Anda di halaman 1dari 20

Didaktis, Vol. 15, No.

2, Hal 1 - 102, Juni 2015, ISSN 1412-5889

PENINGKATAN BUDAYA KOLABORASI DAN KOLEGIALITAS


MELALUI LESSON STUDY

Gunawan, Yuni Gayatri,Dwijani Ratnadewi, Yarno, Chusnal Ainy(*)


email: yunigayatri2@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan peningkatan budaya kolaborasi dan


kolegialitas melalui Lesson Study (LS) di UMSurabaya. Subyek penelitiannya adalah para
dosen FKIP UMSurabaya dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Biologi, Pendidikan Matematika dan Pendidikan
Anak Usia Dini, Ketua masing-masing program studi dan Dekan FKIP UMSurabaya.Penelitia
n ini merupakan penelitian deskriptif, dan metode yang digunakan adalah metode survei.Data
dikumpulkan menggunakan lembar observasi, wawancara dan kuesioner.Analisis data
dilakukan secara kualitatif untuk memberikan gambaran pelaksanaan LS, dan statistik
deskriptif untuk analisis kuesioner.Hasil penelitian menunjukan bahwa budaya kolaborasi
dan kolegialitas nampak padakegiatanplan, do dansee (refleksi). Secara kolaborasi
merefleksikan efektivitas pembelajaran dan saling belajar antara anggota Kelompok Bidang
Keahlian (KBK). Dosen model lebih banyak berperan untuk melakukan refleksi diri dan
mendiskusikan usulan anggota KBK lainnya.Fokus pembicaraan lebih pada materi
pembelajaran, metode penyampaiannya.kondisi dan keterlibatan mahasiswa ketika belajar.
Semua anggota KBK memaparkan fakta, ide dan saran-saran secara solutif dan konstruktif
untuk pengembangan desain mengajar yang lebih baik. Program studi mendukung
keterlibatan semua dosen di kegiatan LS dengan cara membentuk tim KBK baru tiap semes-
ter dan mengundang semua dosen terkait untuk menjadi observer. Peran LS dalam pembinaan
dosen cukup berdampak signifikan terlebih dalam membina dosen baru, menumbuhkan
budaya kolaboratif sehingga dosen lebih memperhatikan kualitas perangkat
pembelajarannya.

Kata kunci: Kolaborasi, Kolegialitas, Lesson Study

PENDAHULUAN versitas Muhammadiyah Surabaya khususnya


Atmosfir akademik yang baik perlu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang
dikembangkan di Perguruan Tinggi untuk mendapat hibah Lesson Study (LS)selama
dapat meningkatkan kualitas perkuliahan dan tiga tahun berturut-turut (2012, 2013, 2014),
pengembangan keprofesionalan dosen. Uni- memiliki kesempatan untuk mengembangkan

24
profesionalitas para dosennya dalam rangka standar pendidikan ke realita dalam kelas,
meningkatkan kualitas pembelajaran dalam juga menggalakkan upaya perbaikan berdasar
perkuliahan. pada data empiris (Lewis, 2002), misalnya
Lesson Study(LS)seperti yang dike- data pembelajar tentang pemahaman, penge-
mukakan Susilo (2012) adalah suatu model tahuan, ketertarikan, kemauan belajar, ku-
pembinaan profesi pendidik melalui alitas, kesulitan belajar dimana data ini diambil
pengkajian pembelajaran secara kolaboratif sebelum, selama dan sesudah pembelajaran.
dan berkelanjutan berlandaskan prinsip- Para dosen FKIP UMSurabaya men-
prinsip kolegialitas yang saling membantu coba menerapkan prinsip-prinsip LS di an-
dalam belajaruntukmembangun komunitas taranya prinsip kolaborasi dan prinsip
belajar.Lesson Study (LS) yang dikembang- kolegialitas, melalui Lessson Study Cycle
kan di Jepang dengan istilah Jugyokenkyu (Daur Kaji pembelajaran) yang terdiri dari
(Yo­shida:1999) dalam Lewis (2002) kegiatan Plan, Do, dan See.Prinsip kolegi-
dianggap berhasil meningkatkan prestasi alitas dan mutual learning (saling belajar)
siswa Jepang, bahkan hingga saat ini tradisi diterapkan dalam berkolaborasi ketika me-
open lesson masih dilanjutkan. Hal senada laksanakan Lessson Study Cycle. Kolaborasi
juga diungkapkan Stigler dan Hiebert (1999), ini diperlukan karena diharapkan akan lebih
bahwa LS merupakan sebuah kegiatan banyak masukan perbaikan yang secara tidak
peningkatkan kualitas pembelajaran lewat langsung akan dapat meningkatkan mutu pem-
pengembangan profesionalitas pengajar belajaran.Prinsip kolaborasi dan kolegialitas
secara kolaboratif berdasarkan praktik yang saling membantu dalam belajar
pembelajaran. Dengan demikian para pen- initentunya untuk membangun learning co-
didik secara bersama mempersiapkan munity(komunitas belajar). Membangun ko-
pembelajaran dengan mempelajari kurikulum, munitas belajar adalah membangun budaya,
merumuskan tujuan pengajaran dan seperti yang dikemukakan Susilo (2012),
pengembangan kecakapan hidup siswa/ membangun budaya yang memfasilitasi ang-
mahasiswa mereka, merancang, melaksana- gotanya untuk saling belajar, saling koreksi,
kan, mengamati, mengkaji, menyempurnakan saling menghargai, saling membantu, saling
dan merencanakan pembelajaran. Dalam hal menahan ego. Membangun budaya tidak se-
ini pendidik melalui LS melakukan pening- bentar, memerlukan waktu lama. Berapa lama
katan kualitas pengajaran yang lebih luas, waktu yang diperlukan untuk membangun bu-
tidak hanya menterjemahkan tujuan dan daya komunitas belajar tidak ada batasnya.

25
Didaktis, Vol. 15, No. 2, Hal 1 - 102, Juni 2015, ISSN 1412-5889

Dari latar belakang tersebut permasalah- dalam rangka meningkatkan hasil pembe-
annya adalah:”Bagaimana peningkatan lajaran. Proses sistematik yang dimaksud ada-
budaya kolaborasi dan kolegialitas melalui lah kerja guru-guru secara kolaboratif untuk
Lesson Study di UMSurabaya?Penelitian ini mengembangkan rencana dan perangkat
bertujuan untuk memaparkan pelaksanaan pembelajaran, melakukan observasi, refleksi
dan tanggapan Lesson Study dalam rangka dan revisi rencana pembelajaran secara ber-
peningkatan budaya kolaborasi dan kole- siklus dan terus menerus. Menurut Lewis
gialitas di UMSurabaya”. (2002) ide yang terkandung di dalam Lesson
Study sebenarnya singkat dan sederhana, yak-
TINJAUAN PUSTAKA ni jika seorang guru ingin meningkatkan pem-
PembelajaranLesson Study (LS) yang belajaran, salah satu cara yang paling jelas
dikembangkan di Jepang dengan istilah adalah melakukan kolaborasi dengan guru lain
Jugyokenkyu (Yo­shida:1999) dalam Lewis untuk merancang, mengamati dan melakukan
(2002) dianggap berhasil meningkatkan refleksi terhadap pembelajaran yang dila-
prestasi siswa Jepang, bahkan hingga saat ini kukan.
tradisi open lesson masih dilanjutkan. Stigler Dengan demikian para pendidik (dosen/
dan Hiebert (1999) menyatakan bahwa LS guru) secara bersama mempersiapkan pem-
adalah sebuah kegiatan peningkatkan kualitas belajaran dengan mempelajari kurikulum, me-
pembelajaran lewat pengembangan profesi- rumuskan tujuan pengajaran dan pengem-
onalitas pengajar secara kolaboratif berda- bangan kecakapan hidup siswa/mahasiswa
sarkan praktik pembelajaran. Pengertian yang mereka, merancang, melaksanakan, menga-
sama dikemukakan oleh Susilo (2012), bah- mati, mengkaji, menyempurnakan dan
wa Lesson Study adalah suatu model pem- merencanakan pem­belajaran.Dalam hal ini
binaan profesi pendidik melalui pengkajian pendidik melalui LS melakukan peningkatan
pembelajaran secara kolaboratif dan berke- kualitas pengajaran yang lebih luas, tidak
lanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kole- hanya menterjemahkan tujuan dan standar
gialitas yang saling membantu dalam belajar pendidikan ke realita dalam kelas, juga meng-
untuk membangun komunitas belajar. galakkan upaya perbaikan berdasar pada data
Garfield (2006) menambahkan bahwa empiris (Lewis, 2002), misalnya data pem-
Lesson Study merupakan suatu proses siste- belajar tentang pemahaman, pengetahuan,
matik yang digunakan oleh guru-guru Jepang ketertarikan, kemauan belajar, kualitas, ke-
untuk menguji keefektifan pengajarannya sulitan belajar di mana data ini diambil

26
sebelum, selama dan sesudah pembelajaran. pembelajaran. Objek kajian pembelajaran
Apabila kita cermati definisiLesson dapat meliputi: materi ajar, metoda/strategi/
Study,maka kita menemukan 7 kata kunci, pendekatan pembelajaran, LKM (Lembar
yaitu pembinaan profesi, pengkajian Kerja Mahasiswa), media pembelajaran, set-
pembelajaran, kolaboratif, berkelanjutan, ting kelas, dan asesmen.
kolegialitas, mutual learning, dan komunitas Prinsip kolegialitas dan mutual learning
belajar. Lesson Study bertujuan untuk (saling belajar) diterapkan dalam
melakukan pembinaan profesi pendidik berkolaborasi ketika melaksanakan kegiatan
secara berkelanjutan agar terjadi peningkatan Lesson Study(Susilo, 2012). Dengan kata
profesionalitas pendidik terus menerus. lain, peserta kegiatan Lesson Studytidak
Bagaimana membinanya, yaitu melalui boleh merasa superior (merasa paling pintar)
pengkajian pembelajaran secara terus atau imferior (merasa rendah diri) tetapi
menerus dan berkolaborasi (Susilo, 2012). semua peserta kegiatan Lesson Study harus
Pengkajian pembelajaran harus dilakukan diniatkan untuk saling belajar. Peserta yang
secara berkala, misalnya seminggu sekali atau sudah paham atau memiliki ilmu lebih harus
dua minggu sekali karena membangun mau berbagi dengan peserta yang belum
komunitas belajar adalah membangun budaya paham, sebaliknya peserta yang belum paham
yang memfasilitasi anggotanya untuk saling harus mau bertanya kepada peserta yang
belajar, saling koreksi, saling menghargai, sudah paham. Narasumber dalam forum Les-
saling membantu, saling menahan ego. son Study harus bertindak sebagai fasilitator,
Membangun budaya t idak sebentar, bukan instruktur. Fasilitator harus dapat
memerlukan waktu lama. Berapa lama waktu memotivasi peserta untuk mengembangkan
yang diperlukan untuk membangun budaya potensi yang dimilikinya agar para peserta
komunitas belajar tidak ada batasnya. dapat maju bersama.
Berkenaan dengan pembelajaran, tidak ada Siklus pengkajian pembelajaran
pembelajaran yang sempurna, selalu ada dilaksanakan dalam tiga tahapan, seperti
celah untuk memperbaikinya, karena itu diperlihatkan dalam Gambar 1(Susilo,
pembelajaran harus dikaji secara terus 2012).Lesson Study dilaksanakan dalam tiga
menerus agar lebih baik dan lebih baik lagi. tahapan yaitu tahapan pertama adalah Plan
Pengkajian pembelajaran dimaksudkan untuk (merencanakan), tahapan kedua adalah Do
mencari solusi terhadap permasalahan (melaksanakan), dan tahapan ketiga adalah
pembelajaran agar terjadi peningkatan mutu See (merefleksi) yang berkelanjutan. Dengan

27
Didaktis, Vol. 15, No. 2, Hal 1 - 102, Juni 2015, ISSN 1412-5889

kata lain Lesson Study merupakan suatu cara


peningkatan mutu pendidikan yang tak pernah
berakhir (continous improvement).

DO: Seorang guru me-


PLAN: Secara kolaboratif
laksanakan pembela-jaran
guru merencanakan
yang berpusat siswa
pembelajaran berpusat
sementara guru lain
siswa ber-basis
mengobservasi kegiatan
permasalahan di kelas
belajar siswa

SEE
Secara kolaboratif guru
merefleksikan
keefektifan
pembelajaran dan saling
belajar dengan prinsip
kolegialitas
(Sumber: Susilo, 2012)

METODE PENELITIAN kuliah yang diteliti, Ketua masing-masing pro-


Penelitian ini menggunakan metode survei gram studi dan Dekan FKIP UMSurabaya.
dan untuk pengambilan data menggunakan Berdasarkan mata kuliah pada masing-masing
instrumen wawancara, kuesioner dan obser- program studi tersebut telah dibentuk masing-
vasi lapangan.Subjek penelitian ini ialah para masing satu Tim Kelompok Bidang Keahlian
dosen FKIP dari Program Studi Pendidikan (KBK) yang beranggotakan 3-6 dosen. Pe-
Bahasa Inggris, Pendidikan Bahasa dan Sas- nelitian dilaksanakan pada bulan September-
tra Indonesia, Pendidikan Biologi, Pendidikan November 2014. Teknik analisis data secara
Matematika dan Anak Usia Dini dari mata deskriptif kualitatif untuk memaparkan

28
temuan-temuan dalam pelaksanaan LS, tujuan pembelajaran dalam RPP, sudah men-
sedangkan hasil kuesioner dianalisis secara diskusikan media, materi pembelajaran dan
statistik deskriptif . pengelolaan waktu dalam proses pembela-
jaran dan instrumen evaluasi sehingga kolegi-
HASIL PENELITIAN DAN PEMBA- alitas tercipta dan agenda pertemuan selan-
HASAN jutnya pun sudah direncanakan.
A. TAHAP-TAHAP PELAKSANAAN
LESSON STUDY 2. Tahap Pelaksanaan (Do)
1. Tahap Perencanaan (Plan) Tahap Pelaksanaan ini diamati dengan
Tahap perencanaan ini diamati dengan menggunakan lembar monitoring pelaksanaan
menggunakan lembar moni­to­ring kegiatan Do yang dilakukan oleh 22 dosen observer
plan.Berdasarkan Rekapitulasi Hasil Moni- (dosen KBK dan timmonev). Berdasarkan
toring Tahap Perencanaan (Plan) (dikutip dari Rekapitulasi Hasil MonitoringTahap
Laporan Tim Monev-In, 2014) diperoleh Pelaksanaan (Plan) (dikutip dari Laporan Tim
hasil sebagai berikut: Monev-In, 2014)diperoleh hasil sebagai
Pengembangan rencana dan perangkat berikut:
pembelajaran telahdilaksanakan secara Semua observer menyatakan bahwa tim
kolaboratif, ini sesuai dengan prinsip bahwa KBK telah membuat perangkat pembelajaran
Lesson Study adalah suatu model pembinaan (RPP,LKM, hand out dan sarana pendu-
profesi pendidik melalui pengkajian pembe- kung) yang siap digunakan, dosen model ada-
lajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan lah mereka yang memang dipersiapkan
berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan sebelumnya dan mereka tampil secara man-
mutual learning untuk membangun learn- diri. Untuk aktivitas monitoring ini para ob-
ing comunity (Dikti 2009). Berdasarkan hasil server sendiri telah melakukan tugasnya yaitu
observasi terhadap pelaksanaan perencanaan melakukan pengamatan sudah sesuai tata ter-
pada kegiatan LS di UMSurabaya ini maka tib. Mereka melaksanakan dengan serius,
terdapat temuan-temuan penting antara lain tidak mengganggu jalannya perkuliahan, dan
bahwa semua tim KBK (100%) di FKIP tidak membantu mahasiswa dalam kegiatan
UMSurabaya dalam pertemuan perencanaan open lesson.
(Plan) sudah membicarakan tujuan pertemu-
an, mengenal pendidikan karakter, sudah me- 3. Tahap Refleksi (See)
nentukan dosen model, sudah mendiskusikan Pengamatan terhadap kegiatan Refleksi

29
Didaktis, Vol. 15, No. 2, Hal 1 - 102, Juni 2015, ISSN 1412-5889

(See)diperoleh dari Rekapitulasi Hasil Moni- secara berkala melalui empat siklus untuk
toring Refleksi(See)(dikutip dari Laporan membangun komunitas belajar. Komunitas
Monev-In, 2014) yang dilakukan oleh 9 belajar ini memfasilitasi anggotanya untuk
dosen dari tim monev dan diperoleh hasil saling belajar, saling koreksi, saling
sebagai berikut: menghargai, saling membantu dan saling
Dalam kegiatan refleksi ini terekam menahan ego.
aktivitas yang dipimpin oleh moderator yang
sudah memberikan kesempatan pertama B. TANGGAPAN-TANGGAPAN
kepada dosen model untuk refleksi Untuk memperoleh tanggapandari
diri.Sehubungan dengan peran observer pada dosen-dosen yang tergabung dalam KBK LS
kegiatan refleksi ini, nampaknya semua ob- tentang kondisi pembelajaran secara umum,
server berkesempatan memberikan komentar dilakukan wawancara terhadap mereka.
yang konkret dan spesifik berdasarkan apa Informasi yang diperoleh tentang pembela-
yang terjadi pada saat open lesson berlang- jaran secara umum ialah:
sung. Mereka memaparkan fakta, ide dan 1. Dosen
saran-saran secara solutif dan konstruktif Dalam hal perencanaan dan pelaksanaan
terutama tentang aktivitas belajar (100%), pengajaranterlihat bahwa para dosen ini telah
materi pembelajaran (88,89%) dan bukan mempersiapkan silabus dan bahan ajar
pada cara dosen mengajar (55,56%). Hanya sebelum melaksanakan perkuliahan, yaitu
beberapa (11,11%) observer yang menceri- dalam waktu satu minggu sampai satu bulan
takan pengalaman sendiri sejenis dan memberi sebelumnya. Fasilitas yang dimiliki untuk
komentar menurut pandangannya sendiri menunjang pelaksanaan perkuliahan ialah
(22,22%). LCD, laptop, software multimedia, tv, alat
Pada umumnya prinsip kolegialitas sudah peraga dan laboratorium, mereka meng-
terbangun dalam diskusi refleksi. Kegiatan gunakan fasilitas tersebut setiap kali memberi
refleksi sudah sesuai dengan yang direncana- kuliah dan hampir seluruh dosen menyatakan
kan, karena diskusi refleksi sama sekali tidak bahwa tidak ada kendala dalam pemanfaatan
didominasioleh seseorang atau beberapa or- fasilitas tersebut, kecuali kurangnya fasilitas
ang saja. Dosen model pada umumnya mene- internet dan koneksinya yang tidak baik.
rima saran dan masukan dari anggota tim Dalam hal persepsi dan kinerja,semua
KBK lainnya.Dari hasil observasi lapangan, dosen ini menyatakan bahwa mata kuliah yang
pengkajian pembelajaran ini telah dilakukan dibina masihperlu ditingkatkan strategi

30
belajarnya dan diperlukan inovasi untuk me- Dalam bekerja hampir semua dosen
ningkatkan minat dan hasil belajar mahasiswa. menyatakan bahwa mereka telah bekerja
Permasalahan yang sering timbul ialah secara optimal, walaupun sebagian kecil masih
mahasiswa sering datang terlambat, kurangnya mengatakan belum. Sementara ada keinginan
sumber belajar, kurang partisipasi aktif dari para dosen untuk saling berkolaborasi
mahasiswa motivasi kurang dan malas belajar. untuk mengoptimalkan kinerja karena kinerja
Problema ini diatasi dengan mengajar dengan dosen masih perlu ditingkatkan. Untuk
berbagai metode, pemberian quiz, serta mendukung optimasi kinerja ini diusulkan
pemberian reward.Untuk buku dan sumber adanya kegiatanpembaharuan bidang
belajar para dosen dan mahasiswa menggu- pengajaran dan penelitian untuk dosen. Su-
nakan buku tambahan baik hardcopy asana akademis di kampus dikatakan sebagai
maupun softcopy serta hand-out dan modul cukup kondusif walaupun koordinasi antar
pada saat kuliah. Untuk membantu mahasiswa dosen perlu ditingkatkan. Semua dosen yang
yang mengalami kesulitan belajar para dosen terlibat dalam LS beranggapan bahwa LS
menggunakan pembelajaran yang berpusat sangat memfasilitasi dosen untuk berkem-
pada siswa agar mereka lebih aktif belajar, bang. Para dosen ini menyarankan agar LS
memberi tugas-tugas tambahan, membuat dilanjutkan, diimplementasikan ke fakultas-
kelompok yang heterogen secara akademik, fakultas lain dan diharapkan adanya pe-
memfasilitasi belajar dengan hand-out/LKM ningkatan terhadap kedisiplinan pelaksanaan,
dan memberikan feedback atas pekerjaan persiapan, koordinasi dan peningkatan materi.
mahasiswa. Pada umumnya semua dosen
pernah melakukan inovasi pembelajaran a. Dosen Model
dengan tujuan melihat respon mahasiwa dan Tanggapan Dosen Model terhadap
untuk meningkatkan kualitas dan efektifitas pelaksanaan LS dimana mereka menjadi
perkuliahan, namun hanya sebagian yang modelnya diperoleh dari pengisian kuesioner
menyebutkan jenis inovasi mereka. Inovasi oleh 15 dosen model dari 5 prodi dalam ma-
sebaiknya dilakukan terhadap metode, pe- sing-masing 4 siklus.Dari tabel Rekapitulasi
rangkat pembelajaran, alat dan bahan labo- hasil kuesioner bagi dosen model (dikutip dari
ratorium. Inovasi sebaiknya diawali dengan laporan monev in, 2014) diperoleh hasil
pemetaan kemampuan dan kebutuhan maha- sebagai berikut. :
siswa, pengembangan aspek yang dibutuh- Pada Tahap Perencanaan (Plan), se-
kan, adanya evaluasi dan perbaikan. mua dosen model merasa bahwa melalui

31
Didaktis, Vol. 15, No. 2, Hal 1 - 102, Juni 2015, ISSN 1412-5889

kolaborasi dengan teman sejawat mereka kolegialitas dibangun oleh tim KBK. Seluruh
telah memperoleh masukan berharga dalam dosen model menyatakan bahwa saran/
diskusi penyusunan perangkat pembelajaran komentar yang disampaikan oleh observer
(RPP, LKM, Media, Lembar Observasi), dalam diskusi berdasarkan temuan nyata pada
juga dapat mengembangkan strategi aktivitas pembelajaran (do), mereka merasa
pembelajaran dan Lembar Kerja Mahasiswa telah memperoleh masukan berharga dari
(LKM) yang lebih menantang. Dengan observer saat diskusi refleksi dan akan
berkolaborasi dengan teman-teman dosen menerapkan hasil refleksi untuk perbaikan
lainnya mereka juga merasa dapat perkuliahan berikutnya. Mereka semua
mengembangkan bahan ajar (93,3%) dan bahkan menyatakan melaksanakan kegiatan
media Pembelajaran (86,7%) yang lebih Lesson Study sekaligus sebagai penelitian
menantang, termasuk mengembangkan tindakan dan akan tetap melaksanakan
Lembar Observasi kegiatan pembelajaran kegiatan Lesson Study pada masa yang akan
yang sesuai dengan fokus permasalahan datang. Walaupun ada (6,7%) yang merasa,
pembelajaran (86,7%). namun sebagian besar (93,3%) tidak merasa
Pada Tahap Pembelajaran berlangsung dihakimi ketika diskusi pada tahap refleksi ini.
(Do) sebagian besar dosen model ini tidak
merasa terganggu oleh kehadiran observer b. Dosen Observer
di kelas(86,7%).Dalam proses pembelajaran Tanggapan Dosen Observer terhadap
dengan prinsip-prinsip LS ini sebagian besar pelaksanaan LS diperoleh dari pengisian
dari mereka (93,3%) merasatelah dapat kuesioner oleh 36 dosen observer.Dari hasil
menfasilitasi mahasiswa berdiskusi, tidak pengumpulan data pada Rekapitulasi hasil
mendominasi perkuliahan melalui ceramah, Kuesioner untuk Dosen Observer(dikutip dari
mampu mengidentifikasi mahasiswa yang laporan Monev in, 2014) diperoleh hasil sbb.:
mengalami kesulitan belajar dan sekaligus Pada Tahap Perencanaan (Plan) tam-
dapat membantu mahasiswa tersebut. Mes- pak telah dilaksanakan sesuai dengan prinsip-
kipun ada sebagian dosen yang merasa belum prinsip kolaboratif dan mutual learning. Dari
dapat menyesuaikan rencana pembelajaran seluruh dosen observer sebagian besar (75%)
dengan kondisi nyata di kelas (73,3%), namun menyatakan kegiatan pembelajaran memfo-
hampir seluruhnya (93,3%) merasa bahwa kuskan pada permasalahan pembelajaran
target pembelajaran telah tercapai. yang dialami mahasiswa.Beberapa dosen
Pada Tahap Refleksi (See),prinsip observer(27,8%)menyatakan ragu-ragu telah

32
memberikan masukan dalam penyusunan dosen (80,6%) pengamatan lebih tertuju
perangkat pembelajaran (RPP, LKM, Me- kepada respon mahasiswa terhadap materi
dia), namun mereka cukup banyak perkuliahan yang disampaikan. Kerjasama
memberikan masukan dalam pengembangan antara dosen model dan dosen observer ini
bahan ajar agar lebih menantang (75%). Pada telah menunjukan prinsip kolaborasi yang
pengembangan strategi pembelajaran, se- baik.
bagian besar (86,1%) dosen observer me- PadaTahap Diskusi Refleksi Lesson
nyatakan telah memberi masukan terhadap Study (SEE), para dosen observer, dosen
pengembangan strategi pengajaran, dan model dan dosen lain berkolaborasi mencari
Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) agar sesuai solusi terhadap temuan-temuan saat open les-
dengan fokus permasalahannya(83.3%). son dan menggunakan hasil diskusi untuk
Dalam hal pengembangan Media Pembela- dasar pengembangan desain pembelajaran
jaran, para dosen ini merasa ragu-ragu telah pada siklus berikutnya. Para dosen observer
memberikan masukan untuk pengembangan ini menyatakan bahwa saran/komentar yang
media pembelajaran agar sesuai dengan disampaikan telah berdasar pada temuan
permasalahannya (27,8%) dan pengemba- selama kegiatan pembelajaran (91.7%).
ngan Lembar Observasi kegiatan pembe- Hampir seluruh (97%) dosenobserver me-
lajaran agar sesuai dengan fokus permasa- nyatakan tidak menghakimi dosen model saat
lahan pembelajaran (25%). diskusi refleksi dan mereka telah memberi
PadaTahap Implementasi Rencana masukan berharga untuk perbaikan perkuli-
Lesson Study (DO), dari hasil pengamatan ahan berikutnya (88,9%). Pada tahap ini
dan kuesioner nampak bahwa dosen observer dosen observer menyatakan memperoleh ins-
telah menerapkan prinsip tidak mengganggu pirasi untuk meningkatkan mutu perkuliahan
proses pembelajaran dengan menyatakan (97,2%) dan akan menerapkan hasil refleksi
bahwa mereka selama kegiatan open lesson pada perkuliahan (100%) serta akan tetap
merekatidak melakukan intervensi (88,9%), melaksanakan kegiatan LSpada masa yang
tidak keluar masuk ruangan (88,9%), dan akan datang (86,1%).
tidak berbicara dengan sesama observer
(69,4%). Selama open lesson mereka mem- d. Pimpinan
fokuskan pengamatan pada kegiatan belajar Tanggapan Pimpinan yaitu 5 orang Ketua
mahasiswa (97,2%). Pengamatan pada ke- Program Studi dan 1 orang Dekan FKIP ter-
giatan pembelajaran tidak terfokus pada hadap pelaksanaan LS di Prodi dan Fakultas

33
Didaktis, Vol. 15, No. 2, Hal 1 - 102, Juni 2015, ISSN 1412-5889

masing-masing diperoleh dari hasil wawancara menyarankan agar kegiatan LS lebih baik
dengan hasil, yaitu bahwa pimpinan FKIP dan dilaksanakan dengan menambah tim task
prodi terkait pada umumnya menyatakan force yang lebih banyak dan lebih
bahwa kinerja para dosen cukup baik, aktif, berkomitmen serta difasilitasi sarana
menunjukkan tren positif, serta selalu pendukung yang lebih memadai. LS
berkomunikasi.Beberapa upaya yang diharapkan dapat menjadi budaya kinerja
dilakukan pimpinan untuk meningkatkan baru dosendan disarankan dilaksanakan
kinerja dosen antara lain ialah dengan secara periodik.Secara umum para dosen
memberikan pembinaan secara intensif dan menyikapi positif kegiatan lesson study ini
berupaya menerapkan sistem reward and
punishment. Selain itu agar atmosfir akademis PENUTUP
terjaga dilakukan dengan selalu menjalin Dari temuan dan pembahasan yang telah
komunikasi intensif antar dosen. dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Dalam hubungan dengan LS semua Kegiatan plan, do dan see (refleksi)telah
dosen selalu diundang untuk mengikuti menunjukan prinsip kolegialitas dan
kegiatan setiap tahap LS selama 4 siklus, kolaboratif. Secara kolaborasi merefleksikan
keterlibatan mereka cukup baik karena efektivitas pembelajaran dan saling belajar
hampir semua dosen sudah terlibat dalam LS antara anggota KBK. Dalam kegiatan refleksi
selama kurun waktu 3 tahun dengan intensitas dosen model lebih banyak berperan untuk
yang berbeda. Sehubungan dengan melakukan refleksi diri dan mendiskusikan
implementasi LS di prodi masing-masing, Pro- usulan anggota KBK lainnya.Fokus
gram studi mendukung keterlibatan semua pembicaraan lebih pada materi pembelajaran,
dosen di kegiatan LS dengan caramembentuk metode penyampaiannya.kondisi dan
tim KBK baru tiap semester dan mengundang keterlibatan mahasiswa ketika belajar. Semua
semua dosen terkait unt uk menjadi anggota KBK memaparkan fakta, ide dan
observer.Peran LS dalam pembinaan dosen saran-saran secara solutif dan konstruktif
cukup berdampak signifikan terlebih dalam untuk pengembangan desain mengajar yang
membina dosen baru, menumbuhkan budaya lebih baik.
kolaboratif sehingga dosen lebih Semua dosen beranggapan bahwa
memperhatikan kualitas perangkat LS sangat memfasilitasi dosen untuk
pembelajarannya.Para pimpinan ini berkembang. Para dosen ini menyarankan
agar LS dilanjutkan dan dapat

34
diimplementasikan ke fakultas-fakultas lain, REFERENSI
serta adanyapeningkatankedisiplinan, Lewis, Chaterine. 2004. Does Lesson
Study Have a Future in the United
pelaksanaan, persiapan, koordinasi dan
States? Best practice lessons and lesson
peningkatan materi.Pimpinan pada umumnya study. Journal of Social Science Educa-
menyatakan bahwa kinerja para dosen cukup tion 1-2004
baik. Upaya yang dilakukan pimpinan untuk
____________, 2009, Buku 4: Panduan
meningkatkan kinerja dosen antara lain ialah Monitoring dan Evaluasi Program LS
dengan memberikan pembinaan secara
Di LPTK, Direktorat ketenagaan
intensif dan berupaya menerapkan sistem re-
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
ward and punishment dan agar atmosfir Departemen Pendidikan Nasional.
akademis terjaga ialah dengan selalu menjalin
Stigler, J.W., & Hiebert, J. (1999).The Teach-
komunikasi intensif dengan dosen.
ing Gap.NY: Free Press
Dalam hubunggan LS, keterlibatan
dosen cukup baik, bahkan hampir semua Susilo, Herawati, 2012, Peningkatan Mutu
Perkuliahan Di Perguruan Tinggi
dosen sudah terlibat dalam LS dengan
Melalui Lesson Study, Makalahdisajikan
intensitas yang berbeda. Program studi dalam Lokakarya Lesson Study untuk
mendukung keterlibatan semua dosen di Dosen FKIP Universitas
kegiatan LS dengan cara membentuk tim Muhammaddiyah Surabaya, 9 Februari
2012
KBK baru tiap semester dan mengundang
semua dosen terkait untuk menjadi observer. Tim Monev-In UMSurabaya, 2014,
Laporan Implementasi Monitoring dan
Peran LS dalam pembinaan dosen cukup
EvaluasiProses Lesson Studi di FKIP
berdampak signifikan terlebih dalam membina Universitas Muhammadiyah Surabaya.
dosen baru, menumbuhkan budaya Unpublished paper.
kolaboratif sehingga dosen lebih
Tim Monev-In UMSurabaya.2011. Laporan
memperhatikan kualitas perangkat Implementasi Monitoring dan
pembelajarannya.Dengan demikian dampak EvaluasiProses Lesson Studi di FKIP
pelaksanaan LS dan pengintegrasiannya Universitas Muhammadiyah
Surabaya.Unpublished paper.
dalam situasi akademik sehari-hari dapat
mendorong kearah perbaikan kualitas
pembelajaran secara umum.

35
Didaktis, Vol. 15, No. 2, Hal 1 - 102, Juni 2015, ISSN 1412-5889

MENINGKATKANPROSESBELAJARMENGAJARYANGLEBIHBAIK
PADA MATA KULIAH LINGUISTIK UMUM MELALUI LESSON
STUDY

R. Panji Hermoyo, Sujinah, Maria Endang P, Asror.


e-mail: panji.pbsi@gmail.com
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah Surabaya

Abstrak

Lesson Studymerupakan bagian tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar di kelas
yang melibatkan beberapa dosen yang terdiri dari beberapa siklus. Melalui lesson study
diharapkan proses belajar mengajar di kelas menjadi lebih baik.Pada Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Uni-
versitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya), lesson study sudah diterapkan sejak
tahun 2012 hingga sekarang. Pada semester gasal tahun 2014, lesson study diterapkan
pada mata kuliah Linguistik Umum dengan mahasiswa yang masih di semester satu.
Diharapkan dalam lesson study pada semester gasal, mahasiswa yang masih baru dapat
mempelajari linguistik umum dengan baik sebagai dasar dari ilmu bahasa yang lainnya.
Metode yang digunakan dengan pengamatan langsung, instrumen pengumpulan data
meliputi (1) lembar pengamatan kegiatan dosen model, (2) lembar penilaian proses dan
hasil diskusi mahasiswa.Lesson Study semester gasal tahun 2014 dilakukan empat siklus,
setiap siklus dosen model yang berbeda dan selalu dihadiri oleh beberapa observer juga
perwakilan dari tim monitoring evaluasi internal. Peningkatan proses belajar mengajar
pada mata kuliah linguistik umum mulai terlihat pada siklus dua; pada siklus satu,
mahasiswa terlihat belum maksimal dalam belajar; siklus dua, mahasiswa mulai terlihat
aktif dalam belajar; pada siklus tiga, mahasiswa semakin aktif dan kreatif dalam mengerjakan
tugas; dan pada siklus empat, mahasiswa sangat aktif dan antusias dalam merespon tugas-
tugas yang diberikan dosen.Keaktifan mahasiswa dalam proses belajar semakin baik, terlihat
dengan kreativitas dan beragam kalimat jawaban yang disampaikan oleh mahasiswa.

Kata kunci: lesson study, linguistik, belajar

PENDAHULUAN beberapa perguruan tinggi mulai

Lesson Study sebenarnya dikembangkan menerapkannya. Pada semester gasal tahun

untuk pendidikan dasar, namun karena penting 2014, Program Studi Pendidikan Bahasa dan

dalam proses belajar mengajar sehingga Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan

36
Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah dipraktikkan. Meski pada awalnya, Lesson
Surabayalesson studyditerapkan pada Study dikembangkan pada pendidikan dasar,
mahasiswa semester satu dengan mata kuliah namun saat ini ada kecenderungan untuk
linguistik umum yang diharapkan dapat diterapkan pula pada pendidikan menengah
meningkatkan proses belajar mengajar pada dan bahkan pendidikan tinggi.
mahasiswa baru, karena mata kuliah lingustik Lesson Study bukanlah suatu strategi
umum merupakan dasar berbagai cabang ilmu atau metode dalam pembelajaran, tetapi
bahasa. Sehingga mata kuliah ini harus benar- merupakan salah satu upaya pembinaan untuk
benar dapat dikuasai oleh mahasiswa semes- meningkatkan proses pembelajaran yang
ter awal. Pada siklus satu, topik perkuliahan dilakukan oleh sekelompok guru secara
tentang fonologi, siklus dua tentang morfologi, kolaboratif dan berkesinambungan, dalam
pada siklus tiga topiknya tentang sintaksis, dan merencanakan,melaksanakan, mengobservasi
pada siklus empat tentang semantik. dan melaporkan hasil pembelajaran. Lesson
Konsep dan praktik Lesson Study Study bukan sebuah proyek sesaat, tetapi
pertama kali dikembangkan oleh para guru merupakan kegiatan terus menerus yang tiada
pendidikan dasar di Jepang, yang dalam henti dan merupakan sebuah upaya untuk
bahasa Jepang-nya disebut dengan istilah mengaplikasikan prinsip-prinsip dalam Total
kenkyuu jugyo. Adalah Makoto Yoshida, Quality Management, yakni memperbaiki
orang yang dianggap berjasa besar dalam proses dan hasil pembelajaran siswa secara
mengembangkan kenkyuu jugyo di Jepang. terus-menerus, berdasarkan data. Lesson
Keberhasilan Jepang dalam mengembangkan Study merupakan kegiatan yang dapat
Lesson Study tampaknya mulai diikuti pula mendorong terbentuknya sebuah komunitas
oleh beberapa negara lain, termasuk di belajar (learning society) yang secara
Amerika Serikat yang secara gigih konsisten dan sistematis melakukan perbaikan
dikembangkan dan dipopulerkan oleh diri, baik pada tataran individual maupun
Catherine Lewis yang telah melakukan manajerial. Slamet Mulyana (2007)
penelitian tentang Lesson Study di Jepang memberikan rumusan tentang Lesson Study
sejak tahun 1993. Sementara di Indonesia sebagai salah satu model pembinaan profesi
pun saat ini mulai gencar disosialisasikan untuk pendidik melalui pengkajian pembelajaran
dijadikan sebagai sebuah model dalam rangka secara kolaboratif dan berkelanjutan
meningkatkan proses pembelajaran siswa, berlandaskan pada prinsip-psrinsip
bahkan pada beberapa sekolah sudah mulai kolegalitas dan mutual learning untuk

37
Didaktis, Vol. 15, No. 2, Hal 1 - 102, Juni 2015, ISSN 1412-5889

membangun komunitas belajar. Sementara itu, kesepakatan dari para guru tentang tujuan
Catherine Lewis (2002) menyebutkan bahwa: bersama yang ingin ditingkatkan dalam kurun
“lesson study is a simple idea. If you waktu jangka panjang dengan cakupan tujuan
want to improve instruction, what could yang lebih luas, misalnya t entang:
be more obvious than collaborating with pengembangan kemampuan akademik siswa,
fellow teachers to plan, observe, and re- pengembangan kemampuan individual siswa,
flect on lessons? While it may be a simple pemenuhan kebutuhan belajar siswa,
idea, lesson study is a complex process, pengembangan pembelajaran yang
supported by collaborative goal setting, menyenangkan, mengembangkan kerajinan
careful data collection on student learn- siswa dalam belajar, dan sebagainya.
ing, and protocols that enable productive 2. Materi pelajaran yang penting. Les-
discussion of difficult issues”. son study memfokuskan pada materi atau
Bill Cerbin & Bryan Kopp bahan pelajaran yang dianggap penting dan
mengemukakan bahwa Lesson Study menjadi titik lemah dalam pembelajaran siswa
memiliki 4 (empat) tujuan utama, yaitu untuk serta sangat sulit untuk dipelajari siswa.
: (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik 3. Studi tentang siswa secara cermat.
tentang bagaimana siswa belajar dan guru Fokus yang paling utama dari Lesson Study
mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu adalah pengembangan dan pembelajaran yang
yang dapat dimanfaatkan oleh para guru dilakukan siswa, misalnya, apakah siswa
lainnya, di luar peserta Lesson Study; (3) menunjukkan minat dan motivasinya dalam
meningkatkan pembelajaran secara sistematis belajar, bagaimana siswa bekerja dalam
melalui inkuiri kolaboratif. (4) membangun kelompok kecil, bagaimana siswa melakukan
sebuah pengetahuan pedagogis, dimana tugas-tugas yang diberikan guru, serta hal-hal
seorang guru dapat menimba pengetahuan lainya yang berkaitan dengan aktivitas,
dari guru lainnya. partisipasi, serta kondisi dari setiap siswa
Dalam tulisannya yang lain, Catherine dalam mengikuti proses pembelajaran.
Lewis (2004) mengemukakan pula tentang Dengan demikian, pusat perhatian tidak lagi
ciri-ciri esensial dari Lesson Study, yang hanya tertuju pada bagaimana cara guru dalam
diperolehnya berdasarkan hasil observasi mengajar sebagaimana lazimnya dalam sebuah
terhadap beberapa sekolah di Jepang, yaitu: supervisi kelas yang dilaksanakan oleh kepala
1. Tujuan bersama untuk jangka sekolah atau pengawas sekolah.
panjang. Lesson study didahului adanya

38
Observasi langsung boleh dikatakan ini adalahDr. Sujinah, M.Pd., Dra. Maria
merupakan jantungnya Lesson Study. Untuk Endang Pudyastuti, M.Pd., R. Panji Hermoyo,
menilai kegiatan pengembangan dan S.Sos.M.Pd., Insani Wahyu Mubarok,
pembelajaran yang dilaksanakan siswa tidak S.Pd., M.Pd., dan dihadiri tim monev (Drs.
cukup dilakukan hanya dengan cara melihat Yarno, M.Pd.).
dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus kedua yang menjadi dosen model
(Lesson Plan) atau hanya melihat dari adalah Insani Wahyu Mubarok, S.Pd., M.Pd.
tayangan video, namun juga harus mengamati Observer di siklus kedua adalah Dra. Maria
proses pembelajaran secara langsung. Dengan Endang Pudyastuti, M.Pd., Ngatma’in, S.Pd.,
melakukan pengamatan langsung, data yang M.Pd., Pheny Cahya Kartika, S.Pd., M.Pd.,
diperoleh tentang proses pembelajaran akan dan R. Panji Hermoyo, S.Sos., M.Pd.Siklus
jauh lebih akurat dan utuh, bahkan sampai ketiga yang menjadi dosen model adalah Dra.
hal-hal yang detail sekali pun dapat digali. Maria Endang Pudyastuti, M.Pd. Observer
Penggunaan videotape atau rekaman bisa saja di siklus ini adalah R. Panji Hermoyo, S.Sos.,
digunakan hanya sebatas pelengkap, dan M.Pd., Ngatma’in, S.Pd., M.Pd., Insani
bukan sebagai pengganti. (akhmad sudrajat, Wahyu Mubarok, S.Pd., M.Pd., Drs. Asror
2008) dan tim monev (Drs. Yarno, M.Pd.).Siklus
keempat yang menjadi dosen model adalah
METODE Pheny Cahya Kartika, S.Pd., M.Pd. Ob-
1. Subjekpenelitian server di siklus ini adalah R. Panji Hermoyo,
Mahasiswa semester satu program studi S.Sos., M.Pd., Dra. Maria Endang
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, Pudyastuti, M.Pd., Insani Wahyu Mubarok,
fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Uni- S.Pd., M.Pd., Ngatma’in, S.Pd., M.Pd., dan
versitas Muhammadiyah Surabaya tahun Drs. Asror.
2014/2015 dengan mata kuliah linguistik 3. InstrumenPengumpulan Data
umum. Teknikpengumpulan dat a yang
2. Pelaksanaan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Lesson Study terdiri atas empat siklus. pengamatan dan tes Instrumen pengumpulan
Setiap siklus dilakukan plan, do, dansee. data meliputi (1) lembar pengamatan kegiatan
Dosen model berjumlah empat orang. Siklus dosen model, (2) lembar penilaian proses dan
pertama yang menjadi dosen model adalah hasil diskusi mahasiswa.
Ngatma’in, S.Pd,. M.Pd. Observer di siklus 4. Teknik Analisis Data

39
Didaktis, Vol. 15, No. 2, Hal 1 - 102, Juni 2015, ISSN 1412-5889

Dat a yang t erkumpul dianalisis bahasa saja (seperti bahasa Inggris atau
menggunakandeskriptifkualitatif. bahasa Indonesia), tetapi linguistik itu
menyangkut bahasa pada umumnya. Dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN memakai istilah dari de Saussure, dapat
1. PerangkatPembelajaran Mata dirumuskan bahwa ilmu linguistik tidak hanya
KuliahLinguistikUmum meneliti salah satu langue saja, tetapi juga
Silabus dibuat oleh dosen pengampu langage itu, yaitu bahasa pada umumnya.
mata kuliah lingusitik. Setelah kesepakatan (Verhaar : 2010 : 3-4)
siapa dosen modelnya, baru dosen model
yang akan melaksanakan lesson 2. PenerapanPlan, Do dan See dalam
studymembuat Satuan Ajar Perkuliahan Empat Siklus
(SAP) beserta materi dan lembar kerja a. Siklus I
mahasiswa. Materi juga disepakati dalam Topik Perkuliahan dalam siklus
rapat Tim KBK prodi pendidikan bahasa dan pertama yaitu fonologi, plan terlaksana 1
sastra Indonesia, yakni pada siklus I tentang Oktober 2014 dan do serta see dilaksanakan
fonologi, siklus II tentang morfologi, siklus III 29 Oktober 2014. Dalam plan, dosen model
tentang sintaksis dan siklus IV tentang mempresentasikan Silabus dan Satuan Acara
semantik. Masing-masing dosen model telah Perkuliahan (SAP). Dosen model diberi oleh
terjadwal dalam melaksanakan lesson study. saran observer agar dalam pembelajaran
Berikut deskripsi mata kuliah yang di les- menggunakan penilaian proses dan hasil dari
son study-kan pada semester gasal 2014 : diskusi kelompok. Kelompok harus
Nama Mata Kuliah: Linguistik Umum ditentukan terlebih dahulu karena jumlah
Kode Mata Kuliah :11110002 mahasiswa yang banyak. Setelah SAP
Semester/SKS : 1 (satu) / 3 terbentuk dengan sempurna dan dosen model
(tiga) siap melakanakan kegiatan do. Pada kegiatan
Linguistik berarti ilmu bahasa, kata do, tahap awal dosen model meminta
linguistik berasal dari kata latin lingua mahasiswa untuk melihat video terkait dengan
“bahasa”, dalam bahasa Indonesia linguistik materi yang diajarkan.
adalah nama bidang ilmu dan sifatnya adalah Selanjutnya dosen meminta mahasiswa
linguistis atau linguistik. Ilmu linguistik untuk memberikan pandangannaya tentang
sering disebut linguistik umum. Artinya ilmu pengertian fonologi, proses terjadinya bunyi
linguistik tidak hanya menyelidiki alah satu bahasa dan pengertian fonetik. Pada kegiatan

40
inti, mahasiswa dibagi menjadi enam 2014. Dalam pelaksanaan do, tahap awal
kelompok. Pada tahap ini dosen model berani mahasiswa diminta pandangannya terkait
merubah SAP, dalam SAP yang telah pengertian morfologi dan proses
disepakati sebelumnya, mahasiswa dibagi pembentukan morfem. Pada siklus kedua ini
menjadi lima kelompok. Karena berbagai dosen model juga berani mengubah SAP yang
pertimbangan akhirnya kelompok dibagi telah direvisi dalam plan, terkait dalam
menjadi enam. Pada tahap inti ini, mahasiswa pembentukan kelompok. Sama halnya dengan
berdiskusi dan mempresentasikan hasil siklus pertama. Pada siklus kedua, pada plan
diskusisnya. Mahasiswa menggunakan media disepakati akan dibentuk delapan kelompok
balon yang ditiup sehingga pengertian bunyi agar proses belajar dapat berlangsung dengan
mudah dipahami. Mahasiswa belum terlihat baik, namun ketika do berlangsung hanya
aktif dalam diskusi, mahasiswa belum dibentuk menjadi empat kelompok dan dalam
mengajukan pertanyaan kepada dosen model. SAP masih tercantum tiga kelompok.
Ada tiga kelompok yang tidak dapat Dosen model memakai media koran
belajar dengan baik, karena formasi tempat sebagai sarana dalam belajar morfologi dan
duduk sejajar. Mahasiswa dalam ternyata mahasiswa mulai terlihat aktif. Terlihat
mempresentasikan hasil diskusinya masih dari adanya pertanyaan yang muncul dan
membelakangi kelompok yang lain, sehingga mahasiswa tidak hanya presentasi tapi juga
terkesan diskusi belum berjalan dengan baik. menulis di papan tulis. Ternyata dengan
Secara umum proses pembelajaran sudah adanya media koran, mahasiswa paham
baik.Dalam tahap see atau refleksi, dosen tentang pengertian morfologi dan bisa
model diberi kesempatan unt uk memberi contoh dihadapan mahasiswa
menyampaikan kesan terkait dengan proses lainnya. Dalam refleksi, harapan dari observer
belajar yang telah dilaluinya. Selanjutnya ob- agar dalam pembentukan kelompok diskusi
server memberikan saran sesuai hasil temuan diperhatikan, karena dengan banyaknya
di kelas agar pembelajaran dapat berlangung mahasiswa dalam satu kelompok akan
dengan baik. menghambat proses diskusi.

b. Siklus II c. Siklus III


Topik pada siklus kedua yakni morfologi, Pada pelaksanaan siklus ketiga, tempat
plan terlaksana pada 7 November 2014 dan yang digunakan masih sama dengan siklus satu
do serta see dilaksanakan 12 November dan kedua yaknidi kelas 1-C gedung dakwah

41
Didaktis, Vol. 15, No. 2, Hal 1 - 102, Juni 2015, ISSN 1412-5889

Muhamadiyah. Dalam siklus ketiga ini hal baik terhadap mahasiswa, pertanyaan dosen
yang sama juga terjadi, dosen model berani mampu dijawab oleh mahasiswa begitu pula
mengubah jumlah kelompok diskusi yang sebaliknya. Kegiatan pada siklus IV sudah
telah disepakati yakni sepuluh kelompok, berjalan dengan baik daripada siklus
namun kenyataan menjadi sebelas kelompok. sebelumnya.
Ket ika dalam refleksi, dosen model
memberikan keterangan bahwa jumlah KESIMPULAN
kelompok berubah karena berubahnya materi Lesson Study (LS) pada semester gasal
yang disampaikan juga bertambah. Dengan 2014 dengan mata kuliah linguistik umum
posisi kursi yang sudah diatur, pelaksanaan mampu memberikan perbaikan dalam proses
diskusi dapat berjalan dengan baik. Dalam belajar mengajar di prodi pendidikan bahasa
catatan observer, alokasi waktu perlu dan sastra Indonesia, FKIP UMSurabaya.
diperhatikan agar sesuai dengan SAP dan Terlebih subjek pada LS ini adalah mahasiswa
tidak mengganggu jadwal dosen lain. yang masih baru (semester satu) dengan
Mahasiswa aktif dan antusias dalam jumlah yang relatif banyak yakni 36
berdiskusi dan dalam presentasi sudah ada mahasiswa. Dalam jumlah mahasiswa yang
tanya jawab yang baik. Ketika mahasiswa banyak, dosen harus mampu berkomunikasi,
ada yang belum paham dan bertanya, dosen kreatif dan memiliki semangat yang tinggi agar
menjawab pertanyaan tersebut dengan baik. dalam proses belajar mengajar dapat berjalan
sesuai yang diharapkan. Suara yang lantang
d. Siklus IV dan ide kreatif perlu dimiliki oleh dosen yang
Pada siklus IV topik perkuliahannya mengajar dalam kelas yang banyak jumlahnya.
adalah semantik, do dilaksanakan pada 26 Terlebih tempat pelaksanaan LS pada semes-
November 2014 dengan dosen model Pheni ter gasal ini tidak ada pengeras suara untuk
Cahya Kartika, S.Pd., M.Pd. Pelaksanaan membantu dosen dalam berkomunikasi dan
do siklus IV dengan membentuk delapan ruangan yang tidak begitu besar. Sehingga
kelompok mahasiswa, setiap kelompok diberi butuh inovasi agar kuliah dapat berjalan
lembar kerja mahasiswa yang telah dengan baik.
dipersiapkan oleh dosen model. Dengan jumlah mahasiswa yang
Mahasiswa sangat aktif dan antusias banyak, masih sering dijumpai mahasiswa
dalam merespon tugas-tugas yang diberikan yang sibuk dengan HP, ngobrol dengan teman
dosen. Dosen mampu berkomunikasi dengan bahkan ada yang memotong kuku. Dosen

42
dengan segala keterbatasannya harus mampu Lewis, Catherine (2004) Does Lesson Study
Have a Future in the United States?.
bertindak dan berusaha agar hal tersebut tidak
Online: http://www.sowi-online.de/journal/
terjadi selama proses belajar mengajar. Dalam 2004-1/lesson_lewis.htm
lesson study kolaborasi dan kolegialitas
Mulyana, Slamet. 2007. Lesson Study
sesama dosen menjadi media yang dapat
(Makalah). Kuningan: LPMP-Jawa Barat
meningkatkan proses belajar mengajar dan
terbentuknya kualitas pembelajaran yang Sudrajat, akhmad, 2008, lesson study untuk
meningkatkan proses dan hasil
baik. Dengan lesson study dosen akan tahu
pembelajaran.
kekurangan dan kelebihannya dalam proses
belakar mengajar. https://ideguru.wordpress.com/2010/04/09/
lesson-study-untuk-meningkatkan-

DAFTAR PUSTAKA proses-dan-hasil-pembelajaran/


diunduh 3 Desemebr 2014 pukul 10.00
Cerbin, Bill & Kopp, Bryan. A Brief Intro- WIB.
duction to College Lesson Study. Les-
son Study Project. online: http :// Verhaar, J.W.M. 2010. Asas-Asas Linguistik
www.uwlax.edu/sotl/lsp/index2.htm Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada Uni-
versity Press.
Lesson Study Research Group online: http:/
/ w w w. t c . e d u / l e s s o n s t u d y /
whatislessonstudy.html

43

Anda mungkin juga menyukai