arti tujuan yang ditetapkan dapat tercapai secara optimal.
6. Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil
yang akan dicapai. Media sederhana mungkin akan lebih menguntungkan dari pada
menggunakan media canggih tetapi hasil yang dicapai tidak sebanding dengan dana
yang dikeluarkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”
yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Dan Fungsi media dalam
pembelajaran yaitu sebagai alat bantu atau alat peraga yang dapat memudahkan pendidik
dalam mengajar serta dapat digunakan oleh seorang guru atau pendidik dalam pembelajaran
agar peserta didik dengan mudah memahami materi ajar yang diajarkan oleh pendidik. Jenis
jenis media pembelajaran yaitu. Pertama Media Visual adalah media pembelajaran atau alat
peraga yang digunakan dalam proses belajar yang dinikmati melalui indra
pengelihatan(mata) secara langsung contohnya foto/gambar,lukisan,poster dan lain
sebagainya. Kedua,media audio adalah media pembelajaran atau alat peraga yang digunakan
dalam proses belajar yang dilakukan melalui indra pendengaran (telinga) secara langsung
contohnya, musik, radio, lagu dan lain sebagainya. Ketiga media audiovisual adalah media
pembelajaran atau alat peraga yang di gunakan dalam proses belajar yang dilakukan melalui
indra pengelihatan dan pendengaran secara bersamaan. Dampak dari penggunaan media
belajar menimbulkan dampak yang positif sehingga sangat baik untuk dikembangkan dan
kegiatan belajar mengajar, media belajar dapat mempermudah peserta didik untuk
memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dan dengan adanya media belajar
dapat mempercepat mencapai tujuan pembelajaran yang dingiinkan atau bisa juga disebut
efesien dan efektif
B. Saran
Dalam makalah yang kami buat ini, kami memahami bahwasannya makalah ini masih
banyak kesalahan dan kekurangan, sehingga dengan ini sekiranya pembaca dapat
memaklumi dan memberi saran dan masukan, dan semoga apa yang kami sampaikan dalam
makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Arief S , Sadiman dkk. 2010. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta : Rajawali Pers
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/mod/page/view.php?id=37433

Anda mungkin juga menyukai