Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ANALISIS LESSON STUDY

Guna memenuhi tugas Teori Belajar


Dosen Ruri Nurul Aeni Wulandari, S.Pd., M.Pd.
Dosen Durinta Puspasari, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
1. Ferdi Ardianto (22080314104)
2. Aldi Favian Athawijaya (22080314130)
3. Rendy Dwi Saputra (22080314154)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Teori Belajar dengan judul “Lesson Study” yang
diampu oleh ibu Ruri Nurul Aeni Wulandari, S.Pd., M.Pd. dan ibu Durinta
Puspasari, S.Pd., M.Pd.

Makalah ini menyajikan hasil diskusi kelompok terkait lesson study,


tahapan lesson study, komponen lesson study, lesson study dalam pembelajaran,
pendekatan pembelajaran dalam lesson study, metode pembelajaran dalam lesson
study, dan penelitian lesson study dalam pembelajaran. Dengan adanya makalah
ini, kami berharap dapat menyampaikan informasi lesson study yang bermanfaat
bagi kita semua.

Dengan segala keterbatasan pengetahuan dan wawasan, kami sampaikan


ucapan terima kasih kepada pihak yang senantiasa ikut serta membantu
membimbing, dan mengarahkan makalah ini. Maka dari itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah, serta mohon maaf atas kesalahan dalam penulisan
makalah ini.

Surabaya, 11 Februari
2023
Tim Penulis

Daftar isi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Lesson study dapat digambarkan sebagai model pengembangan profesi
guru melalui peningkatan kualitas pembelajaran para pendidik
(guru/dosen) secara kolaboratif dan berkesinambungan melalui kegiatan
penilaian pembelajaran. Penelitian pendidikan sebagai solusi untuk
membangun komunitas belajar antara guru/dosen, mahasiswa dan peneliti.
Menggunakan Learning Community (LC) memberikan kesempatan
kepada setiap siswa untuk mendefinisikan dan memahami konsep atau
materi yang sulit dengan mendiskusikan masalah tersebut dengan teman-
temannya dalam kelompok belajar. Aplikasi pendidikan saat ini
dikembangkan di komunitas belajar. Ini sering disebut sebagai LSLC
(Lesson Research for a Learning Community). LSLC lebih menekankan
pada pembelajaran dan kolaborasi siswa daripada tentang bagaimana
guru/dosen mengajar dan penguasaan materi. Setiap siklus LSLC
dilaksanakan dalam 3 (tiga) fase, yaitu fase pertama Plan (Plan), fase
kedua Do (Implement) dan fase ketiga See (Refleksi). Tiga langkah (satu
siklus) dilakukan terus menerus. Dengan kata lain, LSLC merupakan cara
peningkatan mutu pendidikan yang tidak pernah berakhir (continuous
improvement).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pembelajaran sudah mencapai tujuannya?
2. Apakah pembelajaran menghasilkan lulusan yang mampu bekerja
dengan efektif dan efisien?
3. Apakah keterampilan tersebut diperoleh siswa sebagai hasil dari
pembelajaran?
1.3 Tujuan
tujuan makalah ini yaitu:
1. membantu meningkatkan kualitas pembelajaran termasuk komponen-
komponen pembelajaran yang ada didalam kelas dengan
dilaksanakannya lesson study
2. memberi pengetahuan tentang penerapan lesson study
3. menciptakan peserta didik yang terbaik untuk masa depan Indonesia
dengan meningkatkan profesionalitas guru lewat lesson study

1.4 Manfaat
1. Meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia lewat lesson study
2.

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi lesson study

Lesson study adalah model pembinaan (pelatihan) profesi pendidik


melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan
berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk
membangun komunitas belajar (Sumar Hendayana, dkk, 2009: 5)
Lesson study adalah suatu proses kolaboratif pada sekelompok guru ketika
mengidentifikasikan masalah pembelajaran, merancang suatu skenario
pembelajaran (yang meliputi kegiatan mencari buku dan artikel mengenai
topik yang akan diajarkan); membelajarkan peserta didik sesuai dengan
skenario (salah seorang guru melaksanakan pembelajaran sedangkan yang
lain mengamati), mengevaluasi dan merevisi skenario pembelajaran,
membelajarkan lagi skenario pembelajaran yang telah direvisi,
mengevaluasi lagi pembelajaran dan membagikan hasilnya dengan guru-
guru lain Styler dan Hiebert (Susilo, 2009: 3)
Menurut (Yulianto dkk., 2017) Lesson study adalah suatu pendekatan
dilakukan oleh seorang guru dengan cara kolaboratif yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Menurut Suryaningtyas, Suprapti,Solikin, & Shoffa, (2014) Kegiatan
Lesson study dipercaya berhasil meningkatkan praktik pembelajaran di
kelas.
Menurut (Jumarniati dkk., 2018) menyatakan bahwa lesson study
bertujuan memberikan kesempatan kepada pendidik dalam meningkatkan
proses dan kualitas pembelajaran. kegiatan lesson study merupakan proses
yang bisa dilakukan secara kolaboratif. kegiatan lesson study ini dapat
diterapkan di berbagai metode/strategi pembelajaran yang sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi pendidik di dalam kelas.
Menurut, (Mutiani et,al,2020) lesson study merupakan kegiatan yang
memungkinkan suatu re-desain yang dilakukan secara bersama. hal ini
dikarenakan adanya hubungan saling belajar, membuat desain
pembelajaran, observasi, dan juga refleksi.
Selain itu, menurut (Widhiartha dan Arshinta, 2008) mengemukakan
bahwa lesson study pada sistem pendidikan di Jepang bertujuan utama
menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih baik yang dikembagkan
secara sistematis.
Dari beberapa pernyataan yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan
bahwa lesson study bertujuan untuk meningkatkan kinerja para guru yang
dilakukan secara kolaboratif oleh sekelompok guru yang bertujuan untuk
meningkatkan kinerja guru yang lebih baik lagi. Lesson study sendiri
bukan merupakan metode pembelajaran ataupun strategi pembelajaran,
akan tetapi berkat terlaksanakannya lesson study dapat mengetahui situasi,
kondisi serta permasalahan yang di miliki oleh para guru, sehingga dapat
menentukan suatu metode ataupun strategi pembelajaran yang tepat.

2.2 Silsilah lesson study

Keberadaan Lesson study pertama kali dikenal di Jepang. Sekitar awal


tahun 1990 lesson study diterapkan dan juga berkembang pesat. Di Jepang,
lesson study dikenal dengan sebutan "Jugyokenkyu", yang terdiri dari dua
kata. Pertama, jugyo, artinya lesson (pembelajaran). Kedua, “kenkyu”,
artinya kajian/riset (penelitian/evaluasi). Kata Lesson Study memiliki arti
pengkajian terhadap pembelajaran. Kajian yang mengutamakan kolaborasi
sesama guru yang mengundang pakar/praktisi pendidikan dari berbagai
negara untuk membentuk Learning Community (LC). Negara yang telah
menerapkan lesson study dalam wadah LC, diantaranya. USA, Australia,
Singapore, Vietnam, China, Indonesia dan terus bertambah setiap
tahunnya.
Lesson study sangat populer di Jepang, baik secara mandiri atau dengan
dukungan pemerintah. Sekolah yang melaku kan lesson study dikenal
sebagai Konaikenshu sejak tahun 1960-an. Dalam hal ini, “konaikenshu”
terdiri dari dua kata, yaitu “konai” yang artinya di sekolah, dan “kenshu”
yang artinya training (pelatihan). Jadi "konaikenshu" berarti pendidikan
lanjutan khusus sekolah atau pendidikan lanjutan di sekolah atau tempat
kerja sendiri. Dapat disimpulkan bahwa “Konaikenshu” adalah kedudukan
sekolah sebagai pusat pelatihan guru/pendidik yang memberikan
pembelajaran kepada siswa melalui pengajaran di kelas. Guru dilatih untuk
merencanakan dan merancang pembelajaran agar siswa merasakan
pembelajaran yang maksimal. Efek dari "Konaikenshu" ini sangat
bermanfaat bagi sekolah, guru, dan siswa. Oleh karena itu, pada tahun
1970-an, pemerintah Jepang memberikan dukungan dana untuk
pelaksanaan "Konaikenshu" untuk menerapkan lesson study.
Penerapan lesson study di Jepang secara bertahap menyebar ke negara
lain. Awalnya disebarluaskan oleh Third International Mathematics and
Science Study (TIMSS) pada tahun 1995. Tujuan kegiatan yang dilakukan
adalah untuk membandingkan hasil belajar matematika dan sains di kelas
VIII atau 2 SMP yang melibatkan 41 negara peserta. 
Hasilnya, 20 dari 41 negara mengungguli Amerika Serikat dalam
matematika. Negara-negara dengan skor matematika rata-rata lebih tinggi
dari Amerika Serikat termasuk Singapura, Korea Selatan, Jepang, Kanada,
Prancis, Australia, Hungaria, dan Irlandia. Negara-negara yang rata-rata di
bawah AS termasuk Lituania, Siprus, Portugal, Iran, Kuwait, Kolombia,
dan Afrika Selatan. Kondisi tersebut mendorong Amerika Serikat untuk
melakukan studi banding belajar mengajar di Jepang. 
Sebagai negara pelopor dalam lesson study, Jepang memberikan pengaruh
besar terhadap profesionalisme guru. Hal tersebut membuat minat para
profesional pendidikan Amerika untuk mempelajari lesson study dari
Jepang. Mereka berdiskusi dengan para ahli, mengamati lesson study dan
menganalisis hasil pembelajaran. Transfer ilmu yang diterima dari Jepang
kemudian dilakukan di Amerika Serikat. Penerapan yang konsisten kini
telah membantu Amerika Serikat meningkatkan kualitas pendidikan
dengan meningkatkan profesionalisme guru. 
Pengembangan lesson study dilanjutkan di negara-negara Asia, khususnya
di Indonesia melalui Indonesian Mathematics and Science Teacher
Education Project (IMSTEP), dilaksanakan pada bulan Oktober 1998.
IMSTEP memilih 3 perguruan tinggi sebagai pilot project, yaitu IKIP
Bandung (Universitas Pendidikan Indonesia) , IKIP Yogyakarta
(Universitas Negeri Yogyakarta) dan IKIP Malang (Universitas Negeri
Malang). 

2.3 Hakikat lesson study

Para ahli pendidikan dunia merumuskan beberapa definisi untuk lesson


study. Salah satunya menjelaskan bahwa inkuiri instruksional adalah
siklus perbaikan instruksional di mana guru berkolaborasi untuk
merumuskan tujuan belajar siswa, merencanakan pelajaran, mengajar dan
mengamati pelajaran, merefleksikan bukti yang dikumpulkan, dan
pelajaran untuk memantau perbaikan dan mengajarkan kembali pelajaran
yang telah direvisi. Lewis menjelaskan bahwa lesson study melatih
profesionalisme guru dalam mengajar. Guru dilatih untuk berkolaborasi
dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil pembelajaran. Hasil
evaluasi dijadikan acuan untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya. Para
ahli lain mendefinisikan penelitian pendidikan sebagai suatu proses di
mana guru berpartisipasi secara kolaboratif dalam merencanakan,
mengamati, menganalisis, dan memperbaiki pembelajaran mereka. 
Para ahli menjelaskan bahwa lesson study bukanlah perangkat,
pendekatan, metode atau strategi pembelajaran, melainkan model
pengembangan profesi guru atau pendidik. Lesson study dengan demikian
diartikan sebagai alat atau perangkat untuk mengembangkan profesi
pendidik (guru) melalui pengkajian dan penilaian pembelajaran
berkelanjutan berdasarkan

prinsip kolegialitas (collegiality) dan mutual learning (pembelajaran


bersama) untuk membangun komunitas belajar. Komunitas yang dibentuk
dapat terdiri dari guru mata pelajaran tertentu, guru MGMP dan guru
bidang studi yang berbeda. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran, guru
model dapat menggunakan perangkat, pendekatan, metode atau strategi
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 

Lesson study sebagai pembinaan pendidik/guru dalam kegiatan


pengembangan memiliki empat tujuan utama. Pertama, belajar untuk lebih
memahami pola belajar siswa dan teknik guru dalam mengajar. Kedua,
untuk memperoleh hasil tertentu yang dapat digunakan oleh para guru di
luar peserta lesson study. Ketiga, meningkatkan pembelajaran secara
sistematis melalui penelitian kolaboratif. Keempat, pengembangan
pengetahuan pedagogik tersebut, dimana guru dapat menerima informasi
dari rekan-rekannya.” Tujuan ini dapat tercapai jika budaya diskusi
dikembangkan di antara para guru dalam komunitas lesson. Komunitas
berfungsi sebagai alat atau sarana untuk merencanakan, melaksanakan,
dan mengevaluasi pembelajaran. 

1. Ciri ciri lesson study


Guru yang tergabung dalam komunitas harus memahami karakteristik
lesson study. Beberapa ciri-ciri penting dan paling mencolok dari studi
kelas dijelaskan dalam uraian berikut. 
a. Tujuan Bersama untuk Jangka Panjang
Lesson study didahului oleh kesepakatan antara guru tentang
tujuan bersama yang ingin mereka tingkatkan dalam jangka
panjang. Bagaimana mengembangkan kemampuan akademik dan
individu, memenuhi kebutuhan belajar siswa, mengembangkan
kesenangan dalam belajar, meningkatkan keterampilan kerajinan
siswa dalam belajar, dll. 
b. Materi Pelajaran yang penting
Lesson study memfokuskan pada suatu materi atau topik yang
dianggap penting, yang menjadi titik lemah pembelajaran, dan
yang sangat sulit dipelajari oleh siswa. 
c. Studi tentang Siswa secara Cermat
Fokus yang paling penting dari lesson study adalah partisipasi
siswa dalam proses pembelajaran. Misalnya, apakah siswa tertarik
dan termotivasi dalam belajar, bekerja dalam kelompok kecil,
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan aktivitas, partisipasi dan kondisi setiap siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Dengan begitu, fokus perhatian
tidak lagi hanya tertuju pada cara guru mengajar, seperti dalam hal
supervisi kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah atau pengawas. 
d. Observasi Pembelajaran secara Langsung
Observasi langsung mungkin bisa dibilang merupakan inti dari
lesson study. Karena proses menilai perkembangan dan
pembelajaran siswa tidak cukup hanya dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (lesson plan) atau tayangan video, tetapi
kegiatan pembelajaran harus diamati secara langsung. Dengan
mengamati siswa secara langsung, informasi yang diperoleh dari
proses pembelajaran jauh lebih akurat dan tepat. Bahkan, detailnya
pun bisa dieksplorasi. Penggunaan video atau rekaman boleh
digunakan, namun hanya sebagai pelengkap, bukan sebagai
pengganti. 
2. Karakteristik Lesson Study
Lesson study juga memiliki karakter yang mampu memberikan
pelayanan pembelajaran secara menyeluruh. Berikut adalah karakter
lesson study berdasarkan hasil penelitian. 
a. Lesson study menjaga siswa sebagai pusat proses.
Lesson study memberikan kesempatan kepada guru untuk lebih
memahami tentang proses belajar.
b. Lesson study membantu guru melihat praktik kelas (belajar
mengajar) dalam bentuk konkret.
Menerapkan lesson study dapat membantu guru memahami ide-ide
mengajar dan mendapatkan gambaran yang jelas tentang perlunya
praktik kelas yang baik. 
c. Lesson study adalah bentuk penelitian.
Lesson study dapat memberikan kesempatan kepada guru untuk
membuat praktik penelitian. Artinya guru bertindak sebagai
peneliti. Merek dapat menguji hipotesis di dalam kelas,
mengumpulkan data siswa, dan melakukan refleksi atau analisis.

d. Lesson study dapat memberikan suatu bentuk pengembangan


profesional sistemik dan berkelanjutan.
Lesson study diterapkan oleh guru agar mereka dapat
mengembangkan keterampilan profesional mereka. Selain itu,
kerjasama guru menciptakan pemahaman tentang pelajaran,
kurikulum, tujuan pendidikan, dll. Hal ini menciptakan suasana
belajar yang konsisten bagi siswa.

e. Lesson study bukan hanya tentang pengajaran.


Penerapan lesson studymemberikan kesempatan kepada guru untuk
turut serta berpikir secara mendalam tentang pengajaran,
pembelajaran, kurikulum, pendidikan, dll.
3. Kemudahan dalam Lesson Study
Lesson study yang dilakukan oleh guru dan tim memberikan beberapa
kemudahan. Diantara kemudahan yang menonjol dari lesson study
antara lain sebagai berikut.
a. Collaborative opportunities to share knowledge and skills with
colleagues

Guru yang bekerja sama dapat menyampaikan pengetahuan dan


keterampilan kepada rekan-rekan mereka. Kemampuan seorang guru
dapat diukur dengan memberikan ide-ide atau gagasan yang berkaitan
dengan rancangan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.

b. Sharing of risk in innovating about teaching and more


willingness to learn from errors

Pernyataan ini tidak mengesampingkan atau menyalahkan guru dalam


mengajar. Bahkan, lesson study memberikan kesadaran kepada guru
bahwa mereka dapat dengan jujur menyampaikan kesulitan atau
hambatan inovasi pembelajaran yang diterapkan. Kesulitan-kesulitan
tersebut dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan
pembelajaran selanjutnya.

c. Solidarity between teachers that affirms capabilities to


innovate about lesson teaching

Solidaritas antar guru yang menerapkan lesson study saling


menguatkan dalam pengembangan keterampilan mengajar. Kontribusi
setiap guru memberikan khazanah pengetahuan sehingga dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran.

d. Dedicated time to reflect, plan and problem solve in a


supportive public setting
Keseriusan guru ditunjukkan dengan meluangkan waktu belajar
untuk mengevaluasi, e. Honest and constructive observations of
research lessons to each other. Lesson study membutuhkan peran
pengamat (observer) yang jujur dalam mengamati kegiatan belajar
siswa. Hasil pengamatan observer dianalisis bersama untuk
perbaikan pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
merencanakan dan memecahkan masalah siswa.
e. Honest and constructive observations of research lessons to
each other
Lesson study membutuhkan peran pengamat (observer) yang jujur
dalam mengamati kegiatan belajar siswa. Hasil pengamatan
observer dianalisis bersama untuk perbaikan pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
f. A micro-focus on the learning of 1-2 students to enable a
greater depth of analysis
Guru dapat mengamati dan membimbing setiap pembelajaran
siswa sehingga dapat menganalisis kemampuan siswa secara
mendalam. Bagi siswa yang merasa kesulitan atau yang tidak
mengerti, penjelasan diberikan dengan cara pendekatan terhadap
siswa kemudian menjelaskan materi yang dianggap sulit.
g. More awareness of their implicit teaching knowledge
(practitioner knowledge)
Guru lebih menyadari pengaturan dalam mengajar. Ketrampilan ini
menjadi tolak ukur untuk terus menerus belajar guna meningkatkan
kemampuan mengajar.
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Komponen yang terlibat dalam lesson study


Dalam menjalankan tahapan lesson study diperlukan tiga pihak, antara
lain :
1. Guru Model, yaitu guru yang mengimplementasikan dari solusi
permasalahan ataupun mencoba model pembelajaran yang
dianggap efisien
2. Pengamat, yaitu sebagai pengamat atau pemantau dari berjalannya
proses pembelajaran.
3. Peserta, yaitu sebagai obyek observasi pembelajaran yang ditinjau
dari responnya berdasarkan situasi pembelajaran yang diberikan
guru model.

3.2 Tahapan-tahapan lesson study


Tahapan Lesson Study (Sumar Hendayana, 2009)
a. Tahap Perencanaan (Plan)
Tahap ini bertujuan untuk merancang pembelajaran yang akan
disampaikan kepada peserata didik sehingga peserta didik dapat
menerima materi yang disampaikan, dan juga bagaimana supaya
peserta didik juga berpartisipasi aktif selama pembelajaran. Dalam
merancang perencanaan ini diperlukan dari analisis yang
perencanaan yang dihadapi dalam pembelajaran. Selanjutnya para
guru mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi dalam
pembelajaran dituangkan dalam pembelajaran berupa media
pembelajaran.
tahap perencanaan diawali dengan analisis permasalahan yang
dihadapi dalam suatu pembelajaran didalam kelas. Dapat berupa
materi bidang study ataupun bagaimana menjelaskan suatu
konsep , aspek aspek pedagogic tentang metode pembelajaran yang
tepat (efektif dan efisien) dan fasilitas pembelajaran
setelah itu guru mencari solusi / mensiasati mengenai
permasalahan yang dihadapinya. Solusinnya dapat berupa :
1. Lesson plan (rancangan pembelajaran)
2. Teacing material ( materi pembelajaran dan lembar kerja siswa)
3. Metode evaluasi

b. Tahap Pelaksanaan (Do)


Tahap pelaksanaan bertujuan untuk menerapkan rancangan
pembelajaran yang telah dirumuskan bersama didalam kelas nyata.
Selanjutnya, untuk menerapkan rancangan pembelajaran yang telah
ditentukan dalam tahap perencanaan. Dalam tahap pelaksanaan ini
harus ditentukan siapa guru yang akan mengimplementasikan
rancangan pembelajaran tersebut. Tahap ini bertujuan untuk
menguji coba efektivitas dari model pembelajaran tersebut.
Sementara itu diperlukan beberapa guru yang mumpuni dalam
mengamati pembelajaran berlangsung, yang mana diharapkan
sebagai hasil observasi pembelajaran dengan cara mengumpulkan
informasi-informasi yang relevan.
Dalam tahapan ini dapat diaplikasikan dengan cara:
1. Salah satu seorang pendidik bertindak sebagai guru
2. Sementara pendidik ataupun guru yang lain bertindak sebagai
pengamat (observer) pembelajaran
c. Tahap Refleksi (See)
Setelah mengumpulkan informasi-informasi dari hasil observasi
dikelas, maka diperlukan diskusi secara keseluruhan guru untuk
menentukan jalannya pembelajaran yang akan diterapkan. Diskusi
harus dipandu oleh kepala sekolah atau guru yang ditunjuk.
Diskusi dimulai dengan menyampaikan kesan-kesan atas proses
pembelajaran yang dilakukan. Kemudian para pengamat
menyampaikan tanggapan atau saran yang bijak atau tidak
berdasarkan opininya sendiri melainkan sesuai dengan informasi
yang diperoleh saat tahap pelaksanaan berlangsung
Pengaplikasiannya dapat dilakukan dengan cara :
1. Para guru pengamat diminta untuk menyampaikan komentar
(lesson learnt) tentang pembelajaran yang telah dilakukan
(bersangkutan dengan aktivitas peserta didik)
2. Kritik dan saran yang disampaikan oleh pengamat harus
disampaikan secara bijak dan konstrukif
3. Untuk para guru pengajar diharapkan dapat menerima masukan
dari para guru pengamat untuk memperbaiki pembelajaran
berikutnnya
4. Dari semua tahapan tahapan inilah nantinnya akan menciptakan
suatu model pembelajaran baru yang lebih baik dan efektif.

3.1 Penerapan lesson study dalam pembelajaran


Penerapan lesson study dalam pembelajaran mengarah pada
pengaplikasian tahapan-tahapan yang ada pada metode lesson study
kedalam pembelajaran dikelas secara langsung. Tahapan penerapannya
dapat dilakukan dalam beberapa tahapan yang runtun yang sudah
dipersiapkan oleh guru-guru yang akan menerapkan lesson study.
Adapun tahapan-tahapan dalam melaksanakan penelitian penggunaan
metode lesson study, antara lain:
1. Langkah pertama, Pemilihan sma ataupun madrasah yang akan kita
teliti untuk menerapan lesson study
2. Secara periodik guru-guru disekolah tersebut telah melakukan
open kelas lesson study, (sudah memahami konsep lesson study)
3. Melakukan perencanaan plan, do, see
4. Mengumpilkan data yang diperoleh dengan cara observasi dan
dokumentasi yang diamati adalah kegiatan pada tahap plan, do, dan
see.
5. Data yang akan dianalisis adalah data cara merencanakan dan
mengajar guru, cara guru melakukan obervasi dan refleksi,
aktivitas siswa, dan data hasil belajar siswa. Analisis data
dilakukan dengan cara menentukan persentase taraf keberhasilan
6.

BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai