Anda di halaman 1dari 34

IMPLEMNTASI PENDEKATAN

KOOPERATIF LEARNING TIPE STAD


UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN
HASIL BELAJAR SISIWA KELAS III DALAM
MATAPELAJARAN SENI BUDAYA DAN
PRAKARYA (SBDP) DI SDN
KARANGAMPEL KIDUL IV
Di Susun Oleh:
SILFI INDRIYANI
180641105
LATAR BELAKANG
Di zaman globalisasi seperti sekarang ini guru sebagai pendidik haruslah
mempunyai strategi yang lebih unggul dibandingkan dengan yang lain.
Apabila peran guru minim kekreatifan maka akan tertinggal jauh terutama
dibidang informasi. Oleh sebab itulah kita sebagai pendidik harus
mempunyai strategi agar lebih maju dibandingkan yang lainnya hal di
sesuaikan dengan tujuan pendidikan nasional yaitu untuk meningkatkan
kualitas manusia atau SDM Indonesia, yakni manusia yang bertakwa pada
Tuhan Yang Maha Esa, berbudipekerti, luhur, berkepribadian, mandiri,
maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, disiplin, bekerja keras,
profesional, bertanggung jawab, produktif, serta sehat jasmani dan rohani.
peningkatan kualitas belajar oleh guru dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran aktif dan efektif akan berpengaruh pada kualitas
pembelajaran, sehingga akan berdampak pada prestasi akademik siswa.
RUMUSAN MASALAH

Bagaimana hasil dari pendekatann kooperatif learning tipe


STAD (Student Team Achievement Division).?

Apakah dengan menggunakan pendekatan kooperatif


learning tipe STAD dapat meningkatkan motivasi siswa
dalam pembelajaran SBdP.?

Apakah dengan menggunakan pendekatan kooperatif learning


tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran SBdP.?
TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui bagaimana hasil dari pendekatann kooperatif


learning tipe STAD ( Student Team Achievement Division).

Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan pendekatan


kooperatif learning tipe STAD dapat meningkatkan motivasi
siswa dalam pembelajaran SBdP.

Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan pendekatan


kooperatif learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran SBdP.
LANDASAN TEORI
 Menurut Rusdiana, implementasi adalah tindakan yang dilakukan oleh individu
atau, kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan
yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan. Implementasi biasanya
dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap sempurna.
 Pendekatan kooperatif merupakan pendekatan yang mengutamakan
pembentukan kelompok yang bertujuan untuk menciptakan pendekatan
pembelajaran yang efektif dan untuk meningkatkan partisipasi siswa serta
memfasilitasi siswa dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk
berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa lainnya. 
 
Pendekatan kooperatif learning tipe STAD ( Student Team
Achievement Division).
Menurut Slavin pendekatan tipe ini merupakan pendekatan yang
mudah dengan menggunakan kelompok kecil dengan anggota
tiap kelompok berangotakan 4-5 orang siswa secara heterogen,
diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian
materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.
Pendekatan ini juga menambahkan bahwa dengan pendekatan
kooperatif tipe STAD membutuhkan persiapan yang matang
sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan antara lain
perangkat pembelajaran, membentuk kelompok kooperatif,
menentukan skor awal, pengaturan tempat duduk, kerja
kelompok.
Sintak (fase) dalam pendekatan kooperatif learning tipe STAD

Menyampaikan tujuan dan memotivasi

Menyajikan informasi

Mengoganisasikan sisiwa kedalam kelompok

Membimbing berjalanya kelompok

Evaluasi kelompok

Memberikan penghargaan.
KELEMAHAN KELEBIHAN

 pendekatan ini membutuhkan waktu  Setiap siswa memiliki


yang relatif lama, dengan kesempatan untuk
memperhatikan tiga langkah STAD memberikan kontribusi yang
yang menguras waktu seperti substansial kepada
penyajian materi dari guru, kerja kelompoknya, dan posisi
kelompok dan tes individual/kuis.
anggota kelompok adalah
 Penggunaan waktu yang lebih lama setara.
dapat sedikit diminimalisir dengan
menyediakan lembar kegiatan siswa
 Membantu siswa untuk
(LKS) sehingga siswa dapat bekerja memperoleh hubungan
secara efektif dan efisien. pertemanan lintas rasial yang
 Pendekatan ini memerlukan lebih banyak.
kemampuan khusus dari guru karena  Dalam pendekatan ini, siswa
sebagai fasilitator, mediator, motivator saling membelajarkan sesama
dan evaluator. Dengan asumsi tidak siswa lainnya atau
semua guru mampu menjadi pembelajaran oleh rekan
fasilitator, mediator, motivator dan sebaya yang lebih efektif dari
evaluator dengan baik.
pada pembelajaran oleh guru
motivasi belajar siswa menurut Sudjana (2012) dapat di
klasifikasikan sebagai berikut: perhatian siswa terhadap
pelajaran, semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas
belajarnya, tanggung jawab siswa dalam melakukan tugas-tugas
belajaranya, reaksi yang di tunjukan siswa terhadap stimulus
yang diberikan guru, rasa senang dan puas dalam mengerjakan
tugas yang diberikan, dan penguasaan siswa terhadap materi yang
diberikan. Fokus dalam penelitian ini menggunakan dua macam
motivasi yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Indikator yang
digunakan dalam penelitian ini adalah: penguasaan siswa
terhadap materi yang diberikan, kesiapan siswa untuk mengikuti
pelajaran di kelas, rasa suka atau ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh, keseriusan siswa dalam
melakukan aktivitas pelajaran di kelas, partisipasi siswa dalam
suatu aktivitas
 Belajar menurut Nana Sudjana adalah suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan
pada diri seseorang. Sedangkan menurut
Slamento Belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan  tingkah laku yang baru secara
keseluruhan  sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Mata pelajaran SBdP adalah salah satu mata pelajaran yang perlu diberikan di
sekolah dasar ialah Seni Budaya dan Prakarya. Dalam mata pelajaran SBdP
terdapat pembelajaran seni seperti Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari dan
Ketrampilan. Pembelajaran Seni Rupa di dalam mata pelajaran SBdP
termasuk dalam kelompok mata pelajaran estetika. Menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
cakupan kelompok mata pelajaran estetika yaitu Kelompok mata pelajaran
estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.
 Seni sebagai salah satu unsur budaya yang dalam kehidupan manusia
keberadaannya telah mengalami perkembangan beragam bentuk, kreasi,
fungsi dalam kurun waktu yang sangat panjang. Dimulai dari bentuk seni
yang sederhana di zaman prasejarah hingga mencapai bentuk yang lebih
kompleks di zaman modern sekarang ini
 Budaya dan Prakarya merupakan mata pelajaran yang memberikan
kesempatan pada siswa untuk terlibat dalam berbagai pengalaman
apresiasi maupun pengalaman dalam berkreasi untuk menghasilkan suatu
karya berupa benda nyata yang bermanfaat bagi kehidupannya. Dalam
mata pelajaran ini, siswa melakukan interaksi terhadap benda-benda karya
kerajinan dan teknologi yang ada di sekitar siswa
METODE PENELITIAN

Waktu Dan Tempat Penelitian


SDN Karagampel Kidul 4
Selasa, 15 maret 2022
kelasIII

Desain Penelitian
Peneliti menggunakan desain PTK, Desain model Kemmis & Mc
Taggart pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-
untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen
yang berupa untaian tersebut di pandang sebagai satu siklus.
 Perencanaan (planning)
Permohonan ijin ke Sekolah, untuk Pengamatan dan wawancara siswa tentang keadaan
kelas dan lingkungan sekitar, lalu menyimpulkan permasalahan yang ada di kelas, dan
menyusun kegiatan program kerja yang berkaitan dengan permasalahan yang ada,
hingga menyusun jadwal kegiatan program kerja yang telah disusun.
 Pelaksanaan (acting)
Mengimplementasikan program kerja sesuai jadwal yang sudah dibuat oleh pelaksana
PTK yang dimana setiap tindakan yang dilakukan berdasarkan pada perencanaan yang
telah disusun sesuaidengan perencanaan.
Observasi (observing)
Observasi pada tindakan ini berfungsi untuk mendokumentasikan hal-hal yang terjadi
selama tindakan penelitian.
 Refleksi (reflecting)
Refleksi ini untuk mengingat dan merenungkan kembali sutau tindakan yang telah
dilakukan sesuai dengan hasil observasi.
 Evaluasi
Melakukan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan, dan memperbaiki pelaksanaan
kegiatan sesuai hasil evaluasi kegiatan berikutnya.
INSTRUMEN PENELITIAN
 LEMBAR TES  LEMBAR OBSERVASI
Tes hasil belajar digunakan untuk Observasi yang di lakukan peneliti
mengetahui peningkatan adalah untuk mengamati seluruh
kemampuan siswa setelah kegiatan yang berlangsung yaitu
diadakan pembelajaran SBdP pengamatan terhadap aktivitas siswa
dengan menggunakan yang di amati atau di nilai oleh
peneliti sedangkan aktivitas peneliti
Pendekatan kooperatife learning
yang di nilai oleh guru. Tujuanya
tipe STAD. Hasil tes yang
adalah untuk memperoleh data dari
diperoleh juga digunakan untuk implemntasi pendekatan
mengetahui kemampuan siswa pembelajaran cooperatife learning
sehingga peneliti dapat tipe STAD
merencanakan tindakan yang
akan diambil dalam memperbaiki
proses pembeajaran.
TEHNIK PENGUMPULAN
DATA
 Teknik pengumpulan data atau perolehan data yang
digunakan penulis dalam penelitian ini adalah observasi
nonparstisipan yaitu pengamatan yang dilakukan dimana
pengamatan berada diluar subjek yang diteliti dan tidak ikut
dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Dalam
penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru dan siswa .
Penulis sebagai peneliti sedangkan siswa sebagai pelaksana
pembelajaran. Semua tindakan didiskusikan oleh peneliti.
 Peneliti menggunkan pendekatan Kooperatif Learning Tipe
STAD yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerja
kelompok anatar sisiwa dengam mengunakan instrumen
penelitian
Tehnik Analisis Data
 Peneliti mendeskripsikan dan menganalisisnya, teknik ini
peneliti menggunakan menganalisis pembelajaran memahami
materi dekoratif dalam pembelajaran SBDP, analisis data
dilakukan selesai tindakan penelitian, peneliti merefleksikan
apakah tindakan yang dilakukan sesuai rencana atau belum,
untuk menyiapkan rancangan berikutnya.
 Membahas data hasil penelitian yang diperoleh dari kegiatan
awal sampai akhir, pembahasan ini dimaksudkan untuk
memperoleh gambaran dan generalisasi dalam mengunakan
pendekatan kooperatif learning tipe STAD di kelas III
dalam pembelsjaran SBdP di SDN Karangampel Kidul IV.
Hasil Penelitian

Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas III


SD Negeri Karangampel Kidul IV yang berjumlah
1 kelas. Sampel pada penelitian ini diambil 29
siswa 14 di antaranya laki-laki dan 15 siswi
perempuan.
Presntase setiap siklus

90
89
80

66 72
70

60

50

40

30

20

10

0
pra siklus
siklus I
siklus II

21
29

* 100%
21 Pada pra Siklus
*100%
 72.29
41%
Pada prasiklus hanya 66,89%, sedangkan siklus I hasil belajar
 72.41%

siswa yang tuntas mencapai 72, 41%, sedangkan pada siklus II


meningkat hingga 89,65% Dalam lembar observasi aktivitas
belajar siswa juga dapat meningkat sehingga peneliti dapat
mengetahui hasil dari pendekatan kooperatife learning ini dapat
memeotivasi sisiwa. Dari siklus 1 hanya 21 siswa yang
menyukai dalam kegiatan eskplorasi sedangkan di siklus 2 ada
26 siswa yang menyukai kegiatan eksplorasi. Sedangkan di lihat
dari kegiatan kolaboratif di siklus 1 terdapat beberapa siswa
yaitu hanya 13, sedangkan di siklus 2 meningkat menjadi 19
siswa. Jika di lihat dari kegiatan konfirmasi di siklus 1 yang
menyukai kegiatan ini hanya 16 siswa sedangkan di siklus 2
meningkat menjadi 29 siswa. Hal ini dapat meningkatakan
motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajara SBdP dari
setiap siklusnya meningkat hingga medekati sempurna.
Siklus 1
 Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang sesuai dengan rencana pelajaran (RPP).
 Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Dalam hal ini peneliti bertindak
sebagai guru. Untuk siklus 1 di laksanakan pada tanggal 25 mei 2022
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran
yang telah dipersiapkan
 Refleksi dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh
informasi dari hasil pengamatan yaitu guru kurang baik dalam
memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran.
dan Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung. 
 Revisi Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih
terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya refisi untuk dilakukan
pada siklus berikutnya. Memperbaiki segala kelemahan yang terjadi
pada siklus
Lembar Kerja Peserta Didik sebagai berikut

 Karya seni apa yang kalian buat dengan kelompok .?


 Dapat tema / gambar apa yang kelompok kalian
pilih.?
 Bahan apa saja yang di siapkan untuk membuat seni
karya dekoratif.?
 Kesulitan apa yang kalian alami dalam membuat
karya seni dekoratif.?
 Kemudahan apa yang kalian alami dalam membuat
karya seni dekoratif.?
Presentase hasil belajar siklus 1
No. Jumlah benar Frekuensi Persentase
1 Benar 5 12 39,02%
2 Benar 4 9 31,71%
3 Benar 3 4 14,63%
4 Benar 2 4 14,63%

Presentase hasil belajar =

21
* 100%
29
 72.41%
Siklus 2
 Tahap perencanaan peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran (RPP), tugas II dan alat-alat
pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar tes
pengelolaan belajar aktif dan lembar observasi guru dan siswa.
 Tahap kegiatan dan pelaksanaan untuk siklus II dilaksanakan pada
hari sabtu tanggal 04 bulan juni di Kelas III dengan jumlah siswa 29
siswa.
 Refleksi guru Memotivasi siswa. Dan Membimbing dan
mengevaluasi siswa dalam memproses kegiatan belajar kelompok.
Serta Memberikan apresiasi kepada kelompok
 revisi Pada siklus II guru telah menerapkan belajar aktif dengan baik
dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan
proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak
diperlukan refisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk
tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mepertahankan apa
yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar
mengajar
LKPD SIKLUS 2
1. Termasuk dalam jenis apakah suatu seni yang berkaitan dengan desain atau
dekorasi pada sebuah benda...
a. Seni dekoratif c. Seni kolase
b. Seni montase d. Seni mozaik
2. Gambar yang di gunakan untuk menghias biasanya gambar dekoratif yang
berasal dari objek, keuali...
a. Gambar hewan dan tumbuhan c. Gambar buah dan sayur
b. Gabar kendaraan dan rumah d. Gambar anime
3. Bahan apa saja yang di siapkan dalam membuat seni karya dekoratif...
a. Paku, kayu, dan palu c. Kertas, solatip, dan lem
b. Guntung dan kertas d. Kertas gambar, pewarna dan pensil
4. Salah satu karya seni dua dimensi adalah....
a,.Patung c. Wayang kulit
b. Gambar lukisan d. Boneka
5. Contoh gambar seni dekoratif dua dimensi adalah....
a. Kacamata c. Patung
b.Gelas d. Kain batik
6. Warna yang sering di pakai dalam membuat motif awan adalah....
a. Merah c. Kuning
b. Biru d. Hijau
7. Membuat pesawat terbang dari bahan kertas mengunakan tehnik...
a. Melukis c. Memotong
b. Menjait d. Melipat
8. Alat untuk menggambar pola di kertas mengunkanan....
a. Kapur c. Pengaris
b. Tinta d. Pensil
9. Kendaraan yang memiliki roda 4 yaitu..
a. Mobil c. Sepatu roda
b. Sepeda d. Motor
10. Perpaduan warna biru dengan kuning akan mengasilkan warna....
a. Oren c. Hijau
b. Coklat d. Pink
Presentase hasil belajar siklus 2
No Kategori Frekuensi Persentase
1 Benar 10 19 51,22%
2 Benar 8 7 39,02%
3 Benar 6 3 9,75%
4 Benar 4 0  

Presentase hasil belajar =

26
* 100%
29
 89,65%
 Eksplorasi
Dalam kegiatan Eksplorasi, Guru:
Guru memberikan pemanahaman atau informasi singkat tentang
seni dekoratif yang akan di sampaikan di kelas.
Guru memperkenalkan memberikan permainan kepada siswa
untuk membentuk sebuah kelompok.
Melalui proses pembelajaran kelompok (coperatife learning)
peserta didik diminta mengerjakan suatu projek tentang sebuah
seni dekoraif, yang di mana seni dekoratif ini di buat secara
berkrlompok dan memeperlukan kreatifitas, ide, pandangan dan
repon yang berbeda.
Selanjutnya, gurumengecek hasil kerja kelompok siswa tersebut
dan mengevaluasi kecil-kecilan sebelum di presntasikan. Guru
hendaknya memperhatikansetiap kelompok secara perlahan-lahan
dan peserta didik diminta untuk menyelsaikan projek yng di
berikan oleh guru harus bisa di tutaskan.
 Elaborasi
Dalam kegiatan Elaborasi, Guru membimbing:
Dalam satu kelmpok terdiri dari 5 orang yang, suatu
kelompoktersebut harus memiliki keunikan dan hasik yang
berbeda, karena setiap kemampuan pesertadidik, setiap
pemahaman peserta didikpun berbda, sehingga di
jadikanlah suatu kelompok agar mereka bisa saling berbgi
ilmu dan pengetahuna serta pemanhan yang lebih, biasanya
hai seperti ini dapat di ambil dari cerita dan pengelaman
peserta didik itu sendiri.
Setiap kelompok di berikan kebebasan untuk memilih
karya dekorati yang mereka buat, sehingga besar
kemungkinan hasil yang akan di presntasikan akan
berbeda.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Guru:
Guru memberikan kesempatan sisiwa untuk
mempresntasikan hasil yang sudah ekelompok
kerjakan.
Guru memberikan evaluasi, kritik dan saran
terhadap hasil karya yang di buat.
KESIMPULAN
 Kemampuan setiap siswa itu berbeda, terkdang ada
beberapa sisiwa yang memiliki imajinasi yang tinggi
dan ada juga sisiwa yang kurang berimajinasi, sama
hal nya dengan dilakukanya pendekatan kooperatif
learning tipe STAD untuk meningkatkan motivasi
dan hasil belajar sisiwa, di dalam pembelajaran
berkelompok peneliti melihat ada sisiwa yang masih
cangung dalam bersosialisasi, peneliti juga melihat
dan menilai dari keaktifan, dilihat dari keberanian,
dilihat dari kekratifan, dan dilihat dari imajinatif.
 Bahwa implemntasi pendekatan kooperatif learning tipe
STAD (Student Team Achievement Division) dalam
pembelajaran SBdP kelas III SDN Karangampel Kidul IV
mengalami peningkatan karena penerapan pendekatan
pembelajaran copperatife learning tipe STAD ini di kelas III
SDN Karangampel Kidul IV pada pelajaran SBdP dengan
materi tema 8 subtema 3. Dari 29 siswa hanya 26 siswa
yang mencapai nilai di atas nilai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) serta 3 siswa nilai yang dibawah KKM. Hal ini
menunjukan masih tingkat penguasaan siswa terhadap
materi pelajaran tersebut. Pembelajaran dengan cara belajar
aktif melalui pendektan kooperatif learning tipe STAD
memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar
siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar
siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (72, 41%), dan
siklus II (89,65%).
 Pendekatan kooperatif learning tipe STAD juga
dapat meningkatkan motivasi siswa dalam
pembelajaran SBdP, siswa kelas III di SDN
Karangampel Kidul IV mempunyai pengaruh
positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi
belajar yang ditunjukan dengan rata-rata
jawaban yang menyatakan bahwa siswa
termotivasi dengan pendekatan kooperatif
learning tipe STAD sehingga mereka menjadi
termotivasi untuk belajar.
 Pendekatan kooperatif learning tipe STAD juga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran SBdP sisiwa kelas III di SDN
Karangampel Kidul IV hal ini di sebabkan
adanya peningkatan yang berdampak positif
terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat
ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata
siswa pada setiap siklus yang ditandai dengan
peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam
setiap siklus, yaitu siklus I (70,41%), dan siklus
II (89,65%).

Anda mungkin juga menyukai